15
Saat ini Multiple Aptitude Test Batteries yang sering digunakan antara lain: a.
Differential Aptitude Test DAT Tes DAT ini dibuat dengan maksud untuk mendapat prosedur penilaian
yang ilmiah, terintegrasi, dan standar, bagi murid-murid sekolah pria dan wanita pada grade 8-12.
b. General Aptitude Test Battery GATB
Tes GATB ini sering digunakan untuk memprediksi kinerja pekerjaan. Pada awalnya tes ini digunakan untuk konseling pekerjaan di States
Employment Service Office. c.
Armed Service Vocational Aptitude Battery ASVAB Tes ASVAB ini digunakan oleh Dinas Ketentaraan untuk menyaring calon
tentara dan menempatkan personil pada berbagai pekerjaan dan program pelatihan.
d. Scholastic Aptitude Test SAT
Tes SAT ini digunakan untuk mengukur kemampuan dan bakat seseorang di bidang akademis. Tes SAT ini juga dapat mencerminkan tingkat
kecerdasan intelektual IQ seseorang. e.
The American Collage Testing CAT Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan siswa mengingat rumus dan
materi penting dari pelajaran serta kemampuan siswa untuk memecahkan grafik.
2.12. Scholastic Aptitude Test SAT
Scholastic Aptitude Test SAT adalah sebuah tes yang mengukur kemampuan dan bakat seseorang di bidang akademis. Tes ini juga dapat mencerminkan tingkat
kecerdasan intelektual IQ. Tes ini mula-mula dipergunakan di Amerika sebagai prasyarat penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi jenjang S1. Di Indonesia, SAT
16
biasa disebut dengan Tes Bakat Skolastik TBS atau biasanya lebih dikenal dengan Tes Potensi Akademik TPA.
SAT merupakan tes masuk universitas yang paling tua yang diterbitkan pada tahun 1926. Tes SAT awalnya bernama bernama Scholastic Aptitude Test, lalu setelah
direvisi, diperbaharui, dan berkali-kali dinorma ulang, pada awal tahun 1990-an berganti nama menjadi Scholastics Assessment Test. Pada umumnya tes ini
mengujikan empat bidang kemampuan, yaitu pada bidang bahasa atau verbal, bidang numerik atau angka, bidang logika, dan kemampuan di bidang spasial atau gambar.
Secara umum, skoring dilakukan dengan memberi nilai 10 pada setiap soal yang berhasil dijawab dengan tepat. Total skor yang didapat individu berkisar antara
200-800. Sedangkan total skor keseluruhan berkisar antara 600-2400. Skor yang didapat individu tersebut selanjutnya menjadi pertimbangan instansi untuk
menerimanya atau tidak. Dilihat dari segi tujuan dilakukannya, SAT terbagi dalam beberapa jenis tes,
contohnya adalah tes untuk pengarahan dan tes untuk penjurusan. Tes penjurusan sering digunakan oleh siswa kelas X Sekolah Menengah Atas SMA untuk
menentukan jurusan, sedangkan tes pengarahan sering digunakan oleh siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas SMA untuk mengetahui program studi yang yang tepat di
perguruan tinggi nantinya, tes pengarahan ini juga bisa digunakan di perguruan tinggi untuk mengetahui kesesuaian program studi yang dipilih dengan bakat seorang
mahasiswa di bidang tertentu. Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi juga dapat dibagi
menjadi dua jenis tes, yang pertama adalah Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi ilmu alam, dan Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi
ilmu sosial. Tes Potensi Akademik untuk Pengarahan Program Studi Ilmu Alam digunakan oleh siswa SMA kelas XII jurusan IPA untuk mengetahui kesesuaian bakat
siswa pada program studi ilmu alam yaitu di bidang Ilmu-ilmu Fisik IF, Ilmu-ilmu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Biologi IB, Ilmu Sosial Kuantitatif ISK, Ilmu Sosial Non Kuantitatif ISNK, dan Bahasa Sastra BS, sedangkan Tes Potensi Akademik untuk Pengarahan Program
Studi Ilmu Sosial digunakan oleh siswa SMA kelas XII jurusan IPS untuk mengetahui kesesuaian bakat siswa pada program studi ilmu sosial yaitu di bidang Ilmu Sosial
Kuantitatif ISK, Ilmu Sosial Non Kuantitatif ISNK dan Bahasa Sastra BS. Pada Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi ilmu alam terdapat beberapa
subtest yang dilakukan, yaitu: Tanggapan Ruang TR, Barisan Bilangan BMA, Berpikir Verbal Klasifikasi BVB Penalaran Numerik BMB, Berpikir Verbal
Analogi BVA, dan Perbendaharaan Kata VOK, sedangkan pada Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi Ilmu Sosial terdapat empat subtest yang
dilakukan yaitu : Berpikir Matematis B BMB, Berpikir Verbal A atau Verbal Analogi BVA, Berpikir Verbal B atau Verbal Klasifikasi BVB dan Perbendaharaan
Kata VOK. a.
Tanggapan Ruang TR Setiap soal dalam tes ini berupa suatu pola yang dilipat menjadi satu atau
beberapa bangun ruang yang nampak bagian luarnya. Untuk setiap pola disediakan lima bangun ruang dengan huruf A, B, C, D, E. Tugas peserta
menentukan satu atau lebih dari lima bangun yang tersedia yang dapat dibuat berdasar pola tersebut.
Jumlah soal dalam tes ini adalah 40, dan waktu pengerjaan tes ini adalah 30menit. Pada tes ini, terdapat satu atau lebih jawaban.
b. Barisan Bilangan BMA
Setiap soal mempunyai pola hitungan yang berbeda, peserta diharapkan menemukan pola yang terdapat dalam setiap soal dengan tepat, agar dapat
mengisi angka selanjutnya. Terdapat 40 soal dalam tes ini, dengan waktu pengerjaan 40 menit. Jawaban dari setiap soal di tes ini merupakan
jawaban pasti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Contoh soalnya adalah diambil dari buku petunjuk pengerjaan BMA: 1 3 5 7 9 11 …. Tiap bilangan yang menyusul selalu
lebih besar 2 daripada bilangan sebelumnya, jadi jawabannya adalah 13.
c. Berpikir Verbal Klasifikasi BVB
Setiap soal dalam tes ini terdiri lima buah kata yang berhuruf A,B,C,D,E. Dari kelima buah kata itu, empat kata termasuk dalam satu golongan, dan
satu kata tidak. Tugas peserta memilih satu kata yang tidak termasuk dalam golongan termaksud, dengan memilih huruf yang ada. Jumlah soal dalam
tes ini adalah 60 soal, dengan waktu pengerjaan 35 menit. Jawaban dari setiap soal di tes ini merupakan jawaban pasti.
Contoh soalnya adalah diambil dari buku petunjuk pengerjaan BVB: A.
Lurah B.
Camat C.
Walikota D.
Propinsi E.
Gubernur Jawaban dari soal diatas adalah D propinsi karena kata propinsi tidak
termasuk dari golongan kata yang lainnya. d.
Beripikir Verbal Analogi atau Verbal Analogi BVA Setiap soal dari tes ini terdiri dari sebuah kalimat yang kosong kata-kata
pertama dan terakhir, sekelompok kata-kata bernomor 1,2,3,dan 4 dan sekelompok lagi kta-kata berhuruf A,B,C,dan D. Tugas peserta mencari
satu kata yang cocok untuk mengisi dari kelompok nomor untuk mengisi bagian depan dan satu kata dari kelompok kata-kata berhuruf untuk
mengisi bagian belakang. Waktu pengerjaan tes ini adalah 40 menit. Jawaban dari tes ini merupakan jawaban pasti.
19
Contoh soalnya adalah diambil dari buku petunjuk pengerjaan BVA: …. : pendek
= g
emuk : …. 1.
Besar A. Lemak
2. Panjang
B. Berat 3.
Kerdil C. Makan
4. Cerita
D. Kurus Jawaban dari soal tersebut adalah 1.panjang dan D.kurus yang merupakan
lawan kata dari kata-kata diatas. e.
Penalaran Numerik atau Berpikir Matematis B BMB Tes ini terdiri dari 25 soal yang dikerjakan dalam waktu 45 menit. Tugas
peserta adalah mencari jawaban benar dengan cara menyelesaikan soal yang ada. Jawaban dari tes ini merupakan jawaban pasti. Soal disajikan
dalam bentuk soal cerita yang berisi tentang persoalan matematika. f.
Perbendaharaan Kata VOK Inti dari tes ini adalah pencarian arti dari kata yang telah disediakan. Tugas
peserta adalah mencari arti kata yang disediakan dilajur kiri dengan memilih arti katanya yang tersedia dilajur kanan. Terdapat 50 sampai 60
soal dalam tes ini, dengan waktu pengerjaan 40 menit. Jawaban dari tes ini merupakan jawaban pasti.
Contoh soalnya adalah diambil dari buku petunjuk pengerjaan VOK: Korek
56. Alat Pemutar Sekrup Dahaga
57. Angan-Angan Ide
58. Bunyi Ayam Betina 59. Haus
60. Gagasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Cara penghitungan nilai dari setiap jenis tes adalah dengan menghitung total jawaban benar dari setiap jenis tes tersebut, kemudian total jawaban benar setiap jenis
tes dicocokkan ke dalam norma tes potensi akademik untuk pengarahan program studi dan menghasilkan nilai dari setiap jenis tes. Nilai dari setiap jenis tes ini yang nantinya
akan dibuat grafik. Secara umum, cara menghitung hasil kualifikasi kedua tes ini adalah dengan
menjumlahkan hasil perkalian nilai dari setiap jenis tes tadi dengan bobot yang sudah ditentukan, yang membedakan penghitungan kualifikasi dari kedua tes ini adalah
bobot yang diberikan tiap jenis tes nya.
Kualifikasi TPA untuk Pengarahan Program Studi Ilmu Alam: aTR + aBMA + aBMB + aBVA + bBVB + bVOK
Kualifikasi TPA untuk Pengarahan Program Studi Ilmu Sosial: cBMB + cBVA + dBVB + dVOK
Dimana a, b, c, dan d adalah konstanta bobot dari setiap jenis tes, sedangkan TR, BMA, BMB, BVA, BVB, dan VOK adalah nilai jenis tes.
Hasil dari penghitungan dengan rumus diatas kemudian dicocokkan dengan kategori hasil kualifikasi. Terdapat 11 kategori hasil kualifikasi, yaitu I Istimewa,
AT Amat Tinggi, T Tinggi, LC Lebih dari Cukup, C+ Cukup Plus, C Cukup, RR Ragu-Ragu, TC Tidak Cukup, R Rendah, AR Amat Rendah dan ASR
Amat Sangat Rendah. Setiap kategori hasil kualifikasi tersebut memiliki rrange nilai.
Cara penghitungan kesesuaian program studi dengan bakat siswa adalah dengan menjumlahkan hasil perkalian nilai dari beberapa jenis tes tadi dengan bobot
yang sudah ditentukan, meskipun terdapat beberapa kesamaan bidang kesesuaian program studi antara jurusan IPA dan IPS yaitu ISK, ISNK, dan BS , akan tetapi
21
kombinasi jenis tes yang digunakan dan bobot yang diberikan bisa berbeda, contohnya adalah sebagai berikut:
Bidang Ilmu Sosial Kuantitatif untuk Jurusan IPA: fBMA + gBMB + gBVA + hBVB
Bidang Ilmu Sosial Kuantitatif untuk Jurusan IPS: iBMB + jBVA + kBVB + lVOK
Dimana f, g, h, i, j, k, l adalah konstanta bobot dari jenis tes, dan BMA, BMB, BVA, BVB, VOK adalah nilai jenis tes.
Dapat dilihat pada rumus diatas, terdapat beberapa kesamaan jenis tes yang diujikan pada jurusan IPA dan IPS, yang membedakan adalah pemberian bobot. Bobot
jenis tes BMB pada jurusan IPA adalah g, sedangkan bobot jenis tes BMB pada jurusan IPS adalah i. Rumus dan jenis tes yang digunakan untuk penghitungan
kesesuaian bidang Ilmu Sosial Non Kuantitatif ISNK dan bidang BahasaSastra BS antara jurusan IPA dan IPS sama. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Bidang Ilmu Sosial Non Kuantitatif: mBMB + nBVA + nBVB + oVOK
Bidang BahasaSastra: pBMB + qBVA + qBVB + qVOK
Dimana m, n, o, p, dan q adalah konstanta bobot jenis tes, dan BMB, BVA, BVB, dan VOK adalah nilai jenis tes.
Rumus yang digunakan untuk bidang ilmu biologi adalah sebagai berikut:
Bidang Ilmu Biologi: rBMA + rBMB + rBVA + sBVB + tVOK
22
Dimana r, s, dan t adalah konstanta bobot jenis tes dan BMA, BMB, BVA, BVB, dan VOK adalah nilai jenis tes.
Rumus yang digunakan untuk bidang ilmu fisik adalah sebagai berikut:
Bidang Ilmu-Ilmu Fisik: uTR + vBMA + vBMB + uBVA + vVOK
Dimana u dan v adalah bobot jenis tes dan TR, BMA, BMB, BVA, VOK adalah nilai jenis tes.
Hasil penghitungan dengan rumus-rumus diatas kemudian di cocokkan pada kategori untuk menentukan kesesuaian program studi. Terdapat tiga kategori untuk
menentukan kesesuaian program studi, yaitu: sesuai, ragu-ragu, dan tidak sesuai. Setiap kategori memiliki range nilai.
23
BAB III ANALISIA DAN PERANCANGAN
3.1. Analisa Sistem
3.1.1 Gambaran Umum Sistem Lama
Saat ini sistem penghitungan dan pembuatan grafik hasil tes potensi akademik di Lembaga P2TKP Universitas Sanata Dharma masih
menggunakan cara manual, yaitu dengan menghitung total jawaban benar dari setiap jenis tes kemudian dicocokkan dengan norma Tes Potensi
Akademik untuk Pengarahan Program Studi dan akan menghasilkan skor untuk masing-masing jenis tes. Staff Lembaga P2TKP kemudian membuat
grafik hasil tes berdasarkan skor masing-masing jenis tes yang telah didapatkan sebelumnya. Untuk mengetahui kesesuaian program studi dan
hasil kualifikasi dari peserta, staff Lembaga P2TKP menghitung menggunakan rumus.
Dengan menggunakan cara ini, muncul permasalahan ketika beberapa peserta tes telah mengerjakan tes potensi akademik, peserta harus
menunggu untuk mengetahui hasil dari tes tersebut. Permasalahan selanjutnya adalah asumsi terjadinya kesalahan dalam pencocokkan total
jawaban benar setiap jenis tes dengan norma tes potensi akademik untuk pengarahan program studi dan penghitungan untuk mengetahui hasil
kualifikasi serta kesesuaian program studi setiap peserta. Hal ini bisa terjadi mengingat banyaknya peserta tes yang kemungkinan dapat
menyebabkan kesalahan hitung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI