Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Kas, Perpustaran Persediaan, Ukuran Perusahaan dan Perputaran Aktiva Terhadap Profinilitas (Studi Kasus Pada SPBU di Daerah Tangerang Periode Tahun 2012 - 2015)

(1)

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PERSEDIAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN

PERPUTARAN AKTIVA TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Kasus Pada SPBU di Daerah Tangerang Periode Tahun 2012 - 2015)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Eka Setifani Afrianah NIM: 1112081000002

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Eka Setifani Afrianah 2. Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 16 April 1994

3. Alamat : Jl. P&K II No. 64 RT 003 RW 005 Parung Serab, Ciledug Tangerang 4. Telepon : 0857 7213 7432

5. E-mail : stefanirasya60@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SDN 1 Wnonorejo Tahun 2001-2006 2. SMP 2 Kadungora Garut Tahun 2006-2009 3. SMA 12 Tangerang Tahun 2009-2012 4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Achmad Riyadi 2. Tempat Tanggal Lahir : Cilacap, 18 Maret 1959

3. Alamat : Jl. P&K II No. 64 RT 003 RW 005 Parung Serab, Ciledug Tangerang 4. Pekerjaan : Wiraswasta

5. Ibu : Ibu Rumah Tangga

6. Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 13 Maret 1977 7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


(7)

ABSTRACT

This research has a purpose is to analyze the influence of sales growth, Cash Turnover, Inventory Turnover, Size firm and Total Asset Turnover on Profitability, both simultaneously and partial in SPBU company on Tangerang. This method analyze data uses multiple regression analysis with eviews 7 and level of significance 5%. Data used in this study uses secondary data obtained from the company SPBU in Tangerang and the sample in this study is a company SPBU in Tangerang from 2012 until 2015.

The result of this study indicate that there are significant variables simultaneously on Sales Growth, Cash Turnover, Inventory Turnover, Size firm and Total asset turnover of Return On Asset. The result of this study also showed variable Inventory turnover and sales growth has a significant partial to Return On Asset. Result of determination coefficient of 90.45%, this means the ability of the independent variables explain the dependent variable at 90.45%, while the remaining 9.55% are influenced by other variables and not inclued in this regression analysis.

Keywords: Inventory Turnover, Ratio Cash turnover, Return On asset, Sales growt , Size Firm.


(8)

viii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualan, perputaran kas, perputaran persediaan, ukuran perusahaan dan perputaran aktiva terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan SPBU di Tangerang. Metode analisis data yang digunakan adalah metode linier regresi berganda dengan eviews 7 dan tingkat signifikasi 5%. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Perusahaan SPBU di daerah Tangerang dan sampel yang digunakan adalah perusahaan SPBU di Tangerang dari tahun 2012-2015.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel Pertumbuhan penjualan, Perputaran kas, Perputaran Persediaan, Ukuran Perusahaan dan Perputaran aktiva terhadap Return On Asset. Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel Perputaran persediaan dan Pertubuhan penjualan berpengaruh signifikan secara parsial secara parsial terhadap Return On

Asset. Hasil koefisien determinasi sebesar 90.45% hal ini berarti kemampuan

variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 90.45% sedangkan 9.55% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk ke dalam regresi ini. Kata Kunci: Perputaran aktiva, Perputaran persediaan, Perputaran Kas , Pertumbuhan penjualan, Return On Asset,Ukuran Persahaan.


(9)

KATA PENGANTAR Assalamu’alikum Wr. Wb

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Pertumbuhan penjualan, Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Ukuran Perusahaan dan Perputaran aktiva terhadap Profitabilitas”. Shalawat serta salam selalu dipanjatkan pada Nabi Muhammad SAW Sang Suri Tauladan sepanjang zaman. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan rohani dan jasmani sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan atas ijinnya.

2. Kedua orang tuaku, Ayahanda tercinta H. Achmad Riyadi dan Ibunda tersayang Hj. Kusniati yang telah memberikan dukungan doa serta selalu memotivasi untuk terus maju sehingga skrispi ini dapat terselesaikan.

3. Kepada keluargaku tercinta yang senantiasa memberikan doanya dan mendukung dalam proses pembuatan skirpsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini , Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Pudji Astuti, selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan Motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

6. Bapak Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA. Selaku pembimbing II, yang senantiasa memberikan Motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.


(10)

x

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, khususnya dosen-dosen manajemen, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya yang telah diberikan kepada penulis.

8. Para staff akademik jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak membantu penulis.

9. Untuk temanku Rizki Eka Putri dan Larasati Septariani yang sudah menemani mencari referensi buku dan yang telah memberikan semangat kepada penulis hingga menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

10. Semua keluarga SF (Second Family: Dwi Aryani, Putri Handayani, Zahra Afifah, Ibnu Kamal Aldin, M. Reza, M. Ehan, Maksum dan Rangga Permana) yang sudah memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada teman-teman KKN Jariyah (Dwi, Santi, Ana, Leni, Nurul, Irsyad, Dedi, Faris, Awal, Bli, Iki, Acus, Arfan, Azis dan Ical) yang telah memberikan kenangan dan kesan-kesan selama melakukan kegiatan pengabdian di Desa Citaringgul selama satu bulan.

12. Semua teman-teman konsentrasi Manajemen Keuangan untuk kebersamaannya selama kuliah.

13. Dan kepada semua teman-teman dan pihak-pihak lain yang telah membantu, mendukung dan mendoakan dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skirpsi ini masih terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan skirpsi ini. Semoga skirpsi ini bermanfaat bagi kita semua amiin.

Jakarta,17 Mei 2016


(11)

(12)

xii DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang MAsalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN A. Profitabilitas ... 10

1. Pengertian Profitabilitas ... 12

2. Tujuan dan Manfaat Profitabilitas ... 15

B. Definisi Pertumbuhan Penjualan ... 15

C. Perputaran Kas ... 20

D. Perputaran Persediaan ... 24

E. Ukuran Persediaan ... 27

F. Perputaran aktiva ... 29

1. Faktor yang mempengaruhi perputaran aktiva... 31

G. Hubungan Antar Variabel... 33


(13)

I. Kerangka Pemikiran ... 44

J. HIpotesis ... 45

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 47

B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel... 47

C. Metode Pengumpulan Data ... 49

D. Metode Analisis Data ... 49

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 49

2. Pengujian Hipotesis ... 52

3. Koefisien Determinasi ... 55

4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 56

E. Operasional Variabel ... 57

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 61

1. Sejarah PT. Tegar Jaya Abadi ... 61

2. Objek Penelitian ... 62

B. Analisis dan Pembahasan ... 70

1. Penemuan dan Pembahasan ... 76

2. Interpretasi ... 76

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 77

1. Hasil Uji F ... 77

2. Hasil Uji t ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

tabel 2.1 ... 40

tabel 3.1 ... 49

tabel 3.2 ... 53

tabel 4.1 ... 58

tabel 4.2 ... 59

tabel 4.3 ... 60

tabel 4.4 ... 61

tabel 4.5 ... 63

tabel 4.6 ... 64

tabel 4.7 ... 65

tabel 4.8 ... 67

tabel 4.9 ... 68

tabel4.10 ... 69

tabel 4.11 ... 70

tabel 4.12 ... 72

tabel 4.13 ... 73


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ... 2

Gambar 2.1 ... 44

Gambar 4.1 ... 58

Gambar 4.2 ... 60

Gambar 4.3 ... 61

Gambar 4.4 ... 62

Gambar 4.5 ... 64

Gambar 4.6 ... 65


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 87 Lampiran 2 ... 88


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sumber daya alam yang merupakan modal penting dalam pembangunan nasional dan peningkatan kemakmuran masyarakat. Salah satu sumber daya alam yang ada di Indonesia adalah minyak bumi dan gas bumi, yang sebagian besar pengelolaannya diberikan kepada Pertamina. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (National Oil

Company). Maksud didirikannya Pertamina adalah untuk menyelenggarakan

usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik didalam maupun luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait, juga untuk menunjang kegiatan usaha dibidang minyak dan gas bumi tersebut.

Pertamina kemudian melaksanakan pendistribusian dan pemasaran atas keseluruhan produknya terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Dalam kegiatan pendistribusian produk Pertamina, khususnya BBM, Pertamina dituntut untuk melaksanakan pendistribusian ke seluruh pelosok tanah air dalam jumlah yang cukup, waktu yang cepat, mutu yang baik dan harga yang layak (sesuai ketentuan berlaku).

Penulis dalam penelitian ini memilih untuk meneliti perusahaan yang bergerak dibidang SPBU dikarenakan BBM merupakan salah satu kebutuhan masyarakat dalam menggunakan transportasi mereka. Apabila BBM didalam


(18)

2 SPBU mengalami kekosongan akan mengganggu aktivitas masyarakat dalam roda ekonomi yang sangat bergantung dengan transportasi mereka untuk pergi dan melakukan kegiatan sehari – hari yang nantinya dari kekosongan tersebut akan memberhentikan perputaran ekonomi masyarakat. Dengan meningkatnya volume kendaraan di Indonesia perlu untuk perusahaan SPBU dalam melakukan pengawasan dalam kegiatan operasionalnya.

Berikut volume peningkatan transportasi kendaraan di Indonesia sampai tahun 2013 yang mengalami peningkatan:

Gambar 1.1.

Perkembangan Jumlah Kendaraan

Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia

Seperti yang sudah diperlihatkan dari data diatas bahwa jumlah kendaraan di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini yang mendorong peneliti untuk meneliti mengenai kebutuhan pokok dalam berkendara yaitu BBM. Karena BBM sangat diperlukan bagi pengendara

0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000 70000000 80000000 90000000 T a h u n 1 9 9 0 T a h u n 1 9 9 2 T a h u n 1 9 9 4 T a h u n 1 9 9 6 T a h u n 1 9 9 8 T a h u n 2 0 0 0 T a h u n 2 0 0 2 T a h u n 2 0 0 4 T a h u n 2 0 0 6 T a h u n 2 0 0 8 T a h u n 2 0 1 0 T a h u n 2 0 1 2

M obil Penum pang Bus

Truk


(19)

maka dari itu peneliti meneliti faktor yang dapat mempengaruhinya dalam perusahaan yang bergerak di bidang SPBU. Dalam penelitian ini peneliti memilih pengaruh faktor – faktor yang dapat mempengaruhi laba dari perusahaan SPBU karena untuk dapat menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasionalnya pihak perusahaan harus melakukan pengaturan yang dapat meminimalkan biaya untuk memaksimalkan labanya. Agar dapat memaksimalkan laba yang didapat oleh perusahaan, manajer keuangan perlu mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi. Dengan mengetahui pengaruh dari masing-masing fakor terhadap profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah untuk mengatasi masalah-masalah dan meminimalisir dampak negatif yang timbul.

Pengukuran tingkat efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan perusahaan yang berasal dari berbagai faktor. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari beberapa faktor yang diambil untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan yang dilihat dari rasio profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan.

Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2011: 35). Profitabilitas mempunyai arti penting bagi perusahaan karena merupakan salah satu dasar untuk penilaian


(20)

4 kondisi suatu perusahaan. Tingkat profitabilitas menggambarkan kinerja perusahaan yang dilihat dari kemampuan perusahaan menghasilkan profit. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan return on asset (ROA) karena dapat menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan dilihat dari penggunaan keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Pertumbuhan merupakan salah satu kunci pembanding keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Penjualan memiliki pengaruh penting bagi sebuah perusahaan karena penjualan yang dilakukan harus didukung dengan harta atau aktiva dan bila penjualan ditingkatkan maka aktiva pun harus ditambah. Pertumbuhan penjualan merupakan ukuran mengenai kondisi kestabilan keuangan suatu perusahaan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat memperoleh lebih banyak pinjaman dibanding dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

Perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan, karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas yang telah ditanamkan didalam modal kerja menjadi kas kembali. Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu kas itu dibutuhkan (Indriyo, 2002: 61). Perputaran Kas merupakan salah satu metode dalam perputaran modal kerja. Kas memiliki kedudukan yang sangat


(21)

penting dalam menjaga kelancaran operasi perusahaan. Jumlah kas yang lebih atau kurang dapat berakibat kurang baik pada perusahaan. Jadi rasio perputaran kas ini bermanfaat untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan membayar tagihan dan membiayai penjualan.

Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dan mengatur investasi dalam persediaan. Menurut Harahap (2011: 308), perputaran persediaan adalah menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Perputaran persediaan merupakan salah satu rasio aktivitas, dimana rasio ini menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal. Perputaran persediaan diperoleh dari penjualan dibagai dengan rata – rata persediaan (Sartono, 2010: 395).

Perusahaan yang relatif besar cenderung akan menggunakan dana eksternal yang besar pula karena dana yang dibutuhkan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Ukuran perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan modal eksternal untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan (Sartono, 2010: 249). Perusahaan yang lebih besar akan semakin mudah untuk mendapatkan dana


(22)

6 eksternal berupa hutang dalam jumlah yang besar sehingga akan membantu kegiatan operasional perusahaan dan menyebabkan produktivitas perusahaan meningkat sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat pula.

Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur efektivitas penggunaan aset dalam menghasilkan pendapatan dari penjualan. Semakin efisiennya suatu perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh pendapatan, maka akan menunjukkan semakin baiknya profit yang akan diterima, dan sebaliknya, ketidakefisienan perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki hanya akan menambah beban perusahaan berupa investasi yang tidak mendatangkan keuntungan (Leliani dan Andreani Caroline, 2013).

Hubungan antara variabel tersebut juga telah diuji oleh peneliti terdahulu dengan hasil yang berbeda – beda. Para peneliti terdahulu tersebut antara lain: Cintya Dewi Farhana, dkk (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Perputaran Persediaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perputaran Persediaan dan Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap Profitabilitas

Ni Made Vironika Sari (2014) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Debt to Equity Ratio, Firm size, Inventory turnover dan Asset

Turnover pada Profitabilitas. Hasil penelitin menunjukkan bahwa DER

berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan firm size, inventory turnover


(23)

Ketut Yuli Astini, dkk (2014) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh tingkat Perputaran Kas dan Tingkat Perputaran piutang terhadap Profitabilitas Ekonomis (2008-2012). Hasil penelitian ini menunjukkan Perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan Perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Yazdanfar (2013), melakukan penelitian yang berjudul Profitability Determinants Among Micro Firms: Evidence from Swedish Data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitability.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian yang mengambil judul :“ ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PERSEDIAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PERPUTARAN AKTIVA TERHADAP PROFITABILITAS (Studi kasus pada SPBU di daerah Tangerang periode 2012 - 2015).


(24)

8 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan – permasalahan dalam dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh secara parsial antara Inventory Turnover, Ratio Cash

Turnover, Size firm, Sales growth dan Total Asset Turnover terhadap

Profitabilitas ?

2. Bagaimana pengaruh secara simultan antara Inventory Turnover, Ratio

CashTurnover, Size firm, Sales growth dan Total Asset Turnover terhadap

Profitabilitas ?

3. Berapa besar pengaruh Inventory Turnover, Ratio CashTurnover, Size firm,

Sales growth dan Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara Inventory Turnover,

Ratio Cash Turnover, Size firm, Sales growth dan Total Asset Turnover

terhadap Profitabilitas ?

2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara Inventory Turnover,

Ratio Cash Turnover, Size firm, Sales growth dan Total Asset Turnover

terhadap Profitabilitas ?

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh Inventory Turnover, Ratio Cash

Turnover, Size firm, Sales growth dan Total Asset Turnover terhadap


(25)

Manfaat dari penelitian yaitu: 1. Bagi perusahaan

Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan kondisi perusahaannya terutama dalam segi profitabilitasnya dari waktu ke waktu, sehingga dapat mengetahui kondisi dari perusahaanya. Selain itu dari segi variabel yang peneliti ambil dapat dijadikan sebagai salah satu mampu dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam melakukan pengawasan sekaligus dapat di implementasikan dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

2. Bagi Institusi

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan dapat berguna untuk ilmu pengetahuan khususnya dibidang manajemen keuangan dan sebagai perbandingan dengan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui seberapa pentingnya profitabilitas bagi keberlangsungan suatu perusahaan. Untuk itu perlu memperhatikan faktor yang dapat meningkatkan profitabilitas sekaligus melakukan pengawasan dalam melakukannya. Selain itu juga sebagai media pembelajaran penulis guna memperoleh pengetahuan yang lebih luas, khususnya dalam bidang manajemen keuangan. Serta penelitian ini digunakan sebagai tambahan pengatahuan serta peneliti mampu menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan yang diharapkan menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.


(26)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang dilakukannya. Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aset dan pasiva dalam sutu periode. Profitabilitas mempunyai arti penting bagi perusahaan karena merupakan salah satu dasar untuk penilaian kondisi suatu perusahaan. Tingkat profitabilitas menggambarkan kinerja perusahaan yang dilihat dari kemampuan perusahaan menghasilkan profit. Kemampuan perusahaan memperoleh profit

ini menunjukkan apakah perusahaan mempunyai prospek yang baik atau tidak dimasa yang akan datang.

Profitabilitas dapat digunakan sebagai informasi bagi pemegang saham untuk melihat keuntungan yang benar-benar diterima dalam bentuk dividen. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar perubahan nilai atas saham yang dimiliki. Kreditor menggunakan profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar pokok dan bunga pinjaman bagi kreditor. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan jumlah laba setelah pajak dengan total aset.


(27)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dari sini permasalahannya menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang tercatat dalam neraca.

Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas.


(28)

12 1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas menurut Harahap (2008: 219) adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber yang ada, penjualan,kas, aset, modal. Semakin besar risiko yang dihadapi maka semakin besar keuntungan yang diharapkan. Risiko yang timbul akan sejalan dengan kemampuan laba yang diharapkan. Menurut Agus Sartono (2010: 122), rasio profitabilitas adalah : “Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.” Perusahaan yang berhasil meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola modal yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Menurut Irham Fahmi (2012: 82): “Return on

asset sering juga disebut sebagai return on investment, karena ROA ini

melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.”

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan (Kasmir, 2012: 196).


(29)

Menurut Sartono (2010: 122-125) dalam bukunya terdapat beberapa macam rasio profitabilitas yaitu:

a. Gross profit margin =

Rasio ini mengukur laba bersih dari penjualan dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan.

b. Net profit margin =

Rasio ini untuk mengukur profitabilitas dengan cara membagi laba setelah pajak dengan penjualan.

c. Return on investment =

Return on investment atau return on asset menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

d. Return on equity =

Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.

e. Profit margin = Rentabilitas ekonomis =

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari asset perusahaan, sebelum pengaruh pajak dan hutang.

f. Earning power ratio = x

Earning power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan


(30)

14 pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva.

Dalam hal ini peneliti menggunakan ROA rasio dari profitabilitas untuk mengukur efisiensi perusahaan. Dimana ROA (Return On Asset) atau yang sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Return on asset adalah perbandingan antara laba sesudah pajak dengan total aktiva, atau dapat dikatakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan dan semakin baik posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Begitu juga sebaliknya bila ROA kecil maka tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan akan kecil dan posisi perusahaan akan kurang baik.

Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa return on asset

merupakan rasio yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang dilihat dari segi aset perusahaan tersebut. Dengan demikian profitabilitas (ROA) suatu perusahaan dapat mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba. Apabila ROA suatu perusahaan tinggi, berarti efisiensi suatu perusahaan tersebut juga tinggi. Rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Efektifitas manajemen ini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan,


(31)

terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikkan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

Jadi profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas sendiri, dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor – faktor tersebut terhadap profitabilitas (ROA) suatu perusahaan, dapat digunakan rasio keuangan. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas sebuah perusahaan, pada umumnya dilakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Rasio perofitabilitas berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjulan asset, dan modal saham tertentu.

2. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mempunyai tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.


(32)

16 Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir (2014: 197-198), yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu;

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri; 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri dsb.


(33)

B. Definisi Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan menggambarkan perubahan peningkatan ataupun penurunan penjualan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari masing- masing laporan laba-rugi perusahaan. Perusahaan yang baik dapat juga ditinjau dari aspek penjualannya dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan. Hal ini akan berimbas pada meningkatnya keuntungan perusahaan sehingga pendanaan internal perusahaan juga meningkat.

Penjualan merupakan komponen utama bagi penghasilan perusahaan. Perusahaan akan selalu berupaya meningkatkan penjualan produknya untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi atau stabil. Pertumbuhan penjualan yang stabil nantinya akan dapat berpengaruh positif. Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang.

Pertumbuhan merupakan salah satu kunci pembanding keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Pertumbuhan penjualan adalah indikator penting dari penerimaan pasar atas produk jasa suatu perusahaan, produk atau jasa suatu perusahaan, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan (Pritarini 2011) dalam Chusnul Chotimah dan Jono Susilo Wibowo (2014).


(34)

18 Menurut Rudianto (2009: 56) menyatakan bahwa: “pertumbuhan penjualan merupakan volume penjualan pada tahun-tahun mendatang, berdasarkan data pertumbuhan volume penjualan historis”.

Menurut I Made Sudana (2011: 57) menyatakan bahwa: “pendekatan persentase penjualan adalah suatu metode perencanaan keuangan, yang mana semua akun dalam laporan keuangan perusahaan berubah tergantung pada prediksi tingkat penjualan perusahaan”.

Pertumbuhan penjualan adalah peningkatan penjualan antara tahun sekarang dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dinyatakan dalam bentuk persentase (Carvalho & Costa, 2014). Sambharakreshna (2010) mengungkapkan, bahwa pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam investasi yang dilakukan pada periode yang lalu, sehingga dapat memprediksi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.

Berdasarkan dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan merupakan tingkat perubahan penjualan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari laporan laba rugi masing-masing perusahaan sebagai prediksi perusahaan dimasa yang akan datang sebagai dampak dari permintaan dan daya saing perusahaan.

Dengan mengetahui penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada. Perusahaan harus menggunakan dan mengelola sumber daya yang dimiliki untuk


(35)

menghasilkan pendapatan melalui penjualan. Dengan mengetahui seberapa besar pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan didapatkan. Pertumbuhan penjualan merupakan ukuran mengenai kondisi kestabilan keuangan suatu perusahaan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat memperoleh lebih banyak pinjaman dibanding dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Hal ini dikarenakan para investor akan lebih menyukai saham dari perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik dan ditandai dengan laju pertumbuhan yang stabil. Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk perusahaan. Perusahaan yang tumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan utang untuk membiayai kegiatan usahanya daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat.

Dengan sales growth yang tinggi maka badan usaha tersebut menunjukkan kemampuan dalam menembus pasar baru atau melakukan diversifikasi produk dan saluran distribusi serta menetapkan harga jual. Oleh karena itu sales growth harus selalu dipertahankan dan sales growth yang tinggi memberi indikator badan usaha yang bersangkutan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaannya dan diharapkan dapat meningkatkan laba yang dihasilkan.


(36)

20 Pertumbuhan penjualan (growth) memiliki peranan yang penting dalam manajemen modal kerja. Dengan mengetahui seberapa besar pertumbuhan penjualan perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan didapatkan. Untuk mengukur pertumbuhan penjualan digunakan rumus:

Keterangan:

St = Penjualan pada tahun t

St-1 = Penjualan pada periode sebelumnya

Perusahaan yang mempunyai rasio pertumbuhan yang positif mengidentifikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan posisi ekonominya dan kelangsungan hidupnya. Pertumbuhan penjualan juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memsarkan hasil produksinya.

C. Perputaran Kas

“Perputaran kas (cash turnover) adalah rasio yang menggambarkan berapa kali perusahaan telah memutar kas selama periode pelaporan, yang dihitung dari omset tunai berdasarkan pendapatan perusahaan dibagi saldo kas rata-rata selama periode tersebut”. (Kasmir, 2008: 176).

Menurut Riyanto (2012: 95) menyatakan semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya. Sebaliknya semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan.


(37)

Sedangkan menurut Indriyo (2002: 61), tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan, karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas yang telah ditanamkan didalam modal kerja menjadi kas kembali. Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan

financial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya sehingga dapat

digunakan sewaktu-waktu kas itu dibutuhkan. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan. Dimana rata-rata kas dapat dihitung dari saldo kas awal ditambah saldo kas akhir dibagi dua. Makin tinggi perputaran kas, berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tingkat perputaran kas dapat dihitung dengan membagi pendapatan usaha dengan kas rata-rata (Ketut Yuli Astini: 2014).

Tingkat perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan berarti besar kemungkinan akan semakin rendah perputarannya. Hal ini akan mencerminkan adanya over investment dalam kas, begitu pula sebaliknya. Jumlah kas yang relatif kecil kemungkinan besar akan menyebabkan diperolehnya tingkat perputaran kas yang tinggi.


(38)

22 Menurut Menuh (dalam Nina dan Ketut Purnawati, 2013) perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas-kas sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya.

Menurut Kasmir (dalam Dewi, 2013) rasio perputaran kas (cash

turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja

perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihannya. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit.

Perputaran kas merupakan salah satu dari rasio modal kerja. Metode perputaran modal kerja ini berbeda dengan metode keterikatan dana, karena metode ini menentukan kebutuhan modal kerja dengan memperhatikan perputaran elemen pembentuk modal kerja itu sendiri (Sartono, 2010: 393).

Rasio ini menunjukkan efektivitas manajemen dalam mengelola aset yang digunakan oleh perusahaan. Dengan menghitung tingkat perputaran kas akan dapat diketahui sampai sejauh mana tingkat efisiensi yang dapat dicapai perusahaan dalam mengelola kas untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Yang dimaksud dengan perputaran kas adalah berapa kali kas berputar


(39)

dalam suatu periode tertentu melalui penjualan barang atau jasa (Deni Irman, 2014).

Tingkat perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan berarti besar kemungkinan akan semakin rendah perputarannya. Hal ini akan mencerminkan adanya over investment dalam kas, begitu pula sebaliknya. Jumlah kas yang relatif kecil kemungkinan besar akan menyebabkan diperolehnya tingkat perputaran kas yang tinggi. Perputaran kas dapat dihitung dengan membandingkan penjualan bersih dengan jumlah rata-rata kas (Kasmir, 2014). Rata-rata kas dalam perhitungan ini adalah kas akhir yang diperoleh ditambah dengan kas awal dibagi dua.

Menurut Sartono (2010: 393) perputaran kas dapat dihitung berdasarkan rumus:


(40)

24 D. Perputaran Persediaan

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa.

Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya – biaya yang ditimbulkannya. Maka periode perputaran persediaan ini perlu diperhatikan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghabiskan persediaan dalam proses produksinya. Hal ini dikarenakan semakin lama periode perputaran persediaan, maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjaga agar persediaan di gudang tetap baik. Oleh karena itu diperlukan penghematan ongkos penyimpanan dan pemeliharaan agar keuntungan yang diperoleh semakin besar sehingga semakin kecil biaya yang harus ditanggung perusahaan, semakin besar laba yang akan didapat dan perputaran persediaan semakin tinggi (Deni Irman, 2014). Persediaan adalah barang atau bahan-bahan yang akan dijual kembali, baik dengan pengolahan maupun tanpa pengolahan dari perusahaan serta merupakan aset yang mengalami perputaran secara terus menerus (Rahma, 2011).

Perputaran persediaan yang semakin meningkat menunjukkan tingkat perputaran dana yang tertanam pada persediaan juga tinggi. Perputaran persediaan yang lambat menunjukkan lamanya persediaan tersimpan di perusahaan,


(41)

sehingga hal ini dapat memperbesar biaya persediaan, dan akan mempengaruhi laba perusahaan (Fitri, 2013). Hal ini dikarenakan apabila jumlah persediaan terlalu tinggi, dana yang tertanam dalam persediaan juga akan tinggi, sehingga akan menimbulkan kerugian.

Ratio inventory turnover (rasio perputaran persediaan) ini melihat sejauh

mana tingkat perputaran persediaan yang dimiliki oleh perusahaan (Irham Fahmi, 2012: 77). Menurut Kasmir (2014:180) perputaran persediaan merupakan Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yamg ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode.

Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan persediaan dapat dilihat dari perhitungan tingkat perputaran persediaannya, karena semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan menunjukkan semakin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi volume penjualan tertentu dalam naiknya perputaran persediaan maka dibutuhkan jumlah modal kerja yang lebih kecil (Deni Irman, 2014).

Perputaran Persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual atau diadakan kembali selama satu periode tertentu. Tingkat perputaran persediaan menjadi tolok ukur perusahaan dalam pengelolaan persediaannya. Perputaran persediaan yang cepat menandakan efektifitas manajemen persediaan yang baik. Menurut Sawir (2005: 15), Perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk efisiensi operasional, yang


(42)

26 memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Jadi meningkat atau turunnya jumlah perputaran persediaan ditentukan dari pembagian harga pokok penjualan dengan persediaan. Semakin cepat dan semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen terhadap persediaan tersebut (Nursyami, 2011).

Perputaran persediaan merupakan merupakan salah satu dari rasio aktivitas. Rasio ini menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva. Dengan kata lain rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal (Sartono, 2010: 118). Perusahaan yang perputaran persediaannya makin tinggi itu berarti makin efisien, tetapi perputaran persediaan yang terlalu tinggi juga tidak baik untuk itu perlu ditentukan keseimbangan (Sartono, 2010: 120).

Berikut rumus perputaran persediaan yaitu:

Perputaran persediaan :


(43)

E. Ukuran Perusahaan

Firm size merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan

profitabilitas. Semakin besar firm size akan mengakibatkan biaya yang lebih besar, sehingga dapat mengurangi profitabilitas. Perusahaan besar cenderung memiliki skala dan keleluasaan ekonomis yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan (Prihayaryanto, 2009) dalam (Ni Made Vironika Sari, 2014).

Ukuran perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan modal eksternal untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan (Sartono, 2010: 249). Perusahaan yang lebih besar akan semakin mudah untuk mendapatkan dana eksternal berupa hutang dalam jumlah yang besar sehingga akan membantu kegiatan operasional perusahaan dan menyebabkan produktivitas perusahaan meningkat sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat pula. Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi membutuhkan dukungan sumber dana atau modal yang semakin besar, begitu juga sebaliknya. Perusahaan kecil cenderung menggunakan dana internalnya terlebih dahulu, kemudian berhutang dalam jumlah yang lebih kecil. Perusahaan kecil memiliki tingkat risiko yang tinggi apabila terjadi financial distress dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan ukuran yang lebih besar tidak mempunyai kendala berarti untuk mendapatkan dana eksternal dalam bentuk hutang.


(44)

28 Menurut Becker-Blease, Kaen, Etebari & Baumann (2010), ada tiga teori yang secara implisit menjelaskan hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan, antara lain :

a. Teori teknologi, yang menekankan pada modal fisik, economies ofscale, dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan besarnya ukuran perusahaan yang optimal serta pengaruhnya terhadap profitabilitas.

b. Teori organisasi, menjelaskan hubungan profitabilitas dengan ukuran perusahaan yang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi, didalamnya terdapat teori critical resources.

c. Teori institusional mengaitkan ukuran perusahaan dengan faktor-faktor seperti sistem perundang-undangan, peraturan anti-trust, perlindungan patent, ukuran pasar dan perkembangan pasar keuangan.

Variabel ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural (Ln) dari total asset. Hal ini dikarenakan besarnya total asset masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga didapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total asset perlu di Ln kan. Penggunaan total aktiva sebagai alat ukuran perusahaan didasarkan pada penelitian.


(45)

Variabel ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus :

Ukuran Perusahaan (Size) = LnTotalAktiva

F. Perputaran Aktiva

Total assets turn over (Perputaran Aktiva) merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Assets turnover adalah rasio yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki agar menghasilkan volume penjualan tertentu (Sari, dkk, 2012). Semakin tinggi rasio tersebut, maka semakin efisien pula penggunaan keseluruhan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan

total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini mampu untuk menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turnover merupakan rasio yang menunjukkan tingkat


(46)

30 efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19). Rasio ini merupakan ukuran sampai seberapa jauh aktiva telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukan suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan meningkat (Sawir 2012:56).

Menurut Hanafi dan Halim (2009:81) Total Asset Turnover adalah:

“Rasio untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya (investasi)”.

Total Asset Turnover menurut Sutrisno (2012:221) “Merupakan ukuran

efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan”. Semakin besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya. Dan rasio ini juga menunjukan bagaimana sumberdaya telah dimanfaatkan secara optimal.

Selanjutnya menurut Gitman (2006:62) Total Asset Turnover adalah

“Indicate the efficiency with which the firm uses it assets to generated

sales” Artinya bahwa mengidentifikasikan efisiensi yang digunakan oleh

perusahaan atas penggunaan asetnya dalam menghasilkan penjualan. Sementara Van Horne dan Wachowicz (2005:221) dalam bukunya Prinsip– Prinsip Manajemen Keuangan menyatakan bahwa rasio ini menjelaskan


(47)

hubungan dari penjualan bersih dengan aktiva total.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Total Asset Turnover adalah perbandingan antara penjualan bersih atau net sales dengan total aktiva yaitu akumulasi dari aktiva tetap dan aktiva lancar. Aktiva tetap terdiri dari tanah, bangunan, mesin dan lain – lain yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun sedangkan aktiva lancar terdiri dari kas, piutang dan lain lain yang memiliki umur ekonomis kurang dari satu tahun

Menurut Sartono (2010: 120), Total assets turn over di hitung sebagai berikut:

Penjualan bersih (net sales) merupakan hasil penjualan bersih selama satu tahun. Total aktiva merupakan penjumlahan dari total aktiva lancar dan aktiva tetap.

1. Faktor yang mempengaruhi Total Asset Turnover

Total Asset Turnover yang biasanya digunakan untuk mengukur seberapa efektifnya pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. TATO yang rendah dapat diartikan bahwa penjualan bersih perusahaan lebih kecil dari pada

operating asset perusahaan. Jika perputaran aktiva perusahaan tinggi maka akan


(48)

32 Menurut Irawati (2006: 52), Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Total Asset Turnover yaitu:

1. Sales (penjualan)

2. Total aktiva yang terdiri dari :

1. Current Asset (harta lancar)

1. Cash (kas)

2. Marketable securities (surat berharga)

3. Account payable (piutang)

4. Inventories (persediaan)

2. Fixed Asset

1. Land & Building (tanah dan bangunan)


(49)

G. Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Return On Asset (ROA) Pertumbuhan penjualan adalah peningkatan penjualan antara tahun sekarang dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dinyatakan dalam bentuk persentase (Carvalho & Costa, 2014). Sambharakreshna (2010) mengungkapkan, bahwa pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam investasi yang dilakukan pada periode yang lalu, sehingga dapat memprediksi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan mengetahui seberapa besar pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan didapatkan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gladys Suryaputra dan Yulius Jogi Christiawan (2016), bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset.

2. Pengaruh Perputaran Kas terhadap Return On Asset (ROA)

Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Perputaran kas merupakan salah satu dari rasio modal kerja. Metode perputaran modal kerja ini berbeda dengan keterikatan dana, karena metode ini menentukan kebutuhan modal kerja dengan memperhatikan perputaran elemen pembentuk modal kerja itu sendiri (Sartono, 2010: 393).

Menurut Kasmir (dalam Dewi, 2013) Perputaran kas (Cash Turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal perusahaan yang


(50)

34 dibutuhkan untuk membayar tagihan dan penjualan. Artinya perputaran kas ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Ketut Yuli Astini dkk, 2014) menghasilkan bahwa perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan.

3. Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Return On Asset (ROA)

Perputaran Persediaan merupakan salah satu dari rasio aktivitas. Rasio ini digunakan untuk menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva. Dengan kata lain rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal (Sartono, 2010: 118). Perusahaan yang perputaran persediaannya makin tinggi itu berarti makin efisien, tetapi perputaran persediaan yang terlalu tinggi juga tidak baik untuk itu perlu ditentukan keseimbangan (Sartono, 2010: 120).

Perputaran persediaan sendiri menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual atau diadakan kembali selama periode tertentu. Tingkat perputaran persediaan menjadi tolak ukur perusahaan dalam pengelolaan persediaan. Yang nantinya dengan pengelolaan persediaan yang dilakukan perusahaan berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Wang Zuquan dan Asif Iqbal (2014), bahwa perputaran persediaan, penjualan, Cash Conversion Cycle mempunyai pengaruh psitif terhadap Proffitability.


(51)

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return On Asset (ROA)

Ukuran perusahaan bisa dilihat dari total asset perusahaan. Menurut (Astuti dan zuhrotun,2007) dalam (Dewi Sartika, 2012) perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga sudah stabil. Perusahaan yang lebih besar akan semakin mudah untuk mendapatkan dana eksternal berupa hutang dalam jumlah besar sehingga akan membantu kegiatan operasional perusahaan dan menyebabkan produktivitas perusahaan meningkat sehingga keuntungan perusahaan akan meningkat pula. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Virinika Sari (2014), bahwa Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

5. Pengaruh Perputaran Aktiva terhadap Return On Asset (ROA)

Assets turnover adalah rasio yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki agar menghasilkan volume penjualan tertentu (Sari, dkk, 2012). Semakin tinggi rasio tersebut, maka semakin efisien pula penggunaan keseluruhan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini mampu untuk menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Vironika Sari (2014) bahwa Perputaran aktiva tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas.


(52)

36 H. Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu :

1. Cintya Dewi Farhana, dkk (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Perputaran Persediaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perputaran Persediaan dan Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap Profitabilitas.

2. Gladys Suryaputra dan Yulius Jogi Christiawan (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan sedangkan Cash Conversion Cycle dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Return On Asset.

3. Kadek Agustia Dewi, dkk (2016), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Perputaran Kas berpengaruh terhadap Profitabilitas.

4. Davood Asefi Nejad (2015) melakukan penelitian yang berjudul Effect of Working Capital Management on the Profitability of Companies in Tehran Stock Exchange. The result is a significant relationship between cash


(53)

conversion cycle and its components, including inventory turnover and

account payable turnover period and profitability of the firm.

5. Ni Made Vironika Sari (2014) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Debt to Equity Ratio, Firm size, Inventory turnover dan Asset

Turnover pada Profitabilitas. Hasil penelitin menunjukkan bahwa DER

berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan firm size, inventory turnover

dan asset turnover tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

6. Theresia Trisnia Susanti (2014) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Perputaran persediaan, Perputaran piutang dan Pertumbuhan penjualan terhadap ROA pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI (2009-2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan Perputaran persediaan dan Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap ROA.

7. Prof.Dr.Abdul Hafoor Awan (2014) melakukan penelitian tentang Impact of Working Capital Management on Profitability of cement Sector Pakistan. The result is ROE negatively correlated with CR and Inventory

turnover. ROE positively correlated with WCT, QR, and Size.

8. Wang Zuquan and Asif Iqbal (2014) mekukan penelitian tentang Working Capital Management and its impact on Firm’s Performance. This result

Sales, CCC, ITD, APP and Debts showed positive relationship to the

dependent variable Profitability, component of WCM, ACP showed negative relationship to profitability.


(54)

38

9. Daniel Mogaka Makori dan Amrose Jagongo (2013) melakukan penelitian yang berjudul Working Capital Management and Firm Profitability: Emprical Evidence from Manufacturing Construction Firms Listed on Nairobi Securities Exchange, Kenya.The study finds a positive relationship between profitability and number of days of inventory. Moreover the

financial leverage, sales growth, current ratio and size firm also significant effect on the firm’s profitability.

10.Leliani dan Andreani Caroline Barus (2013) melakukan penelitian yang berjudul Analisis faktor –faktor yang mempengaruh Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (2008-2011). Hasil penelitian menunjukkan TATO, DR dan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan CR, DER dan Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

11.Yazdanfar (2013), melakukan penelitian yang berjudul Profitability Determinants Among Micro Firms: Evidence from Swedish Data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitability.

12.Sarbapriya Ray (2012), melakukan penelitian yang berjudul Evaluating the Impact of Working Capital Management Components on Corp Profitability: Evidence from Indian Manufacturing Firms. The result a strong negative relationship between working capital management and insignificant negative relationship between firm size with corporate profitability.


(55)

13.Serrasqueiro (2009), melakukan penelitian yang berjudul Growth and Profitability in Portuguese Companies: A Dynamic Panel Data Approach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Profitability.

14.Agiomirgianakis, Voulgaris & Papadogonas (2006), melakukan penelitian yang berjudul Effect of Firm Size on Profitability: Evidence from Nigerian Manufacturing Sector. Hasil penelitian ini menunjukkan Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitability.


(56)

40 Tabel 2.1.

Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian dan Nama

Peneliti

Variabel Hasil Penelitian 1. Pengaruh Perputarab

Persediaan dan

Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas (Cintya Dewi Farhana, dkk 2016) Perputaran Persediaan, Pertumbuhan penjualan dan Profitabilitas .

The Resultis significant positive relationship among Average Collection Periode, CR and Size firm with profitability and insignificant a negative relationship with Inventory

Turnover and Average payment

periode with Profitability. 2. Pengaruh Manajemen

Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2014 (Gladys Suryaputra dan Yulius Jogi Christiawan 2016) CCC, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan sedangkan

Cash Conversion Cycle dan

Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Return On Asset.

3. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas (Kadek Agustia Dewi, dkk 2016) Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, Perputaran Kas dan Profitabilitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Perputaran Kas berpengaruh terhadap Profitabilitas.

4. Effect of Working Capital Management on the Profitability of Companies in Tehran Stock Exchange (Davood Asefi Nejad, 2015) Cash Conversion Cycle, Inventory turnover, account payable turnover period and profitability

The result is a significant relationship between cash

conversion cycle and its

components, including inventory

turnover and account payable

turnover period and profitability

of the firm.

5. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Firm size, Inventory

turnover dan Asset

Turnover pada Profitabilitas

(Ni Made Vironika Sari,

Debt to

Equity Ratio,

Firm size,

Inventory turnover,

Hasil penelitin menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan

firm size, inventory turnover dan


(57)

2014) asset

turnover and

profitability.

terhadap profitabilitas.

4. Pengaruh Perputaran persediaan, Perputaran piutang dan Pertumbuhan penjualan terhadap ROA pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI 2009-2012 (Theresia Trisnia Susanti, 2014) Perputaran piutang, Perputaran Persediaan, Pertumbuhan penjualan dan ROA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan Perputaran persediaan dan Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap ROA.

7. Impact of Working Capital

Management on

Profitability of cement Sector Pakistan (Prof.Dr.Abdul Hafoor Awan, 2014)

Current Ratio, Inventory Turnover, Quick Ratio,

Size, WCT

and ROE

ROE is negatively correlated with CR and Inventory turnover. ROE positively correlated with

WCT, QR, and Size.

8. Working Capital Management and its impact on Firm’s Performance (Wang Zuquan and Asif Iqbal, 2014)

Sales, CCC,

ITD, APP,

Debts, WCM

and

Profitability.

This result Sales, CCC, ITD, APP and Debts showed positive relationship to the dependent variable Profitability, component of WCM, ACP showed negative relationship to profitability.

9. Working Capital Management and Firm Profitability: Emprical

Evidence from

Manufacturing Construction Firms Listed on Nairobi Securities Exchange, Kenya (Daniel Mogaka Makori dan Amrose Jagongo 2013)

Days of

inventory, Financial leverage, sales

growth, CR, Size,

Profitabiity.

The study finds a positive relationship between profitability

and number of days of inventory.

Moreover the financial leverage, sales growth, current ratio and size firm also significant effect on the firm’s profitability.

. 10. Analisis faktor –faktor

yang mempengaruh Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2008-2011 (Leliani dan Andreani Caroline Barus,2013)

TATO, DER,

Ukuran Perusahaan,

CR, DER,

Pertumbuhan penjualan dan

profitabilitas.

Hasil penelitian menunjukkan

TATO, DR dan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan

CR, DER dan Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

11. Profitability Determinants Among Micro Firms: Evidence from Swedish Data. (Yazdanfar, 2013)

Pertumbuhan penjualan dan

Profitabilitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitability.


(58)

42 12. Evaluating the Impact of

Working Capital Management Components on Corp Profitability: Evidence from Indian Manufacturing Firms (Sarbapriya Ray, 2012)

Working Capital Management , Size, and Profitability.

The result a strong negative relationship between working capital management and insignificant negative relationship between firm size with corporate profitability.

.

13. Growth and Profitability in Portuguese Companies: A Dynamic Panel Data Approach (Serrasqueiro, 2009)

Pertumbuhan penjualan dan

Profitabilitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Profitability.

14. Effect of Firm Size on Profitability: Evidence

from Nigerian

Manufacturing Sector (Agiomirgianakis,

Voulgaris & Papadogonas, 2006)

Pertumbuhan penjualan dan

Profitabilitas

Hasil penelitian ini menunjukkan Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitability.


(59)

Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang di uji oleh peneliti saat ini. Dari segi variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian, objek penelitian dan periode penelitian yang digunakan juga berbeda. Sehingga hasil yang di peroleh antara uang peneliti lakukan dengan peneliti terdahulu memiliki perbedaan dari hasil variabel yang digunakan. Selain memiliki perbedaan dengan peneliti terdahulu, persamaan antara penelitian terdahulu dengan peneliti saat ini yaitu dalam hal penggunaan variabel dependennya yaitu untuk mengukur profitabilitas menggunakan Return On Asset (ROA).


(60)

44 I. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan masalah yang ada, maka dibuat suatu kerangka berfikir dari pengaruh pengendalian persediaan, perputaran kas, perputaran persediaan, ukuran perusahaan dan peramalan penjualan terhadap profitabilitas pada gambar berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Pertumbuha n Penjualan

X1

Perputaran Kas

X2

Perputaran Persediaan

X3

Ukuran Perusahaan

X4

Perputaran Aktiva

X5

Profitabilitas (ROA) Y

Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Berganda


(61)

J. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dan dari hasil penelitian sebelumnya. Berdasarkan konsep-konsep dasar dan kerangka pemikiran diatas yang beraitan dengan adanya pengaruh atau tidak dari variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis yang digunakan adalah:

1. Uji Hipotesis untuk Signifikasi Parsial t

Menurut Ghozali (2011), Uji parsial t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Tahap dalam pengujiannya adalah:

a. H0: b1≥0, Variabel Inventory Turnover (ITR) tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)

Ha: b1<0, Variabel Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)

b. H0: b2≥0, Variabel Ratio Cash Turnover (RCT) tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)

Ha: b2<0, Variabel Rati Cash Turnover berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)

c. H0: b3≥0, Variabel Sales Growth (SG) tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)

Ha: b3<0, Variabel Sales Growth (SG) berpengaruh positifterhadap Return On Asset (ROA)


(62)

46

d. H0: b4≥0, Variabel Ukuran Perusahaan (Size) tidak

berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)

Ha: b4<0, Variabel Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)

e. H0: b5≥0, Variabel Total Asset Turnover (TATO) tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)

Ha: b5<0, Variabel Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)

2. Uji Hipotesis untuk Signifikasi Simultan F

Uji signifikasi F menguji apakah variabel independen mempengaruhi secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau menguji apakah model dapat digunakan atau tidak (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini hipotesis untuk uji signifikasi F yaitu:

H0 : b1, b2, b3, b4, b5 = 0, Variabel independen yang terdiri dari Inventory

Turnover, Ratio Cash Turnover, Sales Growth,

Ukuran Perusahaan dan Perputaran Aktiva, tidak berpengaruh terhadap Return On Asset. Ha : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0, Variabel independen yang terdiri dari Inventory

Turnover, Ratio Cash Turnover, Sales Growth,

Ukuran Perusahaan dan Perputaran Aktiva berpengaruh terhadap Return On Asset.


(63)

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini, data yang digunakan yaitu dengan mengambil laporan keuangan dari perusahaan SPBU dari tahun 2012-2015. Pemilihan lokasi penelitian ini karena dianggap sebagai rujukan yang tepat dalam memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan serta dokumen penunjang lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini membahas variabel – variabel independen (variabel bebas) yaitu Economic

Order Quantity (EOQ), Inventory Turnover (ITR), Ratio Cash Turnover

(RCT), Ukuran perusahaan (SIZE) dan Peramalan Penjualan (TL). Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) yakni efisiensi perusahaan yang diukur dengan rasio profitabilitas Return on Asset (ROA).

B. Teknik penentuan Populasi dan Sampel

Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 72). Populasi bukan hanya orang tetapi obyek dan benda - benda alam lainnya yang meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek dan obyek yang diteliti tersebut. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan SPBU di daerah Tangerang selama periode 2012-2015. Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel yang digunakan


(1)

Balaraja Bulan Column1 Column2 Column3 Column4

2012 2013 2014 2015

Jan 0.00410015 0.002414197 0.003336171 0.00190599 Feb 0.0018872 0.002925523 0.003647709 0.00358479 Mar 0.001875175 0.002388542 0.003273056 0.00187182 Apr 0.006048476 0.001962302 0.003804797 0.00330295 Mei 0.005868797 0.003130613 0.002082127 0.00183032 Juni 0.001700105 0.001734066 0.005497748 0.00272096 Juli 0.003812154 0.00231986 0.002217109 0.00161452 Agust 0.002232878 0.00359837 0.00246656 0.00195547 Sept 0.00220436 0.00337478 0.007059613 0.00313066 Okt 0.001857923 0.003028584 0.002596569 0.00186854 Nov 0.00222363 0.002191317 0.0031067 0.00074954 Des 0.009663853 0.003357398 0.002428487 0.00194576

Legok Bulan Column1 Column2 Column3 Column4

2012 2013 2014 2015

Jan 0.001 0.003 0.002 0.00275824

Feb 0.001 0.002 0.00292195 0.00393223

Mar 0.003 0.003 0.001918133 0.00141945

Apr 0.002 0.002 0.003546577 0.00239674

Mei 0.003 0.003 0.001248642 0.00129495

Juni 0.003 0.002 0.003524834 0.00344754 Juli 0.002 0.005 0.000776107 0.00208782 Agust 0.002 0.004 0.001112006 0.00134522 Sept 0.004 0.003 0.000866376 0.00329572

Okt 0.002 0.003 0.002793168 0.00217291


(2)

Keragilan Bulan 2012 2013 2014 2015

Jan 0.001 0.002 0.001350962 0.00248723

Feb 0.001 0.002 0.001481849 0.00234279

Mar 0.001 0.002 0.001059295 0.00167392

Apr 1.268 0.002 0.001538832 0.00249311

Mei 0.001 0.002 0.001144966 0.00212442

Juni 0.001 0.002 0.006434789 0.00175908 Juli 0.001 0.002 0.001073197 0.00180032 Agust 0.001 0.002 0.001485535 0.00185849 Sept 0.002 0.002 0.001785145 0.00170968

Okt 0.002 0.002 0.002020962 0.00200369

Nov 0.001 0.002 0.001723348 0.00201051

Des 0.001 0.002 0.002616529 0.00205929

Pdk kacang 2012 2013 2014 2015

Jan 0.002029384 0.00210325 0.002082879 0.0012597 Feb 0.004196355 0.006110132 0.003182775 0.00197244

Mar 0.002 0.003785739 0.002114284 0.00163782

Apr 0.002 0.00232276 0.002030245 0.00160992

Mei 0.002 0.002407722 0.001287062 0.00128187

Juni 0.002 0.002638136 0.002672148 0.00216682 Juli 0.003 0.002129498 0.001750945 0.00105482 Agust 0.004 0.002447003 0.002394686 0.0014117 Sept 0.002 0.002344067 0.004620388 0.00161434

Okt 0.003 0.001824437 0.001560493 0.0008621

Nov 0.003 0.001865605 0.001289827 0.0007158


(3)

LAMPIRAN 3 (Hasil Pengujian Regresi Berganda dengan eviews)

ROA

ITR

RCT

SG

SIZE

TATO

Mean

-2.793965 9.325878 6.101847 -7.931402 2.972985 10.47594

Median

-2.620229 9.198560 6.183002 -8.166228 2.976177 10.81154

Maximum -0.692615 10.16406 8.674466 -4.188464 3.023164 11.93054

Minimum -5.289282 8.457214 3.780103 -11.91000 2.898280 4.318288

Std. Dev.

0.745357 0.382270 0.960489 1.285332 0.029430 1.295749

Skewness -0.688017 0.202060 0.042543 0.493428 -0.256510 -1.937233

Kurtosis

4.441951 2.094468 5.425161 4.238856 2.267098 8.269041

Jarque-Bera 15.89078 3.933202 23.55457 10.03460 3.201341 171.0971

Probability 0.000354 0.139932 0.000008 0.006622 0.201761 0.000000

Sum

-268.2207 895.2843 585.7773 -761.4146 285.4066 1005.691

Sum

Sq.

Dev.

52.77793 13.88239 87.64113 156.9475 0.082282 159.5016


(4)

Panel Least Square

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 2/06/16 Time: 23:26

Sample: 2012Q1 2015Q4

Periods included: 16

Cross-sections included: 6

Total panel (balanced) observations: 96

Variable

Coefficient Std. Error

t-Statistic

Prob.

ITR

0.021754

0.000895

4.296587

0.0000

RCT

0.000665

0.000869

0.765415

0.4460

SG

0.163699

0.048550

3.371746

0.0011

SIZE

-4.48E-05

0.000710 -0.063082

0.9498

TATO

-0.003919

0.004080 -0.960349

0.3395

C

0.335740

0.114716 -2.926709

0.0043

R-squared

0.904548

Mean dependent var

0.023197

Adjusted R-squared

0.899246

S.D. dependent var

0.025022

S.E. of regression

0.022218

Akaike info criterion

-4.725149

Sum squared resid

0.044921

Schwarz criterion

-4.591589

Log likelihood

231.8072

Hannan-Quinn criter.

-4.671162

F-statistic

7.372679

Durbin-Watson stat

1.897407


(5)

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.348057 (5,85) 0.0003

Cross-section Chi-square 26.258499 5 0.0001

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares Date: 21/06/16 Time: 23:52 Sample: 2012Q1 2015Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 6

Total panel (balanced) observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ITR 0.604653 0.306838 1.970592 0.0518

RCT 0.012976 0.073602 0.176304 0.8605

SG 0.132980 0.056764 2.342656 0.0214

SIZE -8.679341 3.753194 -2.312521 0.0230

TATO 0.142446 0.061927 2.300207 0.0237

C 16.85395 9.260675 1.819948 0.0721

R-squared 0.210583 Mean dependent var -2.793965

Adjusted R-squared 0.166726 S.D. dependent var 0.745357

S.E. of regression 0.680391 Akaike info criterion 2.128162

Sum squared resid 41.66382 Schwarz criterion 2.288434

Log likelihood -96.15178 Hannan-Quinn criter. 2.192946

F-statistic 4.801625 Durbin-Watson stat 1.745870


(6)

Uji Haustman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 26.740283 5 1.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

ITR 0.182849 0.604653 0.049014 0.0567

RCT -0.029260 0.012976 0.000094 0.0000

SG 0.067930 0.132980 0.000310 0.0002

SIZE -15.665377 -8.679341 7.944278 0.0132


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Perusahaan (Studi Pada: Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013)

15 212 73

Analisis Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Hutang Dagang, Rasio Lancar, Leverage, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

1 99 79

Analisis pengaruh efektifitas komponen modal kerja,leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang go public Indonesia : studi kasus pada perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009

1 8 100

Analisis Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan dan Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Selama Periode 2007-2011 di Bursa Efek Indonesia.

0 1 21

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas

1 2 12

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, CURRENT RATIO, DAN STATUS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT

0 0 15

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

0 1 15

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS (pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 14

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP ROA - Unika Repository

2 4 13

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP ROA - Unika Repository

1 2 15