49 yaitu metode purposive sampling, yakni metode pengambilan atas dasar
penentuan karakteristik dan kriteria tertentu yang sudah ditentukan Sugiyono, 2009: 122. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
Tabel 3.1. Sampel Perusahaan
No Persyaratan
1 Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang bergerak di bidang
Bahan Bakar Minyak SPBU pada periode 2012-2015.
2 Perusahaan yang membuat laporan keuangan secara lengkap tahun
2012-2015.
3 Perusahaan yang selalu menjalankan operasinya selama periode
penelitian 4
Laporan keuangan serta data yang dibuat oleh pihak perusahaan mempunyai informasi yang dibutuhkan peneliti
5 Perusahaan yang mampu menghasilkan profitabilitas selama periode
penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, sumber data menjadi hal penting dalam menentukan taknik pengumpulan data. Ada dua macam sumber data yang
bisa digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lainnya yang
50 umumnya berupa bukti catatan ataupun laporan historis yang dipublikasikan
atau tidak dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berasal dari laporan keuangan selama periode 2012-2015. Dimana data tersebut berasal dari pihak perusahaan yang diambil peneliti sebagai sampel.
Dimana data sekunder ini didapat oleh peneliti melalui pihak perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik, uji hipotesis dan koefisien determinasi.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model dalam penelitian ini. Pengujian ini juga bertujuan untuk memastikan
bahwa dalam
model regresi
tidak terdapat
mutikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, serta untuk memastikan bahwa data yang
dihasilkan berdistribusi normal Ghozali, 2011.
51
a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam regresi
variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2011. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai
distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam uji normalitas data peneliti menggunakan diagaram
distribusi normal. Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak
menolak Ho berdasarkan P- value adalah sebagai berikut: Jika P-Value
0,05 H0 diterima Jika P- value 0,05 H0 ditolak
b.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen Ghozali, 2011: 105 Untuk mendeteksi ad atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi dapat dilakukan dengan cara menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen, jika antar variabel independen
ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,95, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas Ghozali, 2011
52
c.
Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamantan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika beda maka disebut heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Heterokedastisitas Ghozali, 2011. Uji Heterokedastisitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Glejser. Pada Uji Glejser untuk menguji Heterokedastisitas langkanya yaitu dengan
menggunakan nilai absolut residual diregresi dengan variabel independen X, untuk mendapatkan nilai absolut residualnya
Widarjono, 2009: 139.
d.
Uji Autokorelasi Autokorelasi dikenalkan oleh Maurince G. Kendali dan William
R. Buckland. Uji ini merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana nilai variabel dependen tidak berkorelasi dengan nilai variabel
dependen itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Untuk menguji autokorelasi menggunakan uji Durbin –
watson DW. Uji ini menghasilkan DW hitung d dari nilai DW tabel dl dan dv.
53 Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu time series atau ruang cross section.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Widarjono 2009 adalah:
Tabel 3.2. Uji Statistik Durbin Watson d
Nilai statistik d Hasil
0 d du Menolak Hipotesis nol; ada autokorelasi
positif dl
≤ d ≤ du Daerah keragu – raguan; tidak ada
keputusan du
≤ d ≤ 4-du Menerima
Hipotesis nol;
tidak ada
autokorelasi positifnegatif 4 – du
≤ d ≤ 4 - du Daerah keragu – raguan; tidak ada keputusan
4 – dl ≤ d ≤ 4
Menolak Hipotesis nol; ada autokorelasi negatif
2. Pengujian Hipotesis
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis – hipotesis yang diajukan, perlu digunakan analisis regresi melalui uji t maupun uji f.
Tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel – variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara
parsial maupun simultan, serta mengetahui besarnya dominasi variabel – variabel independen terhadap variabel dependen. Metode pengujian
terhadap hipotesa yang diajukan dilakukan dengan pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan.
54 1. Uji statistik t
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
independen Ghozali, 2011: 98. Oleh karena itu uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Langkah – langkah
pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis
Hipotesis diterima : berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen ROA
secara parsial. 2.
Menentukan tingkat signifikasi dengan α sebesar 5. 3. Membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika t hitung
t tabel
maka Ha diterima.
2. Uji statistik F Uji F digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh Economic
Inventory turnover ITR, Ratio Cash Turnover RCT, Sales Growth SGUkuran perusahaan SIZE, dan PerputaranAKtiva TATO
terhadap Return on Asset ROA secara simultan.
55 Untuk menguji apakah koefisien regresi secara bersama – sama
atau menyeluruh berpengaruh terhadap variabel dependen terdapat prosedur untuk menguji F yaitu sebegai berikut Widarjono, 2009:
69: a. Menyusun Hipotesis
Hipotesa yang akan diuji adalah kemampuan variabel bebas menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas, apabila variabel
bebas tidak dapat mempengaruhi variabel bebas dapat dianggap nilai koefisien regresinya sama dengan nol sehingga berapapun
nilai variabel bebas tidak akan berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.
Dalam menyusun hipotesa selalu ada hipotesa nol dalam hipotesa alternatif. Untuk hipotesa nol selalu mengandung unsur
kesamaan, maka dapa dirumuskan hipotesa nol adalah koefisien regresi sama dengan nol. Untuk hipotesa alternatifnya adalah
koefisien regresi tidak sama dengan nol. Hipotesanya kemudian dirumuskan sebagai berikut:
H0 : β1 = β2 = 0 Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0
b. Menentukan daerah keputusan Untuk uji ini digunakan tabel F. Untuk mencari nilai F-tabel
perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris dan taraf nyata. Umumnya pada dua taraf
56 nyata dipakai yaitu 1 dan 5 untuk derajat pembilang digunakan
nilai k- 1, yaitu jumlah variabel berkurang 1. Dan untuk derajat penyebut digunakan n-1, yaitu jumlah sample dikurangi dengan
jumlah variabel. c. Menentukan nilai F- hitung
Nilai F- hitung ditentukan dengan rumus: F =
Keterangan: R
2
= Koefisien Determinasi K = Jumlah variabel independen
N = Jumlah Sampel d. Menentukan keputusan
Menghitung untuk mengetahui apakah menerima H atau
menerima H
a
. e. Menentukan hipotesa
Jika F- hitung F-tabel maka H ditolak, dan jika F- hitung
F- tabel maka H diterima.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau 0 x 1 Ghozali,
2011: 97.
57 Nilai
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati 1 berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen, bila dua atau
lebih variabel independen sebagai faktor prediksi dimanipulasi dinaik turunkan nilainya Sugiyono, 2010: 277. Rumus regresi berganda
adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +e
Dimana: Y = Variabel dependen Profitabilitas
X1= Variabel independen Economic Order Quantity X2= Variabel independen Inventory Turnover
X3= Variabel independen Ratio Cash Turnover X4= Variabel independen Ukuran perusahaan
X5=Variabel independen Peramalan Penjualan a = Konstanta
b = perubahan nilai Y apabila x berubah 1 unit e = error
58
E. Operasional Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Variabel dependen Y yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur menggunakan ROA. Return on Asset menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan Agus Sartono, 2010: 123.
2. Variabel independen X yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu: a. Sales Growth X1
Pertumbuhan merupakan salah satu kunci pembanding keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Pertumbuhan
penjualan menggambarkan perubahan peningkatan ataupun penurunan penjualan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari
masing- masing laporan laba-rugi perusahaan. Pertumbuhan penjualan adalah peningkatan penjualan antara tahun sekarang
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dinyatakan dalam bentuk persentase Carvalho Costa, 2014.
Untuk mengukur pertumbuhan penjualan digunakan rumus:
59 b. Ratio Cash Turnover X2
Merupakan salah satu rasio untuk mengukur modal kerja dengan memperhatikan perputaran elemen pembentuk modal
kerja itu sendiri seperti kas, piutang dan persediaan Agus Sartono, 2010: 393
Perputaran Kas =
c. Inventory turnover X3 Merupakan
salah satu
dari rasio
aktivitas yang
menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal. Perputaran persediaan dimaksudkan agar lebih tepat lagi
apabila persediaan mengalami perubahan yang cukup besar Agus Sartono, 2010: 120.
Perputaran Persediaan = Brigham Houston, 2010:
136. d. Ukuran perusahaan X4
Ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap
ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Yunita 2008, dimana perusahaan diproksi dengan nilai logaritma dengan tital
asset. Karna aset biasanya sangat besar nilainya dan untuk menghindari bias skala maka biasan aset perlu dikompres.
60 Secara umum proksi size dipakai Logaritma log atau
Logaritme Natural asetAhmad Rodhoni dan Herni Ali, 2012: 180
Firm size = log natural Total Asset e. Perputaran Aktiva X5
Total assets turn over Perputaran Aktiva merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume
penjualan. Assets turnover adalah rasio yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki
agar menghasilkan volume penjualan tertentu Sari, dkk, 2012. Semakin tinggi rasio tersebut, maka semakin efisien pula
penggunaan keseluruhan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Menurut Sartono 2010: 120, Total assets turn over
di hitung sebagai berikut:
61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian