Faktor si Ibu : penyakit jantung, ginjal, diabetes, hipertensi kronis,

1. Faktor si Ibu : penyakit jantung, ginjal, diabetes, hipertensi kronis,

gangguan pada rahim dan mulut rahim, kebiasaan merokok, keracunan, fungsi fisik pra-kehamilan yang buruk, shock atau ketegangan psikologis, kontraksi rahim akibat benturan keras, dan peran dari hormon prostaglandin 5,14 2. Faktor yang berasal dari dalam kandungan : posisi sungsang pada bayi, janin kembar dua atau lebih, air ketuban pecah sebelum waktunya, posisi plasenta menutupi rahim. 5 Meskipun etiologi kelahiran prematur bersifat multifaktorial, respon inflamasi infeksi merupakan faktor utama yang menyebabkan kelahiran prematur. 2,15,17 Selain faktor-faktor diatas terdapat juga faktor risiko utama yang dapat dikaitkan dengan kelahiran bayi prematur BBLR, seperti : 20 1. Faktor Demografi Ras telah diketahui sebagai faktor risiko selama beberapa tahun ini. Ibu berkulit hitam mengalami rasio kelahiran prematur dua kali lebih banyak dibandingkan ibu berkulit putih yang diperkirakan hampir sepertiga dari kelahiran bayi prematur. Status sosial ekonomi juga mempengaruhi tingginya angka kelahiran bayi prematur. Selain itu, usia dari ibu hamil yang kurang dari 16 tahun dan lebih dari 35 tahun mempengaruhi kelahiran bayi prematur. 20 2. Faktor Tingkah Laku Status gizi selama kehamilan yang rendah meningkatkan risiko bayi prematur BBLR. Perokok dan penyalahgunaan obat-obatan mempunyai peranan dan kemungkinan menghasilkan vasokonstriksi dari uteroplasenta yang mendorong peningkatan rasio kelahiran secara mendadak. 20 3. Kondisi Medis Kehamilan Sejarah kelahiran prematur BBLR pada kehamilan sebelumnya atau komplikasi perinatal menempatkan ibu pada risiko yang lebih tinggi untuk kelahiran prematur. Komplikasi kehamilan lain meliputi kelainan uterin dan serviks, trauma perdarahan vagina, polyhidramnios, ruptur prematur dari membran, dan chorioamnionitis. Penyakit kehamilan akut maupun kronis, seperti infeksi saluran kemih, hipertensi, preklamsia, dan diabetes juga merupakan faktor risiko. 20 4. Faktor Janin Kehamilan kembar, infeksi kronis janin seperti TORCH yaitu toxoplasmosis, rubella, and cytomegalovirus anomali kromosom dan kongenital merupakan faktor risiko terjadinya kelahiran bayi prematur. 20 5. Polusi Udara Paparan polusi udara seperti zat-zat ozon, karbonmonoksida, dan nitratdioksida, telah dilaporkan dalam beberapa penelitian meningkatkan risiko kelahiran prematur dalam dosis tertentu. 15 6. Infeksi Infeksi bakteri vaginosis dan intraurin faktor risiko umum dari kelahiran prematur. Bakteri vaginosis dapat meningkatkan faktor risiko kelahiran sangat prematur sebanyak dua kali lipat, dan infeksi intraurin dilaporkan berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi, terutama pada kelahiran sangat prematur. Infeksi yang terlokalisasi pada organ lain selain saluran reproduksi juga penting, salah satunya infeksi periodontal yang telah dilaporkan memiliki risiko lebih dari dua kali lipat untuk kelahiran prematur. 15 2.3 Mekanisme Periodontitis Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah Saat ini infeksi dipertimbangkan sebagai suatu penyebab utama dari bayi prematur berberat badan lahir rendah, berperan 30 persen hingga 50 persen dari keseluruhan kasus. Infeksi bakteri pada korioamnion atau membran ekstraplasenta dapat memicu terjadinya korioamnionitis, yaitu suatu kondisi yang berhubungan kuat dengan ruptur atau pecahnya membran secara prematur dan mengakibatkan kelahiran prematur. Mekanisme biologisnya yaitu keberadaan bakteri memicu aktivitas imunitas yang dimediasi oleh sel yang menyebabkan dihasilkannya sitokin seperti interleukin IL-1 dan IL-6 dan tumor necrosis factor alpha TNF- α dan sintesis serta pelepasan prostaglandin terutama prostaglandin E 2 PGE 2 . 2,17 Kerusakan jaringan periodonsium disebabkan oleh aktivitas sel-sel imun oleh komponen dinding sel dari mikroorganisme, seperti lipopolisakarida LPS, yang berpotensi merangsang produksi derivat enzim dari host, sitokin, dan mediator pro- inflamatori lain yang menyebabkan kerusakan jaringan pendukung. 2 Ditemukan empat bakteri yang berhubungan dengan pematangan plak dan periodontitis progresif, yaitu Bacteroides forsythus, Porphyromonas gingivalis, Actinobacillus actinomycetemcomitans, dan Treponema denticola. Bakteri-bakteri tersebut ditemukan lebih banyak jumlahnya pada ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dibandingkan pada ibu yang melahirkan bayi normal. Bakteri tersebut mampu menghasilkan lipopolisakarida, protein, dan sitokin pemicu peradangan dalam aliran darah. Bakteri tersebut merupakan bakteri genital yang terdapat pada kasus kelahiran prematur yang sama dengan bakteri pada penyakit periodontal. 5 Melalui penelitian yang terbaru pada tahun 1999, Offenbacher menganalisis sampel darah yang diambil dari tali pusar janin untuk mengetahui keberadaan antibodi Immunoglobulin M Ig M yang berfungsi untuk melawan patogen periodontal. Melalui pemeriksaan bakteri pada sejumlah bayi prematur dengan berat badan lahir rendah ternyata 33,3 memperlihatkan hasil positif adanya Ig M, sedangkan Ig M pada bayi yang berat badan lahirnya normal hanya terdeteksi sebanyak 17,9. Dari 13 patogen periodontal yang diikutsertakan dalam analisis, Ig M yang paling banyak ditemukan adalah Ig M yang berfungsi untuk melawan Campylobacter rectus, P. Gingivalis dan Fusobacterium nucleatum. Meskipun bayi prematur BBLR maupun bayi yang berat badan lahirnya normal sama-sama memiliki Ig M dalam tali pusarnya yang berfungsi untuk melawan bakteri spesifik, namun adanya respon imun janin tersebut menandakan bahwa infeksi periodontal selama kehamilan dapat berpengaruh secara sistemik terhadap janin dalam kandungan. 2,17 Penjalaran peradangan pada saluran genital dapat terjadi walaupun tidak langsung pada janin dan plasenta. Dalam hal ini terjadi perpindahan produk-produk bakteri seperti endotoksin khususnya lipopolisakarida dan aktifitas hormon kehamilan yang memicu terjadinya peradangan. 5 Menurut McGaw, bakteri gram negatif anaerob pada periodontitis progresif dapat menghasilkan lipopolisakarida. 5 Sedangkan pada periodontitis kronis mekanisme yang ditemukan adalah : 2,5,17 1. Perpindahan bakteri periodontal ke bagian plasenta janin 2. Aktifitas pemicu penyakit periodontal melepaskan lipopolisakarida bakteri ke bagian plasenta janin 3. Aktifitas pemicu penyakit periodontal melepaskan mediator pro-inflamatori IL-1, IL- 6, TNFα, PGE 2 ke bagian plasenta janin. 2, 5,17 Pada penelitian McGaw, didapatkan bahwa peradangan jaringan periodonsium berperan sebagai faktor risiko kelahiran bayi prematur BBLR. Dalam hal ini perpindahan produk bakteri terutama lipopolisakarida atau melalui perpindahan mediator inflamasi IL-1, IL- 6, TNFα, PGE 2 , lebih berpengaruh dibandingkan perpindahan bakteri itu sendiri secara langsung melalui aliran darah. 2,5,17 Level PGE 2 dan TNFα secara fisiologis meningkat sesuai usia kehamilan Bakteri periodontal endotoksin Aktivasi mediator inflamatori IL-6 PGE 2 , TNF- α, IL-1 Level PGE 2 dan TNFα meningkat PGE 2 dan TNFα secara fisiologis + PGE 2 dan TNFα karena infeksi Kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim Kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim Bayi prematur berberat badan lahir rendah Bayi normal

2.4 Kerangka Teori