Distribusi Abortus Berdasarkan Paritas Distribusi Abortus Berdasarkan Status Pernikahan

26 disebabkan oosit pada wanita hamil yang usianya lebih tua mempunyai kecenderungan yang tinggi untuk mengalami kelainan kromosom dan endometrium yang kurang reseptif.

5.2.2. Distribusi Abortus Berdasarkan Paritas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa abortus paling banyak dialami oleh pasien yang multipara yaitu sebanyak 19 orang 59,4, diikuti dengan nullipara 21,9, primipara 15,6 dan paling rendah pada pasien yang grandemultipara 3,1. Hasil ini sama dengan suatu penelitian demografik yang dilakukan Hansen dan kawan-kawan di Denmark yaitu resiko untuk mengalami abortus meningkat dengan jumlah paritas yang tinggi Hansen, 2009. Pada penelitian lain yang dilakukan Osborn, Cattaaruzza dan Spinelli di Italy, resiko untuk kejadian abortus spontan meningkat dengan jumlah kehamilan. Walaupun begitu, peningkatan resiko untuk kejadian abortus spontan juga tergantung pada usia wanita tersebut Osborn, 2000. Di RSUP. Haji Adam Malik, dapat dilihat bahwa usia pada wanita multipara adalah lebih tua dibanding wanita nullipara dan primipara. Usia wanita hamil yang lebih tua mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadinya abortus spontan Andersen, 2000. Maka, kejadian abortus spontan lebih banyak ditemukan pada wanita multipara di RSUP. Haji Adam Malik.

5.2.3. Distribusi Abortus Berdasarkan Status Pernikahan

Dari hasil penelitian ini yang dilakukan di RSUP. Haji Adam Malik, diperoleh semua kasus abortus hanya terjadi pada wanita yang sudah bernikah 100 dan tidak ditemukan kasus abortus pada wanita yang belum bernikah. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Osborn dan kawan-kawan di Italy, di mana 9,6 yaitu 5,661 orang dari 58,966 wanita hamil yang mengalami abortus spontan adalah wanita yang belum menikah. 89,7 wanita yang mengalami abortus spontan sudah menikah dan 0,7 wanita tersebut status perkahwinannya tidak diketahui Osborn, 2000. Perbedaan ini mungkin disebabkan perbedaan budaya antara negara timur dengan budaya negara-negara barat. Selain itu, sulit untuk mendapatkan data tentang abortus provokatus di Universitas Sumatera Utara 27 Indonesia karena abortus dilakukan secara sembunyi dan sekiranya timbul komplikasi, hanya dilaporkan komplikasinya saja, tidak abortusnya Azhari, 2002.

5.2.4. Distribusi Abortus Berdasarkan Klasifikasi