Koefisien Determinasi Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi
organisasi terhadap kinerja karyawan dapat diuji melalui uji F dan uji t. Melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel
–variabel independen usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependennya kinerja karyawan. Hal ini dapat ditunjukkan melalui hasil uji F dengan nilai F hitung sebesar
36.053dengan
P-value
sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 5 0,000 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas dalam
penelitian ini usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara simultan mempengaruhi variabel terikatnya kinerja karyawan. Sedangkan melalui uji t
diketahui bahwa variabel usia tidak berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan.
1. Pengaruh Usia terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh di Pabrik Gula Madukismo, menunjukkan bahwa usia karyawan divisi SDM dan Umum Pabrik Gula
Madukismo tergolong kurang baik. Semakin tua para pekerja, makin sedikit kesempatan alternatif pekerjaan bagi mereka. Pekerja yang lebih
tua, kecil kemungkinan akan berhenti karena masa kerja mereka yang lebih panjang cenderung memberikan kepada mereka tingkat upah yang
lebih tinggi. Umumnya karyawan tua mempunyai tingkat kemangkiran yang dapat dihindari lebih rendah dibanding karyawan muda Robbins,
2001:43. Nilai koefisien dengan
P-value
sebesar 0,215 0,05. Hal ini berarti bahwa H0 diterima, dapat disimpulkan bahwa usia tidak berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja karyawan. Ha
1
ditolak terbukti bahwa usia tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa jika
variabel usia semakin tinggi hingga batas tertentu, maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan atau tetap.
2. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh di Pabrik Gula Madukismo, menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan divisi SDM dan Umum
Pabrik Gula Madukismo tergolong baik. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka
kinerja karyawan akan meningkat atau sebaliknya, semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah kinerja karyawan.
Pada dasarnya setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda- beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin
banyak aspek-aspek dalam pekerjaan sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan dirasakan dan sebaliknya.
Keterkaitan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dijelaskan olehKinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan
mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.Menurut pendapat Robbins 2001:170 yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah merujuk ke
sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaan seseorang yang tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif pada pekerjaannya
dan sebaliknya seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang negative terhadap pekerjaannya. Koefisien dengan