DEMOKRASI SEBAGAI PERAN UTAMA DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Bab III DEMOKRASI SEBAGAI PERAN UTAMA DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
A. Pengertian Demokrasi Kata demokrasi dapat ditinjau dari dua pengertian, yaitu pengertian
secara bahasa demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratein atau cratos yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi, secara bahasa, demos-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Sedangkan pengertian secara istilah demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah system pemilihan yang bebas. Jadi, yang diutamakan dalam pemerintahan demokratis adalah rakyat.
Konsep demokrasi secara etimologis memiliki arti yang cukup sederhana yang berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan cratein atau cratos, yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan dua kata demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) memiliki arti sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (Azra, 2008:39). Menurut Sidney Hook (Azra, 2008:39) demokrasi merupakan bentuk Konsep demokrasi secara etimologis memiliki arti yang cukup sederhana yang berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan cratein atau cratos, yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan dua kata demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) memiliki arti sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (Azra, 2008:39). Menurut Sidney Hook (Azra, 2008:39) demokrasi merupakan bentuk
Gambar 3.1. Berbagai kebijakan dalam konsep negara demo emokrasi harus berpihak pada rakyat (Sumber: Arif Rahmawan)
Pendapat lain tentang demokrasi dikemukakan ole oleh Schmeter (Darmawan, 2009:16) bahwa demokrasi merupakan suatu p tu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana indi individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan cara ara perjuangan kompetitif atas suatu rakyat. Dahl (1982:28) mengartikan rtikan demokrasi sebagai suatu system politik dimana para anggotanya saling ling memandang antara yang satu dengan yang lainnya sebagai orang-orang rang yang sama dipandang dari segi politik, dan mereka secara bersama a-sama adalah berdaulat, memiliki segala kemampuan, sumber daya, da , dan lembaga - Pendapat lain tentang demokrasi dikemukakan ole oleh Schmeter (Darmawan, 2009:16) bahwa demokrasi merupakan suatu p tu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana indi individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan cara ara perjuangan kompetitif atas suatu rakyat. Dahl (1982:28) mengartikan rtikan demokrasi sebagai suatu system politik dimana para anggotanya saling ling memandang antara yang satu dengan yang lainnya sebagai orang-orang rang yang sama dipandang dari segi politik, dan mereka secara bersama a-sama adalah berdaulat, memiliki segala kemampuan, sumber daya, da , dan lembaga -
Sedangkan menurut Alamudi (Darmawan, 2009:2) menyatakan bahwa “demokrasi sesungguhnya bukan hanya seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga menyangkut seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku- liku sehingga demokrasi disebut suatu pelembagaan dari kebebasan. Nilai terpenting lainnya dari demokrasi adalah persamaan. Intinya soko guru demokrasi adalah persamaan dan kebebasan.
Demokrasi merupakan suatu pemerintahan tempat kekuasaan pada suatu Negara berada ditangan rakyat. Dalam pemerintahan demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat. Hal ini mengandung tiga pengertian sebagai berikut:
a. Pemerintahan berasal dari rakyat Kekuasaan yang diperoleh pemerintah adalah kekuasaan yang berasal dari kehendak rakyat. Pemerintahan itu mendapat dukungan dan pengakuan dari rakyat. Kekuasaan diperoleh dari pemilihan umum.
b. Pemerintahan dijalankan oleh rakyat Pemerintah menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas kehendak sendiri. Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah juga berada dibawah pengawasan rakyat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Pemerintah ditujukan untuk rakyat Kekuasaan yang diamanatkan rakyat kepada pemerintah ditujukan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat diutamakan dan harus c. Pemerintah ditujukan untuk rakyat Kekuasaan yang diamanatkan rakyat kepada pemerintah ditujukan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat diutamakan dan harus
Dari beberapa definisi demokrasi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain, Azra (2008:40) menegaskan bahwa pemerintahan demokratis adalah pemerintahan di tangan rakyat yang mengandung pengertian tiga hal, yaitu pemerintahan dari rakyat (government of people), maksudnya suatu pemerintahan yang sah adalah suatu pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat melalui mekaisme demokrasi yaitu pemilihan umum; pemerintahan oleh rakyat (government by the people), maksudnya suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat bukan atas dorongan pribadi elite negara atau elite birokrasi atau dengan kata lain dalam menjalankan pemerinathannya, pemerintah berada dalam pengawasan rakyat (social control); dan pemerintahan untuk rakyat (government for the people), maksudnya bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat.
Untuk menjamin pemerintahan yang demokratis maka Negara perlu membangun lembaga atau institusi-institusi demokrasi. Lembaga demokrasi tersebut bertujuan untuk menopang agar demokrasi bisa berjalan dengan baik. Menurut Miriam Budiardjo (1978:60), syarat-syarat dasar untuk terselengaranya pemerintahan yang demokratis dibawah rule of law menurut International Commissiion of Jurist, antara lain:
a. Pemerintah yang bertanggung jawab,
b. Dewan perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilu,
c. Organisasi atau partai politik c. Organisasi atau partai politik
e. Sistem peradilan yang bebas Dengan
demokrasi merupakan pemerintahan yang memenuhi tiga hal, yaitu pemerintahan tersebut berasal dari rakyat, dijalankan atas nama rakyat, dan pemerintahan ditujukan untuk kepentingan rakyat. Secara rinci, Alamudi (dalam Darmawan, 2009:2) mengatakan bahwa demokrasi menganut prinsip sebagai berikut:
demikian,
pemerintahan
a. Kedaulatan rakyat.
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
c. Kekuasaan mayoritas.
d. Hak-hak minoritas.
e. Jaminan hak asasi manusia.
f. Pemilihan yang bebas dan jujur.
g. Persamaan di depan hukum.
h. Proses hukum yang wajar.
i. Pembatasan pemerintah secara konstitusional. j. Plurarisme sosial, ekonomi, dan politik. k. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama, dan mufakat.
Selain hal tersebut, secara terperinci prinsip-prinsip demokrasi dikemukakan oleh Syafiie (2003: 159-162), yaitu: (1) adanya pembagian kekuasaan; (2) adanya pemerintahan yang
bebas; (3) adanya manajemen yang terbuka; (4) adanya kebebasan individu; (5) adanya peradilan yang bebas; (6) adanya pengakuan hak minoritas; (7) adanya pemerintah yang berdasarkan hukum; (8) adanya Pers yang bebas; (9) adanya beberapa partai politik; (10) adanya consensus; (11) adanya persetujuan; (12) adanya pemerintahan yang konstitusional; (13) adanya ketentuan tentang pendemokrasian; (14) adanya pengawasan terhadap administrasi Negara; (15) adanya perlindungan hak asasi; (16) adanyan pemerintahan yang mayoritas; (17) adanya persaingan keahlian; (18) adanya mekanisme politik; (19) adanya kebebasan kebijaksanaan
Negara; dan (20) adanya pemerintah yang mengutamakan musyawarah.
Berdasarkan pendapat di atas, menunjukkan bahwa Negara yang demokratis perlu memperhatikan dan menjalankan prinsip-prinsip tersebut, meskipun dalam pelaksanaannya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
B. Budaya Demokrasi Demokrasi dipahami tidak hanya sebagai bentuk pemerintahan tetapi
juga pola hidup atau pandangan hidup dari pemerintahan dan masyarakat yang mencerminkan adanya nilai-nilai demokrasi. Demokrasi sebagai pola hidup dan pola sikap berbangsa dan bernegara tidak hanya membutuhkan pemerintahan demokrasi, tetapi juga budaya demokrasi. Jadi, pemerintahan demokrasi saja tidak cukup tanpa didukung oleh penyelenggara Negara dan masyarakat yang demokratis.
Suatu Negara dikatakan Negara demokrasi apabila memenuhi dua criteria, yaitu:
a. Pemerintahan demokrasi yang berwujud pada adanya institusi demokrasi,
b. Masyarakat demokratis yang ebrwujud pada adanya budaya (kultur) demokrasi. Keduanya berkaitan dan saling mendukung. Suatu Negara yang
memiliki pemerintahan demokratis, tetapi masyarakatnya tidak memiliki dan menjalankan nilai-nilai demokrasi, maka pemerintahan yang dijalankan itu akan rusak atau tidak tegak. Sebaliknya, suatu masyarakat demokratis tetapi tidak memiliki pemerintahan demokrasi, maka sulit terwujud Negara demokrasi.
Masyarakat demokratis adalah masyarakat yang memiliki dan menjalankan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai tersebut dijalankan dan diamalkan sehingga menghasilkan masyarakat dan pemerintahan yang berbudaya demokrasi. Apakah nilai demokrasi itu? Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai-nilai kehidupan yang dianggap baik untuk diyakini, disepakati, dan dijalankan dalam kehidupan berdemokrasi. Nilai-nilai tersebut sangat mendukung tegaknya pemerinathan dan Negara demokrasi.
Menurut Henry B. Mayo, nilai-nilai demokrasi yang perlu ditegakkan yaitu: (1) menyelesaikan pertikaian secara damai dan sukarela; (2) menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang selalu berubah; (3) pergantian penguasa dengan teratur; (4) penggunaan paksaan sesedikit mungkin; (5) pengakuan dan penghormatan pada terhadap nilai keanekaragaman; (6) menegakkan keadilan; (7) memajukan ilmu pengetahuan; (8) pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.
Kemudian menurut Zamroni, nilai-nilai demokrasi yang perlu diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu: (1) toleransi; (2) kebebasan mengemukakan pendapat; (3) menghormati perbedaan pendapat; (4) memahami keanekaragaman dalam masyarakat; (5) terbuka dan komunikasi; (6) menjungjung nilai dan martabat kemanusiaan; (7) percaya diri; (8) tidak bergantung pada orang lain; (9) saling menghargai; (10) mampu mengekang diri; (11) kebersamaan; (12) keseimbangan.
Beberapa pendapat tersebut di atas tidak berbeda jauh seperti yang dikemuakan Nurkholis Majdid bahwa nilai-nilai demokrasi yang perlu Beberapa pendapat tersebut di atas tidak berbeda jauh seperti yang dikemuakan Nurkholis Majdid bahwa nilai-nilai demokrasi yang perlu
Nilai-nilai demokrasi tidak tumbuh dengan sendirinya dan juga tidak diwariskan, melainkan harus ditanamkan, diajarkan dan disosialisasikan kepada generasi muda yang kemudian diharapkan mampu dipraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Budaya demokrasi perlu dikembangkan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari lingkungan kecil yakni keluarga sampai lingkungan besar, yaitu kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan dalam pergaulan internasional. Budaya demokrasi dilingkungan masyarakat dapat diwujudkan mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat itu sendiri.
C. Pendidikan Demokrasi Pendidikan demokrasi mutlak perlu dilaksanakan dalam suatu system
pemerintahan demokratis yang diselenggarakan secara terencana, terarah, sistematis dan berkesinambungan. Oleh karena itu, diperlukan tatanan dan aturan politik serta hukum yang jelas supaya pelaksanaan demokrasi tidak mengarah kepada anarkisme atau otorianisme (Djiwandono dkk, 2003:41). Sehingga rakyat mengerti dan memahami akan hak dan kewajibannya sebagai warganegara.
Pentingnya pendidikan demokrasi disadarai oleh beberapa tokoh pendidikan seperti Tilaar (1999:172-174), yang mengemukakan bahwa:
Pendidikan demokrasi merupakan tuntutan dari t ri terbentuknya masyarakat madani Indonesia memiliki bebera berapa unsure diantaranya: a) manusia memerlukan kebebasan politik litik yang berarti bahwa mereka memerlukan pemerintah dari dan un n untuk mereka sendiri; b) kebebasan intelektual; c) kesempatan un untuk bersaing dalam perwujudan diri sendiri (self realization); d) pen pendidikan yang mengembnagkan kepatuhan moral pada kepentingan b an bersama dan bukan kepentingan diri sendiri atau kelompok; e) pen pendidikan yang mengakui hak untuk berbeda (the right to be different rent); f) percaya kepada kemampuan manusia untuk membina masyara syarakat dimasa depan.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, pendidikan demo emokrasi mutlak diperlukan demi terwujudnya masyarakat madani Indones onesia sehingga tercipta kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang ang demokratis. Pendidikan demokrasi dimulai dari tingkat persekolahan dasa asar, menengah sampai perguruan tinggi.
Gambar 3.2. Salah satu kegiatan di sekolah yang menanamkan nila nilai demokrasi
adalah pemilihan Ketua OSIS (Sumber: SMAN 1 Lubuk Alung)
Winataputra (2001) dalam disertasinya mengemuka ukakan bahwa pendidikan demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan ukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warganegara agar gar memahami, menghayati dan mengamalkan serta mengembangkan konsep, sep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan satus dan perannya dalam lam masyarakat.
Selanjutnya, Visi dan misi pendidikan demokrasi dikemukakan juga oleh Winataputra (2004:2), sebagai berikut:
Visi Sebagai wahana substantive, pedagogic, dan social-kultural untuk
membangun cita, nilai, konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan demokrasi dalam diri warga Negara melalui pengalaman hidup dan kehidupan demokrasi dalam berbagai konteks.
Misi Memfasilitasi warganegara untuk mendapatkan berbagai akses kepada dan menggunakan dengan cerdas berbagai sumber informasi tentang demokrasi dalam teori dan praktek untuk berbagai konteks kehidupan sehingga memiliki wawasan yang luas dan memadai (well-informed). Memfasilitasi warganegara untuk melakukan kajian konseptual dan operasional secara cermat dan bertanggung jawab terhadap berbagai cita-cita, instrumentasi, dan praksis demokrasi guna mendapatkan keyakinan dalam melakukan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari serta berargumentasi atas keputusannya itu. Memfasilitasi warganegara untuk memperoleh dan memanfaatkan kesempatan berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawabdalam praksis kehidupan demokrasi di lingkungannya, seperti mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat, memiliki serta memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik.
Berdasarkan visi dan misi yang dikemukakan di atas, maka para pendidik harus memahami bahwa pembelajaran demokrasi tidak hanya mencakup teori saja tetapi harus mampu mengembangkan budaya demokrasi secara nyata dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, sikap guru dalam proses pembelajaran juga merupakan hal yang akan menjadi penentu dalam membina sikap demokratis siswa. Sebab mengutip pendapat Fukuyama (2003:195) “tidak ada demokrasi tanpa orang-orang yang democrat, yaitu seorang manusia yang demokratis”.
Kemudian Affandi (2005:7) mengemukakan bahwa terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menanamkan pendidikan demokrasi kepada genarasi muda, yaitu pengetahuan dan kesadaran akan hal:
Pertama, demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang palin menjamin hak-hak warga masyarakat itu sendiri. Kedua, demokrasi adalah suatu learning procces yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain. Ketiga, kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan, persamaan dan keadilan serta loyal kepada system politik yang bersifat demokrasi.
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa pendidikan demokrasi perlu digali dari budaya masyarakat itu sendiri dan tidak bisa meniru dari masyarakat lain. Selain itu, perlu adanya transformasi nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan, persamaan dan keadilan serta loyalitas terhadap system politik yang bersifat demokratis sehingga demokrasi itu sendiri dapat berlangsung dan berkembang secara berkesinambungan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pendidikan demokrasi yaitu keteladanan dan pola pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, sehingga demokrasi dapat tertanam kuat dalam diri siswa.
Pendidikan demokrasi menurut Gandal dan Finn (1992) perlu dikembangkan dalam bentuk model “school-based democracy education” yang bisa berbentuk empat alternative, yaitu: 1) the root and braces of the democracy ide (perhatian yang cermat yaitu landasan dan bentuk-bentuk demokrasi). 2) how the ideas of democracy have been translated into institutions and practices around the world and through the age (bagaimana ide demokrasi telah diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk kelembagaan dan praktik di berbagai belahan bumi dalam berbagai kurun Pendidikan demokrasi menurut Gandal dan Finn (1992) perlu dikembangkan dalam bentuk model “school-based democracy education” yang bisa berbentuk empat alternative, yaitu: 1) the root and braces of the democracy ide (perhatian yang cermat yaitu landasan dan bentuk-bentuk demokrasi). 2) how the ideas of democracy have been translated into institutions and practices around the world and through the age (bagaimana ide demokrasi telah diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk kelembagaan dan praktik di berbagai belahan bumi dalam berbagai kurun
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut di atas, setiap pendidik perlu memahami bahwa pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional yang dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa. Dengan demikian, melalui pendidikan demokrasi setiap siswa dapat menjadi warga negara yang demokratis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.