Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
1) Model Pembelajaran
a) Definisi Operasional : Model Pembelajaran adalah keseluruhan rangkaian yang dimulai dari pendahuluan, pengelolaan sampai dengan evaluasi pembelajaran oleh pendidik dengan menggunakan strategi, pendekatan dan metode tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b) Skala Pengukuran : Nominal
c) Simbol : A
d) Indikator : Perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan Model Pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan kelas kontrol dengan Model Pembelajaran Konvensional.
2) Aktivitas belajar Matematika
a) Definisi Operasional : Aktivitas belajar matematika adalah kegiatan siswa dalam belajar matematika pada materi Keliling dan Luas Segitiga dan Segi Empat, baik di sekolah maupun di rumah. Kegiatan aktivitas belajar disini meliputi kegiatan bertanya, mengeluarkan pendapat, mendengarkan, mencatat, berdiskusi, mengerjakan latihan soal, mengerjakan tugas rumah, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan mempelajari kembali catatan.
b) Skala pengukuran : Skala interval yang diubah ke dalam skala ordinal
yang terdiri dari tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.
c) Simbol : B
d) Indikator : Skor angket aktivitas belajar matematika siswa dengan pembagian skor sebagai berikut : (1) Aktivitas belajar matematika tinggi, jika skor (X) X + s (2) Aktivitas belajar matematika sedang, jika X - s skor (X) X + s (3) Aktivitas belajar matematika rendah, jika skor (X) X - s
Keterangan:
X : Nilai aktivitas belajar tiap responden
X : Rata-rata dari nilai aktivitas belajar seluruh sampel s : Standar deviasi dari seluruh sampel
(Suharsimi Arikunto, 2002: 263)
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.
1) Definisi Operasional : Prestasi belajar matematika adalah nilai tes prestasi belajar yang diperoleh siswa dalam suatu proses pembelajaran matematika pada materi Keliling dan Luas Segitiga dan Segi Empat .
2) Skala Pengukuran : Skala interval
3) Indikator : Nilai tes prestasi belajar matematika pada materi Keliling dan Luas Segitiga dan Segi Empat.
4) Simbol : AB
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini harus ditentukan cara mengukur variabel penelitian dan cara menentukan alat pengumpulan data. Untuk mengukur variabel diperlukan instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada tiga macam yaitu metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Metode Dokumentasi
Menurut Budiyono (2003: 54), “Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen- dokumen yang telah ada”. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai rapor mata pelajaran Matematika kelas VII Semester I tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh digunakan untuk menguji keseimbangan rataan kondisi awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
b. Metode Tes
Menurut Budiyono (2003: 54), “ Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek peneliti”. Suharsimi Arikunto (2002: 127) berpendapat bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk Menurut Budiyono (2003: 54), “ Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek peneliti”. Suharsimi Arikunto (2002: 127) berpendapat bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
Langkah-langkah dalam menyusun tes prestasi belajar terdiri dari:
1) Membuat kisi-kisi tes.
2) Menyusun soal-soal tes.
3) Memvalidasi isi butir tes.
4) Merevisi butir tes.
5) Mengadakan uji coba tes.
6) Menguji daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas tes.
7) Menentukan butir tes yang dapat digunakan.
c. Metode Angket Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128) angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui.
Langkah-langkah dalam menyusun angket terdiri dari:
1) Membuat kisi-kisi angket.
2) Menyusun angket.
3) Memvalidasi isi butir angket.
4) Merevisi butir angket.
5) Mengadakan uji coba angket.
6) Menguji konsistensi internal dan reliabilitas angket.
7) Menentukan butir angket yang dapat digunakan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis angket langsung yang tertutup dalam bentuk pilihan ganda. Pemberian skornya menurut Suharsimi Arikunto (2002: 215) dengan kriteria sebagai :
1) Pemberian skor untuk item positif : Skor 4 untuk alternatif jawaban Selalu Skor 3 untuk alternatif jawaban Sering Skor 2 untuk alternatif jawaban Jarang Skor 1 untuk alternatif jawaban Tidak Pernah
2) Pemberian skor untuk item negatif : Skor 1 untuk alternatif jawaban Selalu Skor 2 untuk alternatif jawaban Sering Skor 3 untuk alternatif jawaban Jarang Skor 4 untuk alternatif jawaban Tidak Pernah
3. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket aktivitas belajar matematika siswa dan tes untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika. Sebelum digunakan sebagai alat pengumpulan data, angket tersebut harus memenuhi persyaratan meliputi: validitas isi, memiliki konsistensi internal dan reliabilitas sedangkan tes tersebut harus memenuhi persyaratan meliputi: validitas isi, daya beda butir soal, tingkat kesukaran dan reliabilitas yang dilakukan dengan cara melakukan try out (uji coba).
a. Tes Prestasi Belajar
1) Validitas Isi
Suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi yang akan diukur. Untuk uji validitas isi ini dilakukan dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam Budiyono (2003: 60) sebagai berikut:
a) Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur (membuat kisi-kisi) Jahja Umar dkk (1998: 37) menyebutkan beberapa kriteria penelaahan butir soal pilihan ganda antara lain :
(1). Segi materi (a) Soal sesuai dengan indikator. (b) Hanya ada satu jawaban yang paling tepat.
(2). Segi konstruksi (a) Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas (b) Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan
penafsiran ganda. (c) Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya.
(3). Segi bahasa (a) Soal menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. (b) Soal menggunakan bahasa yang komunikatif. (c) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
b) Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-domain tersebut.
c) Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir soal
dengan domain performans yang terkait (membuat lembar validasi atau lembar penelaahan).
d) Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari
proses pencocokan pada langkah (c) Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Para penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan kisi- kisi yang ditentukan. Dalam penelitian ini pengumpulan data dan penyimpulan data dilakukan oleh para pakar yaitu dua orang dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS.
2) Daya Beda Butir Soal
Sebuah instrumen terdiri dari butir-butir instrumen yang mengukur suatu hal yang sama dan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antara masing-masing butir tersebut. Indeks daya beda butir soal dapat dilihat dari korelasi antara skor butir tersebut dengan skor totalnya. Indeks daya beda dapat dicari dengan menggunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut :
n XY X Y
r xy =
n X X n Y Y
Keterangan: r xy : Indeks daya beda butir soal untuk butir ke-i Keterangan: r xy : Indeks daya beda butir soal untuk butir ke-i
X : Skor untuk butir ke –i Y : Total skor dari subjek
Jika indeks daya beda pada butir ke-i kurang dari 0.3 maka butir tersebut harus dibuang. (Budiyono, 2003: 65)
3) Tingkat Kesukaran
Menurut Asmawi Zainul (1994: 157) menyatakan bahwa tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi peserta tes menjawab benar terhadap butir soal
tersebut. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: jumlah peserta yang menjawab benar
jumlah peserta tes
dengan p = tingkat kesukaran butir soal Tingkat kesukaran butir soal dan perangkat soal dapat dibagi menjadi 3
kelompok yaitu: 0.00-0.25
Pada penelitian ini butir soal dan perangkat soal yang baik memiliki tingkat kesukaran 0.26 - 0.75. (Asmawi Zainul,1994: 157)
4) Uji Reliabilitas
Budiyono (2003: 65) menyatakan bahwa suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan alat tersebut adalah sama atau hampir sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi memiliki kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan.
Pada penelitian ini tes prestasi belajar yang digunakan adalah tes obyektif, dengan setiap jawaban benar diberi skor 1 dan setiap jawaban salah diberi skor 0. Sehingga untuk menghitung indeks reliabilitas tes ini digunakan rumus dari Kuder-Richardson (KR –20) sebagai berikut : Pada penelitian ini tes prestasi belajar yang digunakan adalah tes obyektif, dengan setiap jawaban benar diberi skor 1 dan setiap jawaban salah diberi skor 0. Sehingga untuk menghitung indeks reliabilitas tes ini digunakan rumus dari Kuder-Richardson (KR –20) sebagai berikut :
Keterangan: r 11 : Indeks reliabilitas instrumen n : Banyaknya instrumen p i : Proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i q i :1 –p i , i =1,2,3...n
: Variansi total Dalam penelitian ini suatu instrumen dikatakan reliabel jika r 11 0.7
(Budiyono, 2003: 69)
b. Angket
1) Validitas Isi
Pada penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi, langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas angket adalah
a) Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur, antara lain : (1). Kesesuaian butir angket dengan kisi-kisi. (2). Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda. (3). Bahasa yang digunakan mudah dipahami. (4). Kesesuiaan dengan tahap perkembangan siswa. (5). Kesesuaian penulisan dengan EYD.
b) Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-domain tersebut.
c) Menyediakan kerangka tersetruktur untuk proses pencocokan butir-butir
soal dengan domain performans yang terkait (membuat lembar validasi atau lembar penelaahan).
d) Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari
proses pencocokan pada langkah (c) Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Penelaahan proses pencocokan pada langkah (c) Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Penelaahan
2) Konsistensi Internal
Konsistensi internal butir angket dapat dilihat dari korelasi antara skor butir butir tersebut dengan skor totalnya. Untuk menghitung konsistensi butir angket digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagaimana menghitung daya beda tes prestasi.
3) Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini, untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus Alpha, sebab skor butir angket bukan 1 dan 0. Adapun rumus Alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut :
n −1
Keterangan: r 11 : Indeks reliabilitas instrumen n : Banyaknya butir instrumen
S 2 i : Variansi butir ke-i, i = 1, 2, 3, 4,...,n S 2 t : Variansi skor- skor yang diperoleh subyek uji coba Dalam penelitian ini suatu instrumen dikatakan reliable jika r 11 0.70
(Budiyono, 2003: 70)