vi
BAB V. PENYUSUNAN FORMULA DAN HASIL SIMULASI 90
5.A.Penyusunan Formula Anggaran Kesehatan 90
5.B.Hasil Simulasi 100
BAB VI. PEMBAHASAN 129
6.A.Pengantar 129
6.B.Kebijakan Transfer Anggaran Kesehatan Saat Ini 129
B.1. Mekanisme Anggaran 132
B.2. Formula Anggaran 135
B.3. Ruang keputusan 137
6.C. Faktor- Faktor Yang Berperan Dalam Transfer Anggaran Kesehatan
139 C.1. Intervensi Politik
139 C.2. Pertimbangan Teknis
142 C.3. Dukungan Kebijakan
149 6.D. Reformasi Hubungan Fiskal Pusat-Daerah
150
BAB VII. SCENARIO PLANNING DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 152
7.A. Scenario Planning 152
7.B. Rekomendasi Kebijakan 155
BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 162
8.A.Kesimpulan 162
8.B.Saran 163
DAFTAR PUSTAKA 164
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1. Grafik Anggaran Program Kesehatan ibu Tahun 2000-2006
4 Gambar 2. Grafik Anggaran Dana Dekonsentrasi Program
Pencegahan Penyakit Tahun 2000-2006 5
Gambar 3. Grafik Persentase Alokasi Dana Sektoral Pada Masing-Masing Kuadran Tahun 1999-2005
6 Gambar 4. Grafik Anggaran Pembangunan Kesehatan Tahun 1998-2005
6 Gambar 5. Flow APBN
20 Gambar 6. Kerangka Konsep Transfer Anggaran Kesehatan
29 Gambar 7. Kerangka Konsep Penyusunan Formula Anggaran Kesehatan
30 Gambar 8. Grafik Trend Anggaran Kesehatan Ibu, TBC, Rumah Sakit,
Gakin Dan Obat Tahun 2004-2009 48
Gambar 9. Grafik Trend Proporsi Anggaran Kesehatan Ibu, TBC, Rumah Sakit, Gakin Dan Obat Tahun 2005-2009
48 Gambar 10. Perubahan Pola Transfer Yang Diusulkan
90 Gambar 11. Proses Politik Dalam Penganggaran Dana APBN
140 Gambar 12. Matrik Skenario Ringland, 1998
153
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1.
Peta Ruang Keputusan Program Kesehatan Ibu Di Daerah DHS I Tahun 2006
8 Tabel 2.
Peta Ruang keputusan Program Kesehatan Ibu Di Propinsi DIY Tahun 2006
9 Tabel 3.
Peta Ruang keputusan 24
Tabel 4. Hasil Analisis Korelasi Anggaran Program Kesehatan Ibu, TBC,
Rumah Sakit, Obat dan Gakin Tahun 2006 51
Tabel 5. Perbandingan Transfer Anggaran Program Kesehatan Ibu,
TBC, Rumah Sakit, Gakin dan Obat Tahun 2006 57
Tabel 6. Ruang Keputusan Pusat Tahun 2006 dan 2007
57 Tabel 7.
Perbandingan Ruang Keputusan Program Kesehatan Ibu Tahun 2006 dan 2007
86 Tabel 8.
Perbandingan Ruang Keputusan Program TBC Tahun 2006 dan 2007
87 Tabel 9.
Perbandingan Ruang Keputusan Program Rumah Sakit Tahun 2006 dan 2007
87
viii
Tabel 10. Perbandingan Ruang Keputusan Program Obat Tahun 2006 dan 2007
87 Tabel 11. Perbandingan Ruang Keputusan Program Gakin
Tahun 2006 dan 2007 88
Tabel 12. Perbandingan Ruang keputusan Program Kesehatan Ibu, TBC, Rumah Sakit, Obat Gakin Tahun 2006 dan 2007
88 Tabel 13. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran
Depkes Program Kesehatan Ibu Th 2006 101
Tabel 14. Perbandingan Hasil Korelasi Antara Anggaran Simulasi Dan Anggaran Depkes Program Kesehatan Ibu
101 Tabel 15. Perbandingan Hasil Regresi Antara Anggaran Simulasi Dan
Anggaran Depkes Program Kesehatan Ibu 102
Tabel 16. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran Depkes Program TBC Th 2006
104 Tabel 17. Perbandingan Hasil Korelasi Antara Anggaran Simulasi Dan
Anggaran Depkes Program TBC 104
Tabel 18. Perbandingan Hasil Regresi Antara Anggaran Simulasi Dan Anggaran Depkes Program TBC
105 Tabel 19. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran
Depkes Program Rumah Sakit Th 2008 Model 1 107
Tabel 20. Perbandingan Hasil Korelasi Antara Anggaran Simulasi Dan Anggaran Depkes Program Rumah Sakit
108 Tabel 21. Perbandingan Hasil Regresi Antara Anggaran Simulasi Dan
Anggaran Depkes Program Rumah Sakit 108
Tabel 22. Perbandingan Perolehan Anggaran Tugas Pembantuan Rumah Sakit Antara Propinsi Kaltim dan NTT Tahun 2008Model 1
109 Tabel 23. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran
Depkes Program Rumah Sakit Th 2008 Model 2 110
Tabel 24. Perbandingan Perolehan Anggaran Tugas Pembantuan Rumah Sakit Antara Propinsi Kaltim dan NTT Tahun 2008Model 2
111 Tabel 25. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran
Depkes Program Rumah Sakit Th 2008 Model 3 112
Tabel 26. Perbandingan Perolehan Anggaran Tugas Pembantuan Rumah Sakit Antara Propinsi Kaltim dan NTT Tahun 2008 Model 3
113 Tabel 27. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran Depkes
Program Obat Th 2006 114
Tabel 28. Perbandingan Hasil Korelasi Antara Anggaran Simulasi Dan Anggaran Depkes Program Obat
115 Tabel 29. Perbandingan Hasil Regresi Antara Anggaran Simulasi Dan
Anggaran Depkes Program Obat 116
Tabel 30. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran Depkes Program Gakin Th 2006
117
ix
Tabel 31. Perbandingan Hasil Korelasi Antara Anggaran Simulasi Dan Anggaran Depkes Program Gakin
119 Tabel 32. Perbandingan Hasil Regresi Antara Anggaran Simulasi Dan
Anggaran Depkes Program Gakin 119
Tabel 33. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran DAK Puskesmas Th 2008
120 Tabel 34. Perbandingan Hasil Korelasi Antara Anggaran Simulasi Dan
Anggaran DAK Puskesmas 121
Tabel 35. Perbandingan Hasil Regresi Antara Anggaran Simulasi Dan Anggaran DAK Puskesmas
121 Tabel 36. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran DAK
Puskesmas KabupatenKota Di Propinsi DIY Tahun 2008 123
Tabel 37. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran DAK Puskesmas KabupatenKota Di Propinsi Kaltim Tahun 2008
124 Tabel 38. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran DAK RS
Th 2008 124
Tabel 39. Perbandingan Hasil Korelasi Antara Anggaran Simulasi Dan Anggaran DAK RS
126 Tabel 40. Perbandingan Hasil Regresi Antara Anggaran Simulasi Dan
Anggaran DAK RS 126
Tabel 41. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran DAK RS KabupatenKota Di Propinsi DIY Tahun 2008
127 Tabel 42. Perbandingan Anggaran Simulasi Dengan Anggaran
DAK RS KabupatenKota Di Propinsi Kaltim Tahun 2008 127
x
DAFTAR SINGKATAN
ADKIi : Alokasi Dana Kesehatan Ibu di propinsi ke-i
ADTBi : Alokasi Dana TBC di propinsi ke-i
ADRSi : Alokasi Dana Rumah Sakit di propinsi ke-i
ADOi : Alokasi Dana Obat di propinsi ke-i
ADGi : Alokasi Dana Gakin di propinsi ke-i
ADPi : Alokasi Dana Puskesmas di propinsi ke-i
AKI : Angka Kematian Ibu
APBN : Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara
APN : Asuhan Persalinan Normal
AHS : Area Health Services
AHP : Analityc Hierarchy Process
Balai POM : Balai Pengawasan Obat dan Makanan
BTA : Basil Tahan Asam
Binkesmas : Bina Kesehatan Masyarakat
BOR : Bed Occupancy Rate
BLN : Bantuan Luar Negeri
Bumil Resti : Ibu Hamil Resiko Tinggi
CF : Celah Fiskal
CE : Center of Excellence
DB : Daerah Bencana
DIPA : Daftar Isian Perencanaan Anggaran
DAU : Dana Alokasi Umum
DAK : Dana Alokasi Khusus
DHS : District Health Services
DOTS : Directly Observed Treatment, Shortcourse chemotherapy
DJPB : Dirjen Perbendaharaan
DJAPK : Direktorat Jendral Anggaran Perimbangan Keuangan
Form RR : Form Reporting dan Recoding
GER : Gap of Existing Resources to Standard
HWS : Health Workforce Strategy
HPI : Human Poverty Index
IA : Indeks Akhir
IKK : Indeks Kemahalan Konstruksi
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
JPKMM : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin
JPN : Jumlah Persalinan Normal
JBdn : Jumlah Bidan
JBP : Jumlah BTA Positip
JPKTB : Jumlah Penemuan Kasus TBC
JRS : Jumlah Rumah Sakit
JPDBD : Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue
JPD : Jumlah Penderita Diare
JGB : Jumlah Gizi Buruk
JBR : Jumlah Bumil Resti
JP : Jumlah Penduduk
KLB : Kejadian Luar Biasa
KF : Kapasitas Fiskal
xi
KBF : Kebutuhan Fiskal
LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
LPLPO : Laporan Penggunaan dan Permintaan Obat
LW : Luas Wilayah
MOU : Memorandum of Understanding
MDGs : Millenium Development Goals
OAT : Obat Anti Tuberkulose
PPGDON : Pelatihan Penanganan Gawat Darurat Obstetri Neonatal
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
POK : Petunjuk Operasional Kegiatan
PMO : Pendamping Minum Obat
PONED : Penanganan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
PBF : Pabrik Besar Farmasi
PP : Peraturan Pemerintah
RJHRIRS : Rata-rata Jumlah Hari Rawat Inap Rumah Sakit
RJKRJRS : rata-rata Jumlah Kunjungan rawat Jalan Rumah Sakit
RDF : Resource Distribution Formula
RKP : Rencana Kerja Pembangunan
RKAKL : Rencana Kerja Anggaran Kementrian Lembaga
RAPBD : Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Obat PKD : Obat Pelayanan Kesehatan Dasar
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SPJ : Surat Pertanggung Jawaban
SRAA : Surat Rincian Alokasi Anggaran
UKRJP : Utilisasi Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas
UHRIP : Utilisasi Hari rawat Inap Puskesmas
UTD : Unit Transfusi Darah
UGD : Unit Gawat Darurat
UU : Undang-Undang
UPT : Unit Pelaksana Teknis
Yanmed : Pelayanan Medik
xii
INTISARI
Transfer anggaran belanja Depkes yang meliputi dana dekonsentrasi, tugas pembantuan dan sektoral banyak digunakan untuk membiayai program-
program di daerah. Permasalahan pokok dalam transfer anggaran belanja Depkes adalah belum adanya dasar atau kriteria dalam pembagian anggaran.
Hal ini menyebabkan daerah yang mempunyai celah fiskal tinggi justru mendapat anggaran yang besar. Dengan demikian keadilan dan pemerataan
antar daerah tidak dapat tercapai. Permasalahan pokok yang lain adalah menu kegiatan diatur oleh pusat, daerah hanya sebagai pelaksana kegiatan
sehingga ruang keputusan daerah adalah sempit. Akibatnya, anggaran tersebut diatas tidak dapat memenuhi kebutuhan kabupatenkota.
Penelitian dilakukan di program kesehatan ibu, TBC, rumah sakit, obat dan gakin. Penelitian ada dua tahapan, tahap pertama merupakan tahap
analysis of policy dan tahap kedua merupakan analysis for policy berupa penyusunan formula anggaran kesehatan. Hasil tahap satu, mekanisme
anggaran di lima program tersebut sangat bervariasi. Mekanisme anggaran program kesehatan ibu dan gakin telah diatur oleh Kepmenkes dan
PerMenkes, sedang yang lain tidak diatur. Pembagian anggaran untuk lima program belum menggunakan dasar atau formula. Hal ini disebabkan karena
kapasitas pengelola program dalam membuat formula sangat kurang. Selain itu juga tidak adanya dukungan kebijakan dalam pembagian anggaran. UU 33
tahun 2004 hanya mengatur formula anggaran untuk DAU dan DAK. PP 7 tahun 2008 belum mengatur pembagian anggaran dana dekonsentrasi dan
tugas pembantuan dengan menggunakan formula. Akibatnya intervensi politik DPR lebih berperan dalam perolehan anggaran kabupatenkota. Pusat
mengatur menu kegiatan atau rambu-rambu di lima program. Terlihat jelas bahwa intervensi pusat sangat besar dalam mengatur alokasi anggaran,
karena pusat prinsipal tidak percaya terhadap agen daerah. Akibatnya daerah hanya sebagai pelaksana kegiatan saja sehingga ruang keputusannya
adalah sempit.
Hasil analysis
for policy, merekomendasikan bahwa sebaiknya
pembagian anggaran dengan menggunakan prinsip-prinsip equity, equality dan adequacy. Equity dihitung dari celah fiskal yang merupakan selisih dari
kapasitas fiskal dikurangi kebutuhan fiskal. Equality dihitung dari health need masing-masing program. Adequacy dihitung dari jumlah bidan, jumlah
puskesmas, jumlah rumah sakit dll. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pembagian anggaran simulasi lebih memenuhi prinsip equity, equality dan
adequacy dibanding pembagian anggaran Depkes.
Kata Kunci: desentralisasi, formula anggaran, ruang keputusan.
xiii
ABSTRACT
The MoH budget transfer including deconcentrated fund, assissting fund, and sector fund is frequently applied in funding the local programs.
The core problem on the MoH budget transfer lies on the absence of budget division criteria or bases. This results in that the local having high fiscal gap
receives higher budget. Hence, the principles of equity and sound distribution among the locals are not achieved. The other problem is that the government
determines the activity menu, where as the local serves as the program executor. In such circumstance the decision space of the local is limited. The
impact is that the budget does not fulfill the needs of the districtlocal.
The research studies the programs of maternal health, TB, hospital, pharmacy and impoverished household. The research carries out two stages;
the first is the analysis of policy stage and the second is the analysis for policy stage in form of generating the formula of health budgeting. The result of the
first stage; the budget mechanism of the five programs varies. The budget mechansim of the maternal health and impoverished household programs are
specified by Kepmenkes and PerMenkes; others were not. The budget division of the five programs does not apply any formula or basis. This is due
to the limited capacity of the program manager in generating formula. Besides, there hardly any supported policy on the budget division. Law No. 33
Year 2004 only specifies the budget formula of DAU General Allocated Fund and DAK Specific Allocated Fund. Government Regulation PP No. 7 Year
2008 has not yet specified the budget division of deconcentrated fund, assissting fund on the basis of any formula. The impact is that the House of
Legislative’s political intervention plays more role on the budget distributed to the districtmunicipality. The central determines the activity menu or the
program requirement. It is obvious that the central intervention is quite extensive in managing the budget allocation because the central principal
does not traust the agent local. As a result, the local merely serves as the program executor retaining limited decision space.
The result of the analysis for policy recommends that it is better to apply the principles of equity, equality dan adequacy in distributing the budget.
Equity is measured on the fiscal gap which represents the fiscal capacity subtracted by the fiscal needs. Equality is measured on the health needs of
each program. Adequacy is measured on the number of midwives, health centers, hospitals, etc. The simulation results in that the simulated budget
division fulfills the principles of equity, equality dan adequacy as compared to that of the MoH.
Key words: budget formula, decision space, decentralization,.
1
15
Formatted: Font: Default Arial, 10 pt Formatted: Font: Default Arial, 10 pt
Formatted: Right, Right: 0.25
BAB I PENDAHULUAN