Tingkatan produk Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatui yang bias memuaskan keinginannya Menurut Fandy Tjiptono 2001 : 95 Produk merupakan kegiatan yang dilakukan di dalam menciptakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan sebagai kebutuhan pasar yang bersangkutan. Dari definisi diatas maka bisa disimpulkan bahwa produk merupakan semua hal yang dapat ditawarkan baik itu bersifat tangible ataupun intangible dengan tujuan untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan sebagai kebutuhan pasar yang bersangkutan.

2.1.2.2 Tingkatan produk

Usaha untuk merencanakan produk yang dapat ditawarkan ke pasar, dimana perencana produk harus berpikir secara mendalam dengan memahami 5 lima tingkatan produk, sehingga tiap-tiap tingkatan mampu menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan pada akhirnya kelima tingkat tersebut akan membentuk suatu hierarki nilai pelanggan, menurut Marius 2002 : 153 kelima tingkatan produk tersebut terdiri atas : 1. Produk utama inti core benefit Adalah produk yang sesungguhnya dibeli konsumen karena memiliki manfaat utama atau sesungguhnya 2. Produk dasar basic product Adalah produk yang mencerminkan versi dasar dari suatu produk 3. Produk yang diharapkan expected product Yaitu sekumpulan atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pelanggan ketika mereka membeli produk tersebut. 4. Produk yang ditingkatkan augmented product Yaitu suatu pelayanan tambahan yang diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan dan bahkan melampaui harapan mereka, sehingga mampu membedakan penwaran perusahaan dengan penawaran perusahaan pesaing. 5. Product potensial potencial product Yaitu semua tambahan yang mencakup segala peningkatan dan transformasi pada produk yang mungkin dilakukan di masa mendatang.

2.1.2.3 Klasifikasi produk

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun organisasi. Produk digolongkan ke dalam 2 golongan yaitu produk yang berwujud dan tidak berwujud. Produk yang berwujud disebut barang dan yang tidak berwujud disebut jasa. Menurut Marius 2006 : 157 , berdasarkan daya tahan dan wujud tidaknya produk yang dihasilkan, maka produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yakni : 1. Barang tidak tahan lama Adalah barang yang terpakai habis non durable goods adalah barang berwujud yang secara normal biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. 2. Barang tahan lama Adalah barang berwujud yang biasanya secara normal dapat bertahan lama sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakaian 3. Jasa services adalah suatu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan benda tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis. Selain klasifikasi produk berdasarkan daya tahannya sebagaimana telah diuraikan di atas, maka produk juga dapat diklasifikasikan menurut tujuan pemakaiannya oleh si pemakai yang selanjutnya dibagi digolongkan kedalam dua golongan besar yaitu barang konsumsi consumers goods dan barang industry industrial goods , berikut ini adalah uraiannya : 1. Barang konsumsi Adalah barang yang dibeli untuk dikonsumsi oleh pembelinya adalah konsumen akhir atau barang yang dibeli masyarakat sendiri guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam pembelian barang jenis ini lebih banyak unsur emosional daripada rasionalnya. Barang konsumsi ini dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : A. Barang kebutuhan pokok convenience goods , adalah barang kebutuhan sehari-hari dimana konsumen dapat membelinya di sembarang tempat dan setiap waktu. B. Barang pelengkap Shopping goods , adalah barang yang pembeliannya memerlukan pertimbangan yang matang mengenai harga, kemasan, bentuk fisik dari barang tersebut. C. Barang mewah speciality goods , adalah barang-barang yang memiliki karakteristik tertentu atau identifikasi merk yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. 2. Barang industri industrial goods yaitu barang yang dibeli oleh kalangan industriawan yang akan digunakan untuk mendukung berbagai keperluan seperti : A. Untuk diproses, diproduksi menjadi barang lain, kemudian dijual kembali oleh produsen kepada sasaran konsumen yang dituju. B. Untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik melakukan proses produksi

2.1.3 Atribut Produk

Salah satu kunci sukses pemasaran suatu produk adalah penilaian konsumen terhadap atribut produk, saat ini konsumen semakin kritis dalam menilai layak tidaknya suatu produk untuk digunakan atau dikonsumsi. Atribut produk menurut Kotler dan Anmstrong 1998 : 279 Adalah sifat atau ciri atau karakteristik yang mendukung fungsi dasar suatu produk tertentu, sedangkan besar produk ditawarkan dengan atribut produk atau ciri yang berbeda. Untuk mengetahuinya adalah dengan melihat produk yang bersangkutan. Atribut produk merupakan alat kompetitif untuk pemasaran produk perusahaan yang terdiferensiasi. Atribut produk menurut Gitosudarmo 2000 : 188 Adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menyatu agar produk tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli, sedangkan menurut Fandy Tjiptono 2000 : 13 atribut produk adalah unsur- unsur pokok yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud. Dari atribut itulah suatu produk akan dipandang oleh konsumen secara berbeda dari produk yang dikeluarkan oleh pesaingnya. Perbedaan pandangan atau persepsi konsumen terhadap berbagai produk yang sejenis yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan kepada konsumen merupakan hasil dari penglihatan dan pengalaman konsumen tersebut terhadap atribut- atribut produk tersebut. Menurut Kotler 2006 : 279 Atribut produk dapat dikomunikasikan dan disampaikan melalui tiga hal berikut ini : 1. Kualitas produk product quality Kualitas adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan posisi. Kualitas memiliki dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Ketika mengembangkan suatu produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat mutu yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Di sini kualitas produk berarti kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Kualitas produk juga merupakan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan, kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk atau jasa ; oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti sempit kualitas bias didefinisikan sebagai “ bebas dari kerusakan “. Oleh karena itu kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian utama dari perusahaan karen kaualitas suatu produk berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, Karena itu setiap perusahaan harus memilki tingkat kualitas yang akan membantu atau menunjang usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk itu dalam posisi sasarannya. Kualitas yang baik itu mencangkup pencegahan terjadinya cacat lewat rancangan produk yang baik dari proses manufaktur. Memperbaiki kualitas akan mengurangi cacat yang merugikan konsumen, dimana sekarang ini mutu menjadi kebutuhan yang utama untuk bersaing dengan perusahaan lain, kualitas ini meliputi keawetan yang artinya kualitas suatu produk yang diukur dari ketahananya menghadapi kerusakan, keandalan juga merupakan indicator dari kualitas yang artinya keandalan suatu produk untuk memberi manfaat kepada konsumen, ketepatan juga merupakan ukuran dari kualitas. 2. Fitur produk Fitur adalah sarana kompetitif untuk mengidentifikasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif untuk bersaing, fitur produk merupakan alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Perusahaan harus kreatif dalam menentukan fitur dari produk mereka karena fitur ini bisa menjadi ciri khas dari produk yang diproduksi dan menjadi sarana bersaing dengan produk lain, dan ciri khas inilah yang menjadi sarana bersaing dan bahkan bisa memenangkan persaingan. 3. Desain produk Desain merupakan jantung dari produk, karena desain bukan sekedar gaya yang hanya menampilkan penampilan produk oleh karena itu desain bukan sekedar kulit luar dari sebuah produk. Desain yang baik tidak hanya memiliki andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya, desain yang baik memberikan kontribusi pada kegunaan suatu produk di samping penampilannya, produsen yang baik memperhatikan penampilan tetapi juga menciptakan produk yang mudah, aman, murah untuk dipergunakan dan diservis, serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan. Desain yang baik dapat meningkatkan nilai pelanggan dan menciptkan keunggulan kompetitif yang kuat, sedangkan desain yang buruk bisa mengakibatkan hilangnya penjualan dan rasa malu. Menurut Gitosudarmo 2002 : 177 Bentuk sebenarnya berkaitan erat dengan desain, karena secara mendasar bentuk yang akan dimiliki merupakan hasil dari kegiatan desain yang dilakukan. Atau dengan kata lain bentuk nyata dari suatu produk yang terlihat dalam pandangan konsumen, adalah hasil nyata kegiatan dari desain yang dilakukan, desain ini meliputi desain produk yang menarik, kemudahan, keamanan serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan. Desain dipandang dari sudut pelanggan dikatakan baik jika desain dari suatu produk itu menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki, dan dibuang Gitosudarmo 2002 : 176 . Berdasarkan analisis di atas maka atribut produk bisa diartikan sebagai suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menyatu agar produk tersebut mendapat nilai dari pelanggan dan atribut produk ini meliputi kualitas, fitur produk dan desain dari produk. 2.1.4 Perilaku konsumen 2.1.4.1 Pengertian perilaku konsumen Terdapat berbagai macan pengertian mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut. Perilaku konsumen adalah “ perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghentikan konsumsi produk, jasa dan gagasan” Schifman dan Kanuk, 2000 : 231 . Perilaku konsumen adalah “ proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang dan jasa evaluasi, memperoleh atau menentukan barang dan jasa “ Albert J, Delabita yang dikutip oleh Ujang Sumarwan, 2002 :175 Perilaku konsumen adalah “ studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses – proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan dan menghentikan, serta dampak proses – proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat. “ Hawkins yang dikutip oleh Ujang Sumarwan, 2002 : 176 Menurut ketiga definisi dia atas maka bisa disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah “ aktivitas yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghentikan konsumsi produk, jasa dan gagasan dan aktivitas ini ditunjukkan melalui keputusan untuk memperoleh dan menggunakan barang dan jasa “.

2.1.4.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Keputusan pembelian dari konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, social, pribadi dan psikologis dari konsumen. Elemen utama dalam model perilaku konsumen adalah mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen atau yang mempengaruhi proses keputusan konsumen. Menurut nugroho 2003 : 11 , ada empat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, adalah : 1. Pengaruh budaya pada keputusan pembelian, terdiri dari : a Kebudayaan kultur Kebudayaan diadaptasi untuk merubah kebutuhan dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. b Nilai – nilai Unsur budaya yang paling menentukan adalah nilai – nilainya, keprcayaan yang bertahan lama yang ditinggalkan oleh suatu masyarakat sehingga menjadi suatu perilaku yang khusus. c Sub – budaya Sub – budaya didasrakan pada karakateristik demografis wilayah geografis, latar belakang etnis dan nasional, keyakinan politik dan keyakinan keagamaan. d Kelas sosial Sebuah kelas sosial adalah sekelompok orang yang dianggap hamper sama dalam status atau harkat diri komunitas, yang secara teratur disosialisasikan di antara mereka sendiri baik secara formal maupun informal. 2. Pengaruh sosial tehadap keputusan konsumen, terdiri dari : a Kelompok acuan Kelompok dalam masyarakat yang mempengaruhi perilaku pembelian seseorang dimana konsumen mencari pendapat lain. Untuk digunakan sebagai petunjuk atas produk baru maupun jasa dan produk dengan citra yang berhubungan denga atribut atau karena atribut informasi masih langka bahkan tidak informative. b Pemimpin opini Pendapat para pemimpin merupakan anggota dari kelompok tertentu yang mempengaruhi keputusan pembelian lainnya. c Keluarga Anggota keluaarga juga mempengaruhi keputusan pembelian, anak – anak berkeinginan berbelanja dengan cara yang sama yang dilakukan oleh orang tua mereka. 3. Pengaruh individu atas keputusan membeli konsumen, terdiri dari : a Gender Dibalik perbedaan psikologis yang nyata diantar kedua gender ini, wanita dan pria juga berbeda dalam kehidupan sosial dalam peran ekonomi yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. b Usia dan tahapan siklus hidup keluarga Berapa umur konsumen biasanya menunjukan produk apa yang cocok baginya yang mebuatnya tertarik untuk membeli. Para pemasar sering mendefinisikan target pasar mereka dalam tahapan daur hidup. c Kepribadian, konsep diri dan gaya hidup Akhirnya, produk dan merk tertentu mencerminkan kepribadian, konsep diri dan gaya hidup. 4. Pengaruh psikologis terhadap keputusan membeli konsumen, terdiri dari : a Persepsi Persepsi membuat konsumen mengenali masalah konsumsi mereka. b Motivasi Motivasi adalah apa yang mendorong konsumen untuk melakukan tindakan memuaskan kebutuhan konsumsi mereka. c Pembelajaran Hampir semua perilaku konsumen dihasilkan dari pembelajaran dimana proses yang menciptkan perubahan dalam perilaku melalui pengalaman dan latihan. d Keyakinan dan sikap Keyakinan adalah suatu pola yang diorganisir melalui pengetahuan yang kemudian dipegang oleh seseorang individu sebagai suatu kebenaran dalam hidupnya. Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap suatu obyek yang diberikan.

2.1.4.3 Tipe – tipe pengambilan keputusan