UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN STRIKER VS BACK IN FOUR GOAL TARGET PADA SD NEGERI JATIPURWO KELAS V KEC. ROWOSARI KAB. KENDAL TAHUN 2013
UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA
MELALUI PERMAINAN
STRIKER VS BACK IN FOUR GOAL
TARGET
PADA SD NEGERI JATIPURWO KELAS V
KEC. ROWOSARI KAB. KENDAL TAHUN 2013
SKRIPSI
diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
RUDJIJANTO
NIM. 6101911030
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
(2)
ABSTRAK
Rudjijanto.2013.Upaya Peningkatan Pembelajaran Sepak Bola Melalui Permainan Striker Vs Back In Four Goal Target Pada SD Negeri Jatipurwo Kelas V Kec. Rowosari Kab Kendal tahun 2013. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. Drs Tri Rustiadi, M.Kes. Ipang Setiawan, S.Pd, M.Pd
Kata Kunci: Sepakbola, permainan modifikasi, penjasorkes,
Hasil dari pengamatan dalam pembelajaran di sekolah dasar ditemukan permasalahan yaitu kurang menariknya metode pembelajaran sepak bola. Permasalahan itu menjadi landasan penelitian yang bertujuan hasil penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran penjasorkes melalui media permainan striker vs back in four goal target pada siswa kelas V SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan subyek seluruh siswa kelas V SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal yang berjumlah 28 siswa dengan siswa perempuan 17 dan siswa laki-laki 11. Obyeknya yaitu Upaya peningkatan hasil belajar sepak bola melalui permainan striker vs back in four goal target pada SD Negeri Jatipurwo Kelas V Kec. Rowosari Kab Kendal tahun 2013. Waktu penelitian di laksanakan dalam siklus 1 dan 2 dengan prosedur penelitian dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Lokasi penelitian dilaksanakan di lapangan Desa Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Teknik pengumpulan data berupa pengumpulan informasi, dari informasi tentang ranah kognitif, afektif, psikomotor. Instrumen penelitian menggunakan, RPP, lembar observasi, siswa, dan tes unjuk kerja. Analisis data menggunakan analisis nilai tes.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan indikasi perbaikan proses pembelajaran berdasarkan lembar penilaian observasi dari ahli dan guru penjasorkes, dan lembar dari penilaian siswa menunjukkan hasil yang baik dengan tingkat keberhasilan pada siklus I 75% dan siklus II 93% dari ketuntasan dengan KKM 75. Dilihat dari hasil pada siklus I dan II peningkatan mencapai 18 % dinyatakan sudah menunjukkan peningkatan pembelajaran yang tinggi.
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan pembelajaran sepak bola melalui permainan striker vs back in four goal target sudah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat disarankan pembelajaran penjasorkes melalui striker vs back in four goal target dapat dipakai sebagai alternatif untuk memperbaiki proses pembelajaran penjaskorkes khususnya sepak bola. Semoga di masa yang akan datang metode yang diterapkan ini dapat dikembangkan lagi menjadi lebih baik dan mengahasilkan pembelajaran yang berkualitas
(3)
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak
(plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Bagian di
dalam tulisan ini yang merupakan kutipan dari karya ahli atau orang lain, telah
diberi penjelasan sumbernya sesuai tata cara pengutipan. Apabila pernyataan
saya ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi akademik dari Universitas
Negeri Semarang dan sangsi hukum sesuai yang berlaku di wilayah Negara
Republik Indonesia.
Kendal, 16 Juli 2013
Rudjijanto 6101911030
(4)
(5)
v
(6)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Pendidikan harus menjadi arena pembebasan manusia sehingga mengantarkan orang menemukan dirinya sendiri, untuk kemudian menghadapi realitas sekitarnya dengan kritis dan mengubah dunia secara kreatif.”(Paulo Freire, Brasil 1921-1997)
“Ada dua kenikmatan yang dilalaikan oleh kebanyakan orang, yaitu kesehatan dan waktu kosong.”(H.R Bukhari)
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk :
Orang tua Bapak Rumadji dan Ibu Srigiatun tercinta, yang selalu mendoakanku.
Adiku Susanto tersayang yang telah memberikan semangat.
Pamanku Alm H.Suratman yang memberikan dorongan untuk menjadi pendidik yang baik.
Teman-Temanku seangkatan PJKR PKG S1 2013
Para siswa SDN Jatipurwo yang menjadi sumber inspirasi dalam pembelajaran Almamaterku UNNES.
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Segala penulis panjatkan hanya untuk Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan kekuatan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyusun
dan menyelesaikan laporan karya ilmiah ini sebagai upaya peningkatan kualitas
pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya olahraga sepakbola pada
Pendidikan Dasar. Laporan ini disusun berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas (classroom action research) dengan permainan striker vs back in four goal
target pada SD Negeri Jatipurwo Kelas V Kec. Rowosari Kab Kendal tahun
2013.
Dengan tersusunnya laporan ini, penulis berharap kemampuan
profesionalitas guru pendidikan jasmani dan kesehatan semakin meningkat
dalam menangani kegiatan pengajaran olahraga di SD, khususnya sepakbola
sebagai wahana untuk menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat
siswa dan diharapkan dapat melahirkan calon-calon olahragawan yang potensial
dimasa mendatang.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan apresiasi
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan ijin dan kesempatan untuk skripsi ini.
3. Ketua Jurusan PJKR yang telah memberikan telah memberikan ijin dan
(8)
4. Bapak Drs.Tri Rustiadi, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah
membimbing dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Ipang Setiawan, S.Pd., M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah
membimbing dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Negeri Semarang yang banyak
memberikan ilmu pengetahuan tentang keolahragaan serta telah
mendorong dan memberikan bantuan sehingga selesainya penelitian ini
7. Bapak Sugeng, S.Pd.SD, selaku Kepala SD Negeri Jatipurwo beserta
guru dan staf.
8. Bapak Aris Budi Utomo, S.Pd selaku Teman sejawat yang telah
membantu dalam penelitian.
9. Siswa dan siswi SDN Jatipurwo yang berperan aktif dalam pembelajaran
selama penelitian berlangsung.
10. Teman kuliah seangkatan yang ikut memberi masukan dalam
pembuatan skripsi.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini.
. Penulis mempunyai harapan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
siswa dan guru di sekolah-sekolah khususnya pada mata pelajaran
penjasorkes dalam pengembangan pembelajaran dimasa yang akan datang.
Kendal, 16 Juli 2013 Penulis
(9)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
MOTO PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian ... 5
1.5 Pemecahan Masalah ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Sejarah Sepak Bola ... 6
2.2 Sepak Bola dan Sistem Permainannya ... 7
2.2.1 Permainan dan strategi permainan ... 7
2.2.2 Lapangan dan aturan permainan ... 8
2.2.3 Lama permainan ... 9
2.2.4 Pelanggaran ... 9
2.2.5 Wasit dan asisten wasit ... 10
2.2.6 Teknik Dasar Sepak Bola ... 11
2.2.6.1 Menendang ... 11
2.2.6.2 Mengoper (Passing) ... 11
(10)
2.2.6.4 Mengontrol ... 13
2.2.6.5 Menggiring ... 14
2.2.7 Model Pembelajaran Sepak Bola Modifikasi ... 15
2.3 Pengertian Pendidikan Jasmani ... 19
2.4 Perkembangan Peserta Didik ... 21
2.4.1 Pedogogis ... 19
2.4.2 Sosial dan kultural ... 19
2.4.3 Aspek tauhid ... 19
2.5 Kerangka Berpikir ... 23
2.6 Hiptesis Tindakan ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian ... 24
3.2 Obyek Penelitian ... 24
3.3 Waktu Penelitian... 24
3.4 Lokasi Penelitian ... 24
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.6 Instrumen Penelitian ... 26
3.6.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) ... 26
3.6.2 Lembar Tes Teori ... 26
3.6.3 Lembar pengamatan Tes Praktik ... 26
3.7 Analisis Data ... 26
3.8 Prosedur Penelitian ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 32
4.1.1 Siklus I ... 33
4.1.1.1 Perencanaan ... 33
4.1.1.2 Pelaksanaan ... 33
4.1.1.2.1 Kegiatan awal ... 34
4.1.1.2.2 Kegiatan inti ... 34
4.1.1.2.3 Kegiatan akhir ... 36
4.1.1.3 Observasi ... 38
4.1.1.3.1 Kognitif ... 39
4.1.1.3.2 Afektif ... 40
(11)
xi
4.1.1.3.4 Refleksi ... 42
4.1.2 Siklus II ... 44
4.1.2.1 Perencanaan ... 44
4.1.2.2 Pelaksanaan ... 45
4.1.2.2.1 Kegiatan awal ... 45
4.1.2.2.2 Kegiatan inti ... 45
4.1.2.2.3 Kegiatan akhir ... 47
4.1.2.3 Observasi ... 49
4.1.2.3.1 Kognitif ... 50
4.1.2.3.2 Afektif ... 52
4.1.2.3.3 Psikomotorik ... 53
4.1.2.3.4 Refleksi ... 54
4.2 Pembahasan ... 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 57
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Instrumen Penilaian ... 29
2. Format Penilaian Sepak Bola Modifikasi ... 30
3. Skala Penilaian Dalam Penilaian Hasil Belajar ... 36
4. Tabel Hasil pembelajaran Pada siklus I ... 37
5. Tabel Aspek Kognitif Siswa Pada Siklus I ... 39
6. Tabel Aspek Afektif Siswa Pada Siklus I ... 40
7. Tabel Aspek Psikomotorik Pada Siklus I ... 42
8. Hasil Pembelajaran Pada Siklus II ... 48
9. Tabel Aspek Kognitif Siswa Pada Siklus II . ... 51
10. Tabel Aspek Afektif Siswa Pada Siklus II…..……… ... 52
11. Tabel Aspek Psikomotorik Pada Siklus II ... 53
(13)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lapangan Sepak Bola ... 8
2. Gerak Dasar Menendang Bola ... 11
3. Mengoper Bola ( Passing ) ... 12
4. Menyundul Bola ... 12
5. Cara Mengontrol Bola ... 13
6. Menggiring Bola ... 27
7. Prosedur PTK ... 24
8. Grafik Hasil Penilaian Siklus I ... 38
9. Grafik Penilaian Kognitif Siswa Siklus I... 40
10. Grafik Penilaian Afektif Siswa Siklus I... 41
11. Grafik Penilaian Psikomotorik ... 42
12. Grafik Hasil Penilaian Siswa Siklus II ... 49
13. Grafik Penilaian Kognitif Siswa Siklus II ... 51
14. Grafik Penilaian Afektif Siswa Siklus II... 53
15. Grafik Penilaian Psikomotorik Siswa Siklus II ... 54
16. Permainan Siklus I ... 96
17. Evaluasi Pembelajaran Pada Siklus I ... 96
18. Target Sasaran Empat Gol Target ... 97
19. Gerak Passing Bola Siswa Siklus I ... 97
20. Kegiatan Awal Penjelasan Guru Tentang Materi ... 130
21. Teman Sejawat Dalam Pengamatan Pembelajaran ... 130
22. Guru Memimpin Siswa Berdoa Bersama ... 131
23. Persiapan Joging Keliling Lapangan. ... 131
24. Pemanasan Siswa Bersama Guru ... 132
25. Permainan Menuju Inti ... 132
26. Aktivitas Siswa Putri di Kegiatan Inti ... 133
27. Aktivitas Siswa Putri Menggiring Bola. ... 133
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
Surat Penetapan Pembimbing ... 612.
Ijin Penelitian.. ... 623.
Kesediaan Teman Sejawat ... 634.
Surat Pernyataan ... 645.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 656.
Lembar Penilaian Kognitif Siklus I ... 777.
Lembar Penilian Afektif Siklus I ... .788.
Lembar Penilaian Psikomotorik Siklus I ... .799.
Lembar Evaluasi Untuk Ahli Siklus I ... 8010. Lembar Penilaian Aspek Kognitif Siklus I ... 84
11. Lembar Penilain Aspek Afektif Siklus I ... 86
12. Lembar Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I ... 88
13. Rekap Nilai Aspek Kognitif Siklus I ... 90
14. Rekap Nilai Aspek Afektif Siklus I ... 91
15. Rekap Nilai Aspek Psikomotorik Siklus I ... 92
16. Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Siklus I ... 93
17. Rekap Ketuntasan Hasil Siklus I ... 94
18. Presentase Hasil Penilaian dan Saran Siklus I ... 95
19. Dokumentasi Siklus I ... 96
20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 98
21. Lembar Penilaian Kognitif Siklus II ... 111
22. Lembar Penilian Afektif Siklus II ... .112
23. Lembar Penilaian Psikomotorik Siklus II ... .113
24. Lembar Evaluasi Untuk Ahli Siklus I ... 114
25. Lembar Penilaian Aspek Kognitif Siklus II ... 120
26. Lembar Penilain Aspek Afektif Siklus II ... 117
27. Lembar Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus II ... 122
28. Rekap Nilai Aspek Kognitif Siklus II ... 124
(15)
xv
30. Rekap Nilai Aspek Psikomotorik Siklus II ... 126
31. Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Siklus II ... 127
32. Rekap Ketuntasan Hasil Siklus II ... 128
33. Presentase Hasil Penilaian Siklus II ... 129
(16)
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakekatnya adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional. Pendidkan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan
yang utuh, makluk total, daripada hanya menganggap sebagai seseorang yang
terpisahkan kualitas fisik dan mentalnya. Paparan ini menurut H.J.S.
Husdarta(2009:3).
Dalam pelaksanaannya, pendidikan merupakan proses pembinaan yang
berlangsung seumur hidup dalam pembentukan karakter manusia agar lebih baik
untuk hari ini maupun yang akan datang. Untuk menunjang keberhasilan
pendidikan diperlukan metode atau cara yang tepat dalam menyampaikan materi
yang ada dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam menindak lanjuti hal ini
seorang guru bisa menerapkan metode pembelaran yang tidak membosankan
dan membuat suasana lebih menyenangkan pada saat pembelajaran
berlangsung.
Dengan melihat permasalahan tentang metode yang akan dipakai maka
metode pembelajaran terpadu dapat digunakan untuk menyampaikan materi
yang akan disampaikan kepada siswanya. Menurut Trianto(2010:5) proses
(17)
terencana dengan baik supaya dapat diterima untuk memenuhi (1) kebutuhan
masyarakat setempat dan masyarakat global; (2) mempersiapkan peserta didik
dalam perkembangan dunia global; (3) sebagai proses untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan jasmani merupakan sarana pendukung pendidikan, karena di
dalamnya terdiri dari beberapa unsur yang sangat berperan dalam pembentukan
karakter masing-masing individu. Di dalam pedidikan jasmani tersebut terdapat
unsur pengembangan keterampilan motorik, fisik, sosial, dan kebiasaan pola
hidup sehat. Dengan pendidikan jasmani inilah akan membentuk siswa
mendapatkan kecakapan, keterampilan, kreatif dan inovatif.
Dalam proses pendidikan jasmani guru diharapkan menguasai materi yang
akan disampaikan meliputi berbagai keterampilan gerak dasar atletik, senam dan
permainan serta pendidikan kesehatan untuk membentuk peserta didiknya
menjadi generasi yang bertanggung jawab, jujur, sportif dan sosial.
Pendidikan jasmani yang disampaikan tidak boleh menyimpang dari
kurikulum yang sedang berlaku sekarang, sehingga dapat terwujudnya dan
tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
yang sehat jasmani dan rohani.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan meliputi kajian teoritis mengenai
pengetahuan pendidikan jasmani dan juga melibatkan unsur fisik, mental,
intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas jasmani yang banyak diminati siswa
biasanya yang mengandung unsur permainan yang melibatkan suatu kelompok
besar dalam suatu pertandingan. Sepak bola merupakan permainan yang
mereka idolakan dalam aktivitas bermain siswa di SD. Kadang banyak siswa
(18)
menyukai permainan ini dengan alasan takut bila terkena bola pada bagian
kepala maupun bagian yang lainya yang membuat siswa jera dalam bermain
bola.
Dengan adanya permasalahan tersebut di SDN Jatipurwo Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal berupaya mengatasi masalah yang ada dengan
membuat pemgembangan metode dengan cara memodifikasi alat dan
permainannya. Harapannya dengan membuat metode modifikasi alat dan
permainan ini siswa baik putra maupun putri melaksanakan pembelajaran
penjasorkes dengan suasana yang menyenangkan dan tercapainya tujuan
pendidikan. Upaya yang dilakukan oleh guru penjasorkes dalam memecahkan
masalah ini adalah menciptakan permainan sederhana dengan peraturan yang
dibuat bersama-sama serta modifikasi bola yang terbuat dari plastik. Target
permainan yaitu gawang berjumlah empat yang terbuat dari bambu. Permainan
ini di beri nama striker vs back in four goal target.
Permainan ini sekilas agak asing bagi siswa, karena menggunakan bahasa
inggris. Penggunaan bahasa inggris dalam permainan ini sebagai wujud
pembelajaran terpadu dengan pendekatan tematik yang menggabungkan unsur
pendidikan jasmani dengan bahasa inggris dibuktikan nama permainan dan cara
menghitung dalam pemanasan. Dalam variasi bermain peneliti membuat
peraturan sederhana dalam permainan yang berorientasi pada sistem permainan
bola yang menyenangkan dan menambah antusias dalam bermain. Permainan
striker vs back in four goal target ini untuk memberikan jawaban atas masalah
metode pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa
dalam belajar gerak dasar sepak bola. Aturan dalam permainan ini dibuat dengan
(19)
sehat, konsep gerak, kritis, cerdas dan pemecahkan masalah. Aspek afektifnya
dilihat dari antusias, sprotivitas, percaya diri dan perilaku saat pembelajaran.
Aspek psikomotorik melalui keterampilan gerak.( Agus Mahendra 2003:22)
Permainan tersebut di atas sebagai pemecahan masalah yang ada pada
siswa kelas V SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal
dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mereka dalam hal sepak
bola.
Demikian gambaran sebagai landasan penyusunan Penilitian Tindakan
Kelas (PTK) untuk siswa kelas V pada SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal tahun 2013
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah itu adalah
bagaimana permainan striker vs back in four goal target mampu meningkatkan
pembelajaran sepak bola pada siswa kelas V SDN Jatipurwo Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal tahun 2013 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran
sepak bola melalui permainan Striker Vs Back In Four Goal Target.di kelas V
(20)
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tolak ukur sistem pembelajaran
penjaskes khususnya sepak bola di SDN Jatipurwo dalam mencapai target
kurikulum yang ada. Peneliti berharap dengan hasil penelitian ini kelak akan
menjadi bagian yang sangat penting dalam pendidikan jasmani di Indonesia.
Hasil dari penelitian ini di hari yang akan datang akan sangat bermanfaat bagi
guru sebagai penyampai materi pembelajaran dan siswa sebagai peserta didik
yang menjadi obyek dalam pencapaian ketuntasan pembelajaran atau
keberhasilan pembelajaran.
1.5 Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah yang ada di kelas V SDN Jatipurwo Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal mengenai pembelajaran sepak bola, maka
dibuatlah konsep permainan sederhana dan alat yang dimodifikasi dengan
peraturan yang sederhana yang mudah dipahami oleh siswa. Model permainan
striker vs back in four goal target ini beroientasi pada sepak bola menyerang dan
bertahan dengan peraturan sederhana yang cukup menarik dan sebelumnya
belum pernah ada dalam aturan baku sepak bola. Upaya ini dilakukan agar siswa
tidak jenuh dengan permainan dan terangsang segi kognitif dalam kemampuan
memahami aturan tersebut
(21)
6 2.1 Sejarah Sepak Bola
Olahraga ini di mulai sejak abad ke- 2 dan 3 sebelum Masehi di Cina (masa
Dinasti Han). Masyarakat jaman itu menggiring bola kulit dan menendangnya ke
jaring kecil. Permainan ini juga dilakukan di Jepang dengan nama Kemari. Pada abad ke- 16 permainan menendang dan membawa bola sangat digemari di Italia.
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris. Pada tahun 1365 permainan ini
pernah di hentikan oleh Raja Edward III karena dalam suatu kompetisi terjadi
banyak kekerasan. Pada tahun 1815 suatu perkembangan besar sepak bola
yang terjadi di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern
pada tahun 1863 tepatnya di Freemasons Tavern dengan berkumpulnya 11
sekolah dan klub untuk membuat aturan baku permainan ini. Dan terjadi
pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola(soccer). Pada
tahun 1869 membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola
tahun 1800-an. Asosiasi tertiggi sepak bola dunia (FIFA) mulai di bentuk tahun
1900-an dan dimainkan beberapa kompetisi di berbagai negara.
Guru yang kreatif, motifatif, profesional dan menyenangkan dalam
menyajikan pembelajaran harus dapat memberikan kemudahan belajar bagi
siswanya, agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Disamping
itu harus paham sifat-sifat perkembangan siswa berdasarkan umur dan
karakternya. Menurut Osysa USA yang dikutip Basuki Widyarso, S.S ( 2007 : 6 )
(22)
pertumbuhan (yang dianggap penting). Ron Quin ketua Pendidikan Olah Raga
di Xavier Universty (1997 : 3 –7) yang dikutip Basuki Widyarso, S.S memaparkan tentang pengembangan sepak bola pemula : Metode yang banyak
digunakan di Amerika Serikat adalah pendekatan permaianan/aktivitas
memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain dan bersenang-senang
akan membuat mereka berminat pada sepak bola.
2.2 Sepak Bola Dan Sistem Permainan
Permainan sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim
yang tiap tim terdiri dari sebelas orang. Permainan ini hampir seluruhnya
dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali h ppenjaga gawang yang
diperbolehkan menggunakan lengan dan tanggan di daerah hukumannya. Dalam
menentukan kemenangannya adalah yang paling banyak memasukan bola ke
gawang lawan maka dinyatakan sebagai pemenangnya dan ketika terjadi poin
yang sama maka dinyatakan seri/draw.
2.2.1 Pemain dan strategi permainan
Jumlah pemain ada 11 yang terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4
orang pemain bertahan( fullbacks), 2-4 orang pemain tengah dan 1-3 orang
penyerang. Penjaga gawang adalah pemain yang boleh menggunakan
tangan dalam melindungi daerah gawang. Pemain bertahan memiliki tugas
menghentikan serangan lawan. Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain
tengah penyerang dan pemain tengah bertahan. Penyerang memiliki tugas
(23)
meliputi pola formasi permainan 4-4-2(sering digunakan), 3-4-2-1( peta
kekuatan ditengah) dan 4-3-3 ( formasi klasik tahun 1970-an yang sering
dipakai oleh tim dari Belanda dan Jerman Barat).
2.2.2 Lapangan dan aturan permainan
Dalam pertandingan internasional untuk dewasa, lapangan sepak bola yang digunakan dengan ukuran panjang 100–120 meter dan lebar 65–75 meter. Terdapat gawang sebagai target dalam membuat gol dalam
mendapat skor. Gawang yang berupa persegi empat dengan panjang 7,32
meter dan tinggi 2,44 meter. Dibagian depan gawang merupakan daerah
pinalti yang berjarak 16,5 meter dari gawang. Area ini batas kiper
menangkap bola dengan tangan dan penentu sebuah tendangan pinalti
ketika ada pemain lawan yang dilanggar di daerah ini.
Gambar 2.1 Lapangan Sepak Bola
(24)
2.2.3 Lama permainan
Lama permainan normal untuk pemain senior adalah 2 x 45 menit,
ditambah istirahat selama 15 menit diantara babak ke satu dan ke dua.
Jika kedudukan tetap sama imbang,maka terjadi perpanjangan waktu
selama 2 x 15 menit hingga salah satu tim menjdi pemenangnya, namun
bila terjadi masih sama kuat maka diadakan adu pinalti.
Wasit dapat menentukan berapa tambahan waktu di akhir babak
sebagai penggant waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera
pada pemain yang memerlukan pertolongan, ataupun penghentian
sementara. Waktu tambahan ini disebut injury time atau stoppage time. Pada tahun 1990-an , International Football Association Board ( IFAB )
memberlakukan sistem gol emas ( golden goal ) atau gol perak ( silver
goal ) untuk menyelesaikan pertandingan. Dalam sistem gol emas, tim
yang pertama mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan
menjadi pemenangnya. Sedangkan gol perak, tim yang memimpin pada
babak perpanjangan waktu pertama akan mendaji pemenangnya. Keduaa
sistem tersebut sekarang sudah tidak digunakan lagi oleh IFAB.
2.2.4 Pelanggaran
Pelanggaran keras yang terjadi dilapangan akan mendapatkan
peringatan dari wasit yaitu kartu kuning atau kartu merah. Proses
terjadinya kartu kuning diawali seorang pemain yang melakukan
pelanggaran dan wasit menghentikan permainan kemudian menunjukan
(25)
ketika terjadi dua kali kartu kuning pada satu pemain yang melanggar dan
apabila satu kali pelanggaran yang sangat keras terhadap lawan. Bila ini
terjadi pemain lawan yang dilanggar akan mendapatkan tendangan bebas
jika diluar kotak pinalti. Lain halnya apabila terjadi pelanggaran di kotak
pinalti maka akan terjadi tendangan pinalti untuk lawan yang dilanggar.
Bola diletakkan pada titik putih yang ada pada area kotak pinalti yang
berada di depan penjaga gawang yang sudah ditentukan jaraknya.
2.2.5 Wasit dan asisten wasit
Wasit adalah seorang yang memimpin jalanya pertandingan agar
pertandingan berjalan dengan baik dan sesuai aturan yang sudah
dibakukan oleh FIFA. Dalam permainan sepak bola wasit dibantu oleh 2
penjaga garis dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan
masing-masing penjaga garis mempunyai tanggung jawab setengah lapangan,
mereka membawa bendera warna terang untuk menandakan terjadinya
pelanggaran, bola keluar, ataupun offside. Ke dua penjaga garis itu biasanya mengikuti posisi pemain bertahan( back ).
Petugas yang di pinggir lapangan bagian tengah mempunyai tugas
sebagai mencatat waktu yang sempat berhenti selama pertandingan dan
info mengenai tambahan waktu di akhir babak. Petugas ini juga
memeriksa pergantian pemain dan penghubung antara manager tim
dengan wasit. Pertandingan di era modern ini sudah melibatkan teknologi
canggih dalam suatu pertandingan sepak bola. Teknologi canggih dipakai
(26)
2.2.6 Teknik dasar sepak bola
Permainan sepak bola mempunyai beberapa teknik dasar yang perlu
kita pelajari diantaranya :
2.2.6.1 Menendang
Sucipto dkk.(2000:11)memaparkan bahwa menendang bola
merupakan pola gerak dominan yang paling penting dalam
permainan sepak bola. Pada dasarnya permainan sepak bola tidak
lain dari permainan menendang bola.
Gambar 2.2 Gerak dasar menendang bola
(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak _bola)
2.2.6.2 Mengoper ( passing )
Mengoper bola ini kaitannya dengan memberikan umpan bola
kepada teman dalam mencapai target yaitu memasukkan bola ke
gawang lawan. Tahapan pembelajaran sepak bola untuk anak-anak
kelompok umur 8 – 10 tahun menurut Flek Tom dan Quinn Ron yang diterjemahkan oleh Basuki Widyarso SS (2007) meliputi :
(27)
mengenal pasangan bermain, mengenal pasangan antar kelompok
kecil, teknik mengenal cara menggiring dan mengenal sasaran.
Gambar 2.3 : Mengoper bola ( passing )
(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak _bola)
2.2.6.3 Menyundul ( Heading )
Menurut Muhammmad Muhyi Faruq (2008:92) pemain yang
berpostu tinggi mempunyai peran yang sangat besar dalam
penyerangan untuk mencetak angka melalui sundulan yang
mematikan.
Gambar 2.4 : Menyudul bola
(28)
2.2.6.4 Mengontrol
Gerak mengontrol mempunyai orieantasi menguasai bola yang
datang dari teman atau dalam hal menerima umpan. Gerak kontrol
sendiri terdiri dari : mengontrol dengan kaki, dada, dan kepala.
Dalam belajar kontrol bola ini perlu ketepatan pada posisi badan
saat menerima bola. Kontrol bola dengan kaki biasanya ketika ada
bola yang datang menyusur tanah atau bola yang datang posisi
rendah. Kontrol bola dengan kepala dilakukan apabila bola yang
datang posisinya tinggi. Posisi bola yang datang tidak terlalu tinggi
atau tepat didepan dada maka kontrolnya memakai dada. Gerak
mengontrol bola sangat menentukan dalam permainan ini karena
kontrol yang baik tidak akan mudah lepas dari penguasaan bola.
Gambar 2.5 : Cara Mengontrol Bola
(29)
2.2.6.5 Menggiring
Gerak menggiring bola termasuk teknik yang berhubungan
dengan konntrol dan pengendalian bola ketika seorang pemain
mendapat kesempatan membawa bola agar tidak bisa di rebut oleh
lawan. Dalam gerak ini memerlukan tingkat kelincahan dan akurasi
gerak. Menggiring bola merupakan suatu usaha seorang pemain
dalam menguasai bola secara individu dalam mencapai target
sebagai bertahan ataupun menyerang. Bagi seorang pemain
bertahan menggiring bola merupakan usaha menjauhkan bola
terhadap area bertahannya dan upaya memberikan umpan kepada
temannya. Sedangkan bagi pemain penyerang menggiring bola
adalah suatu usaha melewati pemain bertahan dalam mencetak gol
ke gawang lawan.
Gambar 2.6 Menggiring Bola
(30)
2.2.7 Model pembelajaran sepak bola modifikasi
Dengan melihat permasalahan yang timbul dalam dunia sepak
bola maka dibuat permaian yang untuk menumbuhkan semangat
untuk kemajuan sepak bola ditanah air maka peneliti membuat
permainan modifikasi yang beroientasi pada permaian bertahan dan
menyerang dalam tempo yang singkat . Permainan ini diberikan
nama Striker Vs Back In Four Goal Target. Nama dari permainan ini
dibuat untuk mengenalkan siswa pada posisi pemain yaitu
penyerang(striker) dan bertahan( back) sebagai bagian penting
dalam permainan sepak bola. Aturan permainan yang dibuat
meliputi konsep pemain penyerang yang berusaha memasukkan
bola ke gawang yang berjumlah empat.
Dibawah ini penjelasan tentang permainan Striker Vs Back In
Four Goal Target:
A. Permainan Pertama 1. Bentuk Lapangan
a.
Lingkaran atau segi empat menyesuaikan keadaan.Keterangan :
striker back
(31)
2. Jumlah Pemain
a.
Dalam satu permainan membutuhkan 8 siswa yang bermain.b.
4 siswa menjadi striker dan 4 siswa menjadi back3. Lama Permainan
a.
2 x 5 menit4. Aturan Permainan
a. Tendangan tidak boleh melebihi lutut / tendangan menyusur
tanah.b. Pemain bertahan(back) tidak boleh keluar dari areal permainan.
c. Apabila bola terkena tangan maka akan diadakan tendangan
pinalti.
d. Gawang yang sudah berhasil dimasuki bola tidak boleh menjadi
target goal lagi dan apabila masuk lagi ke gawang yang samahanya dihitung masuk 1 kali.
e. Pemenang dalam permainan ini adalah yang paling banyak
memasukkan bola ke target atau gawang.5. Cara Bermain
a.
Permainan diawali oleh striker dengan mengoper bola ketemannya
b.
Tendanganlah bola menuju target yaitu gawang kecil modifikasiyang berjumlah empat dan memasukkannya bola boleh secara
(32)
c.
Pemain bertahan ( back ) menghalau bola ke luar arealpermainan dengan menendang sejauh mungkin meninggalkan
areal pertahanan.
d.
Jika waktu 4 menit pertama berakhir maka terjadilah pergantianposisi yaitu striker menjadi back dan begitu juga sebaliknya.
e.
Apabila waktu sudah permainan sudah habis maka dihitungberapa skor akhirnya.
6. Alat-alat
a. Bola dari plastik.
b. Botol plastik air mineral yang di isi air ( sebagai ganti kun )
c. Peluit.
d. Gawang modifikasi.
e. Lapangan.
B. PERMAINAN KEDUA 1. Bentuk Lapangan
a. Lingkaran atau segi empat menyesuaikan keadaan
Keterangan :
Tim A Tim B
2. Jumlah Pemain
a.
Dalam satu permainan membutuhkan 8 siswa yang bermain.(33)
3. Lama Permainan
a.
2 x 5 menit4. Aturan Permainan
a.
Tendangan tidak boleh melebihi lutut / tendangan menyusurtanah.
b.
Jika salah satu pemain yang sedang membawa bola masukkearea lawan temanya diperbolehkan masuk ke area lawan
juga.
c.
Jika salah satu pemain masuk ke area lawan tanpa ada bolayang berada di area lawan, maka dianggap pelanggaran.
d.
Pemain yang sudah masuk ke area lawan kemudian dalamhitungan tiga kali belum bisa merebut bola maka dinyatakan
pelanggaran.
e.
Apabila bola terkena tangan maka akan diadakan tendanganpinalti.
f.
Gawang yang sudah berhasil dimasuki bola tidak boleh menjaditarget goal lagi dan apabila masuk lagi ke gawang yang sama
hanya dihitung masuk 1 kali.
g.
Pemenang dalam permainan ini adalah yang paling banyakmemasukkan bola ke target atau gawang.
h.
Setiap pelanggaran maka mendapatkan tendangan penalty kegawang.
5. Cara Bermain
a.
Permainan diawali oleh striker dengan mengoper bola ke(34)
b.
Tendanganlah bola menuju target yaitu gawang kecilmodifikasi yang berjumlah empat dan memasukkannya boleh
secara acak.
c.
Pemain yang masuk ke area lawan jika tidak medapat bolakembali dalam 3 hitungan maka harus kembali ke area sendiri.
d.
Jika waktu 5menit babak pertama selesai maka terjadipergantian tempat.
e.
Apabila waktu sudah permainan sudah habis maka dihitungberapa skor akhirnya. Jika terjadi skor yang sama mak diadakan
adu penalti.
6. Alat-alat
a. Bola sepak ukuran 5.
b. Botol plastik air mineral yang di isi air ( sebagai ganti kun )
c. Peluit.
d. Tali pembatas lapangan
e. Gawang modifikasi.
f. Lapangan.
2.3 Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan
dalam yang dilakukan ranah pendidikan baik di mulai dari tingkat dasar.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bukan hanya sebagai aktivitas
siswa yang berkesan membuat suasana kesenangan dalam gerak, tetapi penjas
(35)
yang diarahkan dengan baik maka siswa dapat meningkatkan beberapa aspek
yang terdapat didalam tujuan pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikmotorik.
Ada beberapa orang berpendapat bahwa siswa begitu antusias mengikuti
pelajaran penjasorkes karena mereka hanya bermain dan tidak menggunakan
pikiran. Tudingan itu merupakan suatu masalah yang perlu diatasi agar tidak
dicap hanya menggunakan otot saja. Secara pemahaman yang mendalam
sebenarnya penjasorkes meliputi tiga aspek yang harus di penuhi yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif merupakan suatu pemahaman akan
penjasorkes secara teoritis yang menggunakan penalaran. Aspek afektif diambil
dari segi perilaku serta sifat sosial dalam masyarakat. Aspek psikomotorik dari
keterampilan dalam mempelajari faktor gerak dasar olahraga. Apabila dari tiga
aspek ini terlaksana dengan baik maka akan tercapainya tujuan dari pendidikan
yang berkarakter.
Mereka yang menilai penjaorkes hanya bersifat kegembiraan dalam aktivitas
gerak saja dan hanya hiburan setelah siswa selesai mata pelajaran lain yang
melelahkan pikiran. Dasar dari pemikiran mereka adalah ada sebagian guru
penjasorkes yang sering melakukan aktivitas yang tidak sesuai yaitu hanya
jalan-jalan saja,kadang hanya bermain sepak bola bagi siswa laki-laki dan siswa
perempuan bermain kasti saja. Ini semua menjadi gambaran yang negative dari
penjasorkes. Guru penjasorkes yang baik seharusnya membuat terobosan yang
merubah pandangan negatif tentang metode pembelajaran yang digunakan,
(36)
2.4 Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan mengacu pada bagaimana seorang tumbuh, beradaptasi,
dan berubah disepanjang perjalanan hidupnya. Orang tumbuh, beradaptasi, dan
berubah melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan
sosioemosional (sosial dan emosi), perkembangan kognitif (berpikir), dan
perkembangan manusia menurut teori Piaget (kognitif dan moral) serta teori
perkembangan kognitif menurut Lev Vygotsky. Setidaknya ada lima faktor yang
dapat memengaruhi kinerja peserta didik kita, yaitu lingkungan keluarga,
atmosfer persekawanan, sumber daya sekolah, kecerdasan yang berasal dari
dalam diri sendiri, dan aksesibilitas pencapaian informasi.
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan
dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik kemampuan
fitrahnya.
Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap
sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan
sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta
didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan
pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah
memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan. Dasar-dasar
kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak
membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari
kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya,
dalam hal ini keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh
(37)
2.4.1. Paedogogis
Dalam aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal
educandum, makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya
manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat
dididik, sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan
hanya dilatih secara dresser. Adapun manusia dengan potensi yang
dimilikinya dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan.
2.4.2. Sosial dan kultural
Menurut ahli sosiologi, pada prinsipnya manusia adalah moscrus, yaitu
makhlik yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup
bermasyarakat.
2.4.3. Aspek tauhid
Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa
manusia adalah makhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut
homodivinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga
homoriligius (makhluk yang beragama ).
Pertumbuhan peserta didik yang baik akan menghasilkan suatu
pertumbuhan yang mencapai suatu hasil yang sesuai harapan dari orang tua
(38)
2.5 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan landasan utama dalam arahan penalaran
untuk dapat memberikan jawaban sementara akan masalah yang dirumuskan,
berdasarkan indentifikasi masalah yang ada maka diambil suatu kerangka
berpikir permainan striker vs back in four goal target dapat meningkatkan .hasil
belajar pembelajaran sepak bola pada SD Negeri Jatipurwo Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal.tahun 2013
2.6 Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan suatu penelahan suatu masalah yang mendalam
terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah
berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Dari kerangka berpikir di atas maka
dapat disimpulkan hipotensis tindakan dalam penelitian ini adalah:
Pengembangan pembelajaran melalui modifikasi permainan dan alat dalam
meningkatkan hasil belajar sepak bola melalui permainan striker vs back in four
goal target pada siswa kelas V SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten
(39)
24 3.1 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD
Negeri Jatipurwo tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 28 siswa terdiri dari
17 putri dan 11 putra.
3.2 Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar sepak
bola melalui permainan modifikasi striker vs back in four goal target.
3.3 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dibagi menjadi 2 siklus, siklus
pertama di laksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2013, dan siklus kedua
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2013 pada SDN Jatipurwo Kec.
Rowosari Kab. Kendal.
3.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Jatipurwo Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal yang terletak di bagian barat wilayah dari
Pemerintahan Kabupaten Kendal. Lokasi yang digunakan untuk penelitian
(40)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam
Penelitian Tindakan Kelas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1) Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti dan sistematis. Dalam penelitian ini, observasi
digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan kinerja guru selama
proses pembelajaran.
2) Tes
Tes yang dilakukan meliputi tentang pengetahuan tentang permainan
sepak bola dari segi kognitifnya melaui tes tertulis. Kemampuan siswa
dalam melakukan gerak dasar sepak bola dari segi psikomotorik melalui
tes unjuk kerja. Dan yang tidak kalah penting dari segi afektif yaitu
kepatuhan siswa terhadap peraturan serta instruksi guru melalui
pengamatan.
3) Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama
pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar
observasi, bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan
yang dihadapi selama proses belajar mengajar.
4) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui
(41)
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa
kelas V serta foto proses tindakan latihan.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut :
3.6.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan perangkat
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan
disusun untuk setiap pertemuan. Masing-masing RPP berisi tentang
kompetensi dasar,indikator, alokasi waktu
3.6.2 Lembar Tes Teori
Lembar tes ini untuk mengetahui hasil dari jawaban melalui tes tertulis
dalam hal pengetahuan siswa dalam pembelajaran sepak bola. Rubrik
penilaian ini dari segi Kognitif.
, tujuan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
3.6.3 Lembar Pengamatan Tes Praktik
Lembar pengamatan tes praktik ini untuk menilai praktik siswa dalam
aktivitas bermain sepak bola modifikasi. Rubrik penilaian disesuaikan dengan
dari afektif dan psikomotorik.
3.7 Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data yang digunakan
(42)
dilakukan dengan jalan bekerja dengan mengorganisasikan data, memilahnya
dengan satuan yang dapat dikelola, mengintensiskan, mencari dan memutuskan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari juga memutuskan
apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
3.8 Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari
siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai
seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Prosedur
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini setiap siklus meliputi: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Gambar 3.1. : Prosedur PTK (Sumber : Suharsini Arikunto,2006)
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) gerak
dasar permainan sepak bola ” sriker vs back in four goal target.” b. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran.
(43)
c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam pembelajaran.
d. Penyiapan tempat penelitian.
e. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan.
f. Membuat instrumen observasi.
g. Membuat lembar evaluasi pembelajaran.
h. Sosialisasi kepada subyek
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan siswa baris, berdo’a, presensi, menginformasikan kompetensi dasar, tujuan yang hendak
dicapai, indikator pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pemanasan dan peregangan.
b) Kegiatan inti
1. Penilaian tahap pertama
Untuk mengetahui kondisi awal subyek penelitian dalam hal ini adalah
siswa kelas V tentang gerak dasar sepak bola.
2. Pelaksanaan dan observasi
Siswa melakukan pemanasan
Guru memberi arahan kepada siswa tentang sistem permainan. Siswa melakukan permainan yang di instruksikan guru.
Setelah kegiatan selesai siswa di bariskan kembali untuk mendiskusikan hasil pembelajaran melalui permainan ini.
Guru memandu diskusi dan siswa diberi kesempatan memberi tanggapan.
(44)
c) Kegiatan akhir
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan hambatan atau kesulitan yang dialami selama
proses pembelajaran sepak bola.
2. Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.
3. Siswa dibariskan, berdoa dan bubar.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru penjasorkes (peneliti)
bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengamati kegiatan guru
penjasorkes dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Refleksi
Guru penjasorkes (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan
dengan Supervisor Penelitian. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan
sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus II.
Table 3.1 Instrumen Penilaian Permainan Sepak Bola modifikasi
NO ASPEK
PENILAIAN % KOMPONEN PENILAIAN
SKOR MAX
1 Kognitif 33% Pemahaman aturan permainan 4
10 Pemahaman teknik dasar tendangan bola 3
Evaluasi siswa terhadap permainan 3
2 Afektif 17% Kerjasama dengan orang lain 3
9 Sportiftitas 3
Kejujuran dan kepatuhan 3
3 Psikomotorik 50% Teknik dasar menendang bola 1 9 Teknik dasar menggiring dan mengontrol bola 2
(45)
Sooting bola ke target( gawang) 2
SkilIndividu 2
Skormaksimal 28
Table 3.2 Format Penilaian Permainan Sepak Bola Modifikasi
NO NAMA ASPEK PENILAIAN NILAI
AKHIR KOG(2) AFEK(1) PSIKOM(3)
Jumlah Rata-rata
Rumus N A : (N Kognitif x 2) + (N Afektif x 1) + (N Psikomotor x 3) 6
b. Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru penjaskes (peneliti)
mengadakan perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terutama
pada peraturan dari permainan modifikasi ” striker vs back in four goal
target.”
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan peraturan baru dengan memperkecil lebar lapangan dan penyederhanaan peraturan yang ada.
b) Guru kembali menggunakan bola standar dari kulit dengan mengurangi volume udaranya.
(46)
3) Observasi
Pelaksanaan observasi hampir sama dengan siklus I, yaitu guru
penjasorkes (peneliti) bersama supervisor mengamati kegiatan guru
penjasorkes dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Evaluasi dan Releksi
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan Supervisor
Penelitian. Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus II belum memenuhi
indikator kinerja penelitian maka dapat dilanjutkan ke siklus III, namun jika
sudah memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat diakhiri pada
(47)
32 4.1. Deskrepsi Hasil Penelitian
Permainan sepak bola sangat digemari oleh anak-anak sampai dewasa
dari berbagai kalangan masyarakat, Sedangkan pada kaum hawa hanya sebagai
penonton saja. Dalam dunia pendidikan permainan sepak bola hanya digemari
oleh siswa putra saja, sedangkan siswa putri kebanyakan bermain permainan
lain misalnya kasti. Demikian pula pada SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal yaang letaknya di daerah pantura yang sebagian
masyarakatnya sebagai petani dan nelayan. Antusias masyarakat desa
Jatipurwo terhadap sepak bola sangat tinggi terbukti dengan sarana lapangan
yang terawat dan kegiatan SSB yang aktif setiap minggunya. Dan sebagai guru
penjasorkes pada SDN Jatipurwo merasa sangat terpanggil dalam mengatasi
masalah yang ada yaitu tentang kurangnya antusias siswa putri pada permainan
sepak bola. Guru penjasorkes membuat sebuah permainan yang bernama ”Striker Vs Back In Four Goal Target.”
Permainan sederhana ini sudah mampu menimbulkan antusias tinggi dan
juga meningkatkan ketrampilan siswa dalam bermain sepak bola. Metode
pembelajaran ini sudah bisa dikatakan berhasil karena adanya peningkatan dari
sebelumnya berikut ini hasil dari penelitian yang terbagi menjadi dua tahap
(48)
4.1.1 Siklus I
Dalam siklus ini adalah suatu tindakan dari guru dalam membuat
suatu pemecahan masalah yang ada dalam pembelajaran yang dilakukan
dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan mencapai
target kurikulum. Maka ada beberapa langkah yang perlu dilakukan
meliputi:
4.1.1.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan, penulis menyusun rencana
pembelajaran, membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan
perangkat pembelajaran, menentukan model dan media
pembelajaran, membuat alat evaluasi, membuat lembar evaluasi,
dan menyusun pedoman observasi untuk pelaksanaan pembelajaran
sepak bola dengan membuat modifikasi permainan dan alat yang
disusun pada hari Senin 13 Mei 2013. Peneliti pada kesempatan ini
menunjuk teman sejawat yaitu Aris Budi Utomo,S.Pd sebagai
pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran.
4.1.1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan pada hari Rabu,
15 Mei 2013 dengan dibantu 1 teman sejawat sebagai pengamat.
Instrumen yang digunakan adalah dokumen rencana pembelajaran,
bola plastik, botol plastik sebagai pengganti cone, lembar observasi,
lembar evaluasi dan alat dokumentasi.
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus I adalah sebagai
(49)
4.1.1.2.1 Kegiatan awal
Guru mengawali kegiatan dengan waktu ±15 menit
persiapan meliputi berdoa dan penjelasan mengenai
permainan yang akan dilakukan, pemanasan ±15 menit,
±20 menit permainan sepakbola yang di modifikasi
memakai empat gawang sebagai targetnya,± 10 menit
untuk pendinginan dan sisanya sebagai evaluasi dari
pembelajaran dan diskusi. Langkah-langkah pembelajaran
inti, sebagai berikut. Pada kegiatan awal, guru menyiapkan
RPP, media/alat peraga, dan instrumen penilaian. Kegiatan
ini dilaksanakan ± 10 menit yang diawali dengan
mengucapkan salam, berdoa, melakukan presensi siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan apersepsi.
Apersepsi ditujukan untuk membangun pengetahuan siswa
tentang materi pelajaran melalui tanya jawab. Pendapat
siswa menjadi awal tolok ukur sejauh mana siswa mengusai
materi yang akan diajarkan. Guru memberikan semangat
pada siswa agar termotivasi mengikuti pembelajaran.
4.1.1.2.2 Kegiatan inti
Kegiatan inti dilaksanakan ± 70 menit dengan rincian
a) Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk berbaris
sebelum masuk kelas, dilanjutkan berdoa dan
penjelasan mengenai permainan yang akan dilakukan.
(50)
b) Setelah selesai penjelasan siswa menuju ke lapangan
yang berjarak 100 meter.( ± 5 menit )
c) Siswa melakukan pemanasan dengan diawali lari
jogging mengelilingi lapangan sepak bola
bersama-sama termasuk gurunya. Dilanjutkan pemanasan dari
gerak statis sampai gerak dinamis.( ±10 menit )
d) Langkah selanjutnya adalah pemanasan yang menuju
inti dengan cara melakukan gerak manipulative cara
menendang bola tanpa ada bola di depannya.(±5 menit)
e) Pada kegiatan inti ini permainan ini dilakukan dengan
pembagian kelompok yaitu 2 kelompok putra dan 4
kelompok putri yang terdiri dari 4 orang setiap regu dan
4 sebagai wasit. Untuk pembuatan lapangan dilakukan
bersama siswa dengan membagi lapangan menjadi 3
areal bermain(±5menit). Sebelum permainan di mulai
guru menjelaskan peraturan permainan kepada siswa
yang menjadi pemain maupun wasit. Lama permainan
ini adalah 2x5 menit. Satu regu bergantian menjadi
striker dan back dalam saat pergantian waktu 5 menit.
( ± 10 menit)
f) Guru membuat evaluasi tentang beberapa hal yang
perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini.(±5 menit). Guru
melakukan suatu penilaian melalui tes tertulis pada
kognitif dan pengamatan pada siswa yang terdiri dari,
(51)
4.1.1.2.3 Kegiatan akhir .( ± 10 menit )
a) Pendinginan sebagai sarana mengembalikan kondisi
tubuh kembali normal dengan bernyanyi
bersama-sama.
b) Jam pelajaran selesai siswa dibubarkan.
Setelah pembelajaran siklus I selesai dilaksanakan, maka siswa
diberikan angket tentang proses belajar mengajar yang dilakukan. Dengan
pertanyaan yang diberikan tersebut akan dapat diketahui bagaimanakah
pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan
atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas
siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan
diri, motifasi belajar dan sejenisnya. Hal analisis deskripsi persentase dari
masing-masing aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik dikategorikan
menjadi 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat
tinggi.
Tabel 4.1 Skala Penilaian Dalam Penilaian Hasil Belajar
No Nilai Persentase Kriteria
1 20,00% - 36,00% Sangat Rendah
2 37,00% - 52,00% Rendah
3 53,00% - 68,00% Sedang
4 69.00% - 84,00% Tinggi
5 85,00% - 100% Sangat Tinggi
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap suatu pengetahuan akan peraturan permainan yang dilakukan
(kognitif), sikap siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung
(52)
keaktifan siswa mengikuti pelajaran penjasorkes (psikomotorik) terhadap
m(penjasorkes) dengan menggunakan permainan modifikasi striker vs
back in four goal target Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal memperoleh nilai
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Tabel Hasil Pembelajaran Pada Siklus I Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
No Rentang
Nilai Kriteria Frekuensi Persentase
1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0%
2 3,5 – 5 Rendah 1 4%
3 5,5 – 7 Sedang 6 21%
4 7,5 – 8 Tinggi 9 32%
5 8 -10 Sangat Tinggi 12 43%
Jumlah Siswa 28 100%
Berdasarkan table diatas terlihat bahwa Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal yang
memiliki antusias yang cukup baik terhadap penjasorkes terutama dalam
permainan. Tabel diatas merupakan hasil pembelajaran keseluruhan dari
tiga asapek yang dinilai melalui beberapa macam cara yaitu pada aspek
kognitif melaui tes tertulis atau wawancara, sedangkan afektif dan
psikomotorik menggunakan pengamatan atau unjuk kerja. Hal ini terlihat
sebanyak 0% termasuk dalam kategori sangat rendah, sebanyak 1%
siswa termasuk dalam kategori rendah, sebanyak 21% siswa memiliki
kategori sedang 32% kategori tinggidan 43% kategori sangat tinggi.
Dengan batasan KKM yang di tetapkan pada SDN Jatipurwo yaitu 75 hasil
(53)
mencapai 75% dengan 7 siswa yang belum tuntas. Untuk lebih jelasnya
dapat digambarkan dalam grafik berikut ini:
Gambar Grafik 4.1 Hasil Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Siswa Siklus I
4.1.1.3 Observasi
Berdasarkan penelitian ini ahli penjas menilai peneliti dengan
menggunakan lembar penilaian dan mengamati ketika menyampaikan
materi, memberi contoh, mengevaluasi pembelajaran dan menutup
pembelajaran. Kemudian ahli juga melihat proses pembelajaran supaya
ahli tahu kekurangan peneliti itu dimana dan apa saja. Ketika itu juga
peneliti diberi masukan oleh ahli untuk bisa menjalankan penguasaan
kelas. Kemudian memberikan motivasi kepada anak-anak supaya timbul
semangat dalam bermain. Setelah kegitan penelitian berlangsung peneliti
diberi masukan dari ahli penjas untuk melakukan penelitian lanjutan dan
mencermati peralatan dan sistem permainan yang perlu dikembangkan
lagi sehingga mencapai tujuan pembelajaran.
Pada penelitian ini anak sudah dapat memahami permainan ini
terbukti dengan pemahaman aturan permainan dan gerak dasar sepak
bola. Siswa melakukan permainan ini dengan semangat dan
sungguh-sungguh. Anak-anak merasa mendapat suatu permainan baru yang belum 0 5 10 15 20 25 30
2,5 – 3 3,5 – 5 5,5 – 7 7,5 – 8 8,5-10 Jumlah Siswa
1 2 3 4 5
0 1
6 9
12
28 0% 4% 21% 32%
43%
(54)
pernah dilakukan oleh para siswa sehingga ingin mencoba lagi pada
pertemuan berikutnya. Melalui permainan ini banyak siswa yang
meningkat pada tingkat antusiasnya dan meningkatnya keterampilan siswa
dalam bermain bola. Meskipun sudah ada peningkatan masih perlunya di
adakan siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebik maksimal.
4.1.1.3.1 Kognitif
Penilaian aspek kognitif ini kita bisa melihat kriteria anak
yang lebih aktif dalam pembelajaran walaupun belum sesuai
dengan apa yang di inginkan. Siswa sudah mulai paham
permainan ini walaupun masih mencontoh kelompok lain, anak
mau mempraktekkan permainan ini. Hasil penilaian dari aspek
kognitif adalah sebagai dasar pemahaman siswa terhadap materi
yang diberikan guru melalui beberapa pertanyaan secara tertulis
atau secara unjuk kerja maupun tertulis di SDN Jatipurwo
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal pada siklus I diperoleh
hasil sebagai berikut.
Tabel 4.3 Tabel Aspek Kognitif Siswa Pada Siklus I No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi %
1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0%
2 3,5 – 5 Rendah 0 0%
3 5,5 – 7 Sedang 8 29%
4 7,5 – 8 Tinggi 7 25%
5 8 -10 Sangat Tinggi 13 46%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil
pembelajaran aspek kognitif dengan data sebagai berikut:
(55)
kategori tinggi sebanyak 7 siswa dengan presentase 25 % dan
46 % kategori sangat tinggi sebanyak 13 siswa. Dengan data
tersebut tingkat ketuntasan mencapai 71% pada aspek kognitif
ini. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar Grafik 4.2 Penilaian Siswa terhadap Aspek Kognitif Siklus I
4.1.1.3.2 Afektif
Penilaian aspek afektif diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran meliputi segi perilaku, sikap
dan sosial sebagai penilaian yang berdasarkan kepatuhan dalam
aturan-aturan yang dibuat untuk membentuk karakter siswa
dalam saat pembelajaran pada siklus I di SDN Jatipurwo
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal pada siklus I adalah
Sebagai berikut
Tabel 4.4 Tabel Aspek Afektif Siswa Pada Siklus I
No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi %
1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0%
2 3,5 – 5 Rendah 2 7%
3 5,5 – 7 Sedang 2 7%
4 7,5 – 8 Tinggi 10 36%
5 8 -10 Sangat Tinggi 14 50%
Jumlah 28 100%
1 2 3 4 5 Jumlah 0 0 8
7 13
28 0% 0% 29% 25%
46%
100%
Kognitif
(56)
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil
pembelajaran aspek afektif dengan data sebagai berikut :
kategori rendah sebanyak 2 siswa presentase 7%, kategori
sedang sebanyak 2 siswa presentase 7% ,kategori tinggi 10
siswa dan 50% kategori sangat tinggi sebanyak 14 siswa.
Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 86% pada
aspek afektif ini. Menurut data diatas maka dari segi afektif siswa
lebih tinggi daripada aspek kognitif. Lebih jelasnya lagi dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar Grafik 4.3 Hasil Penilaian Siswa terhadap Aspek Afektif Siklus I
4.1.1.3.3 Psikomotorik
Penilaian aspek psikomotorik diperoleh melalui
pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran meliputi segi
keterampilan gerak dasar permainan, kelincahan dan
kemampuan menerapkan strategi dalam permainan dalam
mencapai target gawang yang yang saat pembelajaran pada
siklus I di SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal adalah Sebagai berikut :
1 2 3 4 5 Jumlah 0 2 2 10 14 28 0% 7% 7% 36% 50%
100%
Afektif
(57)
Tabel 4.5 Tabel Aspek Psikomotorik Siswa Pada Siklus I No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi %
1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0%
2 3,5 – 5 Rendah 1 4%
3 5,5 – 7 Sedang 15 54%
4 7,5 – 8 Tinggi 6 21%
5 8 -10 Sangat Tinggi 6 21%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil
pembelajaran aspek psikomotorik dengan data sebagai berikut :
kategori rendah sebanyak 1 siswa presentase 4%, kategori
sedang sebanyak 15 siswa, presentase 54% ,kategori tinggi
presentase 21% sebanyak 6 siswa dan 21% kategori sangat
tinggi sebanyak 14 siswa. Dengan data tersebut tingkat
ketuntasan mencapai 42% pada aspek psikomotorik ini. Lebih
jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar Grafik 4.4 Hasil Penilaian Siswa terhadap Aspek Psikomotorik Siklus I
4.1.1.3.4 Refleksi
Setelah siklus I selesai dilakukan maka data yang diperoleh
adalah ketuntasan 75% meliputi 24 siswa tuntas dalam 1 2 3 4 5 Jumlah
0
1 15 6 6
28 0% 4%
54%
21% 21%
100%
Psikomotorik
(58)
pembelajaran dan 4 siswa belum tuntas dengan batasan KKM
75.
Refleksi tindakan pada siklus I ini lebih difokuskan pada
masalah yang ada dalam tindakan sehingga masalah tersebut
dapat diatasi pada pembelajaran selanjutnya. Adapun
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran siklus I sebagai
berikut :
1. Peralatan yang digunakan masih kurang lengkap, sebagai
contoh batas lapangan kurang jelas hanya menggunakan
botol plastik. Dengan adanya permasalahan itu siswa
menjadi bingung ketika harus menentukan dimana batasan
antara area lawan atau sendiri.
2. Aturan permainan yang digunakan perlu di modifikasi lagi
agar lebih menarik dan lebih meningkatkan keterampilan
dalam permainan sepak bola sehingga tercapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka hal-hal yang perlu dilakukan guru dan melakukan
perbaikan untuk tahap pelaksanaaan pembelajaran siklus
selanjutnya adalah :
1. Agar permainan yang dilakukan jelas akan batas-batas
lapangan maka dibuat garis batas menggunakan rafia
berwarna terang. Dengan warna yang terang maka dapat
dilihat dengan jelas dan tidak ragu dalam menentukan
(59)
2. Pengembangan peraturan permainan yang digunakan
adalah mengenai bagaimana siswa dapat lebih
mempunyai antusias dalam permainan pada siklus II dan
mencakup beberapa aspek yang menunjang dalam teknik
permainanan yang pelu ditingkatkan lagi seperti kelincahan
siswa serta keterampilan dasarnya.
4.1.2 Siklus II
Dalam siklus II ini peneliti membuat pemecahan dari refleksi siklus I
sebagai lanjutan pemecahan masalah yang ada untuk meningkatkan
presentase keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Beberapa hal yang
dlakukan antara lain:
4.1.2.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan, penulis menyusun rencana
pembelajaran, membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan
perangkat pembelajaran, menentukan model dan media
pembelajaran, membuat alat evaluasi, membuat lembar evaluasi,
dan menyusun pedoman observasi untuk pelaksanaan
pembelajaran sepak bola dengan membuat modifikasi permainan
dan alat yang disusun pada hari Senin 20 Mei 2013. Peneliti pada
kesempatan ini menunjuk teman sejawat yaitu Aris Budi
Utomo,S.Pd sebagai pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran
(60)
4.1.2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan pada hari Rabu,
22 Mei 2013 dengan dibantu 1 teman sejawat sebagai pengamat.
Instrumen yang digunakan adalah dokumen rencana pembelajaran,
bola sepak ukuran 5, botol plastik sebagai pengganti cone, lembar
observasi, lembar evaluasi dan alat dokumentasi.
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai
berikut.
4.1.2.2.1 Kegiatan awal
Pada kegiatan awal, guru menyiapkan RPP, media/alat
peraga, dan instrumen penilaian. Kegiatan ini dilaksanakan
± 10 menit yang diawali dengan mengucapkan salam,
berdoa, melakukan presensi siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan apersepsi. Apersepsi ditujukan untuk
membangun pengetahuan siswa tentang materi pelajaran
melalui tanya jawab. Pendapat siswa menjadi awal tolok
ukur sejauhmana siswa mengusai materi yang akan
diajarkan. Guru memberikan semangat pada siswa agar
termotivasi mengikuti pembelajaran.
4.1.2.2.2 Kegiatan inti
Kegiatan inti dilaksanakan ± 70 menit dengan pola ±
15 menit persiapan meliputi berdoa dan penjelasan
mengenai permainan yang akan dilakukan, pemanasan ±
15 menit, ±20 menit permainan sepakbola yang di
(61)
menit untuk pendinginan dan sisanya sebagai evaluasi dari
pembelajaran dan diskusi. Langkah-langkah pembelajaran
inti, sebagai berikut:
a) Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk
berbaris sebelum masuk kelas, dilanjutkan berdoa dan
penjelasan mengenai permainan yang akan dilakukan
.( ± 10 menit)
b) Setelah selesai penjelasan siswa menuju ke lapangan
yang berjarak 100 meter.( ± 5 menit )
c) Siswa melakukan pemanasan dengan diawali lari
jogging mengelilingi lapangan sepak bola
bersama-sama termasuk gurunya. Dilanjutkan pemanasan dari
gerak statis sampai gerak dinamis. ( ±10 menit )
d) Langkah selanjutnya adalah pemanasan yang menuju
inti dengan cara melakukan permainan Tom and Jerry
game in foot ball. ( ± 5 menit )
e) Pada kegiatan inti ini permainan ini dilakukan dengan
pembagian kelompok yaitu 2 kelompok putra dan 4
kelompok putri yang terdiri dari 4 orang setiap regu
dan 4 sebagai wasit. Untuk pembuatan lapangan
dilakukan bersama siswa dengan membagi lapangan
menjadi 3 areal bermain (±5menit). Sebelum
permainan di mulai guru menjelaskan peraturan
permainan kepada siswa yang menjadi pemain
(62)
pemain penyerang yang masuk daerah lawan dan
tidak dalam posisi mengiring bola dihitung 5 detik harus
kembali ke daerahnya sendiri. Apabila hitungan kelima
masihhbelum kembali ke daerahanya maka mendapat
hukuman pinalti, pihak lawan melakukan tendangan ke
gawang. Tendangan yang dilakukan berdasarkan
berapa pemain yang masuk perangkap. Lama
permainan ini adalah 2 x 5 menit. Satu regu bergantian
menjadi striker dan back dalam saat pergantian waktu
5 menit.( ±10 menit )
f) Guru membuat evaluasi tentang beberapa hal yang
perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini.( ± 5 menit )
Guru melakukan suatu penilaian melalui wawancara
dan pengamatan pada siswa yang terdiri dari kognitif,
afektif dan psikomotorik. ( ±5 menit )
4.1.2.2.3 Kegiatan akhir .( ±10 menit )
a) Pendinginan sebagai sarana mengembalikan kondisi
tubuh kembali normal dengan bernyanyi
bersama-sama.
b) Jam pelajaran habis siswa dibubarkan.
Setelah pembelajaran siklus II selesai dilaksanakan, maka siswa
diberikan pertanyaan tentang proses belajar mengajar yang dilakukan.
Dengan pemberian pertanyaan secara tertulis tersebut akan dapat
diketahui bagaimanakah pemahaman siswa terhadap suatu mata
(63)
yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias
dalam belajar, kepercayaan diri, motifasi belajar dan sejenisnya. Hal
analisis deskripsi persentase dari masing-masing aspek yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap suatu pengetahuan akan peraturan permainan yang dilakukan
(kognitif), sikap siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung
(afektif), aktifitas yang meliputi gerak dasar dalam permainan dan
keaktifan siswa mengikuti pelajaran penjasorkes (psikomotorik) terhadap
(penjasorkes) dengan menggunakan permainan modifikasi Striker Vs
Back In Four Goal Target Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Memperoleh nilai
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Hasil Pembelajaran Pada Siklus II
No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi Persentase
1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0%
2 3,5 – 5 Rendah 0 0%
3 5,5 – 7 Sedang 2 7%
4 7,5 – 8 Tinggi 14 50%
5 8 -10 Sangat Tinggi 12 43%
Jumlah Siswa 28 100%
Berdasarkan table diatas terlihat bahwa Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal yang
memiliki antusias yang cukup baik terhadap penjasorkes terutama dalam
permainan. Hal ini terlihat sebanyak 0% termasuk dalam kategori sangat
rendah, sebanyak 0% siswa termasuk dalam kategori rendah, sebanyak
(64)
kategori sangat tinggi. Dengan batasan KKM yang di tetapkan pada SDN
Jatipurwo yaitu 75 hasil dari pembelajaran dengan modifikasi permainan
pada siklusII mengalami peningkatan menjadi 93 % . Untuk lebih
jelasnya dapat digambarkan dalam grafik berikut ini sebagai hasil
penilaian pada siklus II
Gambar Grafik 4.5 Hasil Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Siswa Siklus II
4.1.2.3 Observasi
Berdasarkan penelitian ini ahli penjas menilai peneliti dengan
menggunakan lembar penilaian dan mengamati ketika
menyampaikan materi, memberi contoh, mengevaluasi
pembelajaran dan menutup pembelajaran. Kemudian ahli juga
melihat proses pembelajaran supaya ahli tahu kekurangan peneliti
itu dimana dan apa saja. Ketika itu juga peneliti diberi masukan oleh
ahli untuk bisa menjalankan penguasaan kelas. Kemudian
memberikan motivasi kepada anak-anak supaya timbul semangat
dalam bermain. Setelah kegitan penelitian berlangsung peneliti
diberi masukan dari ahli penjas untuk melakukan penelitian lanjutan 0
10 20 30
2,5 – 3 3,5 – 5 5,5 – 7 7,5 – 8 8,5-10
1 2 3 4 5 Jumlah Siswa 0 0
2 14 12
28 0% 0%
7%
50% 43%
100%
(65)
dan mencermati peralatan dan sistem permainan yang perlu
dikembangkan lagi sehingga mencapai tujuan pembelajaran.
Pada penelitian ini anak sudah dapat memahami permainan ini
terbukti dengan pemahaman aturan permainan dan gerak dasar
sepak bola. Mereka melakukan permainan ini dengan semangat
dan sungguh-sungguh. Anak-anak merasa mendapat suatu
permainan baru yang belum pernah dilakukan oleh para siswa
sehingga ingin mencoba lagi pada pertemuan berikutnya. Melalui
permainan ini banyak siswa yang meningkat pada tingkat
antusiasnya dan meningkatnya keterampilan siswa dalam bermain
bola lebik maksimal.
4.1.2.3.1 Kognitif
Penilaian aspek kognitif ini kita bisa melihat kriteria
anak yang lebih aktif dalam pembelajaran walaupun belum
sesuai dengan apa yang di inginkan. Siswa sudah mulai
paham permainan ini walaupun masih mencontoh kelompok
lain, anak mau mempraktekkan permainan ini. Hasil
penilaian dari aspek kognitif adalah sebagai dasar
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan guru
melalui beberapa pertanyaan secara tertulis atau secara
unjuk kerja maupun wawancara di SDN Jatipurwo
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal pada siklus II
(66)
Tabel 4.3 Tabel Aspek Kognitif Siswa terhadap Penjasorkes pada Siklus II
No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi %
1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0%
2 3,5 – 5 Rendah 0 0%
3 5,5 – 7 Sedang 4 14%
4 7,5 – 8 Tinggi 11 39%
5 8 -10 Sangat Tinggi 13 47%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan
hasil pembelajaran aspek kognitif dengan data sebagai
berikut: kategori sedang sebanyak 4 siswa dengan
presentase 29%, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dengan
presentase 39 % dan 47% kategori sangat tinggi sebanyak
13 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan
mencapai 86 % pada aspek kognitif ini. Lebih jelasnya lagi
dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar Grafik 4.6 Penilaian Siswa terhadap Aspek Kognitif Siklus II
1 2 3 4 5 Jumlah 0 0 4
11 13 28
0% 0%
14%
39% 47%
100%
Kognitif
(67)
4.1.2.3.2 Afektif
Penilaian aspek afektif diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran meliputi segi
perilaku, sikap dan sosial sebagai penilaian yang
berdasarkan kepatuhan dalam atuaran-aturan yang saat
pembelajaran pada siklus II di SDN Jatipurwo Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal adalah Sebagai berikut :
Tabel 4.4 Tabel Aspek Afektif Siswa terhadap Penjasorkes pada Siklus II
No Nilai Nilai Kriteria Frekuensi %
1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0%
2 3,5 – 5 Rendah 0 0%
3 5,5 – 7 Sedang 4 14%
4 7,5 – 8 Tinggi 10 36%
5 8 -10 Sangat Tinggi 14 50%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan
hasil pembelajaran aspek afektif dengan data sebagai
berikut: kategori sedang sebanyak 4siswa, presentase
14 % , kategori tinggi 10 siswa dengan presentase 36%
dan 50% kategori sangat tinggi sebanyak 14 siswa.
Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 86%
pada aspek afektif ini. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada
(68)
Gambar Grafik 4.7 Penilaian Siswa terhadap Aspek
Kognitif Siklus II
4.1.2.3.3 Psikomotorik
Penilaian aspek psikomotorik diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran
meliputi segi keterampilan gerak dasar permainan,
kelincahan dan kemampuan menerapkan strategi dalam
permainan dalam mencapai target gawang yang saat
pembelajaran pada siklus I di SDN Jatipurwo Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal adalah Sebagai berikut:
Tabel 4.5 Tabel Aspek Psikomotorik Siswa terhadap Penjasorkes pada Siklus I
No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi %
1 2,5 – 3 Sangat
Rendah 0 0%
2 3,5 – 5 Rendah 0 0%
3 5,5 – 7 Sedang 15 54%
4 7,5 – 8 Tinggi 7 25%
5 8 -10 Sangat Tinggi 6 21%
Jumlah 28 100%
1 2 3 4 5 Jumlah 0 0
4 10 14
28 0% 0% 14%
36% 50%
100%
Afektif
(69)
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan
hasil pembelajaran aspek psikomotorik dengan data
sebagai berikut : kategori sedang sebanyak 15 siswa
presentase 54% ,kategori tinggi presentase 25% sebanyak
7 siswa dan 21 % kategori sangat tinggi sebanyak 6 siswa.
Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 46 %
pada aspek psikomotorik. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat
pada grafik dibawah ini:
Gambar Grafik 4.4 Hasil Penilaian Siswa terhadap Aspek Psikomotorik Siklus I
4.1.2.3.4 Refleksi
Refleksi tindakan pada siklus II adalah sebagai koreksi
dari pengamatan hasil pembelaajaran yang dillakukan pada
siklus II apakah terjadi masalah yang timbul pada siklus
IIdan dicari pemecahannya untuk dilanjukan pada siklus III.
Hasil yang ditunjukkan dari Siklus II mengalami
peningkatan yang sudah cukup tinggi dari 75% meniadi
93%. Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran,
analisis pengamatan,dan refleksi, serta diskusi dengan 1 2 3 4 5 Jumlah
0 0 15 7 6
28 0% 0%
54%
25% 21%
100%
Psikomotorik
(1)
Lampiran 33
Presentase Hasil Penilaian Siklus II
No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi Persentas e
1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0%
2 3,5 – 5 Rendah 0 0%
3 5,5 – 7 Sedang 2 7%
4 7,5 – 8 Tinggi 14 50%
5 7,5 – 8 Sangat Tinggi 12 43%
(2)
130
Lampiran 34
Gambar 4.13 Kegiatan Awal Penjelasan Guru Tentang Materi.
(3)
Lanjutan Lampiran 34
Gambar 4.15 Guru Memimpin Siswa Berdoa Bersama-sama
(4)
132
Lanjutan Lampiran 34
Gambar 4.17 Kegiatan Siswa Saat Pemanasan oleh Siswa bersama Guru
(5)
Lanjutan Lampiran 34
Gambar 4.19 Aktivitas Siswa Putri di Kegiatan Inti.
(6)
134
Lanjutan Lampiran 34