Landasan Teori

2) Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan dasar berpijak pembaca untuk melihat peristiwa dalam cerita. Pengarang sengaja memilih sudut pandang secara hati-hati agar ceritanya dapat memiliki hasil yang memadai. Melalui sudut

commit to user

setiap peristiwa dalam cerita, baik di dalam maupun di luar tokoh (Stanton, 2007:53). Stanton membagi sudut pandang menjadi empat tipe yaitu sebagai berikut. (1) Orang pertama-utama. Karakter utama mengisahkan cerita dalam kata-

katanya sendiri (2) Orang pertama-sampingan. Karakter bawahan menceritakan kisahnya (3) Orang ketiga-terbatas. Pengarang mengacu pada semua karakter dan

memposisikannya sebagai orang ketiga (ia atau mereka), tetapi hanya menceritakan apa yang dapat dilihat, didengar, atau dipikirkan oleh seorang karakter saja

(4) Orang ketiga-tidak terbatas. Pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga (ia atau mereka) dan menceritakan apa yang didengar, dilihat, dan dipikirkan oleh beberapa karakter seolah-olah menceritakan peristiwa tanpa kehadiran karakter.

3) Gaya dan Tone

Gaya adalah cara pengarang menggunakan bahasa (Stanton, 2007:61). Meskipun ada dua penarang yang memakai alur, karakter, dan latar yang sama, hasil tulisan keduanya bisa sangat berbeda. Perbedaan tersebut secara umum terletak pada bahasa (Stanton, 2007:61). Gaya membuat pembaca dapat menikmati cerita, menikmati gambaran tindakan, pikiran, dan pandangan yang diciptakan pengarang, serta dapat mengagumi pengarang dalam menggunakan bahasa. Gaya juga dapat berhubungan

commit to user

pengarang tidak menggunakan gaya yang cocok, tetapi akan menjadi tepat jika gaya itu mendukung temanya.

Unsur yang terkait dengan gaya adalah tone. Tone merupakan sikap emosional pengarang yang dihadirkan dalam cerita, bisa berupa sikap (perasaan) romantis, ironis, misterius, gembira, tidak sabar, atau perasaan lainnya. Tone dibangun sebagian dengan fakta cerita, tetapi yang lebih penting adalah pilihan pengarang terhadap rincian-rincian dalam menggambarkan fakta-fakta itu (Stanton, 2007:63).

d. Hubungan Antarunsur

Semua unsur dalam karya sastra memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Keterkaitan tersebut membangun karya sastra dalam bentuk yang utuh. Jadi, antara unsur yang satu dengan unsur yang lain tidak dapat dipisahkan. Novel dibangun dari sejumlah unsur, dan setiap unsur akan saling berhubungan secara saling menentukan, yang kesemuanya itu akan menyebabkan novel tersebut menjadi sebuah karya yang bermakna, hidup. Di pihak lain, tiap-tiap unsur pembangun itupun hanya akan bermakna jika ada dalam kaitannya dengan keseluruhannya. Dengan kata lain, dalam keadaan terisolasi, unsur-unsur tersebut tidak ada artinya, tidak berfungsi (Nurgiyantoro, 2005:31).

Stanton (2007:22), menyatakan bahwa struktur faktual (karakter, alur, dan latar yang merupakan fakta cerita) bukanlah bagian terpisah dari cerita. Jadi, keberadaan unsur-unsur tersebut saling mendukung untuk membentuk

commit to user

pemahaman terhadap unsur-unsur yang lain, seperti fakta cerita. Setiap aspek cerita turut mendukung kahadiran tema. Oleh karena itu, pengamatan harus dilakukan pada semua hal, seperti peristiwa-peristiwa, karakter-karakter, atau bahkan objek-objek yang sekilas tampak tidak relevan dengan alur utama (Stanton, 2007:43).

Hubungan antarunsur dapat didefinisikan seperti, (1) hubungan alur dengan karakter. Keberadaan alur tidak dapat lepas dari karakter. Alur terjadi karena adanya peristiwa, konflik, hingga akhirnya sampai pada klimaks. Semua hal tersebut dapat terjadi apabila ada karakter karena karakter yang berperan untuk menggerakkan jalannya cerita. (2) hubungan latar dengan alur. Latar dan latar memiliki hubungan yang tidak terlalu menonjol. Namun demikian, hubungan kedua unsur ini tetap ada. Alur dapat ditunjukkan dengan adanya perpindahan tempat dan waktu. Perpindahan tempat ditandai dengan adanya ciri-ciri fisik tempat tersebut. (3) hubungan karakter dengan latar. Karakter dan latar mempunyai hubungan yang bersifat timbal balik. Kondisi latar, baik itu latar tempat, latar waktu, maupun latar sosial akan berpengaruh pada watak sang karakter. Demikian juga sebaliknya, watak karakter dapat mencerminkan latar belakang tokoh tersebut. (4) hubungan tema, alur, karakter, dan latar. Stanton (2007:43) menyatakan bahwa setiap aspek cerita turut mendukung kehadiran tema. Tema yang merupakan gagasan dari pengarang, diwujudkan melalui jalinan alur, karakter dan latar. Tema memberi koherensi dan makna pada fakta-fakta cerita (Stanton, 2007:39).

commit to user

Penelitian ini akan menganalisis novel Blakanis karya Arswendo Atmowiloto dengan pendekatan struktural menurut Robert Stanton. Alur kerangka pikir dimulai dari pembacaan novel dengan cermat dan teliti, memahami tentang isi novel Blakanis dan menemukan permasalahan yang ada didalamnya, kemudian merumuskan permasalahan tersebut. Menentukan teori untuk menganalisis permasalahan tersebut dengan teori Robert Stanton, yang dapat diuraikan dengan fakta cerita yang meliputi alur, tokoh, dan latar, serta menggunakan metode untuk menguraikan fakta cerita tersebut yaitu dengan menggunakan sarana sastra yang meliputi judul, dan sudut pandang. Setelah diuraikan fakta cerita dan sarana sastranya, maka akan diperoleh tema yang terkandung dalam novel tersebut.

Menentukan teori yang akan digunakan untuk menganalisis yaitu dengan menggunakan teori Robert Stanton. Mengolah data yang telah dikumpulkan, kemudian menarik simpulan. Untuk memperjelas gambaran mengenai penelitian ini, dapat dilihat alur kerangka pikir sebagai berikut.

1. Membaca dan memahami novel Blakanis dengan cermat dan teliti.

2. Menemukan permasalahan yang terdapat dalam novel Blakanis kemudian merumuskan permasalahan tersebut.

3. Menentukan teori yang digunakan untuk menganalisis yaitu teori fiksi Robert Stanton yang meliputi fakta cerita, sarana sastra, dan tema.

4. Analisis permasalahan dengan cara memaparkan dan atau menunjukkan serta menjelaskan yang disertai dengan kutipan-kutipan yang mendukungnya.

5. Simpulan, disajikan pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh.

Berikut ini adalah skema kerangka pikir novel Blakanis

commit to user

Novel Blakanis karya Arswendo Atmowiloto

Teori Struktural

Fakta Cerita Tema Sarana Sastra

1. Alur · tahapan alur

· hubungan

kausalitas · hubungan

plausibitas · konflik internal &

konflik eksternal · konflik & klimaks

sentral

2. Tokoh · karakter sentral · karakter bawahan · motivasi tokoh

Hubungan Antarunsur

1. tema

bawahan

2. tema sentral

1. Judul

2. Sudut pandang

3. Gaya & Tone

Simpulan

commit to user