Prinsip-Prinsip Operasional Perbankan Syariah

2005. Istilah ―Islam‖ dan ―Syariah‖ memiliki pengertian yang berbeda. Namun, secara teknis penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah memiliki pengertian yang sama, yakni bank yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Pengembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan penerapan dual banking system, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang juga didukung oleh Undang-Undang No.3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Undang-Undang No.3 Tahun 2004 menyebutkan bahwa cara-cara pengendalian moneter dapat dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah, dan Bank Indonesia dapat memberikan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah kepada Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek.

2.1.2. Prinsip-Prinsip Operasional Perbankan Syariah

Di dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, kegiatan usaha Bank Umum Syariah BUS meliputi : 1 menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 2 menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 3 menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 4 menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 5 menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 6 menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah danatau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 7 melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 8 melakukan usaha kartu debit danatau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah; 9 membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; 10 membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah danatau Bank Indonesia; 11 menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah; 12 melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah; 13 menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah; 14 memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah; 15 melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah; 16 memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan 17 melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Semua kegiatan BUS boleh dilakukan oleh UUS, kecuali kegiatan Penitipan untuk kepentingan pihak lain dan fungsi sebagai Wali Amanat.

2.1.3. Produk Penghimpunan Dana Perbankan Syariah

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dan Dollar Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah pada perbankan Syariah di Indonesia

0 13 137

Analisis pengaruh tingkat inflasi, kurs, dan nisbah bagi hasil terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah di Indonesia (Desember 2010 - Juli 2013)

0 9 143

Analisis Pengaruh dana Pihak ketiga (DPK), Nilai Tukar, Suku Bunga Serifikat Bank Indonesia (SBI), Inflasi dan Capital Adequacy ratio (CAR) terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Periode 2007-2011

0 18 159

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

ANALISIS PENGARUH INFLASI TINGKAT BUNGA NILAI TUKAR DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP JUMLAH Analisis Pengaruh Inflasi Tingkat Bunga Nilai Tukar Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Penghimpunan Deposito Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) (Studi

1 16 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI TINGKAT BUNGA NILAI TUKAR DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP JUMLAH Analisis Pengaruh Inflasi Tingkat Bunga Nilai Tukar Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Penghimpunan Deposito Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) (Studi

0 2 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2012 – JUNI 2017 - UMBY repository

0 0 13

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perbankan Syariah 2.1.1. Pengertian Perbankan Syariah - ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2012 – JUNI 2017 - UMBY repo

0 0 49