3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi, ini adalah jumlah udara maksimum
yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya
kira-kira 4600ml. 4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan
paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin kira-kira 5800ml. Volume dan kapsitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen
lebih kecil daripada pria dan lebih lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis Guyton Hall, 2008
2.5. Pengaruh Olahraga Terhadap VO
2
max
Kecepatan pemakaian oksigen dalam metabolisme aerob maksimum disingkat menjadi VO
2
max. Dampak progresif latihan atletik terhadap VO
2
max yang dicatat dalam satu kelompok subjek yang dimulai pada tingkat tanpa latihan
dan kemudian meningkat ke program latihan selama 7 sampai 13 minggu. Dalam penelitian ini, sangat mengejutkan bahwa VO
2
max meningkat hanya 10 persen. Seperti yang telah diterangkan sebelumnya VO
2
max pelari marathon kira-kira 45 persen lebih besar dari VO
2
orang yang tidak berlatih. Sebagian VO
2
max yang lebih besar ini mungkin ditentukan secara genetik, yaitu orang yang memiliki
ukuran dada lebih besar berkaitan dengan ukuran tubuh dan otot pernapasan yang lebih kuat Guyton Hall, 2008.
2.6. Pengambilan Oksigen Maksimal VO
2
max 2.6.1. Pengertian VO
2
max
Pengertian VO
2
max adalah V singkatan dari volume sementara O
2
adalah notasi kimia untuk oksigen. VO
2
max, juga dikenal sebagai pengambilan oksigen maksimal dapat dinyatakan dalam banyak cara dari liter oksigen per
menit atau lebih dinormalisasi mililiter oksigen per kilogram berat badan per menit. Pengukuran ditentukan oleh gabungan dari kemampuan sistem pernapasan
Universitas Sumatera Utara
dan jantung untuk mengirim O
2
untuk mengkontaktilkan otot skelet dan kemampuan otot tersebut mengkonsumsi O
2
Hargreaves, 2003.
2.6.2. Pengukuran VO
2
max
VO
2
max dapat diukur dengan beberapa cara, VO
2
max diukur dengan meminta seseorang untuk berolahraga, biasanya dengan treadmill atau ergometer
sepeda sepeda stasioner dengan berbagai tingkat resistensi. Beban kerja secara bertahap ditingkatkan sampai orang tersebut kelelahan. Sampel udara ekspirasi
yang dikumpulkan selama menit-menit terkahir olah raga, pada saat konsumsi O
2
maksimum karena yang bersangkutan bekerja sekeras mungkin, dianalitis untuk mengetahui presentase kandungan O
2
dan CO
2
nya. Selain itu, voume udara yang diekspirasi juga diukur. Kemudian digunakan persamaan untuk menentukan
jumlah O
2
yang dikonsumsi, dengan memperhitungkan presentase O
2
dan CO
2
dalam udara inspirasi, volume total udara ekspirasi dan presentase O
2
dan CO
2
dalam udara ekspirasi Sherwood, 2001.
Tabel .2.1. Modbalke Treadmill Test Protocol
Based on the Cooper Clinic modified Balke treadmill protocol
Fitness Category
30
mlkgmin
30 – 39 mlkgmin
40 – 49 mlkgmin
50-59 mlkgmin
Very poor 14.59
13.59 12.29
10.02 Poor
15.00- 18.06
14.00- 16.59
12.30- 15.29
10.03-12.59 Fair
18.07- 22.05
17.00- 20.59
15.30- 19.59
13.00-16.59 Good
22.06- 26.00
21.00- 24.42
20.00- 23.13
17.00-20.29 Excellent
26.01- 28.59
24.43- 27.09
23.14- 26.15
20.30-23.59 Superior
29.00+ 27.10+
26.16+ 24.00+
Universitas Sumatera Utara
2.7. Rokok
2.7.1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm bervariasi tergantung negara dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung
lainnya.
2.7.2. Kandungan Rokok
Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-
sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas 85 dan bagian partikel
15. Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis diantaranya bersifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker, dan setidaknya
200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida CO. Selain itu, dalam sebatang rokok juga
mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya David E, 2003. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut:
1. Nikotin Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin yang
terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ngml. Nikotin merupakan
alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf
pusat. Nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami
kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Sifat nikotin
yang adiktif ini dibuktikan dengan adanya jurang antara jumlah perokok yang ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil berhenti Pdpersi, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam Nicotoana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya
bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin ini dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh perifer dan
menyebabkan ketagihan serta ketergantungan pada pemakainya. 2. Karbon Monoksida CO
Gas karbon monoksida CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang
atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan
sebatang rokok dapat mencapai 3-6, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm parts per million sudah dapat meningkatkan
kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16 Sitepoe, M., 1997. 3. Tar
Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat
karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan napas dan paru-
paru sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan
menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernapasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per
batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg. Walaupun
rokok diberi filter, efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru, ketika pada saat merokok hirupannya dalam-dalam, menghisap berkali-kali dan jumlah
rokok yang digunakan bertambah banyak Sitepoe, M., 1997.
Universitas Sumatera Utara
4. Timah Hitam Pb Timah Hitam Pb yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.
Sebungkus rokok isi 20 batang yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk
ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari Sitepoe, M., 1997. 5. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun
yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
6. Hidrogen Sianida HCN Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran
pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat
mengakibatkan kematian.
7. Nitrous Oxide
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit.
8. Fenol Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat
organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas
enzim. 9. Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim zat besi yang berisi
pigmen
Universitas Sumatera Utara
2.7.3. Kategori Perokok
1. Perokok Pasif
Perokok pasif dalah asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok. Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan
sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh
perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin Wardoyo, 1996.
2. Perokok Aktif
Menurut Bustan 1997 rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap mainstream. Dari
pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi
kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
2.7.4. Jumlah Rokok Yang Dihisap
Menurut Bustan 1997 jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu:
1. Perokok Ringan: Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.
2. Perokok Sedang: Disebut perokok sedang jika menghisap 10-20 batang per hari.
3. Perokok Berat: Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang.
2.7.5. Lama Menghisap Rokok
Menurut Bustan 1997 merokok dimulai sejak umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk
berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila perilaku merokok
dimulai sejak usia remaja, merokok dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis.
Universitas Sumatera Utara
Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini Smet, 1994. Merokok sebatang setiap hari
akan meningkatkan tekanan sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20 kali per menit Sitepoe, M., 1997. Dampak rokok akan terasa setelah 10-20
tahun pasca digunakan.
2.8. Pengaruh Rokok Terahadap Pernapasan
Secara luas diketahui bahawa merokok dapat mengurangi “napas” atlet. Pernyataan ini benar karena banyak terdapat alasan. Pertama, salah satu dampak
nikotin adalah menyebabkan konstriksi bronkiolus terminal paru-paru, yang meningkatkan resistensi aliran udara ke dalam dan ke luar paru-paru. Kedua, efek
iritasi asap rokok itu sendiri meningkatakn peningkatan sekresi cairan ke dalam cabang-cabang bronkus, juga pembengkakakan lapisan epitel. Ketiga, nikotin
melumpuhkan silia pada permukaan sel epitel pernapasan yang normalnya terus bergerak untuk memindahkan kelebihan cairan dan partikel asing dari saluran
pernapasan. Dengan semuanya itu, bahkan perokok ringan sekalipun sering merasakan adanya tahanan pernapasan selama latihan maksimum dan tingkat
kinerjanya dapat berkurang.
Yang lebih hebat lagi adalah pengaruh rokok kronis, ada sedikit perokok kronis yang tidak menderita beberapa tingkat emfisema. Pada penyakit ini terjadi
hal berikut ;
1. Bronkitis kronis 2. Obstruksi bronkioli terminalis yang banyak
3. Destruksi banyak dinding alveolus. Pada emfisema berat, sebanyak empat per lima membran respiratorius
dapat rusak, bahkan latihan ringan sekalipun dapat mengakibatkan gawat pernapasan. Kebanyakan pasien seperti itu bahkan tidak dapat melakukan
kegiatan sederhana seperti berjalan mengelilingi sebuah ruangan tanpa terengah- engah Guyton Hall, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan perbedaan VO
2
max dan gambaran gerakan pernapasan terhadap perokok dengan bukan perokok saat
latihan.
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional .
a. Perokok 1. Definisi : Orang yang merokok selama lebih dari 6 bulan.
2. Alat Ukur : Kuesioner 3. Hasil Pengukuran : Perokok dengan bukan perokok
4. Skala Ukur : Nominal
b. Latihan 1. Definisi : berjalan di atas treadmill selama 10 menit dengan kecepatan
yang tetap yaitu 3,2 kmjam, yag terdiri dari pretest, stage 1,stage 2, stage 3. Dimana setiap 3 menit stage akan berganti dengan diikuti kenaikan
sudut kemiringan treadmill seperti mendaki 2. Alat ukur : treadmill merek GE Cardiosoft
Perokok VO
2
max dan gerakan pernapasan
Bukan Perokok
Universitas Sumatera Utara