Gambar 27. Scatterplot curah hujan bulanan observasi terhadap satelit TRMM periode 2003-2009 di setiap wilayah.
4.4.2. Pola hujan observasi dan satelit TRMM
Berdasarkan stasiun yang telah terpilih sebagaimana tersebut di atas, dilakukan perbandingan antara data curah hujan dari stasiun hujan terhadap data
satelit TRMM di setiap wilayah studi. Pada masing-masing wilayah dengan pola hujan berbeda, data satelit TRMM menunjukkan performa berbeda terhadap data
observasi.
a. Wilayah pola hujan muson
Pada wilayah dengan pola hujan muson, secara time series selama pengamatan 7 tahun, data satelit hujan TRMM menunjukkan performa yang bagus
dimana pola hujannya mengikuti pola hujan observasi. Data satelit menunjukkan intensitas hujan lebih tinggi overestimate umumnya terjadi pada musim hujan
September-April, terutama untuk wilayah Lampung, sedangkan pada musim kemarau, data satelit menunjukkan intensitas hujan yang cukup tepat terhadap
data hujan observasi Gambar 28. Sedangkan pada bulan puncak hujan bulan Desember-Januari di wilayah Jawa Timur dan Kalimantan Selatan, hujan dari
satelit TRMM menunjukkan intensitas yang lebih rendah underestimate dibandingkan intensitas hujan data observasi.
200 400
600 800
1000 1200
200 400
600 800
1000 1200
O b
se rv
a si
m m
Satelit TRMM mm Kalimantan Barat
200 400
600 800
1000 1200
200 400
600 800
1000 1200
O b
se rv
a si
m m
Satelit TRMM mm Maluku
r=0.78 r=0.78
Gambar 28. Plot perbandingan curah hujan bulanan observasi dan satelit TRMM periode 2003-2009 wilayah pola hujan muson.
Berdasarkan analisis intra-seasonal yang ditunjukkan pada Gambar 29, dihasilkan perbandingan curah hujan rata-rata bulanan data observasi terhadap
data satelit TRMM. Pada Gambar 29 ditunjukkan bahwa data satelit TRMM mempunyai pola yang mengikuti pola hujan observasi dan mempunyai intensitas
yang cukup mendekati hujan observasi. Curah hujan satelit cenderung overestimate
terutama diperoleh pada musim hujan Nopember-Maret dimana curah hujan cukup tinggi. Di wilayah Lampung, curah hujan satelit menunjukkan
kecenderungan overestimate pada musim hujan, dan sebaliknya underestimate pada musim kemarau April-September. Pada wilayah Jawa Timur, curah hujan
200 400
600 800
1000 1200
Jan-03 Jan-04
Jan-05 Jan-06
Jan-07 Jan-08
Jan-09
CH m
m
CH Observasi CH TRMM
200 400
600 800
1000 1200
Jan-03 Jan-04
Jan-05 Jan-06
Jan-07 Jan-08
Jan-09
CH m
m
CH Observasi CH TRMM
200 400
600 800
1000 1200
Jan-03 Jan-04
Jan-05 Jan-06
Jan-07 Jan-08
Jan-09
CH m
m
CH Observasi CH TRMM
Lampung
Kalimantan Selatan Jawa Timur