9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran Sains IPA
Menurut bahasa Yunani: pendidikan berasal dari kata Paedagogos yaitu kata paedos artinya anak sedangkan agoge yang artinya membimbing atau
memimpin sehingga paedagogos dapat di artikan sebagai seseorang yang tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya ke daerah berdiri sendiri
dan bertanggung jawab. Dalam dunia pendidikan juga dikenal 2 istilah yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu:
pedagogi dan pedagonik. “Pedagogi” berarti “pendidikan” sedangkan
“pedagonik” artinya “ilmu pendidikan”. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pembelajaran sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang fisika itu sendiri. Konsep-konsep materi pelajaran dalam sains sebaiknya
ditemukan sendiri oleh siswa melalui kegiatan mereka dalam proses belajar mengajar, sehingga konsep yang diperoleh siswa tidak mudah untuk dilupakan.
Pemberian mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa memahami konsep- konsep IPA dan keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Pembelajaran IPA, termasuk di dalamnya terdapat fisika menekankan pengembangan keterampilan berpikir dan
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Pengajaran fisika di SMP juga
dimaksudkan untuk pembentukan sikap yang positif terhadap fisika, yaitu merasa tertarik untuk mempelajari fisika lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam
keteraturan perilaku alam serta kemampuan fisika dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penerapan fisika dalam teknologi Puskur Balitbang
Depdiknas 2002. Pernyataan ini mengandung makna bahwa selain untuk kepentingan penerapan dalam kehidupan penerapan sehari-hari dan teknologi,
penguasaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika pada kelas-kelas awal kelas VII di SMP merupakan persyaratan keberhasilan belajar fisika dan meningkatnya
minat siswa terhadap fisika pada kelas-kelas selanjutnya. Efektivitas dalam belajar sains perlu ditumbuhkembangkan agar peserta
didik mampu mempelajari sains dengan baik dan untuk memperoleh konsep sains yang benar serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Efektivitas
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku sehingga di dalam proses pembelajaran
terjadi suatu kegiatan. Efektivitas yang menggunakan keseluruhan indera akan
meningkatkan pemahaman dan penguatan ingatan serta perubahan sikap sehingga hasil belajar lebih tahan lama.
Pembelajaran sains Fisika di SMP diajarkan mulai dari kajian secara sederhana dan diteruskan ke kajian yang lebih kompleks. Bersamaan dengan itu,
siswa mulai dapat diperkenalkan pembahasan yang bersifat kuantitatif dengan bantuan matematika, misalkan pada persamaan suatu rumus yang telah ditemukan.
Pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan melainkan menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep. Penguasaan konsep fisika diperlukan
untuk dapat memecahkan seluruh permasalahan fisika baik permasalahan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bentuk soal Sugiharti, 2005. Dalam belajar
fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar karena tujuan pembelajaran sains termasuk fisika bukan untuk mengumpulkan fakta melainkan untuk
memperoleh kemampuan menggunakan pengetahuannya dalam memecahkan masalah.
2.2 Belajar