RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 Perbup | Kabupaten Kerinci Ranc BAB 2_perbup

(1)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-1 BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD

TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJAPENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

A. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambaran umum kondisi daerah akan menjelaskan tentang kondisi geografi dan demografi serta indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Adapun indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang penting dianalisis meliputi 3 (tiga) aspek utama yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.

1. Aspek Geografi dan Demografi

a) Karakteristik lokasi dan wilayah, mencakup : 1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Kerinci merupakan salah satu wilayah yang terletak pada

ujung barat Provinsi Jambi, tepatnya terletak diantara 01°40’ sampai dengan 02°26’ Lintang Selatan dan diantara 101°08’ sampai dengan 101°50’ Bujur

Timur, dengan luas wilayah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032 adalah 332.807Ha atau 3.328,07 Km2, yang terdiri dari 199.088,480 Ha atau 59,82 persen merupakan

Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan 133.715,52Ha atau 40,18 persen merupakan kawasan budidaya dan permukiman, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Kerinci Menurut Kecamatan

No. Kecamatan

Luas Wilayah

(Ha) %

TNKS (Ha) %

Lahan Budidaya

(Ha)

%

1 Gunung Tujuh 15.963 4,797 11.002,360 5,526 4.960,64 3,71 2 Kayu Aro 11.517 3,461 5.948,530 2,988 5.568,47 4,16 3 Kayu Aro Barat 20.665 6,206 12.130,180 6,093 8.524,82 6,38 4 Gunung Kerinci 30.687 9,221 13.317,450 6,689 17.369,55 12,99 5 Siulak 14.287 4,293 6.953,530 3,493 7.333,47 5,48 6 Siulak Mukai 27.431 8,242 20.486,210 10,290 6.944,79 5,19 7 Air Hangat

Barat 1.415 0,425 - - 1.415,00 1,06

8 Air Hangat 21.087 6,336 16.961,550 8,520 4.125,45 3,09 9 Air Hangat

Timur 18.229 5,477 11.479,360 5,766 6.749,64 5,05 10 Depati VII 2.913 0,875 551,010 0,277 2.361,99 1,77 11 Sitinjau Laut 5.807 1,745 1.996,600 1,003 3.810,40 2,85 12 Danau Kerinci 22.626 6,799 16.872,300 8,475 5.753,70 4,30


(2)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-2 No. Kecamatan

Luas Wilayah

(Ha) %

TNKS (Ha) %

Lahan Budidaya

(Ha)

%

13 Keliling Danau 36.484 10,963 23.412,920 11,760 13.071,08 9,78 14 Bukit Kerman 21.294 6,398 10.336,590 5,192 10.957,41 8,19 15 Gunung Raya 34.763 10,445 16.105,300 8,090 18.657,70 13,95 16 Batang

Merangin 47.646 14,317 31.534,590 15,839 16.111,41 12,05 Total 332.814 100,00 199.088,48 100,00 133.715,52 100,00 Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032

Kemudian dilihat dari batas-batas wilayah,Kabupaten Kerinciberbatasan dengan wilayah :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dan Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu.

• SebelahTimur berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Bungo dan Merangin Provinsi Jambi.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi dan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

2) Topografi (Ketinggian dan kemiringan lahan) a) Ketinggian Lahan

Topografi wilayah Kabupaten Kerinci bervariasi, berupa perbukitan dan pegunungan. Sekitar45,89% wilayah terletak pada ketinggian 1.000-1.500 mdpl dengan luas 152.757 Ha, sekitar 0,25% wilayah atau seluas 848 Ha berada pada ketinggian diatas 2.500 mdpl, dan sekitar 1,06% wilayah atau seluas 3.535 Ha berada antara 0-500 mdpl.

b) Kemiringan Lahan

Wilayah Kabupaten Kerinci memiliki 5 klasifikasi lereng, yakni Wilayah datar dengan kemiringan 0-8%, wilayah dengan kemiringan 8-15%, wilayah bergelombang/berbukit dengan kemiringan 15-25%, wilayah cukup curam dengan kemiringan 25-40%, dan wilayah curamdengan kemiringan >40%. Sekitar 35,53% atau hampir separuh wilayah Kabupaten Kerinci merupakan dataran bergelombang dengan kemiringan15-25%. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar hanya mencapai 26,55% sampai dengan 24,75% terdiri dari kemiringan 0-8% dan 8-15%.

Adapun Luas dan klasifikasi lereng di Kabupaten Kerinci terlihat pada tabel 2.2 berikut ini :


(3)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-3 Tabel 2.2

Klasifikasi Lereng Wilayah Kabupaten Kerinci

No. Kecamatan Klasifikasi Lereng (Luas Ha)

0-8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%

1 Gunung Tujuh 5.453 3.016 4.923 1.647 890

2 Kayu Aro 6.236 2.665 1.696 529 388

3 Kayu Aro Barat 5.311 7.419 7.526 361 13

4 Gunung Kerinci 5.452 9.225 11.988 4.007 -

5 Siulak 2.650 3.964 5.938 1.733 -

6 Siulak Mukai 9.621 5.723 8.789 3.207 86

7 Air Hangat Barat 876 129 409 - -

8 Air Hangat 4.350 4.408 9.706 2.569 48

9 Air Hangat Timur 2.866 5.014 7.177 2.839 344

10 Depati VII 1.498 995 401 5 -

11 Sitinjau Laut 3.052 493 2.085 172 -

12 Danau Kerinci 5.428 2.591 10.218 4.252 124 13 Keliling Danau 8.349 10.027 10.427 6.496 1.165

14 Bukit Kerman 7.782 4.540 6.769 2.436 -

15 Gunung Raya 12.992 8.516 9.637 4.657 86 16 Batang Merangin 6.406 13.594 20.507 5.651 88

Total 88.328 82.325 118.202 40.566 3.235

Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032 3) Morfologi

Selain itu secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan yang bergelombang halus sampai perbukitan sedang dan pergunungan. Dari bentuk morfologi dan penyebaran batuannya terlihat ke arah Utara akan dijumpai morfologi yang lebih tinggi yaitu morfologi perbukitan bergelombang sampai pergunungan, yang diikuti dengan variasi dan berbagai jenis batuan. Sedangkan kearah Selatan dijumpai morfologi dataran rendah dengan jenis batuan yang relatif sejenis.

4) Geologi

Secara geologi, struktur dan karakteristikKabupaten Kerinci berada dalam sistem patahan (sesar) Sumatera yaitu sesar semangko yang membelah pulau Sumatera menjadi dua bagian mulai dari Lampung Sampai Aceh. Sebagian besar (98,44%) wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan yang membentang dari Gunung Kerinci sampai Gunung Raya yang berada pada ketinggian 500 mdpl-3.805 mdpl merupakan bagian dari bukit barisan. Kemudian sekitar 81,22% wilayah terletak pada ketinggian di atas 1.000 m dpl. Selain itu Kabupaten Kerinci terletak di daerah dataran rendah


(4)

500-Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-4

1.000 m dpl seluas 72.246 Ha (17, 20%) berketinggian antara 500-1.000 m dpl.

5) Hidrologi

Kabupaten Kerinci merupakan wilayah yang memiliki sumber daya air yang sangat melimpah.Kondisi tersebut dipengaruhi oleh letak Kabupaten Kerinci yang berada di dataran tinggi dan didukung oleh kondisi tofografinya yang berbukit dan berada pada pergunungan yang masih memiliki hutan yang lebat disertai dengan banyaknya aliran sungai dan anak sungai, yang memiliki sumber mata air. Sebagian dari aliran sungai dan anak sungai bermuara ke Danau Kerinci, kemudian mengalir melalui Sungai Batang Merangin hingga menuju ke pantai timur Wilayah Provinsi Jambi. Sebagai gerbang utama arus keluar deposit air,terbentang Danau Kerinci yang mengalir ke Sungai Batang Merangin yang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Kerinci.

Sedangkan sungai lainnya yang terdapat di Kabupaten Kerinci yaitu Sungai Sikai, Sungai Rumpun, Sungai Tanduk, Sungai Cibadak, Sungai Dadap, Sungai Simpang Tutup, Sungai Siulak Deras, Sungai Koto Rendah, Sungai Bukit Sembahyang, Sungai Dusun Baru, Sungai Pendung Mudik, Sungai Air Patah, Sungai Terung, Sungai Semurup, Sungai Tutung, Sungai Batang Serong, Sungai Batu Lumut, Sungai Batang Sangkir, Sungai Batang Merao, Sungai Batang Sangir, Sungai Betung Kuning, Sungai Cupak Raja Seleman, Sungai Buai, Sungai Talang Kemulun, Sungai Lubuk Pagar, Sungai Air Jernih, Sungai Air Terjun, Sungai Air Lintah, Sungai Talang Kemuning, Sungai Rawa Air Lingkat, Sungai Rumpun dan Sungai Renah Sako. Selain bermuara ke Danau Kerinci, sebagian dari aliran sungai tersebut mengalir ke wilayah Sumatera Barat, seperti Sungai Air Terjun ke Kabupaten Solok Selatan. Namun yang menjadi permasalahan adalah terdapatnya aliran sungai yang melewati wilayah Kabupaten Kerinci yang mengalami pendangkalan DAS sehingga pada musim hujan selalu mengalami kebanjiran.Disamping sungai, wilayah Kabupaten Kerinci juga memiliki kawasan perairan seperti Danau Kerinci dengan luas 4.493 Ha yang berada di 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Danau Kerinci, Keliling Danau dan Kecamatan Bukit Kerman yang dimanfaatkan untuk budidaya perikanan dan pariwisata oleh masyarakat.

6) Klimatologi

Kabupaten Kerinci merupakan wilayah dengan iklim tropis dan berhawa sejuk, dengan suhu rata-rata berkisar 21,1 derajat Celcius, dengan suhu maksimum sebesar 29,4 derajat Celsius sering terjadi pada Bulan Mei, serta suhu minimum sebesar 17,2 derajat Celsius, terjadi pada Bulan Juli. Dengan curah hujan rata-rata per bulan sebesar 179,1 mm3, dengan curah hujan terendah sebesar 30,3 mm3 terjadi pada bulan Juli dan curah hujan tertinggi sebesar 424,6 mm3 terjadi pada Bulan September, dengan kelembaban udara rata-rata sebesar 83


(5)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-5

MmHg.

7) Penggunaan Lahan

Dilihat dari penggunaan lahan di Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan atas lahan budidaya, permukiman dan kawasan lindung. Kawasan lindung atau non budidaya adalah kawasan yang memiliki fungsi utama yaitu menjaga kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan budaya serta sejarah, sehingga dapat menjamin berlangsungnya pembangunan secara berkelanjutan. Kawasan lindung harus mendapat perlindungan dari kegiatan-kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang tidak bertanggung jawab dalam mendorong kerusakan kelestarian lingkungan hidup. Di Kabupaten Kerinci Kawasan lindung dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu :

a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap hutan lindung dan kawasan resapan air.

b. Kawasan perlindungan setempat, meliputi kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar danau dan kawasan sekitar mata air.

c. Kawasan suaka alam dan cagar alam terdiri dari kawasan suaka alam, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

d. Kawasan rawan bencana, yaitu kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam.

Kawasan lindung di Kabupaten Kerinci seperti kawasan yang termasuk ke dalam areal Taman Nasional Kerinci Seblat dengan luas mencapai 199.088,480 Ha (59,82%) dari total luas Wilayah Kabupaten Kerinci dan sisanya sekitar 40,18% merupakan kawasan budidaya.

Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan sumberdaya buatan. Adapun jenis dan luas kawasan budidaya di Kabupaten Kerinci tergambar pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3

Kawasan Budidaya di Kabupaten Kerinci

Nama Kawasan Luas (Ha) %

A. Kawasan Hutan Produksi

1. Kawasan HutanTaman Rakyat (HTR) 2. Kawasan Hutan Produksi Pola Partisipasi

Masyarakat (HP3M)

8.322,19 17.344,15

8,84 16,74

B. Kawasan Hutan Rakyat 1.201,81 0,25

C. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan 1. Kawasan Pertanian Lahan Basah 2. Kawasan Pertanian Lahan Kering

13.514,35 25.391,10

7,40 18,95

D. Kawasan Hortikultura 21.901,65 17,53

E. Kawasan Perkebunan 39.589,18 28,37

F. Kawasan Perikanan 4.611 0,16

G. Kawasan Permukiman 2.672 1,75

T o t a l 133.715,52 100

Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032


(6)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-6

Berdasarkan karakteristik wilayah Kabupaten Kerinci, dapat diidentifikasikan beberapa wilayah strategis yang memiliki potensi – potensi untuk dikembangkan,sebagaimana tertuang dalam RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032, yaitu :

1. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya

Tanaman hortikultura merupakan salah satu komoditas dalam sub sektor tanaman pangan yang memberikan kontribusi terbesar dalam struktur PDRB Kabupaten Kerinci. Tanaman hortikultura pada umumnya terkosentrasi di beberapa wilayah saja, seperti di Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya.

Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa potensi dan lokasi budidaya tanaman hortikultura ini ditentukan oleh daya dukung dan kesesuaian lahannya, dan merupakan wujud keunggulan atau spesialisasi wilayah kecamatan tersebut. Dalam perencanaan pengembangannya diharapkan Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya dapat menjadi kawasan agropolitan yang menopang kegiatan sektor perekonomian wilayah secara komprehensif bagi Kabupaten Kerinci dimasa mendatang.

2. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Gunung Raya dan sekitarnya

Tanaman tahunan di Kabupaten Kerinci masih didominasi oleh komoditas tanaman kayu manis, dengan rata-rata luas tanam 40.722 Ha, diikuti oleh tanaman kopi (6.402 Ha), dan teh yang yang merupakan perkebunan dan dikelola oleh PTPN VI Kayu Aro seluas 2.265 Ha. Melihat dari kondisi ini, dapat disimpulkan bahwa tanaman kayu manis masih merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Kerinci, karena luas tanamnya per tahun mengalami peningkatan yang cukup baik. Dan pada umumnya tanaman kayu manis ini hanya terkosentrasi pada wilayah-wilayah tertentu di Kabupaten Kerinci, seperti Kecamatan Gunung Raya dan sekitarnya sebagai kawasan agropolitan.

3. Kawasan Minapolitan di Danau Kerinci

Budidaya perikanan di Kabupaten Kerinci pada umumnya terkosentrasi di Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau. Kondisi ini terlihat dari tingginya produksi ikan di tiga wilayah ini, yaitu 159,69 Ton di Kecamatan Keliling Danau dan 139,98 Ton di Kecamatan Danau Kerinci (BPS Tahun 2010).

Dilihat dari kondisi alamnya, kedua wilayah tersebut merupakan wilayah kecamatan yang berada di sisi Danau Kerinci, yang menjadi lokasi budidaya perikanan Perairan umum. Dan kawasan di sekeliling Danau Kerinci ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan Minapolitan dimasa mendatang dalam rangka meningkatkan perkonomian masyarakat Kabupaten Kerinci di Sektor Perikanan.


(7)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-7

Kawasan perkotaan di Kecamatan Siulak merupakan suatu kawasan yang dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci sebagai pusat pemerintahan dan jasa. Dalam perkembangannya dimasa mendatang diperlukan dukungan dan kontribusi wilayah hinterlandnya dalam rangka mewujudkan pusat pertumbuhan baru di Kabupaten Kerinci.

Untuk mencapai tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci menetapkan beberapa bagian dari wilayah Kecamatan Siulak dan Kecamatan Gunung Kerinci sebagai suatu kawasan pertumbuhan baru dengan menetapkan areal lokasi transmigrasi didalamnya menjadi Kota Terpadu Mandiri di Kabupaten Kerinci.

5. Kota Terpadu mandiri di Kecamatan Bukit Kerman dan sekitarnya

Dalam upaya mengurangi ketimpangan wilayah di Kabupaten Kerinci, khususnya wilayah bagian timur dan barat kabupaten, maka di wilayah bagian timur perlu dipacu perkembangannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengalokasikan suatu pusat pertumbuhan baru di wilayah Kecamatan Bukit Kerman.

Pengembangan areal lokasi transmigrasi merupakan salah satu rencana solusi dalam mengupayakan percepatan wilayah tersebut menjadi suatu pusat permukiman baru di Kabupaten Kerinci dengan berbasis komoditas perkebunan yang terintegrasi dalam sistim Kota Terpadu Mandiri.

6. Kota Terpadu Mandiri Air Hangat Barat dan Sekitarnya

Pengembangan KTM Air Hangat Barat dilakukan dalam rangka menopang pengembangan Ibukota Kabupaten Kerinci dimasa mendatang. Pengembangan wilayah Air Hangat Barat diupayakan untuk menjadi lokasi permukiman baru sebagai antisipasi keterbatasan lahan di pusat pemerintahan (perkotaan Siulak).

7. Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kecamatan Batang Merangin

Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci di Batang Merangin merupakan salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan energi listrik untuk Kabupaten Kerinci dan Propinsi Jambi dan merupakan kegiatan proyek dengan investasi skala besar yang berpengaruh terhadap pola dan struktur perkembangan wilayah Kabupaten Kerinci.

Dengan adanya kegiatan pembangunan PLTA ini akan menimbulkan perubahan kondisi fisik wilayah, sosial ekonomi maupun sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, lokasi PLTA ini menjadi suatu hal yang sangat penting dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci dengan menjadikannya sebagai suatu kawasan khusus dalam penataan ruang wilayah.

c) Wilayah Rawan Bencana


(8)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-8

Berdasarkan tinjauan zona gempa di Indonesia, Kabupaten Kerinci secara umum tergolong pada daerah rawan gempa dengan skala intensitas VII-VIII, dengan episentrum yang relatif dangkal-sedang (Sampurno, ITB 1962). Kegempaan di Kabupaten Kerinci selama ini merupakan gempa tektonik yang terjadi akibat aktifitas lempeng aktif Samudera Hindia dibawah lempeng Benua Asia, dan sesar aktif Sumatera. Berdasarkan sejarah gempa bumi, tercatat sebanyak 3 (tiga) kali gempa bumi di Kabupaten Kerinci yang memiliki intensitas tinggi yaitu Tahun 1908, 1995, dan 2009.

Kejadian gempa bumi tahun 1995 berpusat di daerah pertemuan antara segmentasi Siulak-Batang Merangin dengan segmentasi Batang Suliti. Sehingga mengakibatkan kerusakan di Kecamatan Keliling Danau (Benik), dan Kecamatan Air Hangat (Kemantan dan Semurup). Pada tahun 2009, terjadi gempa bumi yang berlokasi di Kecamatan Gunung Raya dengan kekuatan 7,1 SR.

Kelas bahaya kawasan rawan bencana gempa bumi di Kabupaten Kerinci terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1.


(9)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-9 Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032

2) Kawasan Rawan Bencana Banjir

Kabupaten Kerinci merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana banjir, seperti yang pernah terjadi pada tahun 2006yang menyebabkan sebagian desa dan wilayah kecamatan digenangi air. Kecamatan yang rawan bencana ini adalah Kecamatan Gunung Kerinci, Kecamatan Air Hangat, dan Kecamatan Sitinjau Laut, dan Danau Kerinci.Sementara itu, wilayah yang memiliki kawasan rawan banjir yang termasuk dalam kategori kerawanan sedang, dengan luas wilayah 24.120 Ha, diantaranya Kecamatan Siulak, Air Hangat, Air Hangat Timur, Sitinjau Laut, Keliling Danau dan Danau Kerinci,

Gambar 2.


(10)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-10 Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032

3) Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah

Kawasan bencana pergerakan tanah diklasifikasikan menjadi Potensi Gerakan Tanah Rendah, Potensi Gerakan Tanah Rendah, menempati Kecamatan Gunung kerinci yang menyebar di bagian Tengah dan bagian Barat,hampir 70% wilayah Kecamatan Sitinjau Laut dankurang lebih hanya 20% luas wilayah Kecamatan Gunung Raya.Potensi Gerakan Tanah Menengah, secara umum penyebarannya menempati bagian tengah dari seluruh Kabupaten Kerinci tersebar hampir merata di setiap Kecamatan. Sedangkan Potensi Gerakan Tanah Tinggi, menempati sebagian kecil Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Gunung Raya, dan sebagian kecil Kecamatan Gunung Kerinci. Hal ini terlihat pada gambar 3 berikut ini :

Gambar 3.

Peta Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah di Kabupaten Kerinci


(11)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-11 Sumber : PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032

4) Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung/Angin Ribut

Bencana angin ribut/angin puting beliung/badai di Kabupaten Kerinci pernah terjadi di Kecamatan Air Hangat dan Kecamatan Siulak. Dimana ke dua wilayah kecamatan tersebut berada pada dataran yang sangat luas dan tidak ada penghambat dari gerakan udara/angin yang menuju ke permukiman penduduk. Berdasarkan data bencana angin ribut di Kabupaten Kerinci, diketahui bahwa kecamatan yang sering mengalami bencana ini adalah Kecamatan Siulak dan Kecamatan Air Hangat.

Gambar 4.

Peta Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung/Angin Ribut di Kabupaten Kerinci


(12)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-12 Sumber :PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032

5) Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api

Nama Lain Gunung Kerinci adalah :Peak ofIndrapura, G. Gadang, Berapi Kurintji, yang bertipe Strato. Gunung Kerinci secara geografis terletak pada 1°41,5'LS -101°16' BT, dan secara administrasi termasuk dalam administrasi Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dan Kabupaten Solok Selatan, Propinsi Sumbar.

Gambar 5.

Peta Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Kerinci


(13)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-13 Sumber :PERDA No. 24 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032

Berdasarkan informasi geologi dan tingkat resiko letusannya, sebagaimana terlihat pada gambar 4, maka kawasan rawan letusan gunung api Kerinci dibagi menjadi 3 (tiga) tipologi yaitu :

 Tipe A

Kawasan Tipe A ini merupakan Kawasan Rawan Bencana (KRB) I, dimana daerah berpotensi terlanda lahar/banjir dan tidak menutup kemungkinan dilanda perluasan awan panas dan aliran lava. Bila erupsi membesar, daerah ini mungkin akan dilanda hujan abu lebat dan lontaran batu pijar. Daerah Bahaya II adalah daerah di sepanjang lembah sungai yang berhulu dari puncak gunung api, melewati DAS Siulak dan DAS Batang Merao, dan tidak tertutup kemungkinan luapan banjirnya sampai ke Danau Kerinci.

 Tipe B

Kawasan Tipe B merupakan Kawasan Rawan Bencana (KRB) II, yang merupakan kawasan berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu pijar, aliran lava, hujan abu lebat, hujan lumpur panas (lahar) dan gas beracun. Daerah Bahaya II adalah daerah di sepanjang lembah sungai yang berhulu dari puncakyang berada di Kecamatan Kayu Aro, Gunung Tujuh dan Gunung Kerinci. Luas wilayah bahaya II ini adalah 23.115 Ha dengan radius 15 Km.

 Tipe C

Kawasan Tipe C adalah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, material lontaran dan guguran batu pijar. Kawasan ini meliputi daerah puncak dan


(14)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-14

sekitarnya dan beberapa lembah sungai yang berasal dari daerah puncak gunung. Daerah ini tidak terdapat kawasan permukiman, dimana luas keseluruhan untuk kawasan bahaya I ini mencakup seluas 4.779 Ha, dengan radius 5 km dari kawah.

d) Kondisi Demografi

1) Jumlah dan Sebaran Penduduk

Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus sebagai objek atau pelaku kegiatan pembangunan. Keberadaan dan peran ganda demikian sehingga menempatkan penduduk pada posisi sentral dalam setiap langkah kebijakan dalam strategi pembangunan. Jumlah penduduk yang besar hendaknya harus disertai dengan kualitas yang tinggi sehingga keberadaannya dapat menjadi modal penggerak proses pembangunan, seperti dijelaskan Tabel berikut ini.

Tabel 2.4

Jumlah dan sebaran Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2014

Sumber : Diolah dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kerinci, 2015

2) Struktur Usia Penduduk

Struktur usia penduduk menggambarkan sebaran penduduk berdasarkan kelompok usianya yang secara garis besarnya terbagi ke dalam tiga yaitu usia belum produktif, usia produktif dan usia tidak produktif /usia lanjut. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun.

Laki-Laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Total (Jiwa)

1 2 3 4 5 6 7

1 Kecamatan Gunung Raya 5.350 5.226 10.576 34.763 0,304 2 Kecamatan Batang Merangin 6.660 6.346 13.006 47.646 0,273 3 Kecamatan Keliling Danau 11.531 11.608 23.139 36.484 0,634 4 Kecamatan Danau Kerinci 10.203 9.722 19.925 22.626 0,881 5 Kecamatan Sitinjau Laut 7.474 7.566 15.040 5.807 2,590 6 Kecamatan Air Hangat 6.012 6.134 12.146 21.087 0,576 7 Kecamatan Air Hangat Timur 9.641 9.674 19.315 18.229 1,060 8 Kecamatan Depati Tujuh 7.240 7.498 14.738 2.913 5,059 9 Kecamatan Gunung Kerinci 6.278 5.834 12.112 30.687 0,395 10 Kecamatan Siulak 10.990 10.798 21.788 14.287 1,525 11 Kecamatan Kayu Aro 9.382 8.988 18.370 11.517 1,595 12 Kecamatan Gunung Tujuh 6.748 6.340 13.088 15.963 0,820 13 Kecamatan Kayu Aro Barat 10.609 10.129 20.738 20.665 1,004 14 Kecamatan Siulak Mukai 5.363 5.067 10.430 27.431 0,380 15 Kecamatan Air Hangat Barat 5.095 4.977 10.072 1.415 7,118 16 Kecamatan Bukit Kerman 6.300 5.860 12.160 21.294 0,571

124.876 121.767 246.643 332.814

Luas Wilayah (Km2)

Kepadatan Penduduk/

Km2

No Kecamatan

Jumlah


(15)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-15

Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif.

Grafik 1.

Struktur usia penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2014

Sumber : Diolah dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kerinci, 2015

Proporsi penduduk usia belum produktif mencapai 66.174 jiwa atau 26,83 persen dari total jumlah penduduk. Selanjutnya pada kelompok tidak produktif terdapat sekitar 10.077 jiwa atau 4,09 persen. Kemudian untuk kelompok usia produktif terdapat sekitar 170.392 jiwa atau 69,08 persen total jumlah penduduk. Kelompok usia inilah yang berpotensi menjadi

engine of growth bagi perekonomian kita, menjadi kelompok penanggung beban bagi kelompok belum produktif dan tidak produktif. Kelompok ini juga yang diharapkan dapat bekerja secara produktif dalam mendorong peningkatan aktivitas ekonomi guna memperoleh pendapatan yang layak untuk membiayai kehidupan masyarakat. Selanjutnya, untuk usia reproduksi pada kaum perempuan atau usia 15-49 Tahun sebanyak 68.370 atau 27,72 persen dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Konsekuensinya tentu harus tersedianya lapangan kerja yang mencukupi dan sesuai dengan keahlian yang dimiliki guna memaksimalkan peluang dalam bekerja dan meningkatkan penghasilan atau pendapatan menuju peningkatan kesejahteraan hidup, serta meningkatkan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat.

Cara penyajian lain dari struktur umur penduduk adalah Piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan menurut umur. Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk (baik balita, remaja, dewasa,


(16)

laki-Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-16

laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan. Seperti terlihat pada gambar 5 berikut ini :

Grafik 2

Piramida Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Kerinci, 2015

2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a) Fokus Kesejahteraan dan pemerataan ekonomi

Fokus Kesejahteraan dan pemerataan ekonomiini meliputi : PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan, persentase penduduk diatas garis kemiskinan, dan angka kriminalitas yang tertangani.

1) PDRB

PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu. PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Besarnya PDRB Kabupaten Kerinci Tahun 2010 – 2013, dan proyeksi Tahun 2014 atas dasar harga berlaku dan atas dasar konstan tahun 2000, tergambar pada tabel 2.5, berikut ini :

Tabel 2.5

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kerinci Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan Harga Berlaku

Tahun 2010-2014

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012* 2013** 2014***


(17)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1.Pertanian 2.048.870 762.338 2.370.869 804.749 2.701.983 856.019 3.132.858 911.493 3.612.499 972.654

2.Pertambangan &

Penggalian 12.827 4.982 14.563 5.264 16.895 5.592 19.932 5.937 23.247 6.300

3.Industri Pengolahan 73.344 31.187 84.075 33.420 95.652 35.748 111.415 37.913 126.122 40.484

4.Listrik, Gas & Air

Bersih 20.555 7.509 23.755 8.004 26.085 8.648 30.524 9.332 34.385 10.165

5.Konstruksi 102.877 39.215 117.343 41.092 127.921 42.812 151.290 46.983 173.242 51.277

6.Perdag., Hotel &

Restoran 292.982 98.289 333.086 106.346 378.511 113.038 433.757 120.366 490.276 128.479

7.Pengangkutan &

Komunikasi 113.562 46.100 125.407 48.746 142.857 52.127 164.903 55.329 188.748 59.053

8.Keu. Real Estat, &

Jasa Perusahaan 25.462 9.081 29.392 9.597 34.393 10.430 40.169 11.087 47.508 11.946

9.Jasa-Jasa 379.498 123.287 419.324 128.926 490.572 139.439 563.729 146.810 650.374 156.397

PDRB 3.069.977 1.121.988 3.517.814 1.186.144 4.014.870 1.263.853 4.648.576 1.345.250 5.343.538 1.436.592

PDRB TANPA

MIGAS 3.069.977 1.121.988 3.517.814 1.186.144 4.014.870 1.263.853 4.648.576 1.345.250 5.343.538 1.436.592

Ket : **) Data sangat sementara ***) Data Proyeksi

Sumber : Data diolah Bappeda Kab. Kerinci dari Buku Kerinci Dalam Angka Tahun 2010-2014, BPS Kab. Kerinci, 2015

Tabel 2.6

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kerinci Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan Harga Berlaku

Tahun 2010-2014

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013** 2014***

ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Pertanian 15,26 5,87 15,72 5,56 13,97 6,37 15,95 6,48 15,31 6,71

2. Pertambangan &

Penggalian 24,05 6,63 13,53 5,66 16,02 6,23 17,97 6,17 16,63 6,12

3. Industri Pengolahan 21,45 5,54 14,63 7,16 13,77 6,97 16,48 6,06 13,20 6,78

4. Listrik, Gas & Air Bersih 21,44 5,38 15,57 6,59 9,81 8,04 17,02 7,91 12,65 8,93

5. Konstruksi 17,08 6,38 14,06 4,79 9,01 4,19 18,27 9,74 14,51 9,14

6. Perdag., Hotel &

Restoran 16,04 6,31 13,69 8,20 13,64 6,29 14,60 6,48 13,03 6,74

7. Pengangkutan &

Komunikasi 15,96 5,83 10,43 5,74 13,91 6,94 15,43 6,14 14,46 6,73

8. Keu. Real Estat, & Jasa

Perusahaan 16,69 4,49 15,43 5,69 17,01 8,68 16,79 6,30 18,27 7,75

9. Jasa-Jasa 16,09 5,73 10,49 4,57 16,99 8,15 14,91 5,29 15,37 6,53

PDRB 15,75 5,89 14,59 5,72 14,13 6,55 15,78 6,44 14,95 6,79

PDRB TANPA MIGAS 15,75 5,89 14,59 5,72 14,13 6,55 15,78 6,44 14,95 6,79

Ket : **) Data sangat sementara ***) Data Proyeksi

Sumber : Data diolah Bappeda Kab. Kerinci dari Buku Kerinci Dalam Angka Tahun 2010-2014, BPS Kab. Kerinci, 2015

Sementara itu, kontribusi lapangan usaha pembentuk PDRB terhadap PDRB Kabupaten Kerinci masih didominasi oleh sektor pertanian, diikuti oleh jasa-jasa serta perdagangan dan hotel, sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini :

Tabel 2.7

Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kerinci Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan Harga Berlaku


(18)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-18 Tahun 2010 - 2014

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013** 2014***

ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Pertanian 66,74 67,95 67,40 67,85 67,30 67,73 67,39 67,76 67,60 67,71

2. Pertambangan &

Penggalian 0,42 0,44 0,41 0,44 0,42 0,44 0,43 0,44 0,44 0,44

3. Industri

Pengolahan 2,39 2,78 2,39 2,82 2,38 2,83 2,40 2,82 2,36 2,82

4. Listrik, Gas & Air

Bersih 0,67 0,67 0,68 0,67 0,65 0,68 0,66 0,69 0,64 0,71

5. Konstruksi 3,35 3,50 3,34 3,46 3,19 3,39 3,25 3,49 3,24 3,57

6. Perdag., Hotel &

Restoran 9,54 8,76 9,47 8,97 9,43 8,94 9,33 8,95 9,18 8,94

7. Pengangkutan &

Komunikasi 3,70 4,11 3,56 4,11 3,56 4,12 3,55 4,11 3,53 4,11

8. Keu. Real Estat, &

Jasa Perusahaan 0,83 0,81 0,84 0,81 0,86 0,83 0,86 0,82 0,89 0,83

9. Jasa-Jasa 12,36 10,99 11,92 10,87 12,22 11,03 12,13 10,91 12,17 10,89

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB TANPA

MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Ket : **) Data sangat sementara ***) Data Proyeksi

Sumber : Data diolah Bappeda Kab. Kerinci dari Buku Kerinci Dalam Angka Tahun 2010-2014, BPS Kab. Kerinci, 2015

2) PDRB Perkapita

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menunjukan tingkat ekonomi suatu daerah adalah PDRB perkapita. PDRB perkapita merupakan gambaran dari rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu periode (satu tahun). Besarnya PDRB perkapita tergantung pada kemampuan suatu daerah dalam menciptakan nilai tambah dan juga besarnya jumlah penduduk disuatu daerah.

PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun disuatu wilayah. PDRB perkapita Kabupaten Kerinci atas dasar harga berlaku tahun 2013 sebesar Rp.19.633.963,-, angka ini naik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.17.026.805,-. Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan sebesar Rp.5.681.868,- pada tahun 2013, naik dari Rp.5.359.918,- pada tahun 2012. Sementara itu, PDRB perkapita pada Tahun 2014 Atas Dasar Harga Konstan diproyeksikan sebesar Rp. 5.824.582,- dan Atas Dasar Harga Berlaku mencapai Rp.21.665.071,-

Grafik 3.

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Harga Konstan Tahun 2000 dan Harga Berlaku Kabupaten Kerinci Tahun 2009-2014


(19)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-19

Sumber : Bappeda Kab. Kerinci , diolah dari data BPS dan Disdukcapil Kab. Kerinci, 2015 Ket : )* Data Sementara

)** Data Proyeksi

3) Laju Inflasi

Laju inflasi Kabupaten Kerinci mengikuti besarnya laju inflasi Kota Jambi. Pada triwulan IV Tahun 2014, Laju Inflasi Kota Jambi tercatat 8,72%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,31%(yoy)), dan lebih tinggi dari inflasi Nasional (8,36%(yoy)), sebagaimana tergambar pada grafik 4. Faktor utama inflasi kota Jambi disebabkan oleh inflasi administered price yang mencapai 16,20% (yoy). Sumber utama inflasi administered price adalah meningkatnya harga BBM bersubsidi yang mulai diterapkan pada 18 November 2014 yang diikuti oleh kenaikan tarif angkutan. Kenaikan tersebut diikuti oleh kenaikan biaya transportasi dan distribusi sehingga mengakibatkan kenaikan harga bahan pangan dan beberapa komoditas lainnya. Inflasi volatile food berada berada pada level yang cukup tinggi yaitu 11,77% (yoy).

Grafik 4.

Nilai inflasi Tahun 2010 - 2014 Provinsi Jambi dan Nasional

Sumber : Diolah dari Data BPS Provinsi Jambi, dan Kajian Ekonomi dan Regional Trw. IV Bank Indonesia, 2015

b) Fokus Kesejahteraan Sosial

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator-indikator: angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah,

2010 2011 2012 2013* 2014**

ADHB 13,377,098 14,953,451 17,026,805 19,633,963 21,665,071

ADHK 4,888,941 5,042,035 5,359,918 5,681,868 5,824,582

5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000

PDRB

(J

u

ta

Ru

p

iah

)

10.52

2.76 4.22

8.74

8.72

6.96

3.79

4.3

8.38

8.36

0 2 4 6 8 10 12

2010 2011 2012 2013* 2014**


(20)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-20

angka partisipasi kasar (APK), angka partisipasi murni (APM), usia harapan hidup, rasio penduduk yang bekerja.

Grafik 4.

Perkembangan Indikator Angka Partisipasi Sekolah, Angka Melek Huruf danRata-rata Lama Sekolah Kabupaten Kerinci Tahun 2010-2014

Sumber : Diolah dari data Dinas Pendidikan dan BPS Kab. Kerinci, 2015

Grafik 5

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar di beberapa jenjang Pendidikan Kabupaten Kerinci Tahun 2010-2014

Sumber : Diolah dari data Dinas Pendidikan dan BPS Kab. Kerinci, 2015

Grafik 4

Perkembangan Angka Partisipasi Murni di beberapa jenjang Pendidikan Kabupaten Kerinci Tahun 2010 - 2014

SD/MI SMP/MTS SMU/SMK/MA

2010 98.8 89.49 60.17

2011 97.65 92.02 66.55

2012 98.36 96.08 76.46

2013 99.5 93.83 73.09

2014 98.62 97.02 82.91

0 20 40 60 80 100 120

A

P

S

(%)

SD/MI SMP/MTS SMU/SMK/MA

2010 109.45 88.37 78.14

2011 102.65 90.95 74.81

2012 106.36 80.19 92.8

2013 110.59 88.11 74.06

2014 105.6 98.2 94.12

0 20 40 60 80 100 120

A

P

K

(


(21)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-21 Sumber : Diolah dari data Dinas Pendidikan dan BPS Kab. Kerinci, 2015

Grafik 5

Perkembangan IPM Kabupaten Kerinci Tahun 2010 - 2014 dan indikator pembentuknya

Ket : )* Data sementara

Sumber : Bappeda Kab. Kerinci, data diolah, 2015

Grafik 6

Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran, dan Jumlah penduduk Kabupaten Kerinci yang bekerja di berbagai sektor

SD/MI SMP/MTS SMU/SMK/MA

2009 95.57 60.24 53.79

2010 91.65 68.37 49.54

2011 89.82 69.24 55.54

2012 92.85 63.63 62.41

2013 96.81 76.33 55.09

2014 92.7 89.1 78.1

0 20 40 60 80 100 120

A

PM

(%

)

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Angka Harapan Hidup 70.7 70.83 70.96 71.09 71.19 72.02

Angka Melek Huruf 97.23 97.24 97.25 97.26 97.27 97.28

Rata-rata Lama Sekolah 8.11 8.11 8.2 8.27 8.38 8.38

Pengeluaran perkapita 631.88 635 639.64 642.65 645.68 645.68

IPM* 73.94 74.26 74.76 75.11 75.49 75.49

73.00 73.50 74.00 74.50 75.00 75.50 76.00

0 100 200 300 400 500 600 700


(22)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-22 Tahun 2010 - 2014

Sumber : BPS Kab. Kerinci Tahun 2015

3. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

a) Fokus Layanan Urusan Wajib

Fokus layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan Keluarga berencana, sosial, ketenagakerjaan dan lain sebagainya. (1) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan minimal kesempatan untuk mengenyam pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun. Pemerataan tersebut juga harus diimbangi dengan usaha peningkatan mutu pendidik maupun sarana dan prasarana yang relevan dengan kondisi dan dinamika yang ada, untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan.

Berikut ini, tersaji indikator kinerja pada sektor pendidikan, sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini :

2010 2011 2012 2013 2014

Tingkat Pertisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) 71.03 67.4 66.37 69.32 67.6

Bekerja 95.42 96.14 95.58 92.87 95.56

Sektor Pertanian 61.87 67.32 68.83 64.74 63.31

Sektor Perdagangan 12.27 9.42 8.33 2.74 1.72

Sektor Jasa 13.61 9.85 9.84 12.59 8.82

Sektor Industri 1.42 1.66 2.13 11.18 17.06

Sektor Lainnya 10.25 10.83 10.87 8.75 9.1

Tingkat Pengangguran 4.58 3.86 4.42 7.13 4.44

0 1 2 3 4 5 6 7 8

0 20 40 60 80 100 120


(23)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-23 Tabel 2.8

Rasio Ketersediaan Gedung Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Kerinci Tahun 2014

URAIAN Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014*

Jumlah Sekolah 226 226 227 228 228 229

Jumlah Penduduk Kelompok

Usia 7-12 Tahun 16.842 16.969 17.092 17.218 17.342 28.342

Rasio/10.000 134 133 133 132 131 81

Jumlah Sekolah 52 52 52 52 52 50

Jumlah Penduduk Kelompok

Usia 13-15 Tahun 8.303 8.357 8.415 8.476 8.543 15.161

Rasio/10.000 63 62 62 61 61 33

Jumlah Sekolah 13 13 13 13 13 17

Jumlah Penduduk Kelompok

Usia 16-18 Tahun 14.987 11.017 14.981 14.966 15.040 15.265

Rasio/10.000 9 12 9 9 9 11

Sumber : Diolah dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci, 2015

Rasio guru/murid

Tabel 2.9

Rasio Guru dan Murid Jenjang Pendidikan PAUD/ TK, SD, SMP dan SMA/SMK Kabupaten Kerinci Tahun 2014


(24)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-24 Sumber : Diolah dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci, 2015

(2) Kesehatan

Kondisi kesehatan merupakan komponen kedua yang menentukan kualitas sumber daya manusia setelah tingkat pendidikan. Tingkat kesehatan penduduk ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya adalah lingkungan, perilaku, hereditas (keturunan) dan pelayanan kesehatan. Jika seluruh komponen relatif lebih baik maka kondisi kesehatan masyarakat juga akan menjadi lebih baik, demikian juga sebaliknya. Derajat kesehatan masyarakat secara umum direfleksikan oleh status gizi masyarakat, tingkat kematian bayi, tingkat kematian ibu melahirkan dan usia harapan hidup, seperti ditunjukkan Tabel berikut ini :

Tabel 2.10

Derajat Kesehatan Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2010 - 2014

No Uraian

Jumlah

2010 2011 2012 2013 2014

1 2 4 5 6 7 8

I. MORTALITAS

1

Angka Kematian Ibu melahirkan

(Kasus) 4 3 10 5 2

2

Jumlah Kematian Bayi umur 1

bulan – 12 bulan (Kasus) 4 4 8 8 9

3

Jumlah kematian bayi umur 0-28

hari (Kasus) 38 37 46 43 41

4

Jumlah Kematian Balita umur 1 – 5

tahun (Kasus) 2 0 8 6 5

5 Usia Harapan Hidup (Tahun) 70,83 70,96 71,09 71,19 72,02 II. MORBILITAS

6

Angka kesakitan malaria per 1000

penduduk 13,56 10,58 8,14 5,43 2,72

7 Angka kesembuhan TB paru BTA+ 100 100 100 100 100 0

5000 10000 15000 20000 25000 30000

PAUD / TK SD SMP SMA/ SMK

JUMLAH SEKOLAH 361 229 50 17

JUMLAH MURID 12048 25843 8452 6056

JUMLAH GURU 1186 1690 769 323


(25)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-25

No Uraian

Jumlah

2010 2011 2012 2013 2014

1 2 4 5 6 7 8

8 Prevalensi HIV 0 0 3 3 4

9 AFP pada anak usia < 15 tahun 0 0 0 0 0

10

Angka kesakitan DBD per 100.000

penduduk 0 0 0 0 2

11

Angka kejadian Diare per 1000

penduduk 15 10 7 5 2

12

Angka penyakit Tetanus

Neonatorum per 1000 penduduk 0 0 0 0 0

13

Angka penyakit Campak per 1000

penduduk 2 0 0 0 0

III. STATUS GIZI

14 Angka Gizi Buruk 27 6 7 5 8

15

Persentase Balita dengan status gizi buruk

10 (0,14%)

27

(0,26%) 6 (0,11%)

7 (0,09%)

6 (0,08%) 16

Persentase Kecamatan bebas rawan

gizi 0,06% 0,04% 0,04% 0,03% 0,01%

IV. KESEHATAN LINGKUNGAN

17 Persentase rumah sehat 64,37% 67,48% 72,31% 73,11% 74,02% 18 Persentase Tempat-tempat Umum 55,32% 58,34% 61,25% 62,42% 64,35% 19 Persentase cakupan air bersih 71,5% 72,1% 73,7% 74,2% 74,8% V. PERILAKU HIDUP SEHAT

MASYARAKAT

20

Persentase rumah tangga

berperilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) 26% 28% 31% 32% 33%

21

Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri 85 (20,12%) 89 (22,35%) 92 (25,42%) 102 (35,66%) 101 (34,06%) VI. AKSES DAN MUTU

PELAYANAN KESEHATAN

22

Persentase penduduk yang

memanfaatkan Puskesmas 29% 27% 25% 26% 28%

23

Persentase penduduk yang

memanfaatkan Rumah Sakit 4,87% 4,90% 5,61% 5,25% 5,01%

24

Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan Laboratorium Kesehatan

66% 68% 74% 82% 86%

25

Persentase Rumah Sakit yang menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar

100% 100% 100% 100% 100%

26

Persentase obat generik berlogo

dalam persediaan obat 39% 40% 40% 41% 43%

VII. PELAYANAN KESEHATAN

27 Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan 4.305 (71,40%) 4.583 (77,60%) 4.554 (90,70%) 4.979 (97,59%) 5.012 (98,24%) 28 Cakupan desa yang mencapai UCI 83% 82% 82% 81,2% 83,4% 29

Persentase desa terkena KLB yang

ditangani > 24 jam 100% 100% 100% 100% 100%

30

Persentase ibu hamil yang

mendapat tablet Fe 84% 86% 88% 97,61% 98.23%

31

Persentase bayi yang mendapat

ASI Eksklusif 73,01% 74,6% 76,3% 75,7% 79,8%

32

Persentase murid SD/MI mendapat pemeriksaan gigi dan


(26)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-26

No Uraian

Jumlah

2010 2011 2012 2013 2014

1 2 4 5 6 7 8

33

Persentase pekerja yang mendapat

pelayanan kesehatan 59% 63% 65% 68% 72%

34

Persentase keluarga miskin yang

mendapat pelayanan kesehatan 37% 38% 41% 42% 45%

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Kerinci, 2015 Tabel 2.11

Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Kerinci Tahun 2010 - 2014

Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7

RSU Pemerintah Unit 1 1 1 1 1

RSU Swasta Unit 1 1 - - -

RS Kebidanan Unit - - - - -

Puskesmas Unit 17 17 18 18 19

Puskesmas Rawat Inap Unit 4 4 5 5 5

Puskesmas Pembantu Unit 40 43 45 45 45

Puskesmas Keliling Unit 18 18 18 18 19

BP Unit - - - - -

Apotik Buah - -

Toko Obat Buah - 4

Dokter Praktek Swasta Orang 40 40 40 40 40

Dokter Gigi Praktek Swasta Orang 3 3 3 3 3

Bidan Praktek Swasta Orang 86 86 86 86 86

Laboratorium Klinik Buah 1 1 1 1 1

Posyandu Buah 221 221 221 221 221

Poskesdes Unit 33 33 33

Polindes Binaan Buah 25 25

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Kerinci, 2015

Tabel 2.12

Tenaga Kesehatan Kabupaten Kerinci Menurut Kualifikasi Tahun 2014

No. KUALIFIKASI JUMLAH

1 2 3 4

1. Medis

DR.Spesialis -

Dokter Umum (PNS) 17

Dokter Umum (PTT) 7

Dr. Gigi (PNS) 6

Dr. Gigi (PTT) 5

2. Farmasi

Apoteker 2

D.III Farmasi 2

Ass.Apoteker 14

3. Keperawatan

S1.Keperawatan 10

D.III Keperawatan 99

SPK/SPKU 19

4. Kebidanan D.IV.Kebidanan 2


(27)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-27

No. KUALIFIKASI JUMLAH

1 2 3 4

Bidan (PNS) 32

D.III Kebidanan (PTT) 227

Bidan (PTT) -

5. Kesehatan Masyarakat

S1 Kesehatan Masyarakat 38

Pasca sarjana 3

6. Perawat Gigi D.III Kes Gegi 11

SPRG 11

7. Gizi

D.IV/SI Gizi -

D.III Gizi 9

D.I Gizi/SPAG 3

8. Sanitasi D.III Sanitasi 18

D.I Sanitasi/SPPH 24

9. Tenis Medis/ Fisik

D. III Analis 11

SMAK/SAKMA 8

Teknik Elektro -

Penata Rontgen -

Penata Anestesi -

Fisio Terapis -

Reflaksionis Operator -

10. Lcpk 9

11. Non Kesehatan

S2 (Pasca Sarjana) 1

SI 16

D.III 2

SLTA/SLTP, dll 34

TKS (RSU) 8

TKHL (RSU) 176

JUMLAH 880

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Kerinci dan RSU Mayjen HA. Thalib, 2015 (3)Pekerjaan Umum

Ketersediaan Infrastruktur di Kabupaten Kerinci hingga dewasa ini masih terasa minim jika dikaitkan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga perlu secara berkesinambungan dilakukan upaya peningkatan, pemeliharaan dan pembangunan serta penataan yang mampu memacu terciptanya efisiensi dan efektifitas pembangunan ekonomi secara luas dan merangsang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Kabupaten Kerinci. Infrastruktur yang layak bagi masyarakatseperti jalan, jembatan, irigasi, air bersih dan lain sebagainya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Kerinci harus terus tersedia dan tetap terpelihara dengan baik.

Pembangunan jalan dan jembatan, dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 telah menghasilkan kodisi jalan seperti tergambar pada tabel berikut ini :

Tabel 2.13

Perkembangan Kondisi Jalan Kabupaten Kerinci Tahun 2012 – 2014


(28)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-28 Jalan Jalan

Km Baik %

Rusak

Ringan %

Rusak Berat %

2012

Lingkungan 653,36 362,24 64,30 103,77 18,42 97,35 17,28 Kabupaten 941,87 191,07 20,29 507,38 53,87 243,42 25,84 Provinsi 167,7 111,17 66,29 16,03 9,56 34,50 20,57

2013

Lingkungan 577,36 390,74 67,68 99,22 17,19 87,40 15,14 Kabupaten 941,87 191,07 20,29 471,78 50,09 223,22 23,70

Provinsi 187,57 116,02 61,86 71,55 38,15 - -

2014

Lingkungan 579,93 343,68 59,68 - - 236,25 40,74 Kabupaten 933,12 196,53 21,06 391,06 41,90 279,33 29,93

Provinsi 167,7 70,19 41,85 - - 97,51 58,14

Sumber: LKPJ Akhir Tahun 2014, Bappeda, 2015

Sementara itu, perkembangan kondisi permukaan jalan di Kabupaten Kerinci sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.14

Perkembangan Kondisi Permukaan Jalan di Kabupaten Kerinci s/d Tahun 2014

Tahun Status Jalan

Panjang Jalan

Tipe Permukaan Jalan (km) Aspal

Lapen/beton/ Aspal grg

Kerikil Tanah Batu

2012

Lingkungan 563,36 551,92 0,9 10 0,55

Kabupaten 941,87 210,67 177,60 368,13 185,47

Provinsi 167,7 167,7 - - -

2013

Lingkungan 577,36 347,44 49,26 19,26 20,13

Kabupaten 941,87 338,91 177,60 368,13 6,87

Provinsi 187,57 187,57 - - -

2014

Lingkungan 577,36 - - - -

Kabupaten 941,87 404,88 196,88 335,78 5,60

Provinsi 187,57 - - - -

Sumber: LKPJ Akhir Tahun 2014, Bappeda, 2015

Dari data di atas, masih banyak kondisi jalan yang rusak, baik rusak berat maupun rusak ringan akan tetapi meskipun dengan anggaran daerah yang terbatas, namun secara bertahap kondisi jalan akan terus diupayakan untuk ditingkatkan. Disamping jalan, terdapat juga 98 unit jembatan Kabupaten Kerinci yang tersebar di 16 Kecamatan.

Sebagai daerah dengan potensi wilayah pertanian yang luas, dalam meningkatkan produksi hasil pertanian tersebut, Kabupaten Kerinci tidak terlepas dari irigasi. Perkembangan penangan Daerah Irigasi di kabupaten kerinci sampai dengan Tahun 2014, dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(29)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-29 Perkembangan penanganan Daerah Irigasi di Kabupaten Kerinci

Tahun 2010 – 2014 No Jenis Irigasi

Luas Irigasi

(Ha)

Luas Penanganan (Ha)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Teknis 12.929 1.950 1.750 - - -

2 Semi Teknis 4.061 3.949 701 681 1.613 1.613

3 Sederhana 13.893 3.446 4.955 2.444 3.137 16.169 Sumber: LKPJ Akhir Tahun 2014, Bappeda, 2015

Jenis Irigasi Semi Teknis dan Sederhana merupakan kewenangan dari Pemerintah Kabupaten Kerinci. Sehingga setiap tahunnya dilaksanakan pembangunan, peningkatan maupun rehabilitasi yang bersumber dari APBD (DAU maupun DAK). Pada Tahun 2014 telah ditangani Daerah Irigasi Semi Teknis seluas 1.613 Ha dari Luas Total 4.061 Ha dan Irigasi Sederhana seluas 16.169 Ha.

(4)Perencanaan Pembangunan

Dalam rangka memberikan arah pembangunan Kabupaten Kerinci 5 (lima) Tahun kedepan, telah disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019. Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan lainnya seperti Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah Tahun 2012-2032, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kerinci Tahun 2005-2025, dan didukung pula dengan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) yang dikelola oleh Bappeda yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dari perencanaan tingkat Kelurahan sampai dengan tingkat Kabupaten.

(5)Perhubungan

Kinerja urusan perhubungan tidak dapat terlepas dari sektor transportasi. Transportasi berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Dukungan sarana dan prasarana transportasi yang baik dan layak seperti jalan, jembatan, dan bandara menjadi penentu keberhasilan pelayanan yang diterima oleh masyarakat. Jumlah kendaraan yang semakin meningkat setiap tahunnya, harus dibarengi dengan sarana dan prasarana pendukungnya. Perkembangan jumlah kendaraan serta sarana dan prasarana perlengkapan jalan di Kabupaten Kerinci dari Tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.16

Perkembangan Jumlah Kendaraan Menurut Jenis Kab. Kerinci Tahun 2009 – 2013


(30)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-30 No Tahun Bis Mini Bis Mobil Barang Sepeda Motor

1 2 3 4 5 6

1 2009 349 235 365 21.560

2 2010 360 240 925 29.441

3 2011 369 255 1.013 37.441

4 2012 371 313 1.106 46.441

5 2013 391 380 1.167 56.745

6 2014 391 380 1.225 65.257

Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Bupati Kerinci Tahun 2009-2014.

Tabel 2.17

Perkembangan sarana dan prasarana perlengkapan jalan yang terpasang dalam Kabupaten Kerinci

No Tahun Traffic

light Rambu

Cermin

Tikungan RPPJ

Marka Jalan

Paku

Jalan Deliniator

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2010 - 40 - 5 - - -

2 2011 - 197 - 3 - - -

3 2012 - 81 10 - 2.600 950 -

4 2013 - - 10 10 6.350 - 250

5 2014 - 210 7 23 - - -

Jumlah 4 767 52 32 16.495 950 250

Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Bupati Kerinci Tahun 2009-2014.

Disamping itu, selain didukung oleh sarana dan prasarana perlengkapan jalan, kendaraan-kendaraan tersebut wajib melalui uji kendaraan bermotor (KIR) agar memenuhi persyaratan teknis dan layak untuk dioperasikan. Sampai dengan Tahun 2013, jumlah kendaraan yang telah diuji tergambar pada tabel berikut ini :

Tabel 2.18

Jumlah Kendaraan Wajib Uji (KIR) dan Kendaraan yang diuji di Kabupaten Kerinci s/d Tahun 2014

No Angkutan Umum Jumlah KIR Keterangan

2013 2014

1 2 3 4

1. Mini Bus 169 205

Wajib uji setiap kendaraan dilaksanakan 2

kali setahun

2. MB. Bus 291 -

3. MB. Pick Up 335 380

4. MB. Engkel 62 11

5. MB. Truk 306 246

6. MB. Numpang Uji 203 239

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci, 2015

(6)Lingkungan Hidup


(31)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-31

dilihat dari cakupan penangananpencemaran dan kerusakan lingkungan, izin gangguan (HO), galian mineral non logam (galian C); dan Pengelolaan sampah. Untuk menangani dampak pencemaran lingkungan, telah dilakukan berbagai macam sosialisasi kepada masyarakat, disamping itu juga telah dibangun Ruang Terbuka Hijau (RTH). Terdapat 2 (dua) macam RTH di Kabupaten Kerinci, yaitu : RTH Bukit Tengah seluas 3 Ha dan RTH Taman Bunga Asri Murni seluas 2 Ha. Sehingga diharapkan dengan keberadaan kedua RTH tersebut memberikan dampak positif kepada masyarakat.

Kinerja pengelolaan persampahan juga meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di masing-masing Kecamatan dalam Kabupaten Kerinci. Perkembangan TPS tersebut tergambar pada tabel berikut ini :

Tabel 2.19

Perkembangan jumlah TPS dalam Kabupaten Kerinci Tahun 2010 – 2014

No Kecamatan Jumlah TPS (Unit)

2010 2011 2012 2013 2014

1 2 4 5 6 7 8

1 GUNUNG RAYA 1 - - 1

2 BUKIT KERMAN - - - -

3 BATANG

MERANGIN

- - - -

4 KELILING DANAU 3 2 5 1 3

5 DANAU KERINCi 2 2 - 2 1

6 SITINJAU LAUT 2 3 3 2 1

7 AIR HANGAT 2 1 1 - 1

8 AIR HANGAT

BARAT

- - 2 - -

9 AIR HANGAT

TIMUR

1 1 1 1 -

10 DEPATI VII 2 3 - - -

11 GUNUNG KERINCI 2 2 2 - -

12 SIULAK 2 2 3 5 1

13 SIULAK MUKAI - - 2 4 1

14 KAYU ARO 1 2 - 2 -

15 KAYU ARO BARAT - - - - -

16 GUNUNG TUJUH - - - - 1

Total 18 18 19 18 10

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kerinci, 2015. (7)Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

Keberhasilan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dalam rangka tertib administrasi kependudukan dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja yaitu kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan Akta Kelahiran, sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini :


(32)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-32 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Kerinci

yang memiliki dokumen kependudukan Tahun 2010 - 2014

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Penduduk 241.520 243.187 244.335 236.762 246.643 2 Jumlah KK 82.597 83.999 84.554 99.282 94.175 3 Sudah memiliki KK 173.469 180.530 181.340 186.216 92.325 4 Sudah memiliki

Akta Kelahiran 16.929 11.336 8.764 10.476 10.000 Sumber : Dinas Dukcapil Kab. Kerinci, 2015

(8)Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kinerja urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, tergambar pada tabel-tabel berikut ini,

Tabel 2.21

Data-data perkembangan Perempuan yang bekerja di Pemerintahan Kab. Kerinci Tahun 2010–2014

No Eselonering Tahun/orang/%

2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah perempuan pada

jabatan eselon II 1 1 1 1

- 2 Jumlah perempuan pada

jabatan eselon III 10 10 12 12

- 3 Jumlah perempuan pada

jabatan eselon IV 87 87 91 91 91

4 Jumlah Staf perempuan

bekerja di pemerintah 2,336 2,336 2,336 2,336 2,336 5 Persentase pekerja perempuan

di lembaga pemerintah 40,11% 40,11% 41,64% 41,64% 41,64%

Sumber data :Badan PMPDPP & KB, 2015

Tabel 2.22

Data Rasio KDRT Kab . Kerinci Tahun 2010 - 2014

No Jenis KDRT Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 KDRT Orang Tua

Terhadap Anak - 1 - 1

-

2 KDRT Suami Terhadap

Istri - - 1 6

-

3 KDRT Anak Terhadap

Orang Tua - - - -

-

4 KDRT Ayah Terhadap

Anak - 1 1 1

-

5 KDRT Ibu Terhadap

Anak. - - - -

-

Sumber data :Badan PMPDPP & KB, 2015

Tabel 2.23


(33)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-33 Kab. Kerinci Tahun 2010-2014

No Uraian Tahun/orang

2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja

Perempuan - - 2.596 2.596 2.596

2 JumlahAngkatan Kerja Perempuan - - 4.051 4.051 4.051

Sumber data :Badan PMPDPP & KB, 2015

(9)Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Perkembangan kinerja urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Kerinci tergambar pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 2.24

Data Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga dalam Kabupaten Kerinci Tahun 2010 - 2014

No Uraian Tahun/orang

2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Anak Per Keluarga 1,32 1,31 1,25 1,26 1,25

Sumber data :Badan PMPDPP & KB, 2015

Tabel 2.25

Data Cakupan Peserta KB Aktif Kab . KerinciTahun 2010 - 2014 No Tahun Jumlah PUS Peserta KB Aktif Presentase (%)

1 2010 54.347 50.951 93,75

2 2011 58.063 52.750 90,08

3 2012 58,541 55,551 94,89

4 2013 62.406 47.049 75,39

5 2014 61.158 60.291 98,58

Sumber data :Badan PMPDPP & KB, 2013

Tabel 2.26

Data Keluarga Pra Sejahtera dan Pra Sejahtera I Kab. Kerinci Tahun 2010 - 2014

No. Tahun Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera I

1 2010 2.794 17.139

2 2011 2.523 17.772

3 2012 2.929 16.960

4 2013 2.623 17.149

5 2014 2.571 16.806

Sumber data :Badan PMPDPP & KB, 2013

Tabel 2.27

Perkembangan Jumlah Peserta KB Kabupaten Kerinci Tahun 2010 - 2014

No Tahun Jenis KB

IUD MOW MOP KONDOM IMPLANT SUNTIK PIL

1 2009 10.565 884 14 405 5.786 12.837 16.916

2 2010 11.017 928 18 452 6.963 13.808 17.765

3 2011 11.315 964 21 484 7.519 14.335 18.112

4 2012 12.418 432 37 612 7.486 14.800 19.766

5 2013 12.358 452 30 760 7.704 13.401 12.344

6 2014 13.185 31 31 1.018 8.337 17.938 19.331

Sumber data :Badan PMPDPP & KB, 2013

(10) Sosial


(1)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-71 5) Pemuda dan Olahraga

Program peningkatan kualitas pemuda dan peningkatan prestasi olahraga, merupakan salah satu agenda yang akan diperhatikan Pemerintah Kabupaten Kerinci. Hal ini karena pemuda sebagai bagian dari penduduk dan merupakan aset pembangunan bangsa, sehingga upaya peningkatan dan pengembangannya perlu dilakukan di Kabupaten Kerinci. Berbagai permasalahan yang dihadapi antara lain yaitu :

(a) Rendahnya kualitas pemuda dalam menekuni olah raga merupakan salah satu

permasalahan dalam kegiatan pembangunan pemuda dan olahraga, seperti pada aspek tingkat pendidikan, tingkat partisipasi angkatan kerja, pengangguran terbuka, dan maraknya masalah-masalah sosial di kalangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA).

(b) Belum optimalnya budaya olahraga dalam masyarakat, merupakan suatu

permasalahan dalam pembangunan olah raga dan generasi muda.Hal ini tercermin dari tingkat kemajuan pembangunan olahraga berdasarkan Indeks partisipasi, ruang terbuka, sumber daya manusia, dan kebugaran yang rendah.

6) Kesejahteraan Sosial

Peningkatan kesejahteraan sosial merupakan kegiatan penting yang diperhatikan Pemerintah Kabupaten Kerinci, seperti penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) khususnya fakir miskin, dan apabila tidak dilakukan secara tepat akan berakibat pada kesenjangan sosial yang semakin meluas, dan berdampak pada melemahnya ketahanan sosial masyarakat, serta dapat mendorong terjadinya konflik sosial, terutama bagi kelompok masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan perbatasan Kabupaten Kerinci. Berbagai permasalahan yang dihadapi diantaranya:

(a) Rendahnya kualitas penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, sepertipenyandang cacat masih menghadapi kendala untuk kemandirian, produktivitas dan hak untuk hidup normal yang meliputi akses terhadap pelayanan sosial dasar, terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial untuk berbagai jenis kecacatan, dan aksessibilitas terhadap pelayanan umum untuk mempermudah kehidupan mereka.

(b) Belum optimalnya sistempenanganan korban bencana alam dan sosial dari kejadian bencana alam sebagai akibat kejadian yang tiba-tiba dan penanganan yang tidak antisipatif. Selain itu permasalahan pokok lainnya adalah masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia dan teknologi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya bencana alam, serta masih adanya sikap mental sebagian warga masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah rawan bencana alam yang kurang peduli terhadap penanganan bencana.

7) Seni dan Budaya Daerah

Beberapa permasalahan dalam peningkatan pengelolaan seni dan budaya daerah Kabupaten Kerinci adalah sebagai berikut:

(a) Belum terwujudnya wadah bagi dialog kebudayaan daerah untuk mengatasi munculnya benturan-benturan atau konflik sosial;

(b) Belum tergali dan dilestarikannya secara optimal nilai-nilai budaya daerah kepada generasi muda, sehingga nilai-nilai luhur tersebut banyak yang tidak dikenal masyarakat. Selain itu dominasi pengaruh media yang memberikan nilai-nilai modern yang semakin kuatnya dalam lingkungan kehidupan masyarakat.


(2)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-72 8) Kualitas Kehidupan Beragama

Berbagai permasalahanyang dihadapi dalam pembangunan bidang keagamaan di Kabupaten Kerinci antara lain:

(a) Belum optimalnya pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama di masyarakat, sebagaimana ditunjukkan masih adanya berbagai perilaku masyarakat yang bertentangan dengan moralitas dan etika keagamaan menunjukkan bahwa belum optimalnya sasaran yang dituju dalam pengamalan ajaran agama.

(b) Belum meratanya pelayanan kehidupan beragama, hal tersebut terlihat pada belum optimalnya pemanfaatan tempat peribadatan, serta belum optimalnya pengelolaan dana sosial keagamaan.

c.

Bidang Perekonomian Daerah

1) Pertanian, Perikanan dan Peternakan

Permasalahan yang sering dihadapi Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan kebijakan revitalisasi pertanian, perikanan dan peternakan adalah sebagai berikut: (a) Rendahnya adopsi teknologi pertanian, perikanan dan peternakan sehingga

mempengaruhi rendahnya nilai tambah yang diperoleh;

(b) Redahnya nilai tukar petani/nelayan. Artinya, meskipun kontribusi sektor pertanian dan perikanan secara keseluruhan sangat besar terhadap perekonomian daerah, namun kesejahteraan petani/nelayan tidak mengalami perubahan yang signifikan.

(c) Lemahnya posisi tawar petani serta panjangnya tataniaga dan belum adilnya

posisi petani dalam sistem pemasaran.

(d) Belum efektifnya pembinaan, dukungan dan diseminasi teknologi dalam rangka meningkatkan penerapan teknologi dalam meningkatkan efisiensi usaha petani.

(e) Terbatasnya lahan pertanian yang dimiliki sehingga mempengaruhi produksi,

terutama sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan semakin meningkatnya penggunaan lahan.

(f) Terbatasnya akses petani dan nelayan terhadap sumberdaya produktif

termasuk permodalan serta layanan usaha, seperti dukungan kredit untuk usaha pertanian dalam mendukung kebutuhan modal petani dan nelayan. Keterbatasan tersebut menyebabkan petani tidak dapat menerapkan teknologi baru dalam meningkatkan produktivitas, sehingga menghambat upaya peningkatan nilai tambah. Demikian juga terbatasnya akses petani dan nelayan terhadap prasarana dan sarana transportasi, sehingga menghambat pemasaran produk dan menekan harga produk.

(g) Masih rendahnya sistem alih teknologi dan diseminasi teknologi pengolahan produk pertanian dan perikanan, sehingga mengakibatkan rendahnya produktivitas dan nilai tambah produk yang dihasilkan.

(h) Dominannya ekspor hasil pertanian dalam bentuk gelondongan (produk

primer/ tanpa olahan). Sedangkan perkembangan industri hasil pertanian dan perikanan masih belum optimal, sebagaimana ditunjukkan oleh rendahnya tingkat utilisasi industri hasil pertanian dan perikanan. Kondisi ini diperparah dengan semakin tingginya persaingan produk hasil pertanian di luar daerah.

(i) Belum optimalnya usaha budidaya serta belum digunakan teknologi

budidaya yang tepat dan ramah lingkungan secara terintegrasi, sehingga pola pengembangan budidaya yang dilakukan masih belum efisien menyebabkan rendahnya produktivitas.


(3)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-73 2) Perindustrian dan Perdagangan.

Berbagai permasalahan yang dalam meningkatkan daya saing perindustrian dan perdagangan diantaranya :

(a) Rendahnya tingkat penguasaan dan penerapan teknologi, serta rendahnya kehadiran investasi Foreign Direct Investment (FDI) yang berbasis untuk alih teknologi, sehingga menyebabkan rendahnya daya saing komoditi olahan di Kabupaten Kerinci.

(b) Minimnya peranan industri kecil dan menengah, seperti industri berskala menengah di Kabupaten Kerinci.

(c) Masih banyaknya kegiatan yang mengalami ekonomi biaya tinggi pada dunia

usaha, sehingga berdampak pada rendahnya daya saing produk.

(d) Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dan menengahserta akses pengusaha kecil dan menengah terhadap informasi pasar dan sumber pembiayaan seperti Perbankan.

(e) Keterbatasan kualitas infrastruktur seperti jalan, listrik dan jaringan komunikasi merupakan salah satu penyebab tingginya biaya produksi dan pemasaran serta ekspor komoditi.

3) Koperasi dan UMKM

Permasalahan yang dihadapi diantaranya :

(a) Rendahnya produktivitas UMKM, berkaitan dengan: (a) rendahnya kualitas sumber daya manusia UMKM khususnya dalam bidang manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran; serta (b) rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM.

(b) Terbatasnya akses UMKM kepada sumberdaya produktif, terutama terhadap permodalan, teknologi, informasi dan pasar, merupakan suatu permasalahan dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM.

(c) Rendahnya kinerja dan citra koperasi serta masih kurangnya pemahaman tentang koperasi sebagai badan usaha yang memiliki struktur kelembagaan (struktur organisasi, struktur kekuasaan, dan struktur insentif) yang unik/khas dibandingkan badan usaha lainnya, serta kurang memasyarakatnya informasi tentang praktek-praktek berkoperasi yang benar (best practices) di masyarakat. (d)Kurang kondusifnya iklim usaha Koperasi dan UMKM seperti terhadap: (a) ketidakpastian dan ketidakjelasan prosedur perizinan yang mengakibatkan besarnya biaya transaksi, panjangnya proses perijinan dan timbulnya berbagai pungutan tidak resmi; (b) praktik bisnis dan persaingan usaha yang tidak sehat; dan (c) lemahnya koordinasi lintas instansi dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM.

4) Pariwisata dan kebudayaan

Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan daya saing pariwisata antara lain :

(a) Kurang kondusifnya kondisi keamanan dan ketertiban dalam negeri terutama

dengan maraknya berbagai aksi terorisme seperti pemboman yang memberikan citra buruk bangsa Indonesia, sehingga dapat menghambat peningkatan daya saing kepariwisataan.

(b) Maraknya hambatan dan bermunculannya berbagai regulasibaik di pusat maupun daerah dalam masa transisi pelaksanaan otonomi daerah, terutama yang memberatkan pelaku industri pariwisata.

(c) Masih lemahnya pengelolaan sebagian besar tujuan wisata dan aset-aset warisan budaya sehingga kurangnya atraktif dan kurangnya kemampuan bersaing dengan obyek-obyek wisata di daerah lainnya.

(d)Belum efektifnya kelembagaan pengelolaan pemasaran dan promosi pariwisata terutama ke masyarakat internasional.


(4)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-74 5) Pembangunan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi

Permasalahan yang dihadapi diantaranya :

(a) Rendahnya tingkat penanganan pengangguran;

(b) Kurang terintegrasinya pendidikan dan keterampilan dengan serapan tenaga kerja;

(c) Meningkatnya tenaga kerja yang bekerja pada sektor yang kurang produktif; 6) Investasi dan Penanaman Modal

Permasalahan yang dihadapi diantaranya :

(a) Prosedur perizinan investasi yang panjang dan mahal serta berbelit-belit tidak hanya mengakibatkan ekonomi biaya tinggi tetapi juga menghilangkan peluang usaha yang seharusnya dapat dimanfaatkan serta penciptaan lapangan kerjasebagai salah satu investasi Kabupaten Kerinci .

(b) Rendahnya kepastian hukum,dan belum optimalnya implementasi

desentralisasi yang mengakibatkan kesimpangsiuran kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam kebijakan investasi serta terdapatnya keberagaman kebijakan investasi antar daerah.

(c) Rendahnya insentif investasi dibandingkan dengan daerah lain, termasuk insentif perpajakan, dalam menarik penanaman modal.

(d)Terbatasnya SDM yang berkualitas dalam menggerakkan investasi dan permodalan.

d. Pemerintahan yang bersih (clean government) dan Tata kelola Pemerintahan yang baik (good governance)

Berbagai permasalahan yang dihadapi diantaranya belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi sesuai dengan semangat dan tuntutan reformasi, dan tingginya kompleksitas permasalahan dalam mencari solusi perbaikan,serta masih berlangsungnya tingkat penyalahgunaan wewenang seperti praktek KKN, dan masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja aparatur negara merupakan suatu permasalahan yang harus diselesaikan dalam mencapai tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa secara terintegrasi.

1) Peningkatan Kualitas Pengelolaan Administrasi Pembangunan.

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan kualitas pengelolaanadministrasi pembangunan di Kabupaten Kerinci, antara lain:

(a) Belum terlaksananya pengelolaan administrasi secara baik, sehingga

menimbulkan inefisiensi dalam pekerjaan.

(b) Belum dikembangkan e-governmentserta belum optimalnya penerpan sistem

pengelolaan dokumen/arsip dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

pemerintahan.

2) Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Kerinci, antara lain:

(a) Terbatasnya sumber-sumber keuangan daerah; (b) Masih rendahnya kepatuhan wajib pajak/retribusi;

(c) Lemahnya sistem penegakkan hukum dan administrasi pendapatan daerah, seperti belum sepenuhnya penerapan sanksi terhadp WP/WR yang melanggar peraturan daerah;

(d)Rendanya daya paksa pajak dan retribusi (low enforcement);

(e) Relatif lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan/pengesahan

Peraturan Daerah;

(f) Berlum optimalnya penggalian potensi pendapatan asli daerah (g) Terbatasnya jasa pelayanan keuangan daerah.


(5)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-75 (h) Belum optimalnya sistem pengelolaan keuangan daerah.

3) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Beberapa permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam pemberdayaan masyarakat dan desa antara lain:

(a) Rendahnya kualitas SDM di perdesaan (low skilled).

(b) Lemahnya kelembagaan dan organisasi berbasis masyarakat, sebagaimana tercermin dari kemampuan lembaga dan organisasi dalam menyalurkan aspirasi masyarakat pada perencanaan pembangunan, serta dalam memperkuat posisi tawar masyarakat dalam aktivitas ekonomi.

(c) Terbatasnya alternatif lapangan kerja berkualitas, seperti terbatasnya kegiatan ekonomi masyarakat di luar sektor pertanian, baik pada industri kecil yang mengolah hasil pertanian maupun industri kerajinan serta jasa penunjang lainnya. Dengan kata lain sebagian besar kegiatan ekonomi di perdesaan masih mengandalkan produksi komoditas primer, dengan nilai tambah yang kecil.

(d) Lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi baik secara sektoral maupun

spasial..

(e) Rendahnya aset yang dikuasai masyarakat perdesaan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya akses masyarakat perdesaan kepada sumber daya ekonomi seperti lahan/tanah, permodalan, input produksi, keterampilan dan teknologi, informasi, serta jaringan kerjasama.

4) Penataan Administrasi Pemerintahan

Beberapa permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam penataan administrasi pemerintahan antara lain:

(a) Belum tertata dan terlaksananya dengan baik fungsi kelembagaan

pemerintahansecara efektif, profesional, proporsional, ramping, luwes dan responsif;

(b) Belum terlaksananya ketatalaksanaan dan prosedur yang efektif ;

e. Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis pada sumber daya lokal, 1) Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup

Permasalahan yang dihadapi diantaranya

(a) Kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai), akibat praktik penebangan liar dan konversi lahan.

(b) Belum berkembangnya pemanfaatan hasil hutan non-kayu dan jasa-jasa

lingkungan

(c) Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan.

2) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Berbagai permasalahan diantaranya :

(a) Menurunnya kondisi hutan yang merupakan salah satu sumber daya penting dalam menunjang perekonomian daerah serta dalam menjaga daya dukung lingkungan terhadap keseimbangan ekosistem.

(b) Tingginya ancaman keanekaragaman hayati (biodiversity)terhadapkerusakan ekosistem akibat perburuan liar, yang dilatarbelakangi rendahnya kesadaran masyarakat, terhadap keanekaragaman hayati.

(c) Lemahnya penegakan hukum terhadap pembalakan liar (illegal logging), tingginya biaya pengelolaan hutan, lemahnya pengawasan dan penegakan hukum mengakibatkan perencanaan kehutanan kurang efektif,seperti pada kasus tebang berlebih, pembalakan liar (illegal logging).


(6)

Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun Lalu dan Capaian Kinerja Pemerintahan Bab II

RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2016 II-76 3) Penanggulangan Bencana

Adapun permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam penanggulangan bencana adalah sebagai berikut:

(a) Belum optimalnya sistem mitigasi bencana alam di Kabupaten Kerinci.

(b) Masihrendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan.

(c) Belum optimalnya penanganan bencana alam