DRAINASE PERKERASAN EKSISTING
4 DRAINASE PERKERASAN EKSISTING
4.1 Kerusakan perkerasan akibat air
Kerusakan perkerasan yang memerlukan tindakan rehabilitasi tidak selalu dipicu oleh kerusakan yang secara langsung terkait dengan beban lalu lintas dan daya dukung struktur perkerasan. Kerusakan perkerasan lentur maupun kaku sering disebabkan oleh air yang masuk kedalam struktur perkerasan.
Pada kawasan tropis dengan curah hujan yang tinggi sering dijumpai kasus perkerasan yang awalnya mempunyai kinerja yang baik selama musim kemarau, mengalami kerusakan berat secara drastis setelah memasuki musim hujan. Dalam kasus seperti ini, selama air sebagai penyebab utama tidak ditangani, potensi kerusakan akan berulang cukup besar apapun bentuk penanganan struktur perkerasan yang dilakukan. Oleh sebab itu, di dalam perencanaan rehabilitasi perencana harus menyelidiki apakah diperlukan perbaikan sistem drainase untuk mengoreksi penurunan kinerja perkerasan.
Tingkat kerusakan perkerasan akibat air menentukan tingkat penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mengevaluasi kondisi drainase. Namun demikian, rendahnya tingkat kerusakan perkerasan akibat air tidak berarti bahwa perkerasan bersangkutan bebas dari masalah kerusakan akibat air, karena mungkin saja ada potensi terjadinya kerusakan akibat air.
Selama melakukan survei kondisi, dan selama pelaksanaan rehabilitasi, harus diamati kelemahan sistem drainase yang ada yang berpotensi menjadi penyebab kerusakan perkerasan akibat air. Penilik jalan yang memonitor kondisi jalan dari waktu ke waktu adalah narasumber yang tepat untuk memperoleh informasi yang terkait dengan kondisi drainase setempat.
Untuk dapat menentukan bentuk penanganan yang sesuai untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan akibat air, perencana harus memahami mekanisme kerusakan atau percepatan kerusakan perkerasan akibat air.
4.2 Evaluasi drainase eksisting
Evaluasi drainase dimulai dengan mempelajari catatan pelaksanaan dan gambar terlaksana (as built drawing) untuk mengetahui kelengkapan sistem drainase yang sudah dibuat, baik letak maupun dimensinya. Perlu dipelajari data drainase yang ada. Dari potongan melintang dan memanjang perkerasan eksisting perlu diketahui:
kemiringan memanjang; kemiringan melintang; lebar lapisan perkerasan; struktur dan tebal perkerasan; ketinggian timbunan dan kedalaman galian; kemiringan dan dimensi kelengkapan drainase seperti saluran dan gorong-gorong; drainase bawah permukaan.
Kerusakan akibat air menandakan bahwa sistem drainase perkerasan bersangkutan tidak lagi memadai. Dari evaluasi sistem drainase dapat diketahui apakah sistem drainase tersebut hanya memerlukan perbaikan dan pemeliharaan, atau memerlukan peningkatan dan penambahan fitur.
Langkah selanjutnya adalah mempelajari peta topografi untuk mengetahui berbagai faktor topografi yang mempegaruhi aliran air permukaan dan bawah permukaan. Kawasan yang terletak pada cekungan, galian atau lokasi dengan elevasi perkerasan terletak di bawah Langkah selanjutnya adalah mempelajari peta topografi untuk mengetahui berbagai faktor topografi yang mempegaruhi aliran air permukaan dan bawah permukaan. Kawasan yang terletak pada cekungan, galian atau lokasi dengan elevasi perkerasan terletak di bawah
Dalam evaluasi drainase perlu diperhatikan hal-hal berikut: apakah air mengalir dengan baik melalui permukaan perkerasan dan bahu jalan;
apakah ada akumulasi air pada perkerasan dan sekitarnya; ketinggian muka air di saluran; apakah air pernah melimpah dari saluran; apakah ada air pada sambungan atau retakan perkerasan; apakah ada genangan air pada bahu jalan; apakah ada tanaman ramah air yang tumbuh subur di sepanjang sisi jalan; apakah ada endapan tanah, partikel halus atau indikasi pumping lainnya; apakah ada sampah atau endapan pada inlet; apakah sambungan atau retakan ditutup (seal) dengan baik.
4.3 Drainase bawah permukaan
Kondisi drainase di bawah permukaan pada umumnya sangat mempengaruhi kinerja overlay. Perbaikan drainase bawah permukaan eksisting yang kurang berfungsi dapat meningkatkan kinerja perkerasan. Siapkan drainase di bawah permukaan perkerasan eksisting apabila ternyata ada rembesan air permukaan atau aliran air melalui struktur perkerasan eksisting dan terjebak.
Ketentuan drainase harus mengikuti ketentuan dalam Bagian-1 Struktur Perkerasan Baru. Contoh drainase bawah permukaan untuk berbagai kondisi lapangan ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Contoh Drainase Bawah Permukaan untuk Berbagai Kondisi Lapangan
(Gerke 1987)