BAB IV UPAYA PEMBERANTASAN KEJAHATAN LINTAS NEGARA DALAM
LINGKUP REGIONAL ASEAN LINGKUP BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA
A. Bentuk-bentuk Kejahatan Lintas Negara dalam Lingkup ASEAN
Sesuai dengan yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, kejahatan lintas Negara mempunyai beberapa bentuk. Dalam bentuk pertama sesuai dengan
Menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Retifikasi United Nation Convention on Transnational Organized Crime UNTOC kategori kejahatan
lintas Negara adalah pencucian uang, korupsi, perdagangan manusia, penyelundupan, migrant serta produksi dan perdangan gelap senjata api.
Sementara itu, kejahatan tersebut yang dijelaskan dalam Konvensi Transnasional di Asia Tenggara dalam ASEAN Plan of Action to Combat Transnational
Crimes ASEAN-PACTC tahun 2002 dalam ASEAN-PACTC juga ada 8 jenis kejahatan lintas negara dalam lingkup kerjasama ASEAN yaitu: perdagangan
gelap narkoba, perdagangan manusia, sea-piracy, penyelundupan senjata, pencucian uang, terorisme, international economic crime dan cyber crime.
ASEAN-PACTC adalah salah satu program dari anggota-anggota ASEAN dalam menanggulangi kejahatan lintas Negara itu sendiri. ASEAN juga berusaha
mengupayakan pertukaran informasi, kerjasama di bidang hukum, pengembangan kapasitas kelembagaan, serta kerjasama yang lebih erat dengan Negara-negara
mitra wacana.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk-bentuk kejahatan menurut ASEAN-PACTC tersebut di atas meliputi :
A. Perdagangan Gelap Narkoba Kejahatan Narkotika
Kejahatan Narkotika dan Psikotrapika, merupakan kejahatan kemanusiaan yang berat, yang mempunyai dampak luar biasa.
Kejahatan narkotika merupakan kejahatan lintas negara, karena penyebaran dan perdagangan gelapnya, dilakukan dalam lintas batas
negara. Dalam kaitannya dengan negara Indonesia, sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan
supremasi hukum untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Kejahatan narkotika mempunyai pengertian dimana narkoba atau
obat terlarang adalah istilah yang digunakan masyarakat dan aparat penegak hukum, untuk bahanobat yang termasuk kategori berbahaya
atau dilarang untuk digunakan, diproduksi, dipasok, diperjualbelikan, diedarkan dan sebagainya di luar ketentuan hukum. Kejahatan
peredaran gelap narkotika merupakan salah satu kejahatan berdimensi internasional yang memiliki ciri-ciri : terorganisir organized crime,
berupa sindikat, terdapat suatu dukungan dana yang besar serta peredarannya memanfaatkan teknologi yang canggih
50
Pemberantasan akan tindakan kriminal pengedaran narkoba sangat sulit dilakukan, diperlukan adanya kerjasama dengan Negara dan warga
agar dapat menaggulangi kejahatan tersebut. apabila telah melibatkan
50
“Direktorat IVNarkoba dan K.T, Tindak Pidana Narkoba Dalam Angka dan Gambar”, POLRI, Jakarta, 2009, HAL. 9
Universitas Sumatera Utara
lebih dari satu negara, maka penanganannya akan menghadapi berbagai permasalahan antara lain masalah batas negara dan yurisdiksi,
perbedaan hukum nasional masing-masing negara, ada tidaknya perjanjian ekstradisi, ada tidaknya perjanjian mengenai bantuan timbal
balik mutual legal assistance, dan kecepatan dalam pertukaran informasi antara negara-negara yang menjadi tujuan peredaran gelap
narkotika. Kewenangan aparat penegak hukum dalam melakukan penegakan hukum dibatasi oleh suatu wilayah negara yang berdaulat
penuh sebagai batas dari yurisdiksi hukum yang dimilikinya. Sedangkan di sisi lain para pelaku kejahatan dapat bergerak dengan
lebih bebas melewati batas wilayah negara sepanjang didukung dengan adanya dokumen keimigrasian yang memadai.
51
Dalam peraturan tentang kejahatan narkotika di Indonesia ini Menurut Undang–Undang UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika, pecandu narkotika wajib direhabilitasi, sedangkan pecandu adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika
dalam keadaan ketergantungan baik secara fisik maupun psikis, berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung MA No. 4 Tahun 2010,
tentang penempatan penyalah guna, korban penyalah guna dan pecandu narkotika ditempatkan ke dalam lembaga rehabilitasi medis dan sosial.
Ini berarti menempatkan penyalah guna narkotika sebagai korban kejahatan narkotika. Sementara dalam persepsi Hukum Internasional
51
http:repository.usu.ac.idbitstream123456789224154chapter20i.pdf diakses pada tanggal 26 februari 2015
Universitas Sumatera Utara
yang terdapat dalam konvensi The United Nations Single Convention on Narcotic Drugs 1961 dan dalam kebijakan Kebijakan
penanggulangan penyalahgunaan narkotika di tingkat regional Asia Tenggara disepakati dalam ASEAN Drugs Experts Meeting on the
Prevention and Control of Drug Abuse yang diselenggarakan pada tanggal 23-26 Oktober 1972 di Manila. Tindak lanjut dari pertemuan di
atas adalah ASEAN Declaration of Principles to Combat the Abuse of Narcotic Drugs, yang ditanda tangani oleh para Menteri Luar Negeri
negara-negara onggota ASEAN pada tahun 1976. Isi dari Deklarasi regional ASEAN ini meliputi kegiatan-kegiatan bersama untuk
meningkatkan : 1.
Kesamaan cara pandang dan pendekatan serta strategi penanggulangan kejahatan narkotika.
2. Keseragaman peraturan perundang-undangan di bidang
narkotika 3.
Membentuk badang koordinasi di tingkat nasional; dan 4.
Kerja sama antar negara-negara ASEAN secara bilateral, regional, dan internasional.
Dalam rangka ini kemudian dibentuk The ASEAN Senior Officials on Drugs dan satu Forum Kerja Sama Kepolisian antar negara-negara
Universitas Sumatera Utara
ASEAN ASEANAPOL yang antara lain bertugas untuk menangani tindak pidana narkotika transnasional di wilayah ASEAN
52
B. Kejahatan Penyelundupan Migran People Smuggling
People smuggling atau Penyelundupan manusia adalah suatu tindakan
secara langsung atau tidak langsung guna memperoleh keuntungan financial atau materi lainnya dengan cara memasukkan seseorang yang
bukan merupakan penduduk tetap suatu Negara secara illegal ke Negara tertentu. Setidaknya ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya
people smuggling antara lain: Pertama, adanya peperangan maupun konflik yang berkepanjangan di
negara asal terkait dengan aspek politik, keamanan, sukuisme dll. Kedua, keadaan ekonomi dan keamanan yang buruk sebagai akibat konflik yang
menimbulkan keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Ketiga, adanya bujukan dari agen penyelundupan manusia
smuggler.
53
Maka, apabila ada orang yang ingin berpergian keluar dari wilayah Negara Indonesia, memasuki wilayah lain maka wajib melengkapi dan
Sesuai dengan pasal 8 UU no. 6 tahun 2001 yang menyatakan:
1 Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia wajib memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih berlaku.
2 Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia wajib memiliki Visa yang sah dan masih berlaku, kecuali ditentukan lain berdasarkan
Undang-Undang ini dan perjanjian internasional.
52
“Penanggulangan Kejahatan Narkotika : Eksekusi Hak Perspektif Sosiologi Hukum” Dr. I
Nyaman Nurjana, SH, MH
53
“Trans National Crime” http:www.komisikepolisianindonesia.comhukumread608yang- perlu-disimak-trans-national diakses pada tanggal 3 Maret 2015
Universitas Sumatera Utara
memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku sesuai dengan ketentuan Negara tujuan. Seiring dengan semakin banyaknya orang yang
bermigrasi, membuat tingkat kejahatan penyelundupan manusia meningkat. Sementara itu, Indonesia sampai saat ini belum menjadi
anggota party dari Konvensi Pengungsi 1951 maupun Protokol 1967 dan juga tidak mempunyai mekanisme penentuan status pengungsi. Oleh
karena itu, selama ini Badan PBB yang mengurusi pengungsi UN High Commissioner for Refugees UNHCR –lah yang memproses sendiri setiap
permohonan status pengungsi di Indonesia dengan dibantu badan internasional lain seperti International Organization for Migration IOM.
Bagi mereka yang ternyata memang pengungsi, UNHCR berupaya mencarikan solusi yang berkelanjutan baginya, yang biasanya berupa
pemukiman kembali ke negara lain untuk mana UNHCR bekerja sama erat dengan negara-negara tujuan
C. Pembajakan Laut Sea Piracy
Dalam Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-bangsa United Nation Convention on The Law of The Sea UNCLOS 1982 yang mengatur
tentang perompakan terdapat di dalam pasal 100-107. Didalam pasal 100 disebutkan bahwa aksi kejahatan Piracy perompakan merupakan
tindakan ilegal yang terjadi di laut lepas atau disuatu tempat diluar yurisdiksi suatu negara. Kemudian dalam pasal 101 UNCLOS 1982, yang
isinya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Setiap tindakan kekerasan atau penahanan yang tidak syah, atau
setiap tindakan memusnahkan, yang dilakukan untuk tujuan pribadi oleh awak kapal atau penumpang dari suatu kapal atau pesawat
udara swasta dan ditujukan :
i. Di laut lepas, terhadap suatu kapal atau pesawat udara lain atau
terhadap orang atau barang yang ada diatas kapal atau pesawat udara demikian;
ii. Terhadap suatu kapal, pesawat udara, orang atau barang disuatu
tempat di luar yurisdiksi Negara manapun; b.
Setiap tindakan turut serta secara sukarela delam pengoperasian suatu kapal atau pesawat udara dengan mengetahui fakta yang
membuatnya suatu kapal atau pesawat udara pembajak. Dari isi pasal dapat disimpulkan bahwa perompakan di laut dapat disebut
sebagai piracy apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1.
Merupakan tindak kekerasan yang tidak sesuai hukum; 2.
Untuk tujuan pribadi; 3.
Yang dilakukan kepada awak atau penumpang dari private ship atau private aircraft;
4. Terjadi di laut bebas high seas atau di tempat lain di luar yurisdiksi
nasional suatu negara. Dalam definisi tersebut dikatakan bahwa perompakan yang diatur
dalam Konvensi ini merupakan tindakan kejahatan yang terjadi di laut bebas. segala tindakan ataupun itikad untuk melakukan tindakan kejahatan
di laut wilayah maupun di perairan kepulauan suatu negara dianggap sebagai tindakan piracy. Definisi ini juga berlaku bagi kapal-kapal yang
sedang berada di pelabuhan untuk maksud bongkar muat. D. Penyelundupan dan Perdagangan Senjata Api Arms Smuggling
Masalah penyelundupan dan peredaran senjata api illegal muncul sebagai masalah serius, karena dapat memberikan pengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
peningkatan angka kejahatan dan situasi yang tidak stabil dan dapat merusak pembangunan dan membahayakan keamanan umat manusia.
Letak geografis suatu Negara juga berpengaruh, apabila Negara tersebut juga merupakan Negara konflik menjadikan semakin mudah nya transaksi
dan memberikan ruang bagi para konsumen senjata api dari Negara lain untuk melakukan penyelundupan ke negara rawan konflik tersebut.
Pada umumnya, senjata api yang diselundupkan ke Indonesia dan wilayah Asia Tenggara tergolong dalm kategori senjata api ringan.
Sementara itu, di Indonesia oenyelundupan dan perdagangan gelap senjata api telah mengakibatkan ancaman terhadap integritas territorial karena
senjata api banyak digunakan oleh kelompok pelaku kejahatan yang terorganisir.
E. Pencucian Uang Money Laundering Pencucian uang Money Laundering adalah suatu upaya perbuatan
untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uangdana atau harta kekayaan hasil tindak pidana melalui berbagai transaksi keuangan agar
uang atau harta kekayaan tersebut tampak seolah-olah berasal dari kegiatan yang sahlegal.
Pada umumnya pelaku tindak pidana berusaha menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan yang merupakan hasil dari tindak
pidana dengan berbagai cara agar harta kekayaan hasil kejahatannya sulit ditelusuri oleh aparat penegak hukum sehingga dengan leluasa
memanfaatkan harta kekayaan tersebut baik untuk kegiatan yang sah
Universitas Sumatera Utara
maupun tidak sah. oleh karena itu, tindak pidana pencucian uang tidak hanya mengancam stabilitas dan integritas sistem perekonomian dan
sistem keuangan, melainkan juga dapat membahayakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
54
1. Merugikan operasional secara efektivitas pada ekonomi nasional
dan memajukan kelemahan dari ekonomi polisi, terutama pada beberapa negara;
Pencucian uang dalam dunia internasional mempunyai potensial:
2. Perlahan korupsi dalam keuangan market dan menurunkan
kepercayaan publik dalam sistem keuangan internasional, yang menimbulkan peningkatan resiko dan ketidak stabilan sistem dan
3. Konsekuensi menurunkan tingkat pertumbuhan dalam dunia
ekonomi
55
F. Terorisme Kejahatan terorisme merupakan salah satu bentuk kejahatan
berdimensi internasional yang sangat menakutkan masyarakat. Di berbagai negara di dunia telah terjadi kejahatan terorisme baik di negara maju
maupun negara-negara sedang berkembang, aksi-aksi teror yang dilakukan telah memakan korban tanpa pandang bulu. Hal ini menyebabkan
Perserikatan Bangsa Bangsa dalam kongresnya di Wina Austria tahun 2000
54
http:id.wikipedia.orgwikiPencucian_uang diakses pada tanggal 3 Maret 2015
55
”Kerugian Negara Akibat Pencucian Uang” http:www.interpol.go.identransnational- crimemoney-laundering97-kerugian-negara-akibat-pencucian-uang diakses pada tanggal 3 Maret
2015
Universitas Sumatera Utara
mengangkat tema The Prevention of Crime and The Treatment of Offenders, antara lain menyebutkan terorisme sebagai suatu perkembangan perbuatan
dengan kekerasan yang perlu mendapat perhatian. Terorisme sebagai kejahatan telah berkembang menjadi lintas negara.
Kejahatan yang terjadi di dalam suatu negara tidak lagi hanya dipandang sebagai yurisdiksi satu negara tetapi bisa diklaim termasuk yurisdiksi tindak
pidana lebih dari satu negara. Menurut Romli Atmasasmita dalam perkembangannya kemudian dapat menimbulkan konflik yurisdiksi yang
dapat mengganggu hubungan internasional antara negara-negara yang berkepentingan di dalam menangani kasus-kasus tindak pidana berbahaya
yang bersifat lintas batas teritorial. Kejahatan terorisme menggunakan salah satu bentuk kejahatan lintas batas negara yang sangat mengancam
ketentraman dan kedamaian dunia.
56
56
Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana Internasional, PT Rafika Aditama, Bandung, 2000, hal. 58
Terkait dengan upaya penanggulangan terorisme internasional, saat ini ASEAN telah memiliki 13 dokumen utama untuk memajukan kerja sama di
bidang pemberantasan terorisme internasional. Dalam konteks ini, selain menjadi co-sponsor bagi Regional Ministerial Meeting on Counter-
Terrorism di Bali 2004 yang menghasilkan dua Working Groups Legal Framework dan Law Enforcement, Indonesia bersama negara-negara
anggota ASEAN lainnya telah membentuk tiga lembaga utama bagi penanggulangan terorisme yaitu.
Universitas Sumatera Utara
1. South East Asia Regional Centre for Counter-Terrorism SEARC-
CT di Kuala Lumpur; 2.International Law Enforcement Academy ILEA di Bangkok;
3.Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation JCLEC di Indonesia.
57
G. Kejahatan Ekonomi Internasional International Economic Crime Kejahatan ekonomi internasional yang terjadi di hampir seluruh
dunia menunjukkan kecenderungan meningkat dan makin melilit dunia. Mulai dari kejahatan perbankan
,
penipuan kartu kredit, uang palsu, pemalsuan instrumen perbankan, perdagangan ilegal saham,
penyelundupan uang dan Hak Kekayaan Intelektual HKI, kejahatan di bidang lingkungan hidup yang makin bervariasi, sampai
pada kejahatan di bidang komputer yang dilakukan dengan modus operandi baru, semuanya terjadi di hampir seluruh negara di dunia
ini. Maka dengan ini dapat mencegah segala kemungkinan yang terjadi dalam memberantas kejahatan lintas Negara seiring berkembangnya
komunikasi yang mudah. H. Kejahatan Mayantara cyber crime
Kejahatan dunia maya adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan
komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam
kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online,
57
“Pengaturan Hukum Pidana Internasional”, Kurniawan Tri Wibowo, SH., MHhttp:pengacaraonlinecom.blogspot.com201112pengaturan-hukum-pidana-
internasional.html diakses pada tanggal 3 Maret 2015
Universitas Sumatera Utara
pemalsuan cek, penipuan kartu kreditcarding,confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll.
Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas kejahatan
dengan komputer atau jaringan komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga digunakan untuk
kegiatan kejahatan tradisional di mana komputer atau jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu
terjadi. Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai alat
adalah spamming dan kejahatan terhadap hak cipta dan kekayaan intelektual. Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai
sasarannya adalah akses ilegal mengelabui kontrol akses,
malware dan serangan DoS. Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai tempatnya adalah penipuan identitas. Sedangkan
contoh kejahatan tradisional dengan komputer sebagai alatnya adalah pornografi anak dan judi online. Beberapa situs-situs penipuan
berkedok judi online termasuk dalam sebuah situs yang merupakan situs kejahatan di dunia maya yang sedang dipantau oleh pihak kepolisian
dengan pelanggaran pasal 303 KUHP tentang perjudian dan pasal 378 KUHP tentang penipuan berkedok permainan online dengan cara
Universitas Sumatera Utara
memaksa pemilik website tersebut untuk menutup website melalui berbagai metode.
58
1. Perbuatan yang dilakukan secara ilegal, tanpa hak atau tidak etis
tersebut terjadi di ruangwilayah maya cyberspace, sehingga tidak dapat dipastikan yurisdiksi hukum negara mana yang berlaku
terhadapnya; Berdasarkan beberapa literatur serta prakteknya, cybercrime memiliki
karakter yang khas dibandingkan kejahatan konvensional, yaitu antara lain:
2. Perbuatan tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan
apapun yang bisa terhubung dengan jaringan telekomunikasi atau internet;
3. Perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian materil maupun
immateril waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat, kerahasiaan informasi yang cenderung lebih besar dibandingkan
kejahatan konvensional; 4.
Pelakunya adalah orang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya; dan
5. Perbuatan tersebut seringkali dilakukan secara transnasional
melintasi batas negara
58
“Kejahatan Dunia Maya” http:id.wikipedia.orgwikiKejahatan_dunia_maya diakses pada tanggal 3 Maret 2015
Universitas Sumatera Utara
B. Upaya Indonesia dan Malaysia dalam Memberantas Kejahatan Lintas