Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kecamatan Batang

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-7 Kawasan perkotaan di Kecamatan Siulak merupakan suatu kawasan yang dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci sebagai pusat pemerintahan dan jasa. Dalam perkembangannya dimasa mendatang diperlukan dukungan dan kontribusi wilayah hinterlandnya dalam rangka mewujudkan pusat pertumbuhan baru di Kabupaten Kerinci. Untuk mencapai tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci menetapkan beberapa bagian dari wilayah Kecamatan Siulak dan Kecamatan Gunung Kerinci sebagai suatu kawasan pertumbuhan baru dengan menetapkan areal lokasi transmigrasi didalamnya menjadi Kota Terpadu Mandiri di Kabupaten Kerinci.

5. Kota Terpadu mandiri di Kecamatan Bukit Kerman dan sekitarnya

Dalam upaya mengurangi ketimpangan wilayah di Kabupaten Kerinci, khususnya wilayah bagian timur dan barat kabupaten, maka di wilayah bagian timur perlu dipacu perkembangannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengalokasikan suatu pusat pertumbuhan baru di wilayah Kecamatan Bukit Kerman. Pengembangan areal lokasi transmigrasi merupakan salah satu rencana solusi dalam mengupayakan percepatan wilayah tersebut menjadi suatu pusat permukiman baru di Kabupaten Kerinci dengan berbasis komoditas perkebunan yang terintegrasi dalam sistim Kota Terpadu Mandiri.

6. Kota Terpadu Mandiri Air Hangat Barat dan Sekitarnya

Pengembangan KTM Air Hangat Barat dilakukan dalam rangka menopang pengembangan Ibukota Kabupaten Kerinci dimasa mendatang. Pengembangan wilayah Air Hangat Barat diupayakan untuk menjadi lokasi permukiman baru sebagai antisipasi keterbatasan lahan di pusat pemerintahan perkotaan Siulak.

7. Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kecamatan Batang

Merangin Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Kerinci di Batang Merangin merupakan salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan energi listrik untuk Kabupaten Kerinci dan Propinsi Jambi dan merupakan kegiatan proyek dengan investasi skala besar yang berpengaruh terhadap pola dan struktur perkembangan wilayah Kabupaten Kerinci. Dengan adanya kegiatan pembangunan PLTA ini akan menimbulkan perubahan kondisi fisik wilayah, sosial ekonomi maupun sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, lokasi PLTA ini menjadi suatu hal yang sangat penting dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci dengan menjadikannya sebagai suatu kawasan khusus dalam penataan ruang wilayah. c Wilayah Rawan Bencana 1 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-8 Berdasarkan tinjauan zona gempa di Indonesia, Kabupaten Kerinci secara umum tergolong pada daerah rawan gempa dengan skala intensitas VII-VIII, dengan episentrum yang relatif dangkal-sedang Sampurno, ITB 1962. Kegempaan di Kabupaten Kerinci selama ini merupakan gempa tektonik yang terjadi akibat aktifitas lempeng aktif Samudera Hindia dibawah lempeng Benua Asia, dan sesar aktif Sumatera. Berdasarkan sejarah gempa bumi, tercatat sebanyak 3 tiga kali gempa bumi di Kabupaten Kerinci yang memiliki intensitas tinggi yaitu Tahun 1908, 1995, dan 2009. Kejadian gempa bumi tahun 1995 berpusat di daerah pertemuan antara segmentasi Siulak-Batang Merangin dengan segmentasi Batang Suliti. Sehingga mengakibatkan kerusakan di Kecamatan Keliling Danau Benik, dan Kecamatan Air Hangat Kemantan dan Semurup. Pada tahun 2009, terjadi gempa bumi yang berlokasi di Kecamatan Gunung Raya dengan kekuatan 7,1 SR. Kelas bahaya kawasan rawan bencana gempa bumi di Kabupaten Kerinci terlihat pada gambar berikut ini : Gambar 1. Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Kerinci Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-9 Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032 2 Kawasan Rawan Bencana Banjir Kabupaten Kerinci merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana banjir, seperti yang pernah terjadi pada tahun 2006yang menyebabkan sebagian desa dan wilayah kecamatan digenangi air. Kecamatan yang rawan bencana ini adalah Kecamatan Gunung Kerinci, Kecamatan Air Hangat, dan Kecamatan Sitinjau Laut, dan Danau Kerinci.Sementara itu, wilayah yang memiliki kawasan rawan banjir yang termasuk dalam kategori kerawanan sedang, dengan luas wilayah 24.120 Ha, diantaranya Kecamatan Siulak, Air Hangat, Air Hangat Timur, Sitinjau Laut, Keliling Danau dan Danau Kerinci, Gambar 2. Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kabupaten Kerinci Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-10 Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032 3 Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah Kawasan bencana pergerakan tanah diklasifikasikan menjadi Potensi Gerakan Tanah Rendah, Potensi Gerakan Tanah Rendah, menempati Kecamatan Gunung kerinci yang menyebar di bagian Tengah dan bagian Barat,hampir 70 wilayah Kecamatan Sitinjau Laut dankurang lebih hanya 20 luas wilayah Kecamatan Gunung Raya.Potensi Gerakan Tanah Menengah, secara umum penyebarannya menempati bagian tengah dari seluruh Kabupaten Kerinci tersebar hampir merata di setiap Kecamatan. Sedangkan Potensi Gerakan Tanah Tinggi, menempati sebagian kecil Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Gunung Raya, dan sebagian kecil Kecamatan Gunung Kerinci. Hal ini terlihat pada gambar 3 berikut ini : Gambar 3. Peta Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah di Kabupaten Kerinci Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-11 Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032 4 Kawasan Rawan Bencana Angin Puting BeliungAngin Ribut Bencana angin ributangin puting beliungbadai di Kabupaten Kerinci pernah terjadi di Kecamatan Air Hangat dan Kecamatan Siulak. Dimana ke dua wilayah kecamatan tersebut berada pada dataran yang sangat luas dan tidak ada penghambat dari gerakan udaraangin yang menuju ke permukiman penduduk. Berdasarkan data bencana angin ribut di Kabupaten Kerinci, diketahui bahwa kecamatan yang sering mengalami bencana ini adalah Kecamatan Siulak dan Kecamatan Air Hangat. Gambar 4. Peta Kawasan Rawan Bencana Angin Puting BeliungAngin Ribut di Kabupaten Kerinci Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-12 Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032 5 Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api Nama Lain Gunung Kerinci adalah :Peak ofIndrapura, G. Gadang, Berapi Kurintji, yang bertipe Strato. Gunung Kerinci secara geografis terletak pada 1°41,5LS -101°16 BT, dan secara administrasi termasuk dalam administrasi Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dan Kabupaten Solok Selatan, Propinsi Sumbar. Gambar 5. Peta Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Kerinci Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-13 Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032 Berdasarkan informasi geologi dan tingkat resiko letusannya, sebagaimana terlihat pada gambar 4, maka kawasan rawan letusan gunung api Kerinci dibagi menjadi 3 tiga tipologi yaitu :  Tipe A Kawasan Tipe A ini merupakan Kawasan Rawan Bencana KRB I, dimana daerah berpotensi terlanda laharbanjir dan tidak menutup kemungkinan dilanda perluasan awan panas dan aliran lava. Bila erupsi membesar, daerah ini mungkin akan dilanda hujan abu lebat dan lontaran batu pijar. Daerah Bahaya II adalah daerah di sepanjang lembah sungai yang berhulu dari puncak gunung api, melewati DAS Siulak dan DAS Batang Merao, dan tidak tertutup kemungkinan luapan banjirnya sampai ke Danau Kerinci.  Tipe B Kawasan Tipe B merupakan Kawasan Rawan Bencana KRB II, yang merupakan kawasan berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu pijar, aliran lava, hujan abu lebat, hujan lumpur panas lahar dan gas beracun. Daerah Bahaya II adalah daerah di sepanjang lembah sungai yang berhulu dari puncakyang berada di Kecamatan Kayu Aro, Gunung Tujuh dan Gunung Kerinci. Luas wilayah bahaya II ini adalah 23.115 Ha dengan radius 15 Km.  Tipe C Kawasan Tipe C adalah Kawasan Rawan Bencana KRB III, yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, material lontaran dan guguran batu pijar. Kawasan ini meliputi daerah puncak dan Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-14 sekitarnya dan beberapa lembah sungai yang berasal dari daerah puncak gunung. Daerah ini tidak terdapat kawasan permukiman, dimana luas keseluruhan untuk kawasan bahaya I ini mencakup seluas 4.779 Ha, dengan radius 5 km dari kawah. d Kondisi Demografi 1 Jumlah dan Sebaran Penduduk Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus sebagai objek atau pelaku kegiatan pembangunan. Keberadaan dan peran ganda demikian sehingga menempatkan penduduk pada posisi sentral dalam setiap langkah kebijakan dalam strategi pembangunan. Jumlah penduduk yang besar hendaknya harus disertai dengan kualitas yang tinggi sehingga keberadaannya dapat menjadi modal penggerak proses pembangunan, seperti dijelaskan Tabel berikut ini. Tabel 2.4 Jumlah dan sebaran Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2014 Sumber : Diolah dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kerinci, 2015 2 Struktur Usia Penduduk Struktur usia penduduk menggambarkan sebaran penduduk berdasarkan kelompok usianya yang secara garis besarnya terbagi ke dalam tiga yaitu usia belum produktif, usia produktif dan usia tidak produktif usia lanjut. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Laki-Laki Jiwa Perempuan Jiwa Total Jiwa 1 2 3 4 5 6 7 1 Kecamatan Gunung Raya 5.350 5.226 10.576 34.763 0,304 2 Kecamatan Batang Merangin 6.660 6.346 13.006 47.646 0,273 3 Kecamatan Keliling Danau 11.531 11.608 23.139 36.484 0,634 4 Kecamatan Danau Kerinci 10.203 9.722 19.925 22.626 0,881 5 Kecamatan Sitinjau Laut 7.474 7.566 15.040 5.807 2,590 6 Kecamatan Air Hangat 6.012 6.134 12.146 21.087 0,576 7 Kecamatan Air Hangat Timur 9.641 9.674 19.315 18.229 1,060 8 Kecamatan Depati Tujuh 7.240 7.498 14.738 2.913 5,059 9 Kecamatan Gunung Kerinci 6.278 5.834 12.112 30.687 0,395 10 Kecamatan Siulak 10.990 10.798 21.788 14.287 1,525 11 Kecamatan Kayu Aro 9.382 8.988 18.370 11.517 1,595 12 Kecamatan Gunung Tujuh 6.748 6.340 13.088 15.963 0,820 13 Kecamatan Kayu Aro Barat 10.609 10.129 20.738 20.665 1,004 14 Kecamatan Siulak Mukai 5.363 5.067 10.430 27.431 0,380 15 Kecamatan Air Hangat Barat 5.095 4.977 10.072 1.415 7,118 16 Kecamatan Bukit Kerman 6.300 5.860 12.160 21.294 0,571 124.876 121.767 246.643 332.814 Luas Wilayah Km2 Kepadatan Penduduk Km 2 No Kecamatan Jumlah TOTAL Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-15 Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Grafik 1. Struktur usia penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2014 Sumber : Diolah dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kerinci, 2015 Proporsi penduduk usia belum produktif mencapai 66.174 jiwa atau 26,83 persen dari total jumlah penduduk. Selanjutnya pada kelompok tidak produktif terdapat sekitar 10.077 jiwa atau 4,09 persen. Kemudian untuk kelompok usia produktif terdapat sekitar 170.392 jiwa atau 69,08 persen total jumlah penduduk. Kelompok usia inilah yang berpotensi menjadi engine of growth bagi perekonomian kita, menjadi kelompok penanggung beban bagi kelompok belum produktif dan tidak produktif. Kelompok ini juga yang diharapkan dapat bekerja secara produktif dalam mendorong peningkatan aktivitas ekonomi guna memperoleh pendapatan yang layak untuk membiayai kehidupan masyarakat. Selanjutnya, untuk usia reproduksi pada kaum perempuan atau usia 15-49 Tahun sebanyak 68.370 atau 27,72 persen dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Konsekuensinya tentu harus tersedianya lapangan kerja yang mencukupi dan sesuai dengan keahlian yang dimiliki guna memaksimalkan peluang dalam bekerja dan meningkatkan penghasilan atau pendapatan menuju peningkatan kesejahteraan hidup, serta meningkatkan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat. Cara penyajian lain dari struktur umur penduduk adalah Piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan menurut umur. Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk baik balita, remaja, dewasa, laki- Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-16 laki dan perempuan, dan lansia sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan. Seperti terlihat pada gambar 5 berikut ini : Grafik 2 Piramida Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2014 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Kerinci, 2015

2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat