Data primer Sumber data

85

3.3. Sumber data

3.3.1. Data primer

Sumber data primer diperoleh penelitian melalui pengamatan atau observasi secara langsung yang didukung oleh wawancara terhadap informan. Pencatatan sumber data utama melalui pengamatan atau observasi dan wawancara merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya yang dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh informasi yang diperlukan. Wawancara dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara bebas terpimpin artinya bahwa wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden dengan memberikan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penulis juga ada pada waktu penelitian berlangsung. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data atau informasi tentang masalah yang diteliti, sedangkan yang diwawancarai disebut responden dan informan yang bekerja di PO.Bejeu dan PO.Nusantara Cabang Semarang. Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus melakukan penentuan responden. Istilah responden disetarakan dengan pengertian sampling. Pada dasarnya terdapat dua cara atau teknik penentuan responden, yakni dengan probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling disebut juga sebagai 86 random sampling atau sample acak di mana setiap manusia atau unit dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai unsur dalam sample Burhan Ashshofa, 2010:80. Jenis-jenis probability sampling, yaitu : 1. Simple random sampling, merupakan cara pengambilan dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam anggota populasi; 2. Stratified random sampling, di mana penentuan sample dilakukan secara bertingkat; 3. Area atau cluster sampling, penentuan sampel dengan cara meninjau populasi yang besar dalam suatu area. Non probability sampling atau non random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel di mana peran peneliti sangat besar. Semua keputusan terletak di tangan peneliti, dengan demikian tidak ada dasar-dasar yang dapat digunakan untuk mengukur sampai berapa jauh sampel yang diambil dapat mewakili populasinya. Dalam teknik ini tidak semua elemen dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi responden Burhan Ashshofa, 2010:87. Jenis-jenis non probability sampling adalah: 1. Systematic sampling, penentuan sampel dengan melakukan penomoran atas populasi tertentu; 87 2. Snowball sampling, merupakan teknik penentuan sampel yang semula berjumlah kecil, kemudian responden ini memilih teman-temannya untuk dijadikan responden berikutnya; 3. Quota sampling, sampel yang diperoleh dengan menentukan dulu karakteristik atau kriteria yang dikehendaki oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. 4. Accidental sampling, teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan terjadi, dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Bilamana dilihat dari bentuk metode penentuan responden tersebut, maka penentuan responden dalam rangka penyusunan skripsi ini menggunakan metode quota sampling, di mana penulis mengelompokkan sampel dalam dua kategori yaitu bus yang baru beroperasi dan yang sudah lama beroperasi.

3.3.2. Data sekunder

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

PELAKSANAAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 11

PELAKSANAAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 6

PENERAPAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) PADANG).

1 3 8

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN BUS BATIK SOLO TRANS (BST) ATAS HAK KESELAMATAN KONSUMEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN0.

1 6 71

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUMPANG JASA ANGKUTAN UMUM KERETA API DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

4 32 119

EFEKTIVITAS PENERAPAN PASAL 18 UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM MELINDUNGI DEBITUR DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG NGAWI.

0 0 13

Penerapan Klausula Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen - Repository Unja

0 0 13