15
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional dengan melakukan pengukuran lengkung gigi berdasarkan suku Batak Mandailing
pada mahasiswa FKG USU.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi USU.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian untuk melakukan pengukuran lengkung gigi dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2014.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah mahasiswa FKG USU yang masih aktif perkuliahan berumur 18 – 21 tahun.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU. Teknik pemilihan sampel adalah purposive sampling dimana subjek diambil
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Universitas Sumatera Utara
16
3.4 Kriteria Penelitian
3.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria-kriteria inklusi adalah :
1. Mahasiswa FKG USU
2. Suku Batak Mandailing 2 generasi
3. Hubungan oklusi gigi Molar Klas I Angle
4. Tidak crowded, tidak ada tambalan, gigi tiruan, dan karies pada bagian gigi
yang akan diukur yaitu Insisivus I, Kaninus, Molar I dan Molar II. 5.
Tidak ada radiks, atrisi dan fraktur pada keseluruhan gigi permanen lengkap sampai molar 2.
6. Tidak ada kebiasaan memakan sirih dan kebiasaan bruxism.
7. Tidak pernah melakukan perawatan ortodonti.
8. Mempunyai keseluruhan gigi permanen lengkap sampai molar 2, tanpa
penyimpangan garis tengah dan bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah yang simetris.
9. Tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria-kriteria eksklusi adalah : 1.
Pernah mengalami trauma rahang 2.
Sampel menolak berpartisipasi
3.4.3 Besar Sampel
Rumus besar sampel yang digunakan : n =
σ
2
Z α + Zβ
2
µ
1
- µ
2 2
Keterangan : n
= besar sampel σ
2
= standar deviasi penelitian sebelumnya = 0,91
23
Z α
= derajat batas atas = 10 = 1,64
Universitas Sumatera Utara
17
Z β
= derajat batas bawah = 20 = 0,842 µ1 - µ2 = 35 = 0,35
maka : n= 0,91 1,64 + 0,842
2
0,35
2
= 45,569
= 46
orang Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan rumus diatas berjumlah
46 orang terbagi atas 23 perempuan dan 23 laki-laki.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel bebas 1.
Mahasiswa suku Batak Mandailing di FKG USU
2. Jenis kelamin :
Laki-laki perempuan
Variabel terikat 1. Ukuran lengkung gigi :
Lebar lengkung gigi RA dan RB
Panjang lengkung gigi RA dan RB
Variabel terkendali
1. Ras 2 generasi
2. Relasi molar 1 klas 1
Angle 3.
Usia 18-21 tahun 4.
Jenis kelamin
Variabel tidak terkendali
Faktor pertumbuhan dan perkembangan yang
mempengaruhi lengkung gigi seperti diet dan
genetik
Kehilangan gigi desidui Penyakit sistemik
Kebiasaan oral
Universitas Sumatera Utara
18
3.6 Definisi Operasional
1. Mahasiswa FKG USU adalah mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif
dalam perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Suku Batak Mandailing adalah salah satu bagian dari suku Batak di Indonesia 2 generasi yaitu kedua orangtua ayah-ibu dan kakek-nenek dari kedua
orangtua memiliki suku yang sama yang bermarga Lubis, Nasution, Harahap, Hutasuhut, Batubara, Matondang, Rangkuti, Perinduri, Pulungan dan Daulay.
3. Klas 1 Angle adalah oklusi normal dimana semua gigi harus berada dalam kedua lengkung gigi dan adanya hubungan antero-posterior dari molar 1 rahang atas
dan bawah yang benar, dimana tonjol mesiobukal molar 1 permanen rahang atas beroklusi pada groove bukal molar 1 permanen rahang bawah.
2
4. Metode Raberin adalah metode pengukuran lengkung gigi dalam arah transversal L33, L66, L77 dan sagital L31, L61, L71.
5. Lengkung gigi adalah lengkung yang menghubungkan keseluruhan sederetan mahkota gigi.
6. Lebar lengkung gigi adalah jarak yang diukur dalam arah transversal, dikategorikan atas :
a. L33 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol kaninus permanen kiri ke puncak tonjol kaninus permanen kanan jarak inter-kaninus.
b. L66 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol mesiobukal molar 1 permanen kiri ke puncak tonjol mesiobukal molar 1 permanen kanan jarak inter-
molar 1. c. L77 yaitu jarak diukur antara puncak tonjol distobukal molar 2 permanen
kiri ke puncak tonjol distobukal molar 2 permanen kanan jarak inter-molar 2. 7. Panjang lengkung adalah jarak yang diukur dalam arah sagital,
dikategorikan atas : a. L31 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus
terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol kaninus permanen kiri dan kanan kedalaman kaninus.
Universitas Sumatera Utara
19
b. L61 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol mesiobukal molar 1 permanen
kiri dan kanan kedalaman molar 1 permanen. c. L71 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus
terhadap puncak tonjol distobukal molar 2 permanen kiri dan kanan kedalaman molar 2 permanen
3.7 Bahan dan Alat Penelitian