mengatasi perjuangan, perubahan dan berani bertindak Gur-Zeev, 2011: 483.
3. Filosofi Esensialisme yang tidak melupakan ciri kebudayaan setempat.
Folosofi ini mengartikan pendidikan sebagai “Cultural Conservation” atau sebagai pemelihara kebudayaan Demoulin et. al., 2006: 26.
4. Filosofi Pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik,
kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
2.1.4 Landasan Yuridis Pengembangan Kurikulum 2013
1. RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi
Pembelajaran dan Penataan Kurikulum. 2.
PP No. 19 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 3.
INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai kebudayaan bangsa dan membentuk daya saing dan karakter bangsa.
2.1.5 Landasan Konseptual Pengembangan Kurikulum 2013 Sauri, 2013
1. Relevansi pendidikan link and match
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan strakeholders untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasik di dalamnya kehidupan kemasyarakaran, dunia usaha dalam dunia kerja.
2. Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter
dikembangkan berdasakan perinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pecapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan. 3.
Pembelajaran kontekstual contextual learning and teaching Kurikulum juga harus disusun dengan memperhatikan aspek gejala sosial
yang berkembang
kontekstual, sehingga
rancangan kurikulum
memberikan dampak
bagi penyelesaian
masalah-masalah yang
berkembang di masyarakat seperti masalah terpuruknya karakter bangsa. 4.
Pembelajaran aktif student active learning Pembelajaran ditujukan agar siswa lebih aktif mencari tahu daripada hanya
diberitahu oleh gurunya. Dengan demikian pengetahuan yang didapatkan siswa bukan sekedar transfer ilmu dari guru, melainkan hasil dari
eksplorasi dan penemuan siswa sendiri. 5.
Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh Pola evaluasi atau penilaian perolehan belajar dan strategi implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah dapat dilakukan
melalui seluruh komponen pembelajaran. Dalam tataran operasional, hal ini dapat dimulai dari perumusan tujuan institusional, tujuan kurikulum
dan pembelajaran yang menunjukkan adanya misi internalisasi.
2.2 Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi