27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan kajian eksperimental. Chaer 2007: 10 mengungkapkan bahwa kajian eksperimental dilakukan untuk mengetahui efek
suatu variabel perlakuan. Kajian eksperimental biasanya dilakukan untuk menguji hipotesis. Rancangan atau desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah
control group pre-test- post-test design. Arikunto 2005: 79 menggambarkannya sebagai berikut.
Tabel 3.Control Group Pre-test Post-test Design
Kelompok Pre-test
Perlakuan Post-test
E T
1
X T
2
K T
1
- T
2
Keterangan: E
: kelompok eksperimen K
: kelompok kontrol X
: perlakuan di kelas eksperimen T
1
: pre-test T
2
: post-test Dalam penelitian ini, objek penelitian terdiri dari satu kelas eksperimen
dan satu kelas kontrol. Pre-test dilakukan kepada kedua kelas untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum dilakukan perlakuan terhadap kelas
eksperimen. Selanjutnya pada akhir penelitian dilakukan post-test untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik setelah diadakannya perlakuan atau
treatment.
B. Prosedur Penelitian
1. Tahap Pra Eksperimen
Dalam sebuah penelitian agar data yang dikumpulkan mempunyai kualitas yang baik, maka instrumen penelitian itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai
alat ukur yang baik. Syarat-syaratnya adalah validitas atau kesahihan dan realibilitas atau keterandalan. Oleh karena itu, sebelum diadakan penelitian
peneliti berkonsultasi kepada guru bahasa Jerman untuk mendapatkan instrumen
penelitian yang valid dan reliabel. 2.
Tahap Eksperimen
a. Pre-test
Pre-test diselenggarakan menjelang atau pada awal penyelengaraan suatu program pembelajaran. Tujuan diadakan pre-test ini adalah untuk mengukur
tingkat kemampuan awal peserta didik sebelum atau pada awal kegiatan pembelajaran. Skor yang didapatkan peserta didik dalam pre-test yang nantinya
akan menjadi acuan apakah ada peningkatan kemampuan peserta didik setelah proses pembelajaran.
b. Eksperimen
Pelaksanaan tahap eksperimen, peserta didik yang berada pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode talking stick,
sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan secara metode konvensional. Adapun alokasi waktu dan materi yang diajarkan untuk kedua kelas
tersebut sama dan perlakuan ini diberikan sebanyak 6 kali.