Perbedaan Hasil Belajar Praktik Pemesinan

66 teknik sampling purposive yaitu teknik pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan pemilihan sampel berdasarkan kesamaan nilai rata-rata hasil praktik dan jumlah siswa pada masing-masing kelompok sama. Berdasarkan teknik tersebut diperoleh kelas XI MA sebagai kelas kontrol yang melaksanakan praktik menerapkan job sheet lama dan kelas XI MB sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakukan dengan menerapkan job sheet yang dikembangkan sebagai pedoman pembelajaran praktik pemesinan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan praktik siswa yang menerapkan job sheet lama dengan siswa yang menerapkan job sheet praktik yang dikembangkan dan untuk mengetahui efektivitas penerapan job sheet yang dikembangkan sebagai penelitian di SMK Ma’arif Salam Magelang. Kedua aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Perbedaan Hasil Belajar Praktik Pemesinan

Pelaksanaan penelitian ini adalah diawali dengan pretest. Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan untuk mengetahui kedua kelas memiliki kemampuan yang sama sebelum diberi perlakuan. Hasil skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat dari skor rata-rata masing-masing kelas. Hasil skor pretest kelas kontrol sebesar 68,87 dan skor pretest kelas eksperimen sebesar 69,08. Setelah diketahui skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan, kemudian masing-masing kelas diberi perlakukan yang berbeda. Pada kelas kontrol pembelajaran praktik diterapkan job sheet lama, sedangkan untuk kelas eksperimen menerapkan job sheet yang sudah dikembangkan sebagai pedoman 67 praktik pemesinan. Pada tahap pemberian perlakuan ini siswa berlatih mengerjakan beberapa job praktik antara lain: job1 membubut bertingkat; job 2 membubut dalam; job 3 membuat ulir luar metris; dan job 4 penggores. Setelah kedua kelas mendapat perlakuan yang berbeda kemudian dilakukan tes akhir atau posttest yaitu mengerjakan job posttest dimana job tersebut sama pada saat pengambilan data hasil pretest sebelumnya. Hasil skor posttest pada kelas kontrol sebesar 69,16 sedangkan skor posttest kelas eksperimen sebesar 80,08. Berdasarkan analisis hasil uji-t skor posttest antar kelompok diperoleh t hitung sebesar -38,385 dengan df atau derajat kebebasan = 74 dan diperoleh Sig. 2-tailed sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai Sig. 2-tailed lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 atau 0,000 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan antara hasil belajar praktik siswa yang menerapkan job sheet lama dengan siswa yang menerapkan job sheet yang dikembangkan sebagai pedoman praktik. Perbedaan skor hasil pengamatan sikap kerja siswa juga terdapat perbedaan yang signifikan. Skor rata- rata pada praktik kerja bubut job posttest kelas eksperimen sebesar 15,11, dan skor rata-rata pada kelas kontrol sebesar 12,82 dari skor total maksimum yaitu 16 . Perbedaan hasil belajar terlihat saat proses pembelajaran praktik berlangsung di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pada kelas kontrol sebagian siswa mengerjakan job tidak sesuai prosedur atau langkah kerja yang dibuat. Siswa masih banyak yang tidak mengetahui bagaimana teknik dasar proses pemesinan seperti menentukan besarnya kecepatan putaran mesin bubut ideal sesuai pekerjaan, peralatan bantu apa saja yang diperlukan, standar harga toleransi 68 yang digunakan dalam pengukuran. Siswa tidak menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Terlihat siswa tidak mengenakan kacamata pelindung dan masker saat melakukan pekerjaan membubut maupun menggerinda. Kurangnya kesadaran siswa terhadap perawatan dan penggunaan alat bantu sesuai fungsinya. Siswa tidak mempertimbangkan waktu yang disediakan untuk praktik akibatnya banyak siswa yang tidak dapa menyelesaikan job praktik sesuai waktu yang telah ditentukan. Pada pembelajaran kelas eksperimen, kelompok ini sudah menerapkan job sheet yang didalamnya terdapat contoh langkah kerja, prosedur keselamatan kerja serta lembar kriteria penilaian praktik yang tecantum secara jelas. Penerapan job sheet tersebut mendorong siswa untuk terbiasa melaksanakan praktik sesuai prosedur dan menerapkan aspek keselamatan kerja secara umum. Sebelum memasang benda kerja siswa diharapkan memeriksa ukuran bahan, bagaimana langkah memasang alat potong serta menentukan kecepatan mesin ideal sesuai perhitungan. Kriteria penilaian proses kerja mendorong siswa untuk menerapkan prosedur K3 dan meningkatkan kesadaran siswa dalam melakukan perawatan serta menggunakan peralatan sesuai fungsi. Siswa menghargai waktu yang disediakan untuk praktik karena dalam kriteria penilaian praktik pada job sheet terdapat penilaian waktu pengerjaan. Pembelajaran praktik pemesinan kelas eksperimen lebih efektif dan materi yang disampaikan oleh guru lebih jelas untuk diterima siswa dengan bantuan media job sheet yang dikembangkan dalam penelitian ini. 69

2. Efektivitas Penerapan Job sheet Pada Pembelajaran Praktik Pemesinan