k P PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN

19

1.5. k

eterangan mengenaI w alI a manat Dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II Tahap II, PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. “BRI” bertindak sebagai Wali Amanat atau badan yang diberi kepercayaan untuk mewakili kepentingan para Pemegang Obligasi Berkelanjutan II Tahap II sebagaimana ditetapkan dalam UUPM. BRI sebagai Wali Amanat telah terdaftar di OJK dengan No. 08STTD-WAPM1996 tanggal 11 Juni 1996. Sehubungan dengan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II ini telah dibuat Perjanjian Perwaliamanatan antara Perseroan dengan BRI. BRI sebagai Wali Amanat dengan Surat Pernyataan No. B.308 – DISTRW032017 tanggal 29 Maret 2017 menyatakan bahwa sejak penandatanganan Perjanjian Perwaliamanatan sampai dengan berakhirnya tugas Wali Amanat : • tidak memiliki dan tidak akan memiliki hubungan Afiliasi dengan Perseroan; • tidak memiliki dan tidak akan memiliki hubungan kredit dengan Perseroan melebihi 25 dari jumlah obligasi yang diwaliamanati sesuai dengan Peraturan No. VI.C.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-309BL2008 tanggal 1 Agustus 2008 tentang Hubungan Kredit dan Penjaminan antara Wali Amanat dengan Emiten Perseroan “Peraturan No. VI.C.3”; • tidak merangkap dan tidak akan merangkap sebagai penanggung danatau pemberi agunan dan menjadi Wali Amanat dalam penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II sesuai Peraturan No. VI.C.3; • tidak menerima dan meminta dan tidak akan menerima dan meminta pelunasan terlebih dahulu atas kewajiban Perseroan kepada Wali Amanat selaku kreditur dalam hal Perseroan mengalami kesulitan keuangan berdasarkan pertimbangan Wali Amanat, sehingga tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada Pemegang Obligasi Berkelanjutan II Tahap II. BRI sebagai Wali Amanat telah melakukan penelaahanuji tuntas due diligence terhadap Perseroan, dengan Surat Pernyataan No. B.307 – DISTRW032017 tanggal 29 Maret 2017 sebagaimana diatur dalam Peraturan No. VI.C.4. Alamat Wali Amanat adalah sebagai berikut : PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Bagian Trust Corporate Services Divisi Investment Services Gedung BRI II, lantai 30 Jl. Jend. Sudirman Kav.44-46 Jakarta 10210

1.6. P

erPajakan Pajak atas penghasilan yang diperoleh dari kepemilikan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II yang diterima atau diperoleh Pemegang Obligasi Berkelanjutan II Tahap II diperhitungkan dan diperlakukan sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 tahun 2009 tanggal 9 Februari 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi, penghasilan yang diterima atau diperoleh bagi Wajib Pajak berupa bunga dan diskonto obligasi dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final: a. Atas bunga obligasi dengan kupon interest bearing debt securities sebesar: i 15 bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap “BUT”; dan ii 20 atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain BUT. Jumlah yang terkena pajak dihitung dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan holding period obligasi; 20 b. Atas diskonto obligasi dengan kupon sebesar: 15 bagi Wajib Pajak dalam negeri dan BUT; dan ii 20 atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain BUT. Jumlah yang terkena pajak dihitung dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan accrued interest; c. Atas diskonto obligasi tanpa bunga zero coupon bond sebesar: i 15 bagi Wajib Pajak dalam negeri dan BUT; dan ii 20 atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain BUT. Jumlah yang terkena pajak dihitung dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi; d. Atas bunga danatau diskonto dari obligasi yang diterima danatau diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada OJK sebesar: i 0 untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010; ii 5 untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013; dan iii 15 untuk tahun 2014 dan seterusnya. Pemotongan pajak yang bersifat final ini tidak dikenakan terhadap bunga atau diskonto obligasi yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak: a. Dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat 3 huruf h Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan; dan b. Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia. CALON PEMBELI OBLIGASI BERKELANJUTAN II TAHAP II DALAM PENAWARAN UMUM OBLIGASI II TAHAP II INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PENERIMAAN BUNGA, PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN ATAU PENGALIHAN DENGAN CARA LAIN OBLIGASI BERKELANJUTAN II TAHAP II YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN II TAHAP II INI. 21

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN II TAHAP II

Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II Tahap II, setelah dikurangi biaya- biaya Emisi, seluruhnya akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban keuangan SKP, Entitas Anak