wilayah yang mencapai 39,29 persen dari keseluruhan luas Negara Indonesia yaitu tepatnya seluas 750.769,63 km
2
dan terbagi ke dalam 9.995 pulau-pulau. Wilayah KTI cukup luas karena mempunyai provinsi terluas yaitu Papua, mencapai
416.060,32 km
2
dengan jumlah pulau terbanyak yaitu 2.543. Kondisi tersebut sebelum adanya pemekaran wilayah yang membagi Papua menjadi provinsi Papua
dan Papua Barat dengan pembagian luas 97.024,27 km
2
dan 1.945 pulau yang masing-masing memiliki otonomi daerah 26 kabupaten dan 1 kota untuk Papua
dan 9 kabupatenkota untuk Papua Barat. Beberapa hal yang terangkum pada provinsi KTI ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5 Ibu Kota Provinsi, luas area, persentasenya terhadap Indonesia serta jumlah pulau yang dimiliki di Kawasan Timur Indonesia Tahun 2009
No Provinsi KTI
Ibu Kota Provinsi
Luas Area kmĀ²
Persentase Thdp Luas
Indonesia Jumlah
Pulau 1
Sulawesi Utara Manado
13.851,64 0,72
668 2
Sulawesi Tengah Palu
61.841,29 3,24
750 3
Sulawesi Selatan Makasar
46.717,48 2,44
295 4
Sulawesi Tenggara Kendari
38.067,70 1,99
651 5
Gorontalo Gorontalo
11.257,07 0,59
136 6
Sulawesi Barat Mamuju
16.787,18 0,88
7 Nusa Tenggara
Barat Mataram
18.572,32 0,97
864 8
Nusa Tenggara Timur
Kupang 48.718,10
2,55 1.192
9 Maluku
Ambon 46.914,03
2,46 1.422
10 Maluku Utara Ternate
31.982,50 1,67
1.474 11 Papua Barat
Manokwari 97.024,27
5,08 1.945
12 Papua Jayapura
319.036,05 16,70
598 Indonesia
Jakarta 1.910.931,32
100,00 17.504
Sumber: BPS, 2009
4.1.2 Penduduk
Masalah kependudukan merupakan bagian yang krusial dalam perekonomian karena tidak bisa dilepaskan dalam kegiatan pembangunan.
Penduduk mempunyai peran ganda dalam pembangunan yaitu sebagai obyek dan sebagai subyek. Pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan
pertambahan jumlah penduduk usia kerja, yang berarti pula terjadi peningkatan faktor produksi. Bertambahnya penduduk tidak menjamin meningkatnya
kesejahteraan penduduk karena ketersediaan lapangan kerja yang terbatas, sehingga muncul masalah kependudukan yang kompleks. Oleh karena itu,
pertumbuhan penduduk dapat memberikan penjelasan lain tentang mengapa sebagian negara kaya dan sebagian lainnya miskin Mankiw, 2007.
Tabel 6 Jumlah, laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk menurut provinsi di Wilayah KTI tahun 2009
000 jiwa Persentase
1 Sulawesi Utara
2,228.90 0.96
0.95 161
2 Sulawesi Tengah
2,480.30 1.07
1.72 40
3 Sulawesi Selatan
7,908.50 3.42
1.33 169
4 Sulawesi Tenggara
2,118.30 0.92
2.09 56
5 Gorontalo
984.00 0.43
1.21 87
6 Sulawesi Barat
1,047.70 0.45
1.49 62
7 Nusa Tenggara Barat
4,434.00 1.92
1.61 239
8 Nusa Tenggara Timur
4,619.70 2.00
1.88 95
9 Maluku
1,339.50 0.58
1.42 29
10 Maluku Utara 975.00
0.42 1.60
30 11 Papua Barat
743.90 0.32
1.90 8
12 Papua 2,097.50
0.91 1.99
7 Indonesia
231,369.60 100.00
1.25 121
Kepadatan Penduduk
No Provinsi KTI
Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk
Sumber: BPS, 2009
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah territorial selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan
tetapi bertujuan menetap BPS, 2009. Penduduk juga merupakan salah satu penyebab terjadinya ketimpangan antara KTI dan KBI. Jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2009 mencapai 231,36 juta jiwa dengan perbandingan penduduk di wilayah KTI hanya sebesar 13,39 persen yaitu 30,97 juta jiwa
sisanya berkumpul di wilayah KBI Tabel 6. Provinsi dengan penduduk terbanyak di KTI adalah provinsi Sulawesi Selatan yaitu 3,42 persen dari
penduduk Indonesia atau sebanyak 7.908,5 ribu jiwa. Diikuti oleh provinsi Nusa Tenggara Timur dengan 4.619,7 ribu jiwa 2 persen terhadap total penduduk.
Sedangkan provinsi dengan jumlah penduduk terkecil adalah Papua Barat hanya
sebesar 743,9 ribu jiwa. Distribusi penduduk Indonesia ternyata tidak merata di seluruh wilayah
tanah air. Penduduk paling banyak berdomisili di wilayah barat sedangkan di wilayah timur sangat berbeda jauh. Hal ini bisa dilihat dari kepadatan
penduduknya, dimana perbandingan antara jumlah penduduk terhadap luas wilayah penduduk tersebut berdomisili. Semakin besar maka semakin padat. Pada
KTI, terlihat yang memiliki kepadatan penduduk terbesar Nusa Tenggara Barat dengan angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya
yaitu 239 jiwa per km
2
. Sementara itu Provinsi Sulawesi Selatan pada urutan kedua dengan kepadatan penduduk sebesar 169 jiwa per km
2
yang memang provinsi tersebut merupakan provinsi di KTI yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak. Kepadatan penduduk terkecil yang ada di KTI adalah Provinsi Papua, yang hanya mencapai 7 jiwa per km
2
dan Papua Barat dengan 8 jiwa per km
2
. Angka-angka ini perlu mendapat perhatian yang serius karena menggambarkan
ketimpangan yang terjadi di wilayah Indonesia. Penambahan jumlah penduduk tidak dapat dilepaskan dari angka
pertumbuhannya. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan penduduk pada tahun 2009 secara nasional mencapai 1,25 persen. KTI
mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dibandingkan dengan KBI, diatas laju pertumbuhan penduduk nasional. Provinsi yang memiliki laju
pertumbuhan penduduk tertinggi di wilayah KTI adalah Sulawesi Tenggara dengan 2,09 persen diikuti oleh Papua dan Papua Barat yang masing-masing 1,99
serta 1,90 persen. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk terendah dimiliki oleh Sulawesi Utara yang hanya sebesar 0,95 persen.
Jumlah, laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang ada di KTI menggambarkan
ketimpangan dalam
penyebaran penduduk
sehingga menunjukkan daya dukung lingkungan yang kurang seimbang antara KTI dan
KBI. Mengapa? Karena konsentrasi penduduk merupakan faktor produksi di wilayah-wilayah yang padat, dapat menyebabkan kegiatan perekonomian juga
terkonsentrasi di wilayah yang menyediakan faktor produksi tenaga kerja yang besar, sehingga tidak mengherankan jika pusat industri besar yang bersifat padat
karya berada di KBI sedangkan KTI hanya kaya akan faktor produksi bahan
bakumentah. Jumlah penduduk menentukan faktor produksi yang penting yaitu tenaga
kerja. Penduduk dengan usia kerja yaitu yang berumur 15 tahun ke atas seharusnya memiliki pekerjaan atau dengan kata lain bekerja melakukan suatu
kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan. Dengan banyaknya penduduk usia kerja yang bekerja dalam suatu wilayah dapat diartikan
bahwa penduduk dapat meningkatkan kesejahteraannya karena memiliki pendapatan untuk membiayai kebutuhan hidupnya.
Pada wilayah KTI, yang memiliki jumlah pengangguran tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Selatan dengan 314.664 orang diikuti oleh Nusa Tenggara
Barat yaitu 131.258 orang Tabel 7. Namun hal ini bukanlah jaminan karena jika dilihat persentase jumlah orang yang bekerja dengan angkatan kerja, Provinsi
Sulawesi Selatan justru memiliki persentase yang kecil yaitu 56,92 persen yang menunjukkan dari penduduk dengan usia kerja hanya 56,92 yang bekerja
sedangkan sisanya adalah mencari pekerjaan atau tidak bekerja. Sedangkan Nusa Tenggara Barat memiiki nilai persentase yang lebih tinggi yaitu 64,36 persen.
Tabel 7 Angkatan Kerja, Jumlah Orang Bekerja dan Jumlah Pengangguran Di Wilayah KTI Tahun 2009
Orang
No Provinsi KTI
Angkatan Kerja Bekerja
Pengangguran 1
Sulut 1,694,125
940,173 110,957
2 Sultengah
1,754,965 1,149,718
66,009 3
Sulsel 5,660,624
3,222,256 314,664
4 Sultenggara
1,418,144 950,876
47,319 5
Gorontalo 701,495
420,962 26,351
6 Sulbar
750,944 488,080
23,064 7
Ntb 3,056,611
1,967,380 131,258
8 Ntt
3,121,422 2,160,733
89,395 9
Maluku 910,844
533,015 63,015
10 Malut
658,005 393,834
28,564 11
Papua Barat 514,293
325,759 26,626
12 Papua
1,450,851 1,082,028
46,008 Indonesia
169,328,208 104,870,663
8,962,617
Sumber: BPS diolah
4.1.3 Kondisi Perekonomian