Menghitung Koefisien Korelasi Antar Variabel Dependen � dengan

4.4 Perhitungan Koefisien Determinasi Dan Koefisien Korelasi Ganda Dari Tabel 4.4 dapat dilihat harga Ʃ�2 = 9.464.807 dan nilai �� ��� = 7.225.504,542 telah dihitung sebelumnya, maka diperoleh nilai koefisien determinasi: � 2 = �� ��� Ʃ�2 � 2 = 7.225.504,542 9.464.807 � 2 = 0,763 Dan untuk koefisien korelasi ganda, kita gunakan: � = √� 2 = √ 0,763 = 0,874 Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi 0,763. Dan dengan mencari akar dari � 2 , diperoleh koefisien korelasinya sebesar 0,874. Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap perubahan variabel dependent. Artinya 76,3 jumlah kelahiran dipengaruhi oleh pasangan usia subur, akseptor KB dan jumlah posyandu. Sedangkan sisanya 23,7 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.5 Menghitung Koefisien Korelasi Antar Variabel Dependen � dengan

Variabel Independen X i Universitas Sumatera Utara 1. Koefisien korelasi antara Jumlah Kelahiran � dengan jumlah Pasangan Usia Subur � 1 � �,� 1 = � ∑ � 2 � − ∑ � 2 ∑ � �{� ∑ � 2 2 − ∑ � 2 2 } �� ∑ � 2 − ∑ � 2 � � �,� 1 = 21 × 696.461.441 − 330.376 × 39.493 �{21 × 5.997.370.008 − 330.376 2 }{21 × 83.736.095 − 39.493 2 } � �,� 1 = 1.578.150.326 √1.827.151.342 � �,� 1 = 0,864 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara jumlah kelahiran dengan jumlah pasangan usia subur. Artinya penambahan jumlah kelahiran akan meningkatkan jumlah pasangan usia subur, dan sebaliknya penurunan jumlah kelahiran akan menurunkan jumlah pasangan usia subur. Hubungan antara jumlah kelahiran dengan jumlah pasangan usia subur tergolong kuat, ini ditandai dengan nilai r yang diperoleh yaitu 0,864. 2. Koefisien korelasi antara Jumlah Kelahiran � dengan Akseptor KB � 2 � �,� 2 = � ∑ � 2 � − ∑ � 2 ∑ � �{� ∑ � 2 2 − ∑ � 2 2 } �� ∑ � 2 − ∑ � 2 � Universitas Sumatera Utara � �,� 2 = 21 × 464.410.076 − 221.063 × 39.493 �{21 × 2.660.543.805 − 221.063 2 }{21 × 83.736.095 − 39.493 2 } � �,� 2 = 1022170537 √1,39184� + 18 � �,� 2 = 0,866 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara jumlah kelahiran dengan nilai akseptor KB. Artinya penambahan jumlah kelahiran akan meningkatkan jumlah akseptor KB, dan sebaliknya penurunan jumlah kelahiran akan menurunkan jumlah akseptor KB. Hubungan antara jumlah kelahiran dengan jumlah akseptor tergolong kuat, ini ditandai dengan nilai r yang diperoleh yaitu 0,866. 3. Koefisien korelasi antara � Jumlah kelahiran dengan � 3 Posyandu � �,� 3 = � ∑ � 3 � − ∑ � 3 ∑ � �{� ∑ � 3 2 − ∑ � 3 2 } �� ∑ � 2 − ∑ � 2 � � �,� 3 = 21 × 2.766.377 − 1.396 × 39.493 �{21 × 102.546 − 1.396 2 }{21 × 83.736.095 − 39.493 2 } � �,� 3 = 2.961.689 √4,06764� + 13 � �,� 3 = 0,464 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara jumlah kelahiran dengan jumlah posyandu. Artinya penambahan jumlah kelahiran akan meningkatkan jumlah posyandu, dan sebaliknya penurunan jumlah kelahiran akan Universitas Sumatera Utara menurunkan jumlah posyandu. Hubungan antara jumlah kelahiran dengan jumlah posyandu tergolong lemah, ini ditandai dengan nilai r yang diperoleh yaitu 0,464.

4.6 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas