Pencemaran Pestisida Pengendalian organisme pengganggu tanaman OPT pada umumnya dilakukan

bubuk untuk mempermudah dalam pengenceran atau penyebaran dan penyemprotannya. Bubuk yang dicampur sebagai pengencer umumnya dalam formulasi dust, atraktan misalnya bahan feromon untuk pengumpan, juga bahan yang bersifat sinergis lainnya untuk penambah daya racun Afriyanto, 2008.

2.2 Pencemaran Pestisida Pengendalian organisme pengganggu tanaman OPT pada umumnya dilakukan

dengan menggunakan pestisida kimia sintetik yang seringkali menimbulkan dampak yang negatif. Meskipun telah berjasa dalam meningkatkan produksi pangan dan sandang, penggunaan pestisida juga mengancam keberlanjutan sistem produksi kasus resistensi, resurgensi, dan ledakan hama kedua, lingkungan, keamanan pangan residu pada produk, dan resiko kesehatan masyarakat Hartati, 2012. Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan menimbulkan bermacam- macam masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan. Penggunaan pestisida yang dipengaruhi oleh daya racun, volume dan tingkat pemajanan secara signifikan mempengaruhi dampak kesehatan. Semakin tinggi daya racun pestisida yang digunakan semakin banyak tanda gejala keracunan yang dialami petani Yuantari, 2009. Cemaran pestisida yang terjadi pada lahan pertanian umumnya akibat penggunaanya yang kurang terkontrol. Faktor peningkatan cemaran muncul karena pemakaian pestisida yang secara terus-menerus dan mengabaikan kepatuhan dalam penggunaan dosis, serta pemakaian pestisida yang penggunaannya diluar pengawasan resmi Rahmansyah Sulistinah, 2009. Residu pestisida menimbulkan efek yang bersifat tidak langsung terhadap konsumen, namun dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan diantaranya berupa gangguan pada syaraf dan metabolisme enzim. Residu pestisida yang terbawa bersama makanan akan terakumulasi pada jaringan tubuh yang mengandung lemak. Akumulasi residu pestisida ini pada manusia dapat merusak fungsi hati, ginjal, sistem syaraf, menurunkan kekebalan tubuh, menimbulkan cacat bawaan, alergi dan kanker Munarso et al., 2009. Universitas Sumatera Utara Tingkat residu pestisida dilingkungan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu lingkungan, kelarutannya dalam air, serta penyerapan oleh koloid dan bahan organik tanah. Stabilitas pestisida di lingkungan dihitung dengan waktu degradasi setengah umur jangka waktu yang diperlukan untuk degradasi senyawa kimia hingga tinggal separuhnya DT50 Yuantari, 2009. Menurut Supriyadi et al. 2001, mengingat dampak yang diakibatkan oleh pestisida cukup serius, diperlukan upaya untuk mengurangi ketergantungan dan penggunaannya di lapangan. Alasan kuat yang mendasari pengurangan tersebut adalah: i keprihatinan akan kontaminasi pestisida pada lingkungan, ii kebutuhan untuk pengembangan sistem produksi yang akrab lingkungan, iii residu pestisida pada produk pertanian dan lingkungan, iv keselamatan pengguna pestisida, dan v dampak pestisida pada ekosistem pertanian.

2.3 Bioremediasi Pengertian dari bioremediasi sendiri adalah proses penguraian limbah pencemar