Pola Pikir Gaya Belajar

Dalam penelitian ini secara khusus akan digunakan pendekatan berdasarkan preferensi sensori VAK yang sudah sering digunakan. Berikut macam-macam gaya belajar berdasarkan preferensi sensori VAK: a. Gaya Belajar Visual Gaya belajar visual ialah suatu cara belajar yang dipengaruhi oleh kemampuan melihat menyaksikan langsung dengan mata sendiri terhadap informasi yang dipelajarinya Dariyo, 2013. Tipe pembelajar visual akan mudah merekam informasi pelajaran setelah selama proses mengamati, melihat atau membaca materi pelajaran tersebut. Ciri-ciri individu yang mempunyai gaya belajar visual adalah sebagai berikut Suyono Hariyanto : 2011:  Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar  Mudah mengingat dengan asosiasi visual  Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan  Pembaca yang cepat dan tekun, memiliki hobby membaca  Biasa berbicara dengan cepat, karena tidak merasa perlu mendengarkan esensi pembicaraannya  Kesulitan untuk mengingat instruksi verbal, kecuali jika dituliskan, dan sering meminta bantuan orang lain untuk mengulangi instruksi verbal tersebut  Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain  Pengeja yang baik, kata demi kata  Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat, ya atau tidak, sudah atau belum  Mempunyai kebiasaan rapi dan teratur karena itu yang akan dilihat orang  Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi  Memiliki kemampuan dalam perencanaan dan pengaturan jangka panjang yang baik  Teliti terhadap rincian hal-hal kecil yang harus dilakukan  Biasanya tidak terganggu oleh suara ribut  Lebih menyukai seni visual daripada seni musik. b. Gaya Belajar Auditif Gaya belajar auditif ialah suatu gaya belajar yang menekankan kemampuan mendengar informasi pelajaran yang disampaikan secara lisan Dariyo, 2013. Kemampuan daya ingat pada individu yang auditif akan lebih efektif jika ia mendengarkan informasi pengetahuan tersebut secara langsung atau tidak langsung. Mendengar langsung artinya individu mendapatkan stimulus suara yang didengar pada saat itu. Sedangkan mendengar tidak langsung, bila individu mendengar stimulus suara dari rekaman tape recorder. Berikut ciri-ciri individu dengan gaya belajar auditif Suyono Hariyanto: 2011:  Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat  Berbicara kepada diri sendiri saat belajar dan bekerja  Senang membaca dengan keras dan mendengarkannya  Berbicara dengan irama terpola  Biasa jadi pembicara yang fasih  Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku saat membaca  Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar  Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya  Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam berbicara  Mudah terganggu oeh keributan sulit berkonsentrasi  Lebh suka gurauan lisan daripada komik  Lebih menyukai seni musik daripada seni lukis, atau seni tiga dimensi. c. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar kinestetik ialah cara belajar yang disertai dengan upaya menggerakkan organ tubuh, terutama dengan mencatat informasi pelajaran yang sedang dipelajarinya agar ia mampu mengingat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik Dariyo, 2013. Daya ingatnya akan terbantu dengan mencatat langsung apa saja yang perlu dipelajari. Berikut ciri-ciri individu dengan gaya belajar kinestetik Suyono Hariyanto: 2011:  Selalu berorienasi pada fisik dan banyakk gerak  Banyak menggunakan isyarat tubuh  Menggunakan jari sebagai penunjuk saat membaca  Menghafal dengan cara berjalan dan melihat  Menanggapi perhatian fisik  Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama  Menyentuh orang lain untuk mendapat perhatian  Ingin melakukan segala sesuatu  Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain  Berbicara dengan perlahan  Suka belajar memanipulasi mengembangkan data atau fakta dan praktik  Tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia pernah datang ke tempat tersebut  Kemungkinan memiliki tulisan yang jelek  Menyukai permainan yang membuat sibuk  Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai manifestasi penghayatan terhadap apa yang dibaca. Seseorang bisa jadi memiliki lebih dari satu gaya belajar. Gabungan gaya belajar tersebut terdiri dari dua atau ketiga gaya belajar sekaligus. Seperti dikemukakan oleh Porter dan Hernacki dalam Suyono dan Haryanto 2011: 149-150, penelitian lebih lanjut dari Dana Markova dikenal kombinasi gaya belajar seperti pada tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1. Kombinasi Gaya Belajar Siswa Gaya Belajar A V K A - VAK KAV V AVK - KVA K AKV VKA - Oleh sebab itu seseorang bisa memadukan ketiga gaya belajar dengan salah satu gaya belajar yang dominan seperti pada tabel di atas.

C. Gaya Kognitif

Menurut Basey 2009, dalam Ngilawijan, 2013, gaya kognitif merupakan proses kontrol atau gaya yang merupakan manajemen diri, sebagai perantara secara situasional untuk menentukan aktivitas sadar sehingga digunakan seorang pebelajar untuk mengorganisasi dan mengatur, menerima dan menyebarkan informasi dan akhirnya menentukan perilaku dari pebelajar tersebut. Menurut Tiffani 2015, gaya kognitif merupakan tindakan menerima, menganalisis, dan merespon suatu tindakan kognitif. Dapat simpulkan bahwa gaya kognitif merupakan cara individu mengolah informasi yang akan mempengaruhi tindakan kognitifnya. Gaya Kognitif merujuk pada cara seseorang memproses, menyimpan maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya Susanto, 2008. Gaya kognitif cenderung stabil sepanjang waktu. Oleh sebab itu, guru perlu mengetahui gaya kognitif siswa untuk merancang pembelajaran yang sesuai. Menurut Rahman dalam Rahmatina et al, 2014, para pakar pendidikan mengklasifikasikan gaya kognitif berdasarkan tiga kategori, yaitu: 1 perbedaaan gaya kognitif secara psikologis, meliputi: gaya kognitif field dependent dan field independent, 2 perbedaan gaya kognitif secara konseptual tempo, meliputi: gaya kognitif impulsif dan gaya kognitif refleksif, 3 perbedaan gaya kognitif berdasarkan cara cara berpikir, meliputi: gaya kognitif intuitif-induktif dan logik deduktif. Witkin dan Goodenough Danili Reid, dalam Ngilawajan, 2013 mendefinisikan karakteristik utama dari gaya kognitif Field Independent- Dependent adalah sebagai berikut: 1. Gaya Kognitif Field Independent Individu dengan gaya kognitif ini adalah individu yang dengan mudah dapat ‘bebas’ dari persepsi yang terorganisir dan segera dapat memisahkan suatu bagian dari kesatuannya. Seseorang menanggapi suatu tugas cenderung berpatokan pada isyarat dari dalam diri mereka sendiri. Mereka yang memiliki gaya kognitif ini lebih bersifat analitis, dan dapat memilah stimulus berdasarkan situasi, sehingga persepsinya hanya sebagian kecil terpengaruh ketika ada perubahan situasi. 2. Gaya Kognitif Field Dependent Individu dengan gaya kognitif ini kurang atau tidak bisa memisahkan sesuatu bagian dari suatu kesatuan dan cenderung segera menerima bagian atau konteks yang dominan. Mereka akan mengalami kesulitan dalam membedakan stimulus melalui situasi yang dimiliki sehingga persepsinya mudah dipengaruhi oleh manipulasi dari situasi sekelilingnya. Berikut perbedaan karakteristik antara gaya kognitif Field Dependent dan Field Independent menurut Rofiq dalam Rifqiyana : 2015: Tabel 2.2. perbedaan karakteristik individu FD dan FI No Field Dependent Field Independent 1 Berorientasi sosial Berorientasi personal 2 Mengutamakan motivasi eksternal Mengutamakan motivasi internal 3 Lebih terpengaruh oleh penguatan eksternal Lebih terpengaruh oleh penguatan internal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Memandang obyek secara global dan menyatu dengan lingkungan sekitar Memandang obyek terdiri dari bagian-bagian diskrit dan terpisah dari lingkungan 5 Berpikir secara global Berpiki secara analitis 6 Cenderung memilih profesi yang mengutamakan keterampilan sosial dan humaniora Cenderung memilih profesi yang mengutamakan kemampuan untuk menganalisis Dalam proses berpikir, informasi yang diterima sesuai gaya kognitif setiap individu. Sedangkan keputusan mengenai diterima atau tidaknya informasi tersebut ditentukan oleh pola pikir seseorang. Gaya belajar berperan penting dalam proses perolehan informasi. Yaitu cara ternyaman seseorang untuk memperoleh informasi.

D. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan penggunaan keseluruhan proses berpikir yang meliputi mengingat, membentuk konsep-konsep melalui deduktif maupun induktif, sehingga individu menemukan suatu pengetahuan Khairani, 2013. Selain itu dalam pemecahan masalah juga terdapat tingkah laku trial end error suatu perbuatan coba-coba. Terdapat dua macam strategi umum dalam memecahkan persoalan, yakni: 1 Strategi menyeluruh, dimana persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dicoba dipecahkan dalam rangka keseluruhan itu, dan 2 strategi detailistis yang memandang persoalan dibagi-bagi dalam bagian- bagian dan dicoba pecahkan bagian demi bagian. Dalam pemecahan masalah, terdapat dua macam cara berpikir yang berperan untuk pembuatan keputusan, yaitu: 1. Berpikir Kreatif, adalah berpikir yang memberikan perspektif baru atau menangkap peluang baru sehingga memunculkan ide-ide baru yang belum pernah ada. Kreatif merupakan sebuah kombinasi baru, yaitu kumpulan gagasan baru hasil dari gagasan-gagasan lama. Menggabungkan beberapa gagasan menjadi sebuah ide baru yang lebih baik. 2. Berpikir Analitis, adalah berpikir yang menggunakan sebuah tahapan atau langkah-langkah logis. Langkah berpikir analitis ialah dengan menguji sebuah pernyataan atau bukti dengan standar objektif, melihat bawah permukaan sampai akar-akar permasalahan, menimbang atau memutuskan atas dasar logika. Kedua cara di atas tidak saling bertentangan namun saling melengkapi sesuai konteksnya.

E. Hukum Newton

1. Hukum I Newton Hukum I Newton berbunyi: “Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, benda yang mula-mula diam akan terus diam, sedangkan benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap.”