Analisis Kadar Selulosa Karakterisasi Kimia Produk Akhir Karakterisasi Fisik Produk Akhir

residu menggunakan air panas dan aceton. Keringkan pada oven 105° C selama ± 4 jam sampai beratnya stabil, angkat dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, keluarkan cawan dari desikator dan timbang c. Kadar ADF sampel dapat dihitung dengan menggunaka mus sebagai berikut: n ru ADF = x 100 Hemiselullosa = NDF - ADF Keterangan : a = bobot sampelg b = bobot cawan kaca masir g c = bobot cawan+residu setelah dikeringkan g

7. Analisis Kadar Selulosa

AOAC 973.18 1990 Analisa selulosa merupakan lanjutan dari analisa ADF. Sampel analisa ADF yang sudah ditimbang c ditambah larutan asam sulfat H 2 SO 4 72 sampai terendam selama 3 jam. Setelah 3 jam, residu dibilas menggunakan air panas dan aceton. Keringkan pada oven 105° C selama ± 4 jam sampai beratnya stabil, angkat dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, keluarkan cawan dari desikator dan timbang d. Kadar selulosa sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai ber : ikut Selulosa = x 100 Keterangan: a = bobot sampel g c = bobot cawan+sampel hasil analisis ADF g d = bobot cawan+residu akhir setelah dikeringkan g

8. Analisis Kadar Lignin

AOAC 973.18 1990 Analisa lignin merupakan kelanjutan dari analisa ADF dan selulosa. Sampel yang sudah dikeringkan d, selanjutnya dibakar dalam tanur dengan tempratur ± 600°C. Angkat dan dinginkan cawan dalam eksikator dan timbang e. Besarnya kandungan lignin dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut : Lignin = x 100 Keterangan : a = bobot sampel g c = bobot cawan+sampel hasil analisis ADF g e = bobot cawan+residu akhir setelah diabukan g 18

c. Karakterisasi Produk Akhir Sintesis Nanoselulosa

1. Karakterisasi Kimia Produk Akhir

Karakterisasi kimia dilakukan pada sampel yang telah mengalami proses hidrolisis basa, bleaching dan hidrolisis asam namun belum dilarutkan dalam air dan mengalami proses homogenisasi. Karakterisasi kimia yang dilakukan mencakup analisis kadar Acid Detergent Fiber ADF, selulosa, dan lignin dengan metode Van Soest untuk metode lengkapnya dapat dilihat pada sub bab analisis kimia.

2. Karakterisasi Fisik Produk Akhir

2.1 Parameter Warna Karakteristik warna produk akhir akan diukur dengan Chromatometer Minolta 300. Chromatometer adalah suatu alat analisis warna secara trimulus untuk mengukur warna yang dipantulkan oleh suatu permukaan. Sistem notasi warna yang digunakan pada penelitian ini adalah sistem notasi warna Hunter L a b. Ilustrasi sistem notasi warna Hunter L a b. Notasi L pada sistem hunter menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu dan hitam Notasi L : 0 menyatakan warna hitam dan L : 100 menyatakan warna putih. Notasi a pada sistem hunter menyatakan warna kromatik campuran merah-hijau dengan nilai +a positif dari 0 sampai +80 untuk warna merah, dan nilai –a negatif dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. Notasi b pada sistem Hunter menyatakan warna kromatik campuran biru-kuning dengan nilai +b positif dari 0 sampai +70 untuk warna kuning, dan nilai –bnegatif dari 0 sampai -70 untuk warna biru Hunter Lab 2008. Sementara itu nilai o Hue menunjukkan warna dari sampel. Nilai o Hue diperoleh dari perhitungan arc tan ba. Warna sampel berdasarkan nilai o Hue ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Warna sampel berdasarkan nilai o Hue Warna Nilai o Hue Red purple 342 – 18 Red yellow 18 – 54 Yellow red 54 – 90 Yellow 90 – 126 Yellow green 126 – 162 Green 162 – 198 Blue green 198 – 234 Blue 234 – 270 Blue purple 270 – 306 Purple 306 – 342 Sumber : Hutching 2009 19 2.2Parameter Pembentukan Suspensi Produk akhir yang telah mengalami keseluran proses kemudian akan diamati penampakan suspensinya secara kasat mata, apakah terdispersi sempurna atau terdapat fase lain yang mengendap. Penampakan suspensi produk akhir sintesis nanoselulosa merupakan sebuah sifat fisik yang cukup penting karena produk nanoselulosa dengan kualitas baik memiliki suspensi yang terdispersi sempurna.

3. Karakterisasi Mikrostruktural