METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang ditujukan kepada responden, dalam hal ini manajer menengah yang menggunakan Sistem Informasi Akuntansi pada industri manufaktur di Surakarta dan juga melalui wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan data sekunder adalah dengan cara mempelajari jurnal-jurnal serta karya tulis lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

B. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan sekumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer menengah pada perusahaan manufaktur di Surakarta. Yang dianggap manajer menengah pada perusahaan adalah mereka yang memiliki jabatan manajer menengah atau setingkat dengan manajer menengah (Sayekti, 2002 dalam Andiyono, 2005). Alasan dipilih manajer menengah adalah karena manajer menengah memegang Populasi merupakan sekumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer menengah pada perusahaan manufaktur di Surakarta. Yang dianggap manajer menengah pada perusahaan adalah mereka yang memiliki jabatan manajer menengah atau setingkat dengan manajer menengah (Sayekti, 2002 dalam Andiyono, 2005). Alasan dipilih manajer menengah adalah karena manajer menengah memegang

Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi tersebut. Sampel yang digunakan adalah individu, dimana terfokus pada satu objek yaitu manajer menengah pada industri manufaktur. Metode sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Dalam penentuan jumlah sampel yang akan digunakan, peneliti mengacu pada Rule of Thumb yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000), antara lain:

1. Jumlah sampel yang tepat, sesuai pada penelitian ini yaitu 30< x <500.

2. Jika sampel dibagi ke dalam beberapa sub sampel, maka jumlah sampel minimum adalah 30 atau setiap kelompok sub sampel.

C. Pengukuran Variabel

Variabel-variabel penelitian dalam penelitian ini, meliputi:

1. Keefektifan SIA Dengan menggunakan instrumen dari DeLone and McLean’s (1992), responden diberikan pertanyaan dengan memberikan empat point skala likert untuk mengindikasikan tingkatan keefektifan kualitas sistem SIA, kualitas informasi, informasi yang digunakan, kepuasan pengguna, dampak individual, dan dampak bagi perusahaan.

2. Kecanggihan SIA Kecanggihan SIA diartikan sebagai jumlah penggunaan aplikasi SIA yang digunakan untuk peningkatan perusahaan. Responden akan diberikan pertanyaan untuk mengindikasikan kenapa mereka menggunakan atau tidak 18 aplikasi SIA. Untuk mengukur tingkatan kecanggihan SIA, pengukuran agregat digunakan dengan memberikan nilai aplikasi yang dibuat untuk merepresentasikan jumlah aplikasi yang digunakan oleh perusahaan. Nilai dari kecanggihan SIA antara 1 sampai dengan 18.

3. Partisipasi Manajer Dalam penelitian ini, partisipasi manajer dalam pelaksanaan SIA diukur dengan menggunakan instrumen yang sama oleh Hussein et al. (2002). Instrumen ini menggunakan empat point skala likert.

4. Pengetahuan SIA Dalam penelitian ini, pengetahuan SIA manajer menggunakan daftar dari 7 aplikasi yang secara umum ditemukan dalam perusahaan. Responden diberikan pertanyaan yang mengindikasikan tingkat pengetahuan mereka dalam pemrosesan kata, spreadsheet, database, Aplikasi Dasar Akuntansi, e-mail, internet dan Computer Assisted production Management . Pengukuran menggunakan instrumen yang digunakan oleh Ismail (2009). Instrumen ini menggunakan empat point skala likert.

5. Pengetahuan Akuntansi Seperti halnya lingkup pada pengetahuan SIA, responden diberikan pertanyaan yang mengindikasikan tingkat pengetahuan mereka yang berhubungan dengan teknik akuntansi keuangan dan teknik akuntansi manajemen. Pengukuran menggunakan instrumen yang digunakan oleh Ismail (2009). Instrumen ini menggunakan empat point skala likert.

6. Ahli luar Kuesioner ditanyakan kepada responden untuk mengidentifikasi penasehat luar yang digunakan oleh perusahaannya (seperti: konsultan, vendor, akuntan luar, dan lembaga pemerintah). Kemudian mereka diberikan pertanyaan untuk menilai keefektifannya, dengan empat point skala likert.

D. Teknik Pengujian Kualitas Data

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Keabsahan suatu hasil penelitian sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang dipakai tidak valid dan atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang dilakukan tidak akan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Dalam mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam pengujian, yaitu uji validitas (test of validity) dan uji reliabilitas (test of reliability ) untuk menguji kesungguhan jawaban responden.

1. Uji Validitas (Test of Validity) Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas berguna untuk menentukan seberapa cermat suatu alat melakukan fungsi ukurannya. Alat ukur validitas yang tinggi berarti mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga memberikan keyakinan bahwa data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Construct Validity, yang merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara menguji suatu instrumen dalam mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan (Novivanti, 2007). Pengujian validitas akan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson yang mengkorelasikan scor per item dengan scor totalnya.

2. Uji Reliabilitas (Test of Reliability) Setelah dilakukan uji validitas atas pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan- pernyataan yang sudah valid. Untuk menguji stabilitas pertanyaan dalam suatu faktor, maka menggunakan formula Cronbach's Alpha. Instrumen 2. Uji Reliabilitas (Test of Reliability) Setelah dilakukan uji validitas atas pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan- pernyataan yang sudah valid. Untuk menguji stabilitas pertanyaan dalam suatu faktor, maka menggunakan formula Cronbach's Alpha. Instrumen

E. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan pengujian untuk mendeteksi ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik atas persamaan regresi. Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan, meliputi:

1. Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen mempunyai distribusi data normal atau tidak. Alat yang digunakan yaitu Kolmogorov Smirnov yang merupakan goodness of fit yang dilaksanakan dengan membandingkan score observasian dengan suatu sebaran teoritis tertentu. Uji ini menetapkan apakah score dalam sampel dianggap berasal dari populasi yang sama dengan distribusi teoritis tertentu. Apabila nilai Sig hitung > 0,05 maka data berdistribusi normal, namun jika Sig hitung ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika tetap maka disebut homokedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode yang digunakan yaitu Metode Scatterplot . Ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat dari adanya 2. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika tetap maka disebut homokedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode yang digunakan yaitu Metode Scatterplot . Ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat dari adanya

3. Uji Auto Korelasi Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier terdapat korelasi antar anggota-anggota dari serangkaian pengamatan. Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang (Gujarati, 1997) dalam Nugroho (2007). Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi yaitu apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut tidak memiliki autokorelasi.

4. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas merupakan hubungan variabel independen terhadap variabel independen lain, yang menyebabkan varian (standar error) koefisien regresi tidak akan signifikan berbeda dengan nol. Untuk menguji multikoliniearitas, dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila nilai VIF lebih besar 10 maka dalam model regresi berganda terjadi multikolinearitas.

F. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis 1 s/d 8 menggunakan Analisis Regresi Berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen, seperti: kecanggihan SIA, partisipasi manajer, pengetahuan SIA, pengetahuan akuntansi, keefektifan konsultan, keefektifan vendor, keefektifan akuntan luar, serta keefektifan lembaga pemerintah terhadap variabel dependen yaitu keefektifan SIA.

Analisis Regresi Berganda ini merupakan salah satu alat uji yang digunakan pada analisis data dalam ilmu sosial (Bryman dan Cramer, 2001). Alat uji ini dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Tujuan dari analisis ini untuk memprediksi perubahan pada variabel dependen dalam merespon perubahan yang disebabkan oleh variabel independen. Model Regresi:

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 +b 7 X 7 +

b 8 X 8 + e.

Keterangan: Y = Variabel keefektifan SIA,

a = Konstanta,

b = Koefisien regresi, X1 = Variabel kecanggihan SIA, X2 = Variabel partisipasi manajer, X3 = Variabel pengetahuan SIA, X4 = Variabel pengetahuan akuntansi,

X5 = Variabel keefektifan konsultan, X6 = Variabel keefektifan vendor, X7 = Variabel keefektifan akuntan luar, X8 = Variabel keefektifan lembaga pemerintah, dan

e = Error.

G. Kriteria Pengujian Hipotesis

Pengukuran hipotesis dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari tiap-tiap variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antar variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (Sig.) dengan tingkat signifikansinya (a). Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5%. Jika probabilitas (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Adapun jika probabilitas (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut: § Jika (P) t-hit > 0,05, maka Ho diterima. § Jika (P) t-hit < 0,05, maka Ho ditolak.