7.
Jasa listrik adalah jasa pelayanan listrik yang dihasilkan pelabuhan bagi pengguna disekitar pelabuhan. Tarif jasa listrik didasarkan pada Kwh.
2.2 Penelitian Terdahulu
Chaniago 2002 melakukan penelitian mengenai kinerja di Pelabuhan Sunda Kelapa. Dalam penelitian tersebut digunakan analisis deskriptif dengan
melihat perkembangan beberapa variabel amatan. Variabel amatan tersebut terdiri dari kunjungan kapal, volume bongkar muat, kunjungan wisatawan asing, arus
penumpang dan tingkat pelayanan. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa kinerja di Pelabuhan Sunda Kelapa mengalami penurunan sejak terjadinya krisis
ekonomi di Indonesia tahun 19971998. Tetapi penelitian ini kurang mendalam karena hanya menggunakan analisis deskriptif.
Penelitian yang dilakukan Djeffri 2009 menunjukkan bahwa produktifitas bongkar muat barang berpengaruh positif terhadap kinerja Pelabuhan
Sunda Kelapa. Variabel yang digunakan adalah pelayanan barang dalam bentuk produktifitas bongkar muat yang diukur melalui ship output dan lama kapal di
pelabuhan atau port stay salah satu diantaranya adalah berthing time. Utami 2009 menganalisis tentang analisis ketepatan waktu dan
kenyaman terhadap peningkatan kinerja pelayana angkutan laut penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok. Penelitian tersebut menunjukkan variabel ketepatan
waktu dan variabel kenyamanan berpengaruh positif terhadap kinerja pelayanan angkutan laut penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Istidjab dan Maun 2008 meneliti tentang pengaruh produktivitas bongkar muat terhadap kinerja operasional Pelabuhan Makasar. Penelitian tersebut
menunjukkan semakin besar produktivitas bongkar muat, membuat kinerja operasional Pelabuhan Makasar cenderung meningkat.
Sunarto 2009 dalam penelitiannya tentang perbedaan tingkat kinerja pelayanan kapal dan barang pada Pelabuhan Belawan dan Makasar menunjukkan
bahwa, kinerja pelayanan kapal di Pelabuhan Makasar secara umum lebih baik dibandingkan kinerja pelayanan kapal di Pelabuhan Belawan. Sedangkan
produktivitas pelayanan barang di Pelabuhan Belawan secara umum lebih baik dibandingkan produktivitas pelayanan barang di Pelabuhan Makasar.
2.3. Kerangka Pemikiran