265
Tabel 9.15. Pematrian Bagian yang Tebalnya Sangat Berlainan
No Konstruksi
Keterangan
1. Teknik
mengalihkan ujung jalur
sambungan.
2. Memberikan
perkuatan dengan
penebalan.
9.8. Keselamatan Kerja
Proses pematrian seringkali menghasilkan gas-gas yang dapat membahayakan kesehatan. Gas-gas ini dapat ditimbulkan oleh reaksi
logam benda kerja terhadap panas, terhadap bahan pelumer, ataupun terhadap fluorid yang terkandung dalam bahan pelumer. Ikutilah petunjuk-
petunjuk di bawah ini agar dapat terhindar dari bahaya yang ditimbulkan oleh gas-gas pada proses pematrian.
1. Bersihkan benda kerja sepenuhnya. Permukaan benda kerja yang masih terkontaminasi dapat meningkatkan timbulnya gas yang
berbahaya, ataupun dapat menyebabkan bahan pelumer tidak bekerja sehingga memicu terjadinya overheat dan menimbulkan gas.
2. Pergunakan bahan pelumer yang cukup. Selain melindungi benda kerja dari oksidasi, bahan pelumer juga melindungi benda kerja dan
patri dari pemanasan yang berlebih. 3. Pahami karakter benda kerja. Lapisan cadmium atau galvanis pada
permukaan benda kerja mudah menguap dan menghasilkan gas
Di unduh dari : Bukupaket.com
266
beracun saat dipanaskan. Sangat dianjurkan untuk menghilangkan lapisan ini dari permukaan benda kerja sebelum melakukan
pematrian.
4. Pahami karakter patri yang digunakan. Hati-hati jangan melakukan pemanasan yang berlebihan pada saat menggunakan patri yang
mengandung cadmium. Bacalah petunjuk penggunaan patri berkaitan dengan temperatur yang diperbolehkan dengan teliti.
Bahaya dan Resiko Kerja
Sengatan energi listrik dari instalasi kabel, mesin pemanas dapat membahayakan jiwa.
Pergunakan sarung tangan dan pelindung badan appron yang kering dan utuh.
Jangan memegang komponen elektrik yang sedang bekerja dengan tangan kosong.
Cabut hubungan sumber tenaga listrik pada saat akan melakukan perbaikan pada mesin patri listrik.
Secara rutin periksa kondisi kabel dari kerusakan, dan segera perbaiki atau ganti bagian kabel yang rusak.
Pastikan instalasi mesin patri listrik sudah dilakukan dengan benar sesuai manual dan jaringan listrik yang
ada.
Gas yang dihasilkan dari proses pematrian dapat membahayakan kesehatan.
Pada saat melakukan pematrian, usahakan jangan menghirup gas yang timbul. Lakukan pematrian pada
area kerja yang berventilasi cukup, atau bila perlu tambahkan instalasi penghisap pada tempat kerja.
Apabila masih diperlukan, gunakan respirator untuk mensuplay oksigen pada saat bekerja.
Proses pematrian berpotensi menimbulkan kebakaran ataupun ledakan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
267
Jangan melakukan pematrian di dekat material yang mudah terbakar. Jarak minimal posisi pematrian dengan
material yang mudah terbakar adalah 35 feet 11 meter. Lakukan pematrian di tempat lain, atau
pindahkan material yang mudah terbakar tersebut.
Percikan api yang mungkin timbul pada saat pematrian dapat menyebabkan kebakaran. Selalu sediakan alat
pemadam kebakaran di area kerja. Pastikan alat tersebut selalu dalam kondisi siap pakai.
Radiasi panas dapat menyebabkan rasa terbakar pada mata dan kulit.
Gunakan kacamata pengaman yang baik, terutama pada pengerjaan penggerindaan dan pemotongan.
Pakailah pakaian kerja pelindung badan secara komplet.
Benda kerja dan perlengkapan pematrian yang panas dapat mengakibatkan rasa terbakar.
Jangan menyentuh benda kerja yang masih panas setelah proses pematrian dengan tangan kosong.
Pergunakan alat penjepit benda kerja yang sesuai untuk memindahkan benda kerja.
Biarkan benda kerja maupun perlengkapan pematrian mengalami proses pendinginan sebelum dipindahkan
ataupun digunakan lagi.
Pertanyaan: 1. Bagaimanakah prosedur dan aturan dasar pada pematrian?
2. Sebutkan aplikasi pematrian pada konstruksi bodi kendaraan
Di unduh dari : Bukupaket.com
268
etode sambungan banyak digunakan dalam teknologi pembuatan bodi otomotif, terutama untuk menyatukan
bagian-bagian panel bodi. Pengembangan teknik-teknik baru terhadap metode sambungan terus dilakukan untuk mendapatkan
cara yang lebih efektif maupun sambungan yang lebih baik. Terdapat beberapa jenis metode sambungan yang dapat digunakan,
namun setiap metode sambungan hanya sesuai digunakan pada konstruksi-konstruksi tertentu. Demikian pula suatu desain sambungan
tertentu seringkali mensyaratkan penggunaan metode sambungan yang khusus. Dengan demikian setiap desain yang akan dibuat maupun jenis
metode sambungan yang akan digunakan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti: kondisi beban, efisiensi sambungan, proses
pengerjaan, perawatan dan perbaikan, dan bahan yang digunakan.
Secara umum, metode sambungan dibagi menjadi dua jenis, yaitu : a metode sambungan menggunakan mekanisme pengunci, contohnya:
rivet, sekrup, baur dan mur, dan push-on clips, dan b metode sambungan yang tidak menggunakan mekanisme pengunci contohnya:
las, pematrian, kaitan, dan perekatadhesif.
Metode sambungan yang akan dibahas lebih lanjut dalam bab ini meliputi: rivet, baut dan mur, push-on clips, dan perekat adhesif. Masing-
masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, serta penggunaannya disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik sambungan.
10.1. RIVET a. Macam Sambungan Rivet