Nitrogen dan Kalium dalam Tanah

4 unsur K dalam bentuk K + . Tanaman muda belum memerlukan K banyak, tetapi kebutuhan cepat meningkat terutama menjelang bermalai. Pada saat berambut sekitar 75 dari total K telah diserap tanaman dan sekitar satu bulan sebelum panen tanaman telah selesai mengambil hara K dari tanah Koswara,1982. Kekurangan K pada tanaman jagung sering terlihat gejalanya pada fase sebelum pembungaan. Tanaman jagung yang kekurangan K memperlihatkan pinggiran dan ujung daun menjadi berwarna kuning hingga kering. Gejala kekurangan K ini pertama terlihat pada daun bagian bawah. Dalam keadaan yang lebih parah, daun tersebut akan kering dan mati. Kekurangan K juga berpengaruh terhadap pembentukan tongkol. Ujung tongkol bagian atas tidak penuh berisi oleh biji serta biji jagung tidak melekat secara kuat pada tongkolnya Sutoro et al., 1988.

2.2. Nitrogen dan Kalium dalam Tanah

Nitrogen di dalam tanah dibagi menjadi dua bentuk yaitu anorganik dan organik. Bentuk organik merupakan bagian terbesar. Bentuk anorganik ialah NH 4 + , NO 3 - , NO 2 - , N 2 O, NO dan gas N 2 . Bentuk-bentuk dari NH 4 + , NO 3 - dan NO 2 - sangat penting dalam hubungannya dengan kesuburan tanah. Disamping bentuk- bentuk tersebut didapat pula bentuk hidroksilamin, NH 2 OH. Senyawa N-organik di dalam tanah pada umumnya terdapat dalam bentuk asam-asam amino, protein, gula-gula amino dan senyawa kompleks lainnya yang sukar ditentukan. Tanaman mengambil nitrogen utama dalam bentuk NH 4 + dan NO 3 - . Leiwakabessy et al., 2003. Nitrogen berada dalam tanah melalui proses: 1 mineralisasi N dari bahan organik, 2 fiksasi N 2 dari udara oleh mikroorganisme, 3 melalui hujan dan bentuk-bentuk presipitasi yang lain dan 4 pemupukan. Pada lapisan atas tanah biasanya 95 N berasal dari bahan organik sedangkan pada lapisan yang lebih dalam berkisar antara 60 . Hal ini disebabkan N-organik lebih mobil dari bentuk anorganik. Bahan organik tanah mengandung 2 – 8 N dengan rata-rata 5 . Kadar N-total untuk tiap jenis tanah berbanding lurus dengan kadar bahan organik Leiwakabessy et al., 2003. 5 Kadar N di dalam larutan tanah jarang melebihi 2 dari kadar totalnya. Jumlah N NH 4 + dan NO 3 - yang dapat diserap tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya 1 sifat perakaran tanaman, 2 kehilangan N melalui penguapan dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penguapan, 3 pergerakan vertikal dan pencucian NO 3 - dan 4 ada tidaknya sisa-sisa tanaman yang dapat mengimobilisasikan nitrogen Leiwakabessy et al., 2003. Nitrogen berperan dalam hal: 1 mempertinggi pertumbuhan vegetatif terutama daun, 2 pengisian biji berjalan lebih baik pada tanaman biji-bijian, 3 mempertinggi kandungan protein, 4 mempertinggi kemampuan tanaman untuk menyerap unsur lain seperti fosfor, kalium dan lainnya, 5 merangsang pertunasan, 6 menambah tinggi tanaman dan 7 mengaktifkan pertumbuhan mikroba agar proses penghancuran organik berjalan lancar Jumin, 2005. Kadar K dalam tanah biasanya berkisar antara 0.5 – 2.5 dengan rata-rata 1.2 tergantung keadaan mineral cadangan dan tingkat pelapukan. Tanah-tanah organik mempunyai kandungan yang paling rendah biasanya kurang 0.03 K. Tanah-tanah di daerah tropik basah termasuk Indonesia umumnya mempunyai kandungan K sangat rendah. Sumber K dalam tanah atau air irigasi, berasal dari hasil dekomposisi mineral primer yang mengandung kalium seperti biotit, feldspar, muskovit dan lain-lain. Kalium dalam tanah terdapat dalam bentuk yang siap tersedia, lambat tersedia dan sukar tersedia Leiwakabessy et al., 2003. Tanaman terutama menyerap K dalam larutan tanah dan hanya sedikit yang melalui pertukaran kontak yaitu hanya sekitar 6 – 10 dari jumlah yang dibutuhkan. Pergerakan K + dalam larutan tanah keakar tanaman diatur oleh difusi dan mass flow. K yang dibutuhkan tanaman tergantung dari jenis tanaman dan produksi yang diinginkan yaitu antara 20 – 60 ppm. Kadar K-larutan dalam air pada tanah-tanah di daerah-daerah yang banyak hujan umumnya 4 ppm walaupun kisarannya antara 1 – 80 ppm Leiwakabessy et al., 2003. Menurut Jumin 2005, peranan K bagi tanaman adalah 1 memperkuat vigor tanaman, 2 lebih tahan terhadap penyakit, 3 perakaran lebih baik, 4 mengurangi efek negatif akibat pemupukan N, 5 mempengaruhi pemasakan buah yang mungkin terlalu cepat akibat pemupukan P, 6 mengatur 6 keseimbangan pupuk N dan P khususnya pada pemupukan campuran, 7 berperan penting dalam pembentukan klorofil, 8 menambah bobot biji serelia dan 9 pada tanaman kentang membantu pembentukan umbi. Kalium juga berperan dalam 1 pembentukan protein dan karbohidrat, 2 mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, 3 melaksanakan turgor yang disebabkan oleh tekanan osmotis dan 4 meningkatkan kualitas biji Sutedjo, 2000. Kesuburan tanah biasanya dinilai pada ketebalan 0-30 cm dan kriteria persentase N-total dihitung berdasarkan berat tanah. Nitrogen dikatakan rendah pada persentase 0.2 sedangkan persentase nitrogen dikatakan sedang dan tinggi masing-masing adalah 0.2 - 0.5 dan 0.5 . Kandungan kalium dalam tanah dinilai dengan kriteria sebagai berikut: rendah dengan K-tersedia 0.38 me100 gram, sedang dengan K-tersedia 0.38 – 0.64 me100 gram dan tinggi dengan K-tersedia 0.64 me100 gram Jumin, 2005.

2.3. Pupuk Majemuk