2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perilaku seks yang salah satunya adalah agen sosialisasi, antara lain :
1. Keluarga
Dalam hal ini terdapat fungsi keluarga diantaranya yaitu pertama adalah fungsi kebutuhan seks dan reproduksi yaitu suami istri tidak kerasan tinggal di
rumah serta timbul sikap dingin dan masa bodoh dari pihak istri dalam memenuhi kebutuhan seksual, sehingga kedua pasangan suami istri tidak bisa menikmati
pernikahan mereka dan selalu mencari-cari permasalahan. Kedua, fungsi pemeliharaan yaitu dimana orang tua kehilangan atau kurang menjadi kebutuhan
psikologis anak. Ketiga, fungsi sosialisasi yaitu dimana anak-anak menjadi terlantar akibat kurang mendapat perhatian orang tua. Keempat, fungsi-fungsi
keluarga lainnya yang tidak dapat dijalankan dengan baik. Ketidakharmonisan di dalam struktur keluarga biasanya anggota keluarga
saling mempertahankan egonya masing-masing sebagai wujud merasa benar di antara mereka, sehingga banyak di antara mereka mencari pelampiasan dengan
melakukan tindakan penyimpangan. Sementara itu anak-anak juga mencari pelampiasan lain seperti salah satunya terlibat dalam pergaulan bebas. Hal itu
disebabkan semata-mata karena kontrol keluarga terhadap perilaku anak tidak menjadi perhatian, sehingga anak-anak mencari jati dirinya tanpa bimbingan
orang tua. Akhirnya peran keluarga sebagai agen sosialisasi digantikan oleh pihak
Universitas Sumatera Utara
lain di luar keluarganya, diantaranya adalah peran teman sepermainan lebih dominan memainkan peranan sebagai agen sosialisasi.
2. Kelompok Bermain
Dalam hal ini teman sepermainan mempunyai peranan juga sebagai agen sosialisasi dimana akan memengaruhi perilaku seks seorang remaja. Ketika
seorang remaja berkumpul dengan teman sepermainan mereka yang memiliki kebiasaan menyimpang sementara orang tua tidak mengetahui dengan siapa
anaknya bergaul, atau tidak memedulikan pergaulan anak, maka keadaan demikian berarti anak telah mempelajari perilaku yang menyimpang tersebut.
Seorang anak bisa saja memiliki kecenderungan perilaku seks menyimpang walaupun secara kejiwaan anak tersebut sebenarnya normal hanya dikarenakan
bergaul dengan teman-teman yang memiliki orientasi seks menyimpang. Demikian juga seorang anak yang menjadi anggota kelompok geng tertentu,
karena ia telah lama bergabung dengan kelompok geng tersebut. Dalam hal ini juga mereka selalu ingin menemukan sosok pribadi yang utuh,
sehingga tidak jarang menjadi manusia yang tidak ada gunanya. Walaupun tidak adanya seseorang yang mengetahui hubungan yang sudah dilakukan, sudah pasti
akan menimbulkan rasa yang bersalah karena mengakibatkan pasangan tersebut akan membenci dirinya sendiri dan tidak sanggup menolak tekanan untuk
melakukan hubungan seks itu kembali.
Universitas Sumatera Utara
3. Media Massa