Penggunaan dua fase dengan perhitungan waktu siklus optimum

IV.2.3. Perhitungan Waktu Siklus Optimum

Setelah dianalisa dapat diketahui bahwa derajat kejenuhan DS pada persimpangan tersebut lebih tinggi dari 0.85. ini berarti jalan tersebut mendekati lewat jenuh yang akan menyebabkan antrian panjang dan akan mengakibatkan kemacetan pada kondisi lalu lintas puncak, sehingga perlu diadakan perubahan-perubahan pada persimpangan tersebut. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas persimpangan jalan dan tingkat pelayanan persimpangan jalam tersebut.

IV.2.3.1. Penggunaan dua fase dengan perhitungan waktu siklus optimum

a.Waktu Siklus Fase 1 Q 1 = 3105 smpjam. S 1 = 8532 smpjam hijau FR 1 = 1 1 S Q FR 1 = 8532 3105 = 0.3639 Fase 2 Universitas Sumatera Utara Q 2 = 3678 smpjam S 2 = 6966 smpjam hijau FR 2 = 2 2 S Q FR 2 = 6966 3678 = 0.5280 IFR = ∑ FR Kritis = 0.3639 + 0.5280 = 0.8919 Rasio Fase PRi = IFR FR PR 1 = IFR FR 1 = 8919 . 3639 . = 0.408 Universitas Sumatera Utara PR 2 = IFR FR 2 = 8919 . 5280 . = 0.5920 Waktu siklus sebelum penyesuain Cua : Cua = 1 5 5 . 1 IFR LTI − + LTI = Waktu hilang 5 detik Cua = 8919 . 1 5 5 5 . 1 − + x = 115.633 detik Waktu hijau g pada fase t: Gl = Cua-LTI x PRi g 1 = 115.633 – 5 x 0.408 = 45 detik g 2 = Cua-LTI x PRi = 115.633 – 5 x 0.5920 = 65 detik Universitas Sumatera Utara Waktu siklus yang disesuaikan C: C = ∑ g + LTI = 45 + 65 + 5 = 115 detik Pendekat Jalan Thamrin Arus belok kiri Q LT = 955 smpjam Arus lurus Q ST = 2150 smpjam Nilai arus jenuh dasar smpjam hijau S o = 600 x We = 600 x 15.80 = 9480 smpjam hijau Nilai arus jenuh smpjam hijau S = S o x F CS x F SF x F G x F p S o = Arus jenuh dasar smpjam hijau F CS = Faktor koreksi ukuran kota, penduduk kota 1.0-3.0 juta jiwa  F CS = 1.00 F SF = Faktor koreksi gangguan samping  F SF = 0.90 F G = Faktor koreksi kelandaian  F G = 1.00 F p = Faktor koreksi parkir  F p = 1.00 Jadi : Universitas Sumatera Utara Nilai jenuh smpjam hijau S = 9840 x 1.00 x 0.90 x 1.00 x 1.00 = 8532 smpjam hijau Kapasitas C C = S x c g C = Kapasitas smpjam S = Arus jenuh smpjam hijau g = Lama waktu hijau detik c = Lama waktu siklus detik C = 8532 x 115 45 = 3338.6086 smpjam Derajat kejenuhan DS DS = C Q Q = Arus lalu lintas smpjam C = Kapasitas smpjam DS = 6086 . 3338 3105 Universitas Sumatera Utara = 0.9300 Panjang antrian NQ NQ = 0.25 xC x       − + − + − C DS x DS DS 5 . 8 1 1 2 NQ = Jumlah smp yang tersisa dari fase sebelumnya C = Kapasitas smpjam DS = Derajat kejenuhan NQ = 0.25 x3338.6086 x       − + + − 6086 . 3338 5 . 9300 . 8 9300 . 1 9300 . 2 x = 5.84 Tundaan lalu lintas rata-rata DT DT = cx 1 1 5 . 2 GRxDS GR x − − + 3600 1 x C NQ DT = Tundaan lalu lintas C = Waktu siklus GR = Rasio hijau gc Ds = Derajat Kejenuhan C = Kapasitas smpjam DT = 115 x 9300 . 391 . 1 391 . 1 5 . 2 x x − − + 3600 6086 . 3338 84 . 5 x Universitas Sumatera Utara = 39.816 detsmp Tundaan lalu lintas 39.816 detsmp, tundaan antara 25.1 – 60 detsmp maka tingkat pelayanan D Universitas Sumatera Utara

IV.2.2. Jalan M.T. Haryono