BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Wajib pajak
Wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan Rosdiana dan Irianto, 2011.Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotong pajak
tertentu.Wajib pajak bisa berupa wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan. Wajib pajak pribadi adalah setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan
diatas pendapatan tidak kena pajak Rahman, 2010 Dalam KUP, ketentuan mengenai kewajiban mendaftarkan diri untuk
wajib pajak orang pribadi WP OP dibedakan perlakuannya tax treatment antara wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan wajib
pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas. Wajib pajak orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak
badan, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor pokok wajib pajak NPWP paling lama satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan Rosdiana dan
Irianto, 2011.Yang dimaksud dengan saat usaha mulai dijalankan adalah saat yang terjadi lebih dulu antara saat pendirian dan saat usaha nyata-nyata mulai
dilakukan.
10
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan defenisi wajib pajak diatas maka wajib pajak merupakan Orang pribadi, atau Badan yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang
mendaftarkan diri yang melakukan penghitungan, pembayaran dan pelaporan sesuai ketentuan perpajakan.Rosdiana dan Irianto,2011 menggambarkan skema
batas waktu pendaftaran menjadi wajib pajak bagi wajib pajak orang pribadi di indonesia sebagai berikut:
Sumber: Buku Tata cara perpajakan hal. 82 Rosdiana Edi, 2011
Gambar 2.1. Batas waktu pendaftaran bagi WP OP di Indonesia
Dalam Prosedur Administrasi Penagihan Perpajakan wajib paja memiliki hak dan tanggung jawabRahman, 2010 antara lain:
1. Penagihan Dalam hal ini wajib pajak mempersiapkan segala dokumen yang berkaitan
dengan aspek penagihan pajak .dalam proses penagihan, Wajib pajak mempunyai hak dan kewajiban antara lain:
Kewajiban Mendaftarkan diri bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Wajib Pajak Orang Pribadi menjalankan
usaha atau pekerjaan Wajib Pajak Orang Pribadi
Tidak menjalankan usaha Atau pekerjaan bebas
1 satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan
Paling lambat pada akhir bulan berikutnya, apabila jumlah
penghasilannya sampai dengan satu bulan yang disetahunkan telah
melewati Penghasilan tidak kena pajak PTKP
Universitas Sumatera Utara
A. Hak Wajib Pajak Penanggung Pajak • Meminta Juru Sita Pajak memperlihatkan Kartu Tanda
Pengenal Juru sita pajak • Menerima salinan surat oaksa dan salinan berita acara
penyitaan • Menentukan urutan barang yang akan dilelang
• Sebelum pelaksanaan lelang wajib pajak diberi kesempatan terakhir untuk melunasi utang pajak termasuk biaya
penyitaan, iklan, pembatalan lelang, dan melaporkan pelunasan tersebut kepada kepala KPP yang bersangkutan
• Lelang tidak akan dilaksanakan apabila wajib pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak sebelum
pelaksanaan lelang. B. Kewajiban Wajib Pajak
• Membantu juru sita pajak dalam melaksanakan tugasnya • Memperbolehkan juru sita pajak memasuki ruangan, tempat
usah tempat tinggal wajib pajak • Memberikan keterangan lisan atau tertulis yang di perlukan
• Barang yang disita dilarang dipindahtangankan, dihipotikkan atau di sewakan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Sosialisasi Perpajakan 2.1.2.1. Pengertian Sosialisasi
Kegiatan penyuluhan pajak memiliki peranan dan andil yang cukup peting dalam mensosialisasikan pajak ke seluruh wajib pajak.Berbagai media diharapkan
mampu menggugah kesadaran masyarakat untuk patuh terhadap pajak dan membawa pesan moral terhadap pentingnya pajak bagi Negara.Berbagai media
diharapkan mampu menggugah kesadaran wajib pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib perpajakan Wajib pajak baik wajib pajak badan maupun orang
pribadi dalam rangka meningkatkan jumlah penerimaan Negara. Ritcher Jr, 1987 Sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan tertentu
di masyarakat. Broom dan Seznic 1961 menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses
membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan beberapa pengertian pokok
sosialisasi sebagai berikut: a. Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia
b. Dalam sosialisasi terjadi saling mempengaruh antara individu beserta segala potensi kemanusiaan masyarakat beserta kebudayaannya.
c. Melalui proses sosialisasi individu menyerap pengetahuan, kepercayaan nilai-nilai norma, sikap dan keterampilan-keterampilan
dari budaya masyarakatnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Hasil sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi suatu pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat juga
terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi. Pajak memiliki pengertian iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
undang undang dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjuk yang digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat yang di pungut oleh lembaga tertentu yang di hunjuk Ditjen Pajak berdasarkan KUP dalam Djoko Muljono, 2010.
Sesudah mengetahui arti sosialisasi dan pajak diatas, maka dapat diuraikan pengertian sosialisasi perpajakan sebagai suatu upaya dari Direktorat Jendral
Pajak untuk memberikan pengertian, informasi dan pembinaan kepada masyarakat pada umumnya dan wajib pajak pada khususnya, mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan adanya sosialisasi perpajakan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak diharapkan akan dapat
terciptanya partisipasi yang efektif dari masyarakat dan wajib pajak dalam memenuhi hak dan kewajibannya sehingga memungkinkan lestarinya suatu
kesadaran perpajakan.
2.1.2.2. Bentuk-Bentuk Sosialisasi
Penyesuaian diri dalam sosialisasi terjadi secara berangsur-angsur sesuai dengan perkembangan pertambahan ilmu pengetahuan dan penerimaan individu
terhadap nilai-nilai dan norma yang ada didalam lingkungan masyarakat dimana masyarakat berada. Bentuk proses sosialisasi yang dialami individu terbagi
menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder Soekanto, 2002.
Universitas Sumatera Utara
a. Sosialisasi Primer dialami individu pada masa kanak-kanak terjadi dalam lingkungan keluarga, individu tidak dapat menghindar untuk
menerima dan menginternalisasikan cara pandang keluarga. b. Sosialisasi sekunder berkaitan dengan ketika individu mampu untuk
berinteraksi dengan orang lain selain keluarganya. Dalam sosialisasi skunder terdapat proses sosialisasi dan desosialisasi, dimana keduanya
merupakan proses yang berkaitan satu sama lain. Resosialisasi berkaitan dengan pengajaran dan penanaman nilai-nilai yang berbeda
dengan nilai-nilai yang pernah dialami sebelumnya untuk penguatan dalam penanaman nilai-nilai baru tersebut maka desosialisasi terjadi
dimana diri individu yang lama dicabut dan diberi diri yang baru dalam proses resosialisasi. Dalam sosialisasi ini jika individu menghindar dan
tidak menerima nilai dan norma-norma yang ada maka individu tersebut akan dikucilkan dari lingkungannya berada.
Seseorang akan mengalami proses sosialisasi yang bersifat terus menerus selama individu tersebut hidup mulai dari anak-anak sampai mereka dewasa.
Termasuk pula sosialisasi perpajakan, cepat atau lambat perpajakan harus diketahui dan dipahami oleh semua lapisan masyarakat dalam mempelajari
perpajakan.
2.1.2.3. Dimensi Sosialisasi Perpajakan
Aspek yang akan diperoleh dari penyampaian informasi perpajakan yang dilakukan pemerintah akan sangat mempengaruhi kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak, Soekanto, 2002 antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Waktu Dalam mensosialisasikan pajak Ditjen Pajak dapat menggunakan
waktu di setiap kesempatan yang ada, baik dengan mengunjungi ke masing-masing rumah atau tempat usaha, maupun saat wajib pajak
sendiri dating ke kantor pajak setempat. b. Media yang digunakan
Media informasi tentang pajak bersumber dari media massa, namun media luar ruang juga menjadi sumber informasi pajak yang di
perhatikan masyarakat, maka sebaiknya media informasi lebih banyak digunakan dalam sosialisasi perpajakan yaitu: Televisi, Koran,
Spanduk, media Flyerspanduk dan poster, Radio, Media Billboardmini billboard maupun media internet.
c. Bentuk sosialisasi Bentuk sosialisasi berupa penyampaian materi sosialisasi kepada
masyarakat harus lebih ditekankan pada manfaat pajak, Manfaat NPWP dan pelayanan pajak di masing-masing unit.Sosialisasi yang
dilakukan kepada masyarakat melalui seminar, diskusi, serta penyuluhan.
d. Informasi yang disampaikan Kualitas informasi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa
yang sesederhana mungkin dan bukan bersifat teknis, sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Sumber informasi yang
dinilai informastif dan dibutuhkan secara urut yaitu: Call Center, Penyuluhan, Internet, Petugas Pajak, Televisi, Iklan Bis.
Universitas Sumatera Utara
e. Tujuan dan manfaat sosialisasi Program yang dilakukan DJP berkaitan dengan kegiatan penyuluhan,
seminar pajak serta debat pajak melalui acara tax goes to campus bertujuan guna menimbulkan pemahaman tentang pajak kepada
mahasiswa maupun masyarakat umum. f. Pengetahuan wajib pajak
Dengan bekal pengetahuan serta melalui sosialisasi perpajakan yang diterima diharapkan dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak akan
pentingnya membayar pajak untuk meningkatkan pembangunan dan kemakmuran rakyat.
2.1.3. Kualitas Pelayanan Fiskus
Pelayanan adalah cara melayani membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang. Sementara itu fiskus adalah petugas
pajak. Sehingga pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan
seseorang dalam hal ini adalah wajib pajak. Tingkat keberhasilan penerimaan pajak selain dipengaruhi oleh tax payer juga di pengaruhi oleh tax policy,tax law
dan tax administratio Prastiantono,1994. Tiga faktor terakhir ini melekat dan dikendalikan oleh fiskus itu sendiri, sedangkan faktor tax payer didominasi dari
dalam diri wajib pajak itu sendiri. Petugas pajak Fiskus dalam melaksanakan tugasnya melayani masyarakat
atau wajib pajak sangat di pengaruhi oleh adanya tax policy,tax law dan tax administration.Loekman Sutrisno 1994 Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi
kewajibanya membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak
Universitas Sumatera Utara
memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak.Fiskus diharapkan memiliki kompetensi dalam arti memiliki keahlian skill, pengetahuan
knowledge, dan pengalaman experience dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pajak dan perundang-undangan perpajakan.Selain itu fiskus harus
memiliki motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik. Kegiatan yang dilakukan otoritas pajak dengan menyapa masyarakat agar
menyampaikan SPT tepat waktu termasuk penyuluhan secara kontinyu melalui berbagai media.Dengan penyuluhan secara terus menerus kepada masyarakat agar
mengetahui, mengakui, menghargai, dan menaati ketentuan pajak diharapkan tujuan pajak dapat berhasil.Untuk mengetahui bagaimana pelayanan terbaik yang
seharusnya dilakukan oleh fiskus kepada wajib pajak, diperlukan juga pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai Fiskus. Kewajiban fiskus yang diatur dalam
undang-undang perpajakan adalah: 1. Kewajiban untuk membina wajib pajak
2. Kewajiban merahasiakan data wajib pajak 3. Kewajiban melaksanakan putusan
Sementara itu terdapat pula hak-hak fiskus yang diatur dalam undang- undang perpajakan antara lain:
1. Hak menerbitkan NPWP dan NPPKP secara jabatan 2. Hak menerbitkan surat ketetapan pajak
3. Hak menerbitkan surat paksa dan surat perintah melaksankan penyitaan 4. Hak melakukan pemeriksaan dan penyegelan
5. Hak melakukan atau mengurangi sanksi administratif 6. Hak melakukan penyidikan, pencegahan dan penyanderaan
Universitas Sumatera Utara
Apabila petugas pajak melakukan kesalahan berkaitan dengan pelaksanaan ketentuan perpajakan, bertindak diluar kewenangannya, menyalahgunakan
kekuasaan dengan maksud menguntungkan diri sendiri, dalam hal demikian wajib pajak dapat mengadukan pelanggaran yang dilakukan pegawai pajak fiskus
tersebut kepada unit sub pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Departemen Keuangan. Djoko muljono dalam bukunya Hukum Pajak 2010 menyatakan
Berbagai kesalahan oleh petugas pajak dapat dikenakan sanksi pidana atau denda maupun sanksi administratif, dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Sumber: Buku Hukum Pajak Hal. 15 Djoko Muljiono, 2010
Gambar 2.2. Pengenaan sanksi Pelanggaran pada petugas pajak Fiskus yang meyalahgunakan kekuasaannya
Sanksi pada Petugas
Pajak
Pidana dan Denda
Sesuai Peraturan
Perundang- undangan
Pidana Mengungkapkan
Rahasia Wajib Pajak
Bertindak diluar
kewenangan
Pemerasa
KKN Menetapkan
pajak tidak sesuai undang-
undang Alpa
Sengaja Kurungan 1
tahun dan Denda Rp.
25.000.000
Sanksi sesuai Peraturan perundang-undangan
Kurungan 2 Tahun dan
denda Rp. 50.000.000
Sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
368 KUHP
Pidana Korupsi
Universitas Sumatera Utara
Upaya peningkatan kualitas pelayanan meliputi segala jenis pelayanan yang berhubungan dengan proses pemenuhan kewajiban maupun hak wajib pajak
dibidang perpajakan misalnya kebersihan ruangan dan pendingin ruangan AC yang dapat memberikan kenyamanan bagi wajib pajak, kelengkapan peralatan dan
perlengkapan ruangan lainnya seperti pengeras suara dan papan petunjuk ruangan yang memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,
kemudahan tata cara pembayaran, kecakapan petugas pajak dalam melayani hingga penampilan petugas pajak.
2.1.4. Sanksi Perpajakan
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Norma Perpajakan akan dituruti, ditaati, di
patuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan Mardiasmo 2006. Seorang wajib pajak
akan memenuhi kewajiban perpajakannya bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya. Sejak 1 Januari 2008 pengenaan
tarif sanksi administrasi terbaru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 2.1. Perubahan Ketentuan Nilai Tarif Sanksi Administrasi Denda Perpajakan
No Jenis Surat Pemberitahuan SPT
Surat pemberitahuan SPT Masa Ketentuan
Lama Ketentuan
Baru
1 2
1 2
SPT Masa PPn SPT Masa Lainnya.
SPT Tahunan PPh Wajib pajak Badan
SPT Tahunan .
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak orang pribadi
50.000,- 50.000,-
100.000,- 100.000,-
500.000,- 100.000,-
1.000.000,- 500.000,-
Sumber :Ortax.org 2011
Universitas Sumatera Utara
Seorang wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakannya bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya. Sanksi
perpajakan dapat diukur sebagai berikut: 1. Sanksi administrasi
Sanksi Administrasi dikenakan bagi pelanggaran aturan perpajakan ringan, dalam undang – undang perpajakan sanksi administrasi dapat dibedakan
dalam 3 kelompok yaitu: a. Denda
Denda dikenakan terhadap keterlambatan pelaporan atau penyampaian surat pemberitahuan SPT Pajak penghasilan PPh, tidak membuat
faktur pajak atau membuat tetapi tidak tepat waktu, tidak mengisi faktur pajak, melaporkan tidak sesuai masa penerbitan faktur pajak
PPn. b. Bunga
Bunga dikenakan terhadap pajak yang tidak atau kurang bayar. c. Kenaikan
Kenaikan dikenakan terhadap hasil pemeriksaan terkait dengan pengungkapan ketidak benaran yang berhubungan dengan
pembukuan, data SPT yang tidak benar, NPWP, jabatan, kewajiban terkait pemeriksaan, tidak menyampaikan SPT dan sebagainya.
2. Sanksi Pidana Dikenakan bagi pelanggaran aturan pajak cukup berat. Sanksi pidana
dikenakan sehubungan dengan pelanggaran terhadap peraturan perundang-
Universitas Sumatera Utara
undangan perpajakan khususnya yang tercantum dalam ketentuan umum dan tata cara perpajakan Siti Resmi, 2009.
2.1.5. Kepatuhan Wajib Pajak
Pengertian kepatuhan pajak tax compliance adalah bahwa wajib pajak mempunyai kesediaan untuk mematuhi kewajiban pajaknya sesuai aturan yang
berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama
obtrusiveinvestigation, peringatan atau pun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi Loebbecke, 2003.James dan Alley, 1999
mengemukakan kepatuhan wajib pajak sebagai suatu tingkatan dimana seorang wajib pajak memenuhi peraturan perpajakan di negaranya. Pendapat lain tentang
kepatuhan wajib pajak jugadikemukakan oleh Kiryanto 2000, seperti dikutip oleh Jatmiko 2006 yangmenyatakan suatu iklim kepatuhan wajib pajak adalah :
1. wajib pajak paham dan berusaha memahami UU Perpajakan 2. mengisi formulir pajak dengan benar
3. menghitung pajak dengan jumlah yang benar 4. membayar pajak tepat pada waktunya
Internal Revenue Service Brown dan Maznur, 2003 megelompokkan kepatuhan waajib pajak terdiri dari 3 tipe kepatuhan: 1 Kepatuhan penyerahan
SPT filling compliance, 2 kepatuhan pembayaran Payment complianc,3 Kepatuhan pelaporan reporting compliance. Ketiga tipe kepatuhan tersebut
dapat diukur secara bersama-sama akan memberikan gambaran yang komperhensif tentang kepatuhan wajib pajak. Namun demikian kepatuhan
perpajakan juga menuntut keikut sertaan aktif wajib pajak dalam menyelenggarakan perpajakannya sebab Sebagian besar pekerjaan dalam
Universitas Sumatera Utara
pemenuhan kewajiban perpajakan itu dilakukan sendiri oleh wajib pajak atau dengan bantuan praktisi perpajakan profesional.
2.1.5.1. Permasalahan Dalam Kepatuhan Wajib Pajak
Beberapa peneliti kepatuhan pajak menggunakan konsep Theory of planned Behavior ajzen, 1991 untuk menjelaskan prilaku kepatuhan pajak wajib pajak.
Berdasarkan teori ini, prilaku individu untuk tidak atau patuh terhadap ketentuan perpajakan di pengaruhi oleh niat berperilaku dan niat berperilaku tidak atau patuh
di pengaruhi oleh tiga factor yaitu: 1 behavioral belief yaitu keyakinan akan hasil dari suatu perilaku outcome belief yang membentuk variabel sikap attitude, 2
normative belief yaitu keyakinan individu terhadap harapan normatif yang menjadi rujukannya yang membentuk variabel normative subjektif subjective
norm, dan 3 Control belief yaitu keyakinanpersepsi individu tentang keberadaan hal-hal yang mempengaruhi menghambat atau mendukung perilaku yang
membentuk variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan perceived behavioralcontrol.
Penyebab wajib pajak tidak patuh bervariasi, sebab utama adalah penghasilan yang diperoleh wajib pajak yang utama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.Timbulnya konflik antara, kepentingan diri sendiri dan kepentingan negara.Sebab lain adalah wajib pajak kurang sadar tentang kewajiban bernegara,
tidak patuh pada aturan, kurang menghargai hukum, tingginya tarif pajak, dan kondisi lingkungan sekitar Jatmiko, 2006.
Umumnya masyarakat disetiap negara memiliki kecendrungan untuk meloloskan diri dari pembayaran pajak.Permasalahan tersebut timbul dari
pemikiran bahwa membayar pajak adalah pengorbanan yang dilakukan warga
Universitas Sumatera Utara
negara dengan menyerahkan sebagian hartanya kepada negara dengan sukarela.Usaha yang dilakukan wajib pajak untuk meloloskan diri dari pajak
merupakan usaha yang disebut perlawanan terhadap pajak.Berbagai bentuk perlawanan sebagai bentuk reaksi ketidak cocokan ataupun ketidak puasan
terhadap diberlakukannya pajak sering kali diwujudkan dalam bentuk perlawanan pasif dan perlawanan aktif.
Pendekatan yang lazim digunakan untuk menganalisis kepatuhan pajak yaitu:
1. Pendekatan Ekonomi Menurut pendekatan ekonomi kepatuhan perpajakan merupakan
manifestasi prilaku manusia rasional yang membuat keputusan berdasarkan evaluasi antara manfaat dan biaya.Faktor yang menentukan
kepatuhan dalam pendekatan ini adalah tingkat tarif, Struktur Sanksi, dan kemungkinan terdeteksi oleh hukum.
2. Pendekatan Psikologis Menyatakan perilaku kepatuhan pajak di pengaruhi oleh faktor-faktor dan
cara pandang seseorang mengenai moralitas penyeludupan pajak yang berkaitan dengan ide dan nilai-nilai yang dimilikinya, persepsi dan sikap
terhadap probabilitas kemungkinan terdeteksi, kerangka subjektif atas keputusan pajak.
3. Pendekatan Sosiologis Melihat sebab-sebab penyimpangan prilaku seseorang melalui kerangka
sistem sosialnya. Dorongantekanan masyarakat akan membentuk prilaku yang sama efektifnya dengan sistem reward and punishment yang dibuat
oleh pemerintah. Menurut pendekatan ini faktor yang mempengaruhi tax
Universitas Sumatera Utara
avoidance dan tax evasian adalah sikap terhadap pemerintah, pandangan mengenai penegakan hukum oleh pemerintah, pandangan mengenai
keadilan dan sistem perpajakan, kontak dengan kantor pajak dan karakteristik demografi.
2.2. Review Penelitian Terdahulu Theoretical Mapping