sehat, konsep gerak, kritis, cerdas dan pemecahkan masalah. Aspek afektifnya dilihat dari antusias, sprotivitas, percaya diri dan perilaku saat pembelajaran.
Aspek psikomotorik melalui keterampilan gerak. Agus Mahendra 2003:22 Permainan tersebut di atas sebagai pemecahan masalah yang ada pada
siswa kelas V SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mereka dalam hal sepak
bola. Demikian gambaran sebagai landasan penyusunan Penilitian Tindakan
Kelas PTK untuk siswa kelas V pada SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal tahun 2013
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah itu adalah bagaimana permainan striker vs back in four goal target mampu meningkatkan
pembelajaran sepak bola pada siswa kelas V SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal tahun 2013 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran sepak bola melalui permainan Striker Vs Back In Four Goal Target.di kelas V
SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal 2013.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tolak ukur sistem pembelajaran penjaskes khususnya sepak bola di SDN Jatipurwo dalam mencapai target
kurikulum yang ada. Peneliti berharap dengan hasil penelitian ini kelak akan menjadi bagian yang sangat penting dalam pendidikan jasmani di Indonesia.
Hasil dari penelitian ini di hari yang akan datang akan sangat bermanfaat bagi guru sebagai penyampai materi pembelajaran dan siswa sebagai peserta didik
yang menjadi obyek dalam pencapaian ketuntasan pembelajaran atau keberhasilan pembelajaran.
1.5 Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah yang ada di kelas V SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal mengenai pembelajaran sepak bola, maka
dibuatlah konsep permainan sederhana dan alat yang dimodifikasi dengan peraturan yang sederhana yang mudah dipahami oleh siswa. Model permainan
striker vs back in four goal target ini beroientasi pada sepak bola menyerang dan bertahan dengan peraturan sederhana yang cukup menarik dan sebelumnya
belum pernah ada dalam aturan baku sepak bola. Upaya ini dilakukan agar siswa tidak jenuh dengan permainan dan terangsang segi kognitif dalam kemampuan
memahami aturan tersebut
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Sejarah Sepak Bola
Olahraga ini di mulai sejak abad ke- 2 dan 3 sebelum Masehi di Cina masa Dinasti Han. Masyarakat jaman itu menggiring bola kulit dan menendangnya ke
jaring kecil. Permainan ini juga dilakukan di Jepang dengan nama Kemari. Pada
abad ke- 16 permainan menendang dan membawa bola sangat digemari di Italia. Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris. Pada tahun 1365 permainan ini
pernah di hentikan oleh Raja Edward III karena dalam suatu kompetisi terjadi banyak kekerasan. Pada tahun 1815 suatu perkembangan besar sepak bola
yang terjadi di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern pada tahun 1863 tepatnya di Freemasons Tavern dengan berkumpulnya 11
sekolah dan klub untuk membuat aturan baku permainan ini. Dan terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bolasoccer. Pada
tahun 1869 membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola tahun 1800-an. Asosiasi tertiggi sepak bola dunia FIFA mulai di bentuk tahun
1900-an dan dimainkan beberapa kompetisi di berbagai negara. Guru yang kreatif, motifatif, profesional dan menyenangkan dalam
menyajikan pembelajaran harus dapat memberikan kemudahan belajar bagi siswanya, agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Disamping
itu harus paham sifat-sifat perkembangan siswa berdasarkan umur dan karakternya. Menurut Osysa USA yang dikutip Basuki Widyarso, S.S 2007 : 6
fase anak umur 5-12 tahun mengalami pertumbuhan paling pesat dalam masa
pertumbuhan yang dianggap penting. Ron Quin ketua Pendidikan Olah Raga di Xavier Universty 1997 : 3
–7 yang dikutip Basuki Widyarso, S.S memaparkan tentang pengembangan sepak bola pemula : Metode yang banyak
digunakan di Amerika Serikat adalah pendekatan permaiananaktivitas memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain dan bersenang-senang
akan membuat mereka berminat pada sepak bola.
2.2 Sepak Bola Dan Sistem Permainan