Efektifitas Massage Terhadap Penurunan Kelelahan Otot Tangan Operator Komputer Puskom Unimed Tahun 2007

(1)

EFEKTIFITAS MASSAGE TERHADAP PENURUNAN

KELELAHAN OTOT TANGAN OPERATOR

KOMPUTER PUSKOM UNIMED

TAHUN 2007

TESIS

OLEH :

INDRA DARMA SITEPU

057010012/KK

.

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 7


(2)

EFEKTIFITAS MASSAGE TERHADAP PENURUNAN

KELELAHAN OTOT TANGAN OPERATOR

KOMPUTER PUSKOM UNIMED

TAHUN 2007

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Pada Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kekhususan Kesehatan Kerja

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

OLEH :

INDRA DARMA SITEPU

057010012/KK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 7


(3)

Judul Tesis : EFEKTIVITAS MASSAGE TERHADAP PENURUNAN KELELAHAN OTOT TANGAN OPERATOR KOMPUTER PUSKOM UNIMED TAHUN 2007

Nama Mahasiswa : INDRA DARMA SITEPU

Nomor Induk Mahasiswa : 057010012

Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Kekhususan : KEKHUSUSAN KESEHATAN KERJA

Menyetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Abd. Rahim Matondang, MSIE Ketua

dr. Halinda Sari Lubis, M. KKK Ir. Poerwanto , M.Sc Anggota Anggota

Medan, _______________

Ketua Program Studi, Direktur SPsUSU

Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi,MKM Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,Msc


(4)

Telah diuji pada :

Tanggal : 23 Agustus 2007

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ir. Abd. Rahim Matondang, MSIE Anggota : dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK

Ir. Poerwanto, M.Sc Ir. Rosnani Ginting, MT


(5)

PERNYATAAN

EFEKTIVITAS MASSAGE TERHADAP PENURUNAN

KELELAHAN OTOT TANGAN OPERATOR

KOMPUTER PUSKOM UNIMED

TAHUN 2007

TESIS

Dengan ini menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2007


(6)

EFEKTIVITAS MASSAGE TERHADAP PENURUNAN

KELELAHAN OTOT TANGAN OPERATOR

KOMPUTER PUSKOM UNIMED

TAHUN 2007

INDRA DARMA SITEPU

Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kekhususan Kesehatan Kerja

Jln. Civitas Akademika, Kampus USU Medan

ABSTRAK

Puskom Unimed merupakan salah satu unit kerja yang sangat vital karena berhubungan dengan arsip data, dimana hanya terdapat 10 orang pekerja yang bekerja sebagai operator komputer yang bertugas untuk menginput dan

mengoutput seluruh data yang ada. Kelelahan otot tangan merupakan keluhan

utama para pekerja dimana penyebab hal tersebut adalah jumlah pekerja yang berbanding terbalik dengan jumlah pekerjaan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas massage terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer puskom Unimed dan rancangan penelitian eksperimental dengan sampel sejumlah 10 orang.

Hasil penelitian melalui pengukuran tapping tester dijumpai rata-rata peningkatan jumlah ketukan sebelum bekerja untuk otot tangan kanan sebesar 6,1 ketukan dan otot tangan kiri sebesar 5,98 ketukan. Pada penghitungan setelah bekerja selama 4 jam, untuk otot tangan kanan sebesar 7,86 ketukan dan otot tangan kiri sebesar 5,42 ketukan. Pada penghitungan setelah bekerja selama 2 jam, untuk otot tangan kanan sebesar 4,88 ketukan dan otot tangan kiri sebesar 4,22 ketukan. Dengan uji statistik t dengan α 5% (0,05) diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 – 0,004. dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dibanding dengan α 5% (0,05) sehingga menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer. Disarankan kepada para pekerja agar melakukan

massage untuk menurunkan kelelahan otot tangan pada saat bekerja.

Kata Kunci : Kelelahan Otot Tangan – Massage – Kesehatan Kerja Daftar Pustaka : 44 (1984 – 2007)


(7)

THE EFFECTIVENESS OF MASSAGE TO LESSEN THE

HAND MUSCLES FATIGUE OF COMPUTER

OPERATOR IN UNIMED PUSKOM 2007

INDRA DARMA SITEPU

Magister of Occupational Health Study Program

Jln. Civitas Akademika, University of North Sumatera Medan

ABSTRACT

Unimed puskom is one of the most important working department related to data archives, where there are only 10 workers as computer operators – which their job role is to input and output the overall data. The muscles fatigue is the most complaining issue for the workers due to the amount inversely proportional workers with amount of works.

The aims of this research is to identify the effectiveness of massage to lessen the hand muscles fatigue of computer operator in Unimed puskom, and the research device is an experiment with 10 people as the samples.

The result of this research is obtained from the tapping tester measurement, it says that there is a mean progress in tapping scores, before working the right hand muscle scores 6,1 taps and the left hand muscles scores 5,98 taps. After working for 4 hours, the right hand muscle scores 7,86 taps and the left hand muscles scores 5,42 taps. Moreover after working for 2 hours, the right hand muscle scores 4,88 taps and the left hand muscles scores 4,22 taps. Based on the t test statistic with α 5% (0,05), the probability value 0,000 – 0,004. it’s less than α 5% (0,05) as to exhibit a significant contrast to lessen the hand muscles fatigue on working progress.

Key Word : Hand Muscles Fatigue – Massage – Work Health Literature : 44 (1984 – 2007)


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tesis ini. Penyusunan Tesis ini merupakan salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan pendidikan Sekolah Pascasarjana, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian Tesis ini berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Abd. Rahim Matondang, MSIE sebagai Ketua Komisi Pembimbing, dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK dan Ir. Poerwanto, M.Sc

sebagai anggota Komisi Pembimbing dan juga kepada Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT dan Ibu Ir. Kalsum, M.Kes sebagai anggota Komisi Penguji yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana USU Medan dan Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM

sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana USU dan sebagai Ketua Komisi Penguji, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU Medan.

3. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis dan tidak lupa kepada seluruh karyawan pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU yang telah membantu penulis dalam mengikuti pendidikan.

4. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU Angkatan 2005,


(9)

Bang Arianto, Bang Ali, Bang Koteng, Bang Pardi, Bang Urat, Bang

Johanis, Kak Eli, Kak Nana, Kak Liza, Kak Firy, Kak Sri, Kak Eva, Kak

Imel, Kak Ari, Kak Diba, Kak Lilis dan Santi yang telah bekerja sama dan membantu memberikan saran demi kesempurnaan dalam penulisan tesis ini. Rasa hormat dan terima kasih, saya sampaikan kepada ayahanda Drs. Bakti Sitepu dan Ibunda Dra. Zulhaini S, dan adik M. Syukur Zulbandi Sitepu

yang telah mendo’akan saya cepat menyelesaikan pendidikan ini.

Tak lupa kepada Ade Irma Khairani, S.S, M.Hum yang telah memberikan dorongan, pengertian, do’a dan senantiasa sabar selama penulis mengikuti pendidikan. Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya atas segala pengorbanan dan keikhlasannya.

Akhirnya dengan keterbatasan yang ada, penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada pada penulisan tesis ini, oleh karena itu segala kritik dan saran yang menambah penyempurnaan tulisan ini sangat penulis harapkan, mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti lain dimasa yang akan datang. Amien Ya Robbal Alamien..

Medan, 17 Agustus 2007


(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Indra Darma Sitepu lahir di Medan, 14 Oktober 1983

Merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara, Dari keluarga Bapak Drs. Bakti Sitepu dan Ibu Dra. Zulhaini S.

RIWAYAT PENDIDIKAN

• SD Swasta Wiyata Dharma Medan, Lulus Tahun 1995 • SMP Swasta Wiyata Dharma Medan, Lulus Tahun 1998 • SMA Swasta Wiyata Dharma Medan, Lulus Tahun 2001 • Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed, Lulus Tahun 2005

• Masuk Pendidikan Magister Kesehatan Kerja USU,Tahun 2005 RIWAYAT PEKERJAAN

• Tahun 2001 – Sekarang, Sebagai Instruktur Klub Jantung Sehat Indonesia

• Tahun 2003 – 2005, Sebagai Asisten Pelatih Basket Pemula & Junior Klub Bola Basket Angsapura Medan

• Tahun 2004 – 2006, Sebagai Pelatih Basket SMA Negeri 2 Medan • Tahun 2005 – 2006, Sebagai Staf Pengajar di Yayasan Perguruan

Prayatna Medan

• Tahun 2005 – Sekarang, Sebagai Staf Pengajar di Sekolah A2Z, Yayasan Bina Mandiri Medan

• Tahun 2006 – Sekarang, Sebagai Wasit Bola Basket PB.PERBASI • Tahun 2006 – Sekarang, Sebagai Staf Pengajar di Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Medan

KELUARGA :

• Ayah : Drs. Bakti Sitepu. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan.

• Ibu : Dra. Zulhaini S. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan

• Adik : M. Syukur Zulbandi Sitepu. Kelas III SMU Swasta Wiyata Dharma Medan

• _____ : Ade Irma Khairani, S.S, M.Hum. Staf Pengajar Universitas Pembangunan Panca Budi Medan


(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 5

1.3 Landasan Teori ……….. 6

1.4 Tujuan Penelitian ……… 6

1.4.1 Tujuan Umum ……… 6

1.4.2 Tujuan Khusus ……….. 6

1.5 Hipotesis ……… 7

1.6 Manfaat Penelitian ………. 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Tangan ...……….. 8

2.1.1 Dorsal Carpal Tunnel ……….. . 8

2.1.2 Otot-otot Tangan ………. 9

2.1.3 Pembuluh Darah ………. 9

2.1.4 Kelenjar getah bening berjalan mengikuti letak pembuluh darah vena ……… 10

2.1.5 Persarafan ……….... 10

2.2 Teoritis Kelelahan Otot Tangan ……….. 10

2.2.1 Defenisi Kelelahan.……….. 10

2.2.2 Kelelahan Otot .……… 11

2.2.3 Tanda-tanda Kelelahan Otot ……… 13

2.2.4 Teori-teori Tentang Kelelahan Otot ………… 13


(12)

2.3 Massage ……….. 15

2.3.1 Manipulasi dalam Massage ……… 16

2.3.2 Efek Sport Massage ……… 17

2.4 Kerangka Konsep ………... 18

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ………. 19

3.1.1 Tempat Penelitian ……… 19

3.1.2 Waktu Penelitian ………. 19

3.2 Rancangan Penelitian ……….. 19

3.3 Populasi dan Sampel ……….. 20

3.3.1 Populasi ……….. 20

3.3.2 Sampel ……… 20

3.4 Variabel Penelitian ………. 20

3.5 Defenisi Operasional ………. 21

3.6 Pelaksanaan Penelitian ……….. 22

3.7.1 Pre Test ………... 22

3.7.2 Intervensi (Terapi Massage)……….. 23

3.7.3 Post Test ………. 24

3.7 Pengolahan Data ……… 25

3.8 Analisis Data ………. 25

3.9 Jadwal Penelitian ……… 26

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….. 27

4.2. Karakteristk Responden ………. 29

4.3. Hasil Pengukuran dan Pembahasan ……… 29

4.3.1. Kelelahan Otot Tangan Operator Komputer Sebelum Dilakukan Intervensi ... 34

4.3.2 Kelelahan Otot Tangan Operator Komputer Setelah Dilakukan Intervensi ... 35

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 37

5.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian ……… 29 Tabel 4.2. Skor Kelelahan Otot Tangan Saat Pre dan Post Test

pada Pagi Hari ... 30 Tabel 4.3. Skor Kelelahan Otot Tangan Saat Pre dan Post Test

pada Pagi Hari ... 31 Tabel 4.4. Skor Kelelahan Otot Tangan Saat Pre dan Post Test


(14)

DAFTAR GAMBAR


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pesatnya kemajuan teknologi memang telah membuat banyak kalangan lebih akrab dengan piranti yang namanya komputer. Untuk sebagian kalangan seperti pelajar dan kaum pekerja, piranti ini susah dilepaskan dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Erwin (2005) mengatakan bahwa berbagai macam kegiatan dapat dilakukan dengan lebih mudah berkat adanya bantuan komputer, dari pekerjaan sederhana seperti mengetik surat, hingga menyunting foto atau berkirim surat via

e-mail, semuanya dapat dilakukan dengan komputer. Selanjutnya Outsider (2007)

mengatakan pemakaian komputer pada saat ini sudah sangat luas, hampir semua kegiatan manusia tidak terlepas dari pemakaian komputer, dan seolah-olah sudah sangat tergantung pada kemampuan komputer yang memang diciptakan untuk membantu aktivitas manusia.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam lingkungan dunia kerja, kehadiran komputer memberikan kontribusi yang sangat besar dewasa ini. Hampir seluruh data pada masa lalu disimpan secara manual dengan menggunakan mesin ketik, dan sekarang menjadi terasa semakin mudah atas kehadiran komputer. Komputer kini menjadi kebutuhan utama dalam memperlancar pekerjaan di lingkungan kerja. Walaupun sudah banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian komputer,


(16)

namun belum banyak yang menyadari bahwa pemakaian komputer juga dapat menimbulkan masalah tersendiri.

Masalah yang dimaksudkan adalah rasa lelah yang dapat menjadi suatu penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh pemakaian komputer, yang menimpa para pekerja operator komputer yang bekerja dengan komputer dalam waktu yang lama secara terus menerus. Pekerjaan operator komputer adalah suatu jenis pekerjaan yang bersifat menetap, duduk terus menerus dan tak berpindah-pindah (sedentary work). Waktu kerja operator disita oleh sejumlah perintah kerja yang harus dikerjakan dalam postur kerja tertentu (postural limitation). Anggoro (2004) mengatakan bahwa seorang pekerja menghabiskan waktu minimal 6 jam setiap hari bekerja dengan komputer. Jenis pekerjaan ini menimbulkan rasa lelah dimana kelelahan tersebut dapat menimbulkan stress pada sekelompok otot rangka (musculoskeletal) dan menyebabkan terjadinya kelelahan otot lokal.

Kelelahan yang dialami oleh para pekerja seperti kelelahan otot merupakan suatu masalah umum yang sering dijumpai pada para tenaga kerja. Anoraga (1995) mengatakan bahwa perusahaan maupun instansi tempat para pekerja bekerja jarang memberikan perhatian serius terhadap masalah kelelahan kerja yang dialami pekerja. Namun apabila hal tersebut tidak mendapat perhatian khusus maka masalah umum tersebut dapat menjadi suatu masalah khusus yang nantinya akan menghambat produktivitas dari para pekerja.

Pada saat bekerja menggunakan komputer, ada banyak masalah kelelahan yang dihadapi oleh para operator. Seperti masalah kelelahan pada mata, pinggang,


(17)

punggung, bahu, tangan, dan lainnya. Dalam hal ini peneliti hanya ingin melihat dan membatasi pada masalah kelelahan otot tangan karena masalah ini menjadi masalah yang sering dikeluhkan oleh para operator komputer. ASP (2005) mengatakan bahwa pekerja yang menggunakan komputer selama 3 – 4 jam dengan lebih dari 100 klik

mouse akan mengalami resiko paling tinggi atas sejumlah masalah di tangan.

Berdasarkan penelitian pada karyawan Mayo Clinic di Scottsdale Arizona, 30% karyawan yang hampir keseluruhan merupakan karyawan yang menggunakan komputer mengalami masalah kelelahan pada tangan (Dod, 2007). Selanjutnya pada penelitian lainnya yang melibatkan sedikitnya 3500 pekerja di 11 perusahaan di Denmark dimana mereka menggunakan keyboard dan mouse komputer selama hampir setengah hari mengeluhkan rasa nyeri pada tangan, yang merupakan indikasi dari kelelahan otot tangan (Endromono, 2005). Selain itu selama ini banyak penelitian yang lebih memprioritaskan pada kecepatan ketik dan bukannya pada kelelahan kerja operator (Nurmianto, 2003). Hingga perlu diadakan penelitian untuk mencari solusi penurunan kelelahan otot tangan.

Universitas Negeri Medan (Unimed) merupakan salah satu Universitas Negeri di Sumatera Utara yang proses pengolahan datanya menggunakan jasa komputer. Unit kerja yang menangani tugas ini secara langsung adalah puskom (pusat komputer) dimana data yang diolah tersebut merupakan keseluruhan data kemahasiswaan. Dalam kesehariannya, puskom Unimed memiliki dua fungsi yaitu berfungsi sebagai

penginput dan pengoutput data. Puskom Unimed merupakan bank data bagi Unimed


(18)

dihasilkan harus seminimal mungkin. Unimed terdiri dari 7 (tujuh) fakultas dimana tiap fakultas terdiri dari beberapa jurusan yang berbeda dengan total jumlah mahasiswa hampir mencapai 20.000 (dua puluh ribu) orang. Seluruh data mahasiswa yang masuk diolah dan diarsipkan kemudian disebarkan ke tiap-tiap jurusan di fakultas yang berbeda di lingkungan Unimed.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di puskom Unimed diperoleh keterangan bahwa terdapat 10 orang operator komputer yang bertugas pada satu ruangan tertutup dimana masing-masing operator bekerja menggunakan seperangkat peralatan komputer. Operator bekerja dari jam 08.00 - 16.00 WIB dan diberi satu kali waktu istirahat yaitu jam 12.00 - 14.00 WIB. Pada saat mendapatkan tugas seperti pengolahan data KRS dan KHS, pengisian DPNA, dan bahkan pengolahan data pembayaran uang SPP mahasiswa, maka waktu untuk istirahat akan menjadi lebih singkat dan waktu berakhirnya pekerjaan akan menjadi lebih lama dari waktu yang telah ditentukan. Sehingga tugas yang dibebankan kepada para operator komputer di puskom Unimed semakin berat dimana jumlah pekerjaan berbanding terbalik dengan jumlah pekerja operator komputer.

Melalui tanya jawab dan wawancara langsung kepada para operator diperoleh keterangan bahwa mereka sering merasakan kekakuan dan kesemutan pada jari-jari tangan setelah beberapa saat bekerja. Bahkan beberapa diantaranya merasakan nyeri di tangan pada saat bekerja untuk beberapa waktu disaat menggunakan komputer. Hal ini mengindikasikan para operator komputer mengalami kelelahan otot tangan. Kelelahan otot tangan ini pula yang mengakibatkan kinerja mereka menurun sehingga


(19)

data yang harus selalu up to date sering terlambat, bahkan sering terjadi revisi data karena beberapa data mengalami kesalahan pengetikan. Wasisto (2005) mengatakan gangguan pada bagian lengan dan telapak tangan dimulai dari nyeri pada pergelangan tangan, karena terjadi gangguan pada otot tendon di bagian pergelangan, hingga dapat mengakibatkan sakit yang lebih serius. Apabila hal ini berlangsung secara terus-menerus dapat mengakibatkan efek yang lebih buruk lagi seperti carpal tunnel

syndrome yaitu terjepitnya syaraf di bagian pergelangan yang menyebabkan nyeri di

sekujur tangan. Pakasi (2004) mengatakan bahwa gangguan carpal tunnel syndrome terjadi akibat penggunaan pergelangan tangan yang berlebihan, sehingga menimbulkan pembengkakan pada terowongan karpal di pergelangan tangan, yang selanjutnya menekan saraf medianus.Hal ini akan mengakibatkan pekerjaan menjadi terbengkalai dan semakin menumpuk.

Suryadi (2005) mengatakan gangguan ini harus segera diatasi sebelum terlambat, karena pada stadium lanjut tindakan operasi terpaksa harus dilakukan. Oleh sebab itu perlu dicari suatu solusi untuk menurunkan kelelahan otot tangan agar dapat mencegah efek dari kelelahan otot tangan tersebut. Solusi yang dimaksud adalah pemberian intervensi, dalam hal ini intervensi tersebut berupa massage, yang diberikan kepada pekerja operator komputer. Berdasarkan hasil penelitian, massage dapat menurunkan kelelahan seseorang, sesuai dengan pendapat Bosler (2005) yang mengatakan manipulasi dalam sport massage memberikan efek pada sistem muskular melalui banyak cara, seperti menguraikan asam laktat penyebab timbulnya kelelahan dan mempercepat aliran darah segar, mengurangi rasa nyeri yang dapat menimbulkan


(20)

kekakuan pada otot, serta meningkatkan fleksibilitas gerak. Hampir senada dengan pendapat tersebut, Whichello (2000) mengatakan rasa sakit dan nyeri pada otot, kelelahan serta rasa kaku, seluruhnya dapat dengan sukses disembuhkan melalui seni dari massage. Keram Otot berkurang, jaringan tisu yang rusak digantikan, serabut otot baru dapat dibentuk. Berdasarkan pendapat di atas, maka dipilihlah massage sebagai bentuk intervensi untuk menurunkan kelelahan otot tangan operator kompter puskom Unimed. Selanjutnya ADT (2007) juga mengatakan bahwa rasa pegal dan rasa lelah bisa diminimalkan dengan pemijatan (massage) selama beberapa menit.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan survey pendahuluan, operator komputer di puskom Unimed mengalami kelelahan otot tangan akibat bekerja terlalu lama dengan komputer. Hal ini cukup mengganggu kinerja para operator dan berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Apabila hal ini dibiarkan berlarut akan dapat menimbulkan suatu penyakit akibat kerja, sehingga diperlukan suatu cara untuk mengatasinya. Salah satu alternatif adalah dengan mencobakan massage dalam menurunkan kelelahan otot tangan pada operator komputer di puskom Unimed.

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas massage terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer puskom Unimed.


(21)

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perubahan kelelahan otot tangan kanan operator komputer setelah intervensi massage.

b. Untuk mengetahui perubahan kelelahan otot tangan kiri operator komputer setelah intervensi massage.

1.4.Hipotesis

Intervensi Massage yang dilakukan efektif untuk menurunkan kelelahan otot tangan operator komputer puskom Unimed.

1.5.Manfaat Penelitian

a. Memberi masukan kepada pihak puskom Unimed untuk mengambil langkah dan kebijakan dalam upaya penurunan kelelahan otot tangan operator.

b. Untuk meningkatkan kesehatan pekerja pada umumnya dan operator komputer pada khususnya, dalam hubungannya dengan penurunan tingkat kelelahan otot tangan, yang dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas hidup.

c. Meningkatkan kesadaran pekerja untuk melakukan pemulihan secara mandiri setelah melakukan aktivitas berat.


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Tangan

Sistem manusia dapat diurai menjadi banyak subsistem, diantaranya: subsistem

kerangka manusia (skeleton), subsistem pencernaan, subsistem peredaran

(circulatory), subsistem saraf (nervous) dan lain-lain.

2.1.1. Dorsal Carpal Tunnels.

Berada dibawah ekstensor retinaculum, tapi diatas tulang-tulang carpal, dilewati oleh :

1. Tendon otot abductor pollicis longus dan otot extensor pollicis brevis.

2. Tendon otot extensor carpi radialis longus dan otot extensorcarpi radialis brevis.

3. Tendon otot extensor pollicis longus.

4. Tendon otot extensor digitorum dan otot extensor indicis. 5. Tendon otot extensordigiti minimi.


(23)

2.1.2. Otot-otot Tangan.

Jenis-jenis otot-otot tangan:

A. Otot-otot tangan:

1. Otot abductor digiti minimi 2. Otot flexor digiti minimi brevis 3. Otot opponens digiti minimi 4. Otot abductor pollicis brevis 5. Otot flexor pollicis brevis 6. Otot lumbricales

B. Otot-otot Jari:

1. Otot palmaris brevis. 2. Otot abductor digiti minimi 3. Otot flexor digigti minimi brevis. 4. Otot opponens digiti minimi. C. Otot-otot Celah Jari:

1. Otot lumbricales.

2. Otot interosseus dorsalis.

3. Otot interosseus palmaris. (Spanner, 1994)

2.1.3. Pembuluh Darah

Suplai darah pada tangan melalui:


(24)

2. Arteri ulnaris.

Pembuluh vena yang utama terletak dibawah kulit pada punggung tangan.

2.1.4. Kelenjar getah bening berjalan mengikuti letak pembuluh darah vena.

2.1.5. Persarafan

Tiga buah persarafan utama pada tangan:

1. Nervus radialis

2. Nervus ulnaris.

3. Nervus medianus ( Putz, 1995)

2.2. Teoritis Kelelahan Otot

2.2.1. Definisi Kelelahan

Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat pada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Ketika bekerja, kita sering mengalami kelelahan baik bersifat fisik maupun psikis. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan menurut Poerwadarminta (2002) dalam kamus umum bahasa Indonesia berarti kepenatan atau kepayahan. Selanjutnya Sadarjoen (2006) menyatakan kelelahan adalah bentuk intoksikasi yang mempengaruhi seluruh sistem saraf yang kemudian mengubah disposisi mental individu. Kelelahan adalah salah satu dari dua cara utama tubuh mengingatkan bahwa kita mempunyai persoalan, cara lain adalah rasa nyeri (Yayasan spiritia, 2006).


(25)

Beberapa ahli memberikan defenisi mengenai kelelahan, antara lain :

a. Kelelahan adalah memuncaknya kondisi psiko-kimia dari tubuh yang diakibatkan produksi racun-racun khemis yang berlebihan sehingga orang harus beristirahat (Kartono, 1994)

b. Kelelahan adalah suatu proses menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan (Wignjosoebroto, 2000).

c. Kelelahan kerja adalah jenis pekerjaan yang dapat menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statis (static muscular loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries) yaitu nyeri otot, tulang, dan sebagainya, yang diakibatkan oleh jenis pekejaan yang bersifat berulang (Nurmianto, 1996).

2.2.2. Kelelahan Otot

Pada dasarnya kelelahan menggambarkan 3 fenomena yaitu perasaan lelah, perubahan fisiologis dalam tubuh (penurunan fungsi syaraf dan otot dari normal oleh karena perubahan kimia dalam tubuh akibat bekerja) dan pengurangan kemampuan untuk melakukan kerja. Kelelahan adalah suatu tanda yang bersifat sebagai pengaman yang memberitahukan tubuh bahwa kerja yang dilakukan telah mendekati batas maksimal kemampuannya. Kelelahan pada dasarnya merupakan keadaan fisiologis


(26)

normal yang dapat dipulihkan dengan beristirahat. Kelelahan yang dibiarkan terus menerus akan berakibat buruk dan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Terdapat 2 jenis kelelahan yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum (Suma’mur 1994).

Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot (Guyton, 1992). Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot menjadi gemetar (Suma’mur, 1994). Kelelahan ini diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai output kerja yang sama. Saraf terus bekerja dengan baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui hubungan otot-saraf masuk kedalam serabut-serabut otot, tetapi kontraksi makin lama makin lemah karena dalam serabut-serabut-serabut-serabut otot sendiri kekurangan ATP. Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna dalam 1 menit atau lebih karena kehilangan suplai nutrient dengan nyata (Guyton, 1992).

Perasaan tegang atau capek di badan adalah indikasi menumpuk asam laktat, atau asam susu di otot. Asam laktat ini timbul pada proses pembakaran di dalam otot yang aktif. Fox (1984) mengatakan dalam pada saat proses pembakaran terjadi, selain dihasilkan energi juga didapat sisa pembakaran, yaitu berupa asam laktat itu, makin lama aktivitas dijalankan, energi yang dihasilkan semakin kecil sementara sisa pembakaran berupa asam laktat itu justru menumpuk. Penumpukan asam laktat inilah yang menyebabkan rasa lelah atau capek. Secara fisik, otot yang lelah terasa lebih


(27)

kaku dan keras. Jika dipegang tidak terasa elastis dan tidak rileks. Otot yang tidak rileks akan mengganggu alat-alat tubuh, misalnya pembuluh darah vena atau arteri. Juga pembuluh limpa dan persarafan. Bisa jadi pembuluh darah tertekan atau saraf-saraf terjepit. Akibatnya, peredaran darah menjadi kurang lancar dan saraf-saraf menjadi kurang sensitif.

2.2.3. Tanda-tanda Kelelahan Otot.

Tanda-tanda tersebut meliputi:

1. Berkurangnya kemampuan untuk berkontraksi. 2. Bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi.

3. Memanjangnya waktu laten, yaitu waktu diantara perangsangan dan saat mulai kontraksi. (Grandjean, 1988)

2.2.4. Teori-teori Tentang Kelelahan Otot.

Ada dua teori: 1. Teori Kimia.

Yaitu berkurangnya cadangan energi dan bertambahnya produk metabolit di dalam serat otot, yang merupakan penyebab hilangnya efisiensi pada otot yang mengalami kelelahan; dan bahwa perubahan fisik listrik yang teramati di otot dan saraf merupakan masalah nomor dua


(28)

2. Teori Saraf Pusat

Yaitu melihat perubahan kimia pada otot yang mengalami kelelahan hanyalah sebagai pemicu (trigger) bagi proses. Perubahan kimia itu mengakibatkan dihantarkannya impuls-impuls saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot. Impuls-impuls aferen ini menghambat pusat-pusat di otak yang bertanggung jawab bagi pengendalian gerakan yang menyebabkan frekuensi potensial kegiatan pada sel-sel saraf menjadi berkurang. Berkurangnya frekuensi ini lebih lanjut menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot serta perlambatan gerakan-gerakan atas perintah kemauan. (Guyton, 1992)

2.2.5 Pengukuran Tingkat Kelelahan Otot Tangan

Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat kelelahan otot tangan. Tim Laboratorium Inti (2006) membagi menjadi dua piranti alat ukur kelelahan otot, yaitu dengan Whole Body Reaction Tester Model YB-1000 dan Tapping Tester. Pada penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan piranti Tapping Tester, hal ini disebabkan karakteristik pemakaian piranti ini menyerupai dengan karakteristik pada saat operator komputer bekerja menggunakan komputer.

Piranti Tapping Tester memiliki tujuan untuk mendeteksi jumlah ketukan yang dilakukan oleh jari subyek, dan menentukan jumlah ketukan persatuan waktu yang ditampilkan secara digit (Tim laboratorium inti, 2006). Sehingga akan dapat diketahui sejauh mana tingkat kelelahan otot tangan para pekerja.


(29)

2.3.Massage

Massage merupakan suatu ilmu alami masyarakat yang berkembang dengan

pesat, hal itu merupakan akibat dari manfaat massage itu sendiri yang begitu besar terhadap fisik dan psikis manusia. Hembing (2002) menyatakan bahwa massage sebagai salah satu kelompok pengobatan tradisional sudah mulai dikenal dan dikembangkan sekitar lima abad lalu di Cina, Mesir, Jerman, Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Selanjutnya Ika (2007) mengatakan pijat atau massage tak hanya ampuh mengusir lelah dan stres, tapi juga berkhasiat mengembalikan kebugaran tubuh.

Massage menjadi salah satu alternatif pengobatan yang diandalkan dalam

pengobatan beberapa gangguan kesehatan manusia sejak disertifikasinya massage

therapy sejak tahun 1992 oleh America Therapy Association. Selanjutnya Greene

(2007) mengatakan bahwa terapi massage selama 25 tahun dari Amerika, memberi pengaruh besar pada tubuh secara keseluruhan, diantaranya meningkatkan sirkulasi darah dan aliran limpa, serta dapat merangsang dan memperlancar pencernaan dan pernafasan, sedangkan secara psikologis, seperti sentuhan, massage juga bisa menyampaikan perhatian, penerimaan, dukungan dan empati.

ADT (2007) mengatakan bahwa rasa pegal dan rasa lelah bisa diminimalkan dengan pemijatan selama beberapa menit dan bahkan cara tradisional ini juga bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan kesehatan. Selain itu Sujayanto (2007) mengatakan melalui massage, proses pengeluaran sisa-sisa pembakaran (asam laktat) ke dalam aliran darah dipercepat, sehingga pemulihan juga akan menjadi lebih cepat.


(30)

Pada saat ini ada beberapa jenis massage yang telah dikembangkan dan telah dipergunakan dengan umum seperti massage kecantikan, Thaimassage, WarmStone

massage, Shiatsu massage, Swedish / Sport massage, dan lain-lain (Nova, 2007).

Pada penelitian ini massage therapy yang digunakan adalah Sport massage, hal ini didasarkan atas penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang ternyata memberikan dampak yang positif dalam menurunkan tingkat kelelahan (fatigue) dari atlet dan juga dapat meningkatkan prestasi diri mereka. Sport massage merupakan terapi yang sangat efektif untuk mengurangi kelelahan otot dan menyeimbangkan sistem musculoskeletal, apabila dilakukan secara teratur dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan kerja otot yang berlebihan (Coach, 2007).

2.3.1. Manipulasi dalam Massage

Dalam melakukan sport massage, ada beberapa manipulasi massage yang dilakukan untuk melakukan pemulihan pada otot tangan seperti yang dikatakan oleh Johnson (1995) yaitu:

a) Effleurage

Yaitu manipulasi yang dilakukan dengan menggunakan seluruh permukaan telapak tangan dengan permukaan ibu jari atau ujung-ujung jari

b) Petrissage

Yaitu manipulasi yang dilakukan dengan memegang jari yang sebanyak-banyaknya dengan menggunakan seluruh tangan atau menggunakan ibu jari dan jari-jari diletakkan tegak lurus pada jaringan dibawahnya.


(31)

c) Friction

Yaitu gerakan melingkar dan melintang pada serabut-serabut otot, juga dapat dilakukan dengan menggunakan ujung-ujung dua atau tiga jari, dengan ibu jari atau terkadang digunakan dengan jari tangan saja.

2.3.2. Efek Sport Massage

Setiap jenis manipulasi sport massage yang dilakukan memberikan efek tertentu sesuai dengan teknik perlakuan dan tujuan yang diharapkan dari sport massage tersebut secara fisik. Adapun efek dari pemberian sport massage seperti yang dikatakan Coach (2007), antara lain :

a) Mengurangi tingkat kelelahan otot.

b) Menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah. c) Merelaksasi otot.

d) Meredakan ketegangan otot. e) Mencegah terjadinya cedera.

f) Mempercepat penyembuhan akibat dari overuse otot. g) Memberikan rasa nyaman pada tubuh dan pikiran.

Berdasarkan teori dan uraian yang telah dibahas maka dapat kita simpulkan bahwasanya massage merupakan salah satu metode atau alternatif yang digunakan dalam dunia medis yang memberikan efek positif dalam menurunkan tingkat kelelahan otot dan juga sebagai alat untuk meningkatkan taraf kesehatan manusia baik secara fisik maupun psikis.


(32)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di unit pusat komputer Unimed. Alasan untuk memilih lokasi ini adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan survey pendahuluan para pekerja merasakan rasa lelah pada bagian tangan pada saat bekerja dan setelah selesai bekerja.

b. Rasa sakit yang berlarut-larut mengakibatkan produktivitas pekerja berkurang sehingga sering data yang harus diolah dengan cepat menjadi terbengkalai.

c. Puskom merupakan salah satu unit kerja yang berperan sangat penting di Unimed.

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada bulan Mei 2007. Penelitian dimulai dengan persiapan penelitian dan seminar kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian dan seminar hasil.

3.2. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian intervensi pada suatu kelompok partisipan. Untuk mengetahui keberhasilan intervensi dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi (Arikunto, 2002). Penelitian dengan menggunakan intervensi


(33)

merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang bekerja di puskom Unimed berjumlah 10 orang.

3.3.2. Sampel

Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh pekerja operator komputer pada puskom Unimed (Total Sampling) yaitu berjumlah 10 orang.

3.4. Variabel Penelitian

a. Variabel Indipenden (bebas) pada penelitian ini adalah massage.


(34)

3.5. Kerangka Konsep

tapping tester tapping tester

Massage

Pre Test Kelelahan Otot Tangan Pre Test

Kelelahan Otot Tangan

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

3.6. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kelelahan otot adalah suatu penurunan kapasitas otot yang dirasakan oleh operator komputer pada saat bekerja akibat kontraksi yang kontinu dimana secara subjektif dapat diketahui dengan adanya perasaan tertekan, kaku, lemah, nyeri. Cara untuk mengukur tingkat kelelahan otot dapat dilakukan dengan menggunakan piranti Tapping Tester.

b. Massage merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menurunkan

tingkat kelelahan otot pada operator komputer, diberikan selama 10 menit dengan manipulasi sebagai berikut :


(35)

(1) Effleurage

Yaitu manipulasi yang dilakukan dengan menggunakan seluruh permukaan telapak tangan dengan permukaan ibu jari atau ujung-ujung jari. Gerakan pada

effleurage dapat merangsang persarafan dan menaikkan suhu tubuh.

(2) Petrissage

Yaitu manipulasi yang dilakukan dengan memegang jari yang sebanyak-banyaknya dengan menggunakan seluruh tangan atau menggunakan ibu jari dan jari-jari diletakkan tegak lurus pada jaringan dibawahnya. Gerakan menekan dan mendorong pada petrissage dapat mengeluarkan asam laktat dari sel otot dan mempercepat aliran darah.

(3) Friction

Yaitu gerakan melingkar dan melintang pada serabut-serabut otot, juga dapat dilakukan dengan menggunakan ujung-ujung dua atau tiga jari, dengan ibu jari atau terkadang digunakan dengan jari tangan saja. Gerakan pada friction dapat menguraikan asam laktat dan mempercepat aliran darah.

3.7. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dibagi dalam 3 tahap, yaitu pre test, terapi massage dan post test. Pertama sekali dilakukan perkenalan dan pendekatan kepada kepala Puskom agar bersedia membantu jalannya penelitian. Para operator komputer diberi pengarahan tentang apa tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kegiatan yang akan dilakukan sepanjang penelitian.


(36)

3.7.1. Pre Test

Pada pre test, dilakukan penghitungan kelelahan otot tangan dengan menggunakan piranti tapping tester. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pertama pada pagi hari yaitu sebelum operator bekerja pada jam 08.00 WIB, kedua setelah operator bekerja selama empat jam yaitu pada jam 12.00 siang WIB, dan pengukuran ketiga yaitu setelah pekerja beristirahat kemudian dilanjutkan dengan bekerja selama dua jam yaitu pada jam 16.00 sore WIB dimana sampel dipanggil satu persatu secara bergantian pada hari yang sama kemudian dihitung kelelahan otot tangannya. Hasil pengukuran dijumlahkan dan dirata-ratakan.

Prosedur Kerja Piranti Tapping Tester

Nama alat : Tapping Tester

Kegunaan : Untuk mengukur tingkat kelelahan otot tangan Prosedur :

1. Alat ditempatkan diatas meja sehingga posisi kedudukan alat sama tingginya dengan perut subjek.

2. Hubungkan kabel power dan dibiarkan dalam posisi menyala selama 10 menit agar pranti dapat digunakan dalam kondisi stabil.


(37)

4. Setelah semua dalam posisi siap, pengukuran dimulai dimana subjek dalam posisi berdiri menggerakkan jarinya secepat mungkin ke arah atas dan bawah seperti melakukan ketikan dimulai dengan tangan kanan kemudian dengan tangan kiri. 5. Dari semua pengukuran angka dicatat dan dirata-ratakan.

3.7.2. Intervensi (Terapi Massage)

Pemberian terapi massage kepada para operator komputer dilakukan selama 10 menit dengan melakukan manipulasi yang ada pada massage setelah melakukan pengukuran kelelahan otot tangan menggunakan piranti tapping tester. Manipulasi yang diberikan merupakan terapi sport massage yang berguna untuk mempercepat pemulihan dan menurunkan kelelahan otot tangan sesuai dengan pendapat Johnson (1995). Manipulasi yang diberikan antara lain sebagai berikut :

1) Effleurage

Yaitu manipulasi yang dilakukan dengan menggunakan seluruh permukaan telapak tangan dengan permukaan ibu jari atau ujung-ujung jari. Gerakan pada

effleurage dapat merangsang persarafan dan menaikkan suhu tubuh.

2) Petrissage

Yaitu manipulasi yang dilakukan dengan memegang jari yang sebanyak-banyaknya dengan menggunakan seluruh tangan atau menggunakan ibu jari dan jari-jari diletakkan tegak lurus pada jaringan dibawahnya. Gerakan menekan dan mendorong pada petrissage dapat mengeluarkan asam laktat dari sel otot dan mempercepat aliran darah.


(38)

3) Friction

Yaitu gerakan melingkar dan melintang pada serabut-serabut otot, juga dapat dilakukan dengan menggunakan ujung-ujung dua atau tiga jari, dengan ibu jari atau terkadang digunakan dengan jari tangan saja. Gerakan pada friction dapat menguraikan asam laktat dan mempercepat aliran darah.

3.7.3. Post Test

Pada post test, dilakukan penghitungan kelelahan otot tangan dengan menggunakan piranti tapping tester sama seperti pada saat melakukan pre test. Penghitungan dilakukan sesaat setelah sampel mendapatkan manipulasi massage. Hal ini disebabkan efek dari massage bersifat langsung setelah seseorang mendapatkan terapi ataupun manipulasi.

3.8. Pengolahan Data

Untuk mengolah data dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS komputer, untuk melihat penurunan kelelahan otot tangan pada sampel sebelum dan sesudah mendapatkan manipulasi atau perlakuan.

3.9. Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan uji t sampel berpasangan untuk melihat beda antara hasil pre test dengan hasil post test dan melihat apakah ada pengaruh manipulasi yang diberikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan.


(39)

Rumus uji t sampel berpasangan :

t =

n sd

d −0

Keterangan :

d = data post test – data pre test sd = standard deviasi

n = jumlah sampel

Dari hasil uji ini akan diketahui apakah ada beda antara hasil pre test dengan hasil post test dan apakah ada pengaruh manipulasi yang diberikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan berdasarkan taraf signifikasi 5%.

3.10. Jadwal Penelitian

WAKTU PELAKSANAAN

NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU

1 Penelusuran Pustaka

2 Konsultasi Judul

3 Konsultasi Pembimbing

4 Persiapan Kolokium

5 Kolokium

6 Persiapan Alat dan Bahan

7 Pengumpulan Data

8 Pengolahan dan Analisa Data

9 Seminar Hasil

10 Penyusunan Tesis


(40)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Universitas Negeri Medan (Unimed) yang dahulu bernama Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) merupakan salah satu universitas negeri yang ada di Sumatera Utara selain Universitas Sumatera Utara (USU) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dimana Unimed lebih terfokus terhadap ilmu pendidikan dan keguruan, berbeda dengan USU yang berfokus kepada ilmu murni dan IAIN yang berfokus kepada pendidikan agama Islam.

Unimed terdiri dari 7 fakultas, dengan jumlah mahasiswa yang berkisar hingga 20.000 (dua puluh ribu) orang yang tersebar pada:

1. Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).

2. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). 3. Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK).

4. Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). 5. Fakultas Teknik (FT).

6. Fakultas Ilmu Sosial (FIS). 7. Fakultas Ekonomi (FE).

Penelitian dilakukan di pusat komputer (puskom) Unimed yang terletak di dalam lingkungan kampus Unimed tepatnya di Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan. Gedung puskom ini terdiri dari 2 tingkat, dimana pada lantai 1 (satu) merupakan ruang kerja


(41)

operator komputer dan ruang pertemuan, pada lantai 2 (dua) merupakan kantor Kepala puskom, kantin dan gudang.

Pegawai yang bekerja di puskom Unimed berjumlah 11 (sebelas) orang, terdiri dari 1 (satu) orang yang menjabat sebagai kepala puskom, 9 orang pegawai operator komputer dan 1 (orang) petugas cleaning service yang juga merangkap sebagai operator komputer. Dalam kesehariannya puskom Unimed memiliki dua fungsi yaitu berfungsi sebagai penginput dan pengoutput data. Data yang diolah merupakan keseluruhan data kemahasiswaan yang nantinya akan disimpan dan disebarkan kembali ke tiap-tiap jurusan yang ada pada fakultas di lingkungan Unimed.

Waktu kerja pegawai operator komputer dimulai jam 08.00 – 16.00 WIB, dengan waktu istirahat makan siang jam 12.00 – 14.00 WIB (120 menit). Akan tetapi waktu kerja ini bukan menjadi suatu patokan bagi para pekerja, karena pada saat mendapat tugas tambahan seperti pengolahan data KRS dan KHS, pengisian DPNA, dan bahkan pengolahan data pembayaran uang SPP mahasiswa serta tugas lainnya yang membutuhkan jasa komputer, maka para operator harus mengerjakannya juga. Sehingga dipastikan waktu untuk istirahat akan menjadi lebih singkat dan waktu berakhirnya pekerjaan akan menjadi lebih lama dari waktu yang telah ditentukan. Tugas yang dibebankan kepada para operator komputer di puskom Unimed semakin berat dimana jumlah pekerjaan berbanding terbalik dengan jumlah pekerja operator komputer.


(42)

4.2. Hasil Penelitian

Skor Kelelahan otot tangan dengan menggunakan piranti tapping tester dihitung pada pagi, siang dan sore hari. Yakni pada saat sebelum bekerja (08.00 WIB), setelah bekerja selama empat jam (12.00 WIB), dan setelah bekerja selama dua jam (16.00 WIB). Pengambilan data dilakukan pada ruang kerja operator komputer secara bergantian satu persatu. Berdasarkan analisa statistik dengan uji t berpasangan terlihat adanya perubahan rata-rata skor ketukan hasil penghitungan menggunakan tapping yang berarti juga perubahan skor kelelahan yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengukuran rata-rata kelelahan sebelum dan pada saat sesudah intervensi yang tertera pada tabel 4.1, 4.2, dan 4.3.


(43)

Tabel 4.1. Skor Kelelahan Otot Tangan Saat Pre dan Post Test pada Pagi Hari

No Jari Mean Sd t P

Ibu Jari Kanan, Pre 28.6 1

Post 35.6 2.70801 -8.174 0.000 Ibu Jari Kiri, Pre 28

2

Post 32.9 2.64365 -5.861 0.000 Jari Telunjuk Kanan, Pre 33.5

3

Post 40.4 3.51030 -6.216 0.000 Jari Telunjuk Kiri, Pre 31

4

Post 38.1 5.04315 -4.452 0.000 Jari Tengah Kanan, Pre 34.7

5

Post 41.8 4.14863 -5.412 0.000 Jari Tengah Kiri, Pre 32.7

6

Post 38.8 3.21282 -6.004 0.000 Jari Manis Kanan, Pre 33.8

7

Post 39.3 2.27303 -7.652 0.000 Jari Manis Kiri, Pre 31.7

8

Post 36.7 4.08248 -3.873 0.000 Jari Kelingking Kanan, Pre 28.4

9

Post 32.5 2.33095 -5.562 0.000 Jari Kelingking Kiri, Pre 24.4

10

Post 31.2 4.87169 -4.414 0.000 Pre Test 31,8

∑ Jari-Jari Kanan Post Test

37,9 6,1

Pre Test 29,56

∑ Jari-Jari Kiri Post Test 35,54 5,98

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata penghitungan skor kelelahan otot tangan kanan sebelum intervensi adalah 31,8 dan otot tangan kiri sebelum intervensi adalah 29,56. Setelah intervensi, tangan kanan menjadi 37,9 dan tangan kiri menjadi 35,54. Selisih pada tangan kanan 6,1 dan pada tangan kiri 5,98. Selain itu terlihat angka probabilitas yang diperoleh pada pre dan post dari setiap jari adalah p = 0,000 dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dari α 5% (0,05) sehingga menunjukkan suatu


(44)

perubahan yang signifikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer, begitu pula nilai t empiris berada pada posisi penolakan Ho / Penerimaan Ha dimana pada t tabel didapat angka 1,833 / -1,833. Hal ini menunjukkan intervensi yang diberikan efektif dalam menurunkan kelelahan otot tangan, dimana terlihat pada peningkatan kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri, yaitu peningkatan rata-rata skor ketukan pada piranti tapping tester.


(45)

Tabel 4.2. Skor Kelelahan Otot Tangan Saat Pre dan Post Test pada Siang Hari

No Jari Mean Sd t P

Ibu Jari Kanan, Pre 17.2 1

Post 23.9 3.52924 -6.003 0.000 Ibu Jari Kiri, Pre 18.3

2

Post 23.9 4.14193 -4.275 0.002 Jari Telunjuk Kanan, Pre 20.5

3

Post 30 7.79245 -3.855 0.004 Jari Telunjuk Kiri, Pre 18.9

4

Post 26.6 5.27152 -4.619 0.001 Jari Tengah Kanan, Pre 22.6

5

Post 29.6 3.52767 -6.275 0.000 Jari Tengah Kiri, Pre 22.4

6

Post 27.8 3.77712 -4.521 0.001 Jari Manis Kanan, Pre 20.3

7

Post 29.4 4.30633 -6.682 0.000 Jari Manis Kiri, Pre 21.9

8

Post 26.5 2.17051 -6.702 0.000 Jari Kelingking Kanan, Pre 16.5

9

Post 23.5 4.92161 -4.498 0.001 Jari Kelingking Kiri, Pre 16.5

10

Post 20.3 1.03280 -11.635 0.000 Pre Test 19,42

∑ Jari-Jari Kanan

Post Test 27,28 7,86

Pre Test 19,6

∑ Jari-Jari Kiri Post Test

25,02 5,42

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata penghitungan skor kelelahan otot tangan kanan sebelum intervensi adalah 19,42 dan otot tangan kiri sebelum intervensi adalah 19,6. Setelah intervensi, tangan kanan menjadi 27,28 dan tangan kiri menjadi 25,02. Selisih pada tangan kanan 7,86 dan pada tangan kiri 5,42. Selain itu terlihat angka probabilitas yang diperoleh pada pre dan post dari setiap jari berkisar antara p = 0,000 sampai p = 0,004 dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dari α 5% (0,05)


(46)

sehingga menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer, begitu pula nilai t empiris berada pada posisi penolakan Ho / Penerimaan Ha dimana pada t tabel didapat angka 1,833 / -1,833. Hal ini menunjukkan intervensi yang diberikan efektif dalam menurunkan kelelahan otot tangan, dimana terlihat pada peningkatan kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri, yaitu peningkatan rata-rata skor ketukan pada piranti tapping tester.


(47)

Tabel 4.3. Skor Kelelahan Otot Tangan Saat Pre dan Post Test pada Sore Hari

No Jari Mean Sd t P

Ibu Jari Kanan, Pre 25 1

Post 30.2 1.87380 -8.776 0.000 Ibu Jari Kiri, Pre 22.6

2

Post 27.1 1.95789 -7.268 0.000 Jari Telunjuk Kanan, Pre 30.2

3

Post 35.3 2.84605 -5.667 0.000 Jari Telunjuk Kiri, Pre 28.1

4

Post 32.6 2.46080 -5.783 0.000 Jari Tengah Kanan, Pre 29.6

5

Post 34.5 2.18327 -7.097 0.000 Jari Tengah Kiri, Pre 27.3

6

Post 32.5 1.61933 -10.155 0.000 Jari Manis Kanan, Pre 26.2

7

Post 32.4 2.97396 -6.593 0.000 Jari Manis Kiri, Pre 26

8

Post 29 1.15470 -8.216 0.000 Jari Kelingking Kanan, Pre 23.4

9

Post 26.4 1.15470 -8.216 0.000 Jari Kelingking Kiri, Pre 20.6

10

Post 24.5 1.52388 -8.093 0.000 Pre Test 26,88

∑ Jari-Jari Kanan Post Test 31,76 4,88 Pre Test 24,92

∑ Jari-Jari Kiri Post Test 29,14 4,22

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata penghitungan skor kelelahan otot tangan kanan sebelum intervensi adalah 26,88 dan otot tangan kiri sebelum intervensi adalah 24,92. Setelah intervensi, tangan kanan menjadi 31,76 dan tangan kiri menjadi 29,14. Selisih pada tangan kanan 4,88 dan pada tangan kiri 4,22. Selain itu terlihat angka probabilitas yang diperoleh pada pre dan post dari setiap jari adalah p = 0,000


(48)

dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dari α 5% (0,05) sehingga menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer, begitu pula nilai t empiris berada pada posisi penolakan Ho / Penerimaan Ha dimana pada t tabel didapat angka 1,833 / -1,833. Hal ini menunjukkan intervensi yang diberikan efektif dalam menurunkan kelelahan otot tangan, dimana terlihat pada peningkatan kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri, yaitu peningkatan rata-rata skor ketukan pada piranti tapping tester.

Dari tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 yang ada, terlihat angka probabilitas yang diperoleh pada pre dan post dari setiap jari berkisar antara p = 0,000 sampai dengan p = 0.004 dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dari α 5% (0,05) sehingga menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer, begitu pula nilai t empiris berada pada posisi penolakan Ho / Penerimaan Ha dimana pada t tabel didapat angka 1,833.

Hasil perhitungan statistik dengan uji t berpasangan menunjukkan perbedaan skor kelelahan yang signifikan sebelum dan sesudah penerapan intervensi, dimana terlihat skor rata-rata jumlah ketukan tiap jari tangan pada penerapan intervensi lebih besar daripada sebelum intervensi dengan artian kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri meningkat sehingga hipotesa penelitian ini juga telah terjawab bahwa penerapan intervensi massage efektif menurunkan tingkat kelelahan otot tangan operator komputer di puskom Unimed.


(49)

4.3. Pembahasan

4.3.1. Kelelahan Otot Tangan Operator Komputer Puskom Sebelum Dilakukan

Intervensi

Dari hasil pengukuran tingkat kelelahan otot tangan dengan piranti tapping tester sebelum dilakukan intervensi, diperoleh rerata skor pada pagi hari untuk otot tangan kanan 31,8 dan otot tangan kiri 29,56. Pada siang hari diperoleh rerata skor untuk otot tangan kanan 19,42 dan otot tangan kiri 19,6. Pada sore hari diperoleh rerata skor untuk otot tangan kanan 26,88 dan otot tangan kiri 24,92. Pada pengukuran ini rata-rata subjek mengatakan susah untuk melakukan ketukan sebanyak-banyaknya karena pekerja merasakan lelah pada otot tangan akibat beban kerja yang berat dan pekerjaan yang dirasakan berulang-ulang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sastrowinoto (1985) yang mengatakan bahwa perasaan kelelahan cepat timbul pada pekerjaan yang bersifat berulang-ulang. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa para pekerja merasakan kinerja menurun, rasa lelah terutama pada bagian tangan. Hal ini disebabkan karena beban kerja yang berat dan sifat pekerjaan yang berulang-ulang. Aktivitas tangan yang berulang-ulang selama 30 detik pada saat melakukan ketukan pada piranti tapping tester mengakibatkan timbulnya asam laktat dalam otot yang menyebabkan terjadinya kelelahan dan penurunan kinerja otot tangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Janssen (2001) yang mengatakan pada aktivitas fisik dengan durasi 9-45 detik akan terproduksi tingkat asam laktat yang tinggi yang menyebabkan timbulnya kelelahan.


(50)

4.3.2. Kelelahan Otot Tangan Operator Komputer Puskom Setelah Dilakukan

Intervensi

Dari hasil pengukuran tingkat kelelahan otot tangan dengan piranti tapping tester setelah dilakukan intervensi yaitu massage selama 10 menit, pada tabel 4.1 diperoleh rerata skor ketukan pada pagi hari untuk otot tangan kanan 37,9 dan otot tangan kiri 35,54. Pada tabel 4.2 untuk pengukuran siang hari diperoleh rerata skor ketukan untuk otot tangan kanan 27,28 dan otot tangan kiri 25,02. Pada tabel 4.3 dari hasil pengukuran sore hari diperoleh rerata skor ketukan untuk otot tangan kanan 31,76 dan otot tangan kiri 29,14. Dengan demikian terjadi peningkatan skor ketukan dengan selisih pada tangan kanan 6,1 dan pada tangan kiri 5,98 untuk pagi hari, untuk siang hari selisih pada tangan kanan 7,86 dan pada tangan kiri 5,42, dan untuk penghitungan sore hari diperoleh selisih pada tangan kanan 4,88 dan pada tangan kiri 4,22. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri, dalam artian massage mampu mempercepat proses pemulihan dan menurunkan kelelahan otot tangan setelah dilakukan intervensi.

Massage yang diberikan pada otot tangan setelah melakukan aktivitas berat dapat

menghilangkan timbunan asam laktat dalam otot. Rosser (1997) mengatakan Efek utama dari massage adalah adanya stimulasi pada sirkulasi darah, memperlancar peredaran darah dan mempercepat proses pembuangan hasil-hasil sisa pembakaran (asam laktat). Hal ini terjadi karena manipulasi yang diberikan kepada otot tangan akan meningkatkan suhu tubuh / tangan sehingga mempercepat aliran darah menuju tangan. Darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi akan cepat dibawa oleh


(51)

pembuluh darah ke tangan karena dorongan atau manipulasi dari massage dan timbunan asam laktat akan terdorong keluar dari otot, masuk ke dalam pembuluh darah untuk segera dibuang. Salvo (1999) mengatakan rasa lelah dan nyeri otot dapat berkurang bila aliran pembuluh darah membawa darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi.

Berdasarkan hasil wawancara, para pekerja berkomentar bahwa mereka merasa lebih bugar dan tangan terasa lebih ringan sesudah mendapatkan terapi massage sehingga terasa lebih mudah untuk melakukan ketukan sebanyak-banyaknya dengan menggunakan piranti tapping tester.


(52)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Massage mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kelelahan otot

tangan operator komputer.

2. Terjadi perubahan kelelahan otot tangan kanan operator komputer setelah intervensi massage yaitu dengan adanya peningkatan rata-rata ketukan menggunakan piranti tapping tester.

3. Terjadi perubahan kelelahan otot tangan kiri operator komputer setelah intervensi

massage yaitu dengan adanya peningkatan rata-rata ketukan menggunakan piranti

tapping tester.

5.2. Saran

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan dan untuk dapat menurunkan kelelahan otot tangan disarankan :

a. Kepada pihak pekerja

1. Operator komputer mendapatkan terapi massage dari masseur selama 10 menit untuk menurunkan kelelahan otot tangan.

2. Operator komputer melakukan massage mandiri secara rutin atau pada saat setiap merasa lelah selama 10 menit, sehingga kelelahan bisa diminimalisasi.


(53)

3. Untuk meningkatkan kinerja otot kedua tangan, operator komputer melakukan

massage mandiri secara rutin selama 10 menit

b. Kepada pihak Instansi

1. Penyediaan masseur pada saat pekerja mendapatkan beban kerja lebih dibanding biasanya.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

ADT. Pijat, Tak Sekedar Melawan Pegal. http://www.KCM.com/ 2007

Anggoro, Donny. Sudah Sehatkah Posisi Anda. http://www.KCM.com/ 2004

Anoraga, P, Suyati. Psikologi Industri dan Sosial. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1995

Anies. Penyakit Akibat Kerja. Berbagai Penyakit Akibat Lingkungan Kerja dan Upaya Penanggulangannya. PT Gramedia, Jakarta, 2005

Arikunto, S. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Penerbit Rinneka Cipta, Jakarta, 2002.

ASP. Bebaskan Diri dari Nyeri. http://www.KCM.com/ 2007

Bosler. Massage. Healthy Inspiration. D&tS Books Ltd. England. 2005

Coach. Sport Massage. http://www.sportcoach.com/ 2007

Dod. Komputer Tak Sebabkan Carpal Tunnel Syndrome?

http://www.abcnews.com/ 2007

Eko Nurmianto. Ergonomi. Konsep Dasar dan Aplikasinya. Penerbit Guna Widya. Surabaya. 2003

Endromono. Pengguna Komputer Rentan Terkena Penggumpalan Darah. http://www.wordpress.com/ 2005

Erwin. Komputer. http://www.ketok.com/2005

Fox, Edward L. Sport Physiology. CBS College Publishing. USA. 1984

Hembing. Pijat Refleksi Tidak Perlu Biaya. http://www.KCM.com/ 2002

Grandjean, Etienne, Fitting the Task to the Man. Taylor&Francis. London. 1988


(55)

Guyton, C, Arthur. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. 1992

Ika. Bugar Dengan Pijat. http://www.KCM.com/ 2007

Janssen, Peter. Lactate Threshold Training. Human Kinetics. Champaign, IL. 2001

Johnson, Joan. The Healing Arts of Sport Masage. Rodale Press Inc. Emmaus, Pennsylvania. 1995

Kartono, Kartini. Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan dan Industri. Jakarta. 1994

Kreinik. Self Massage Techniques. http://www.kreinik.com/2005

Nova. Pijat Yuk. http://www.novacybermedia.com/ 2007

Nugroho, Bhuono Agung. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Andi. Yogyakarta. 2005

Nurmianto, Eko. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Penerbit Guna Widya, Surabaya. 1996

Outsider. Tips Hemat Membeli Komputer. http://www.novacybermedia.com/ 2007

Pakasi, E, Ronald. Nyeri dan Kebas Pergelangan Tangan Akibat Pekerjaan, Hati-hati cts. http://www.medicastore.com/ 2004

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 2002

Putz, R. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. 1995

Rosser, Mo. Sports Theraphy. An Introduction to Theory and Practice. Hodder & Stoughton Educational. Great Britain. 1997

Sadarjoen, Sawitri Supardi. Mengatasi Kelelahan Saraf. http://www.KCM.com/ 2006


(56)

Santoso, Singgih. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. 2005

Sastrowinoto. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 1985

Sujayanto, G. Pijat Untuk Kebugaran. http://www.intisari.com// 2007

Suma’mur, P.K. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV. Haji Masagung. Jakarta. 1994

Suryadi, Hermawan. Berbagai Gangguan Saraf Tangan. http://www.KCM.com/ 2005

Spanner, Rudolf. Atlas Anatomi Manusia. CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. 1994

Tim Laboratorium Inti. Modul Instrumentasi/Praktek Lapangan. Sekolah Pascasarjana USU. Medan. 2006

Tim Laboratorium Inti. Modul Mata Kuliah : Instrumentasi. USU. Medan 2006

Wasisto, Sigit Wasi. Bekerja dengan Komputer Secara Ergonomis dan Sehat. http://www. wahanakom.com/2005

Whichello, Denise Brown. Therpeutic Massage. A Practical Introduction.

Quantum Publishing. Singapore. 2000

Wignjosoebroto. Ergonomi, Studi Gerak & Waktu. ITS. 2000


(57)

Lampiran 1

Gambar Manipulasi Massage

1 2 3

4 5 6


(58)

Lampiran 2


(59)

(60)

Lampiran 3

Karakter Huruf Di Jari Tangan Pada Papan Keyboard

NO JARI KIRI TOMBOL / HURUF NO JARI KANAN TOMBOL / HURUF

1 Ibu Jari Alt + spasi 1 Ibu Jari Alt + spasi

2 Jari Telunjuk G H T Y V B 2 Jari Telunjuk J U N

3 Jari Tengah F R C 3 Jari Tengah K I M ,

4 Jari Manis S D W E X 4 Jari Manis L O P .


(61)

Lampiran 4

Data Subjek Penelitian Berdasarkan Umur, Masa Kerja

No Umur (Tahun) Lama Bekerja (Tahun)

1 23 1

2 28 5

3 29 4

4 29 6

5 30 5

6 30 6

7 33 5

8 33 5

9 35 4


(62)

Lampiran 5

Data Rata-rata Perhitungan Tingkat Kelelahan Otot Tangan Menggunakan

Tapping Tester

DATA PAGI

JARI KANAN

Jempol Telunjuk Tengah Manis Kelingking No Nama

Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post

1 Ahmad Hidayat 21 29 46 49 49 54 40 44 37 40

2 Fatmi Yasni 26 35 25 31 28 33 29 31 23 28

3 Janiarti 19 28 26 37 31 40 29 36 23 26

4 M. Alamsyah 42 51 46 51 47 54 40 48 37 45

5 M. Khawalid 43 45 50 53 47 49 43 49 37 40

6 Risna 31 35 21 27 35 38 35 39 27 32

7 Sudarto 31 35 43 49 28 43 39 44 29 34

8 Titi Kuswati 21 31 27 32 33 37 31 34 21 28

9 Ponidi 31 38 34 45 32 41 33 40 23 24

10 Yan Azhari 21 29 17 30 17 29 19 28 27 28

JARI KIRI

Jempol Telunjuk Tengah Manis Kelingking

No Nama

Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post

1 Ahmad Hidayat 26 31 47 48 32 36 34 42 22 30

2 Fatmi Yasni 24 27 21 29 23 30 25 27 20 29

3 Janiarti 17 26 23 38 26 36 23 33 21 27

4 M. Alamsyah 41 46 47 52 42 52 37 47 22 36

5 M. Khawalid 43 44 45 48 45 46 40 42 36 38

6 Risna 32 38 18 32 33 39 34 35 21 36

7 Sudarto 26 35 40 47 41 48 42 47 26 33

8 Titi Kuswati 23 25 26 28 25 32 30 31 26 27

9 Ponidi 32 36 28 32 38 39 36 37 32 34


(63)

DATA SIANG

JARI KANAN

Jempol Telunjuk Tengah Manis Kelingking No Nama

Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post

1 Ahmad Hidayat 11 13 13 35 19 26 18 31 17 20

2 Fatmi Yasni 13 19 17 22 18 23 13 18 14 20

3 Janiarti 13 21 16 36 17 31 20 37 11 28

4 M. Alamsyah 18 22 20 22 20 22 22 26 20 24

5 M. Khawalid 22 32 43 44 40 47 30 42 29 36

6 Risna 30 36 25 41 36 43 25 38 16 28

7 Sudarto 8 16 15 18 16 22 17 23 16 18

8 Titi Kuswati 15 18 11 18 11 19 11 18 11 17

9 Ponidi 29 43 28 42 30 41 27 34 16 27

10 Yan Azhari 13 19 17 22 19 22 20 27 15 17

JARI KIRI

Jempol Telunjuk Tengah Manis Kelingking

No Nama

Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post

1 Ahmad Hidayat 11 14 16 21 31 36 28 36 19 23

2 Fatmi Yasni 11 15 13 17 15 18 15 18 14 17

3 Janiarti 19 30 20 34 24 36 28 31 17 20

4 M. Alamsyah 19 20 19 24 20 22 19 20 16 21

5 M. Khawalid 35 38 39 43 31 35 31 35 20 25

6 Risna 27 36 13 29 31 38 27 34 18 23

7 Sudarto 16 22 17 19 14 17 15 19 15 17

8 Titi Kuswati 10 15 14 17 14 18 14 19 17 21

9 Ponidi 16 29 19 33 24 36 23 30 14 18


(64)

DATA SORE

JARI KANAN

Jempol Telunjuk Tengah Manis Kelingking No Nama

Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post

1 Ahmad Hidayat 19 27 32 36 36 38 33 37 20 23

2 Fatmi Yasni 24 31 21 29 21 28 22 28 22 25

3 Janiarti 17 23 30 36 28 32 21 26 20 22

4 M. Alamsyah 35 38 45 48 41 47 32 37 27 30

5 M. Khawalid 36 39 45 47 37 41 28 33 33 37

6 Risna 27 31 18 25 32 35 25 39 24 29

7 Sudarto 26 31 40 43 21 25 30 34 25 27

8 Titi Kuswati 20 27 26 29 29 37 24 29 21 25

9 Ponidi 25 28 28 32 29 32 25 33 23 24

10 Yan Azhari 21 27 17 28 22 30 22 28 19 22

JARI KIRI

Jempol Telunjuk Tengah Manis Kelingking

No Nama

Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post

1 Ahmad Hidayat 16 25 30 32 33 37 30 32 21 25

2 Fatmi Yasni 21 25 23 25 20 26 20 23 17 19

3 Janiarti 14 18 24 33 22 29 29 33 20 25

4 M. Alamsyah 32 36 40 43 35 38 24 25 19 26

5 M. Khawalid 34 37 40 45 30 37 34 37 24 28

6 Risna 25 30 14 21 33 38 29 32 19 24

7 Sudarto 25 28 38 40 25 31 27 30 22 26

8 Titi Kuswati 17 23 25 29 21 28 19 23 23 25

9 Ponidi 24 26 27 31 31 35 24 29 25 28


(65)

Lampiran 6

Tabel Data Uji Normalitas & Homogenitas

DATA PAGI

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

JEMPOL_KANAN .232 10 .135 .875 10 .113

TELUNJUK_KANAN .205 10 .200(*) .878 10 .125

TENGAH_KANAN .143 10 .200(*) .946 10 .617

MANIS_KANAN .147 10 .200(*) .962 10 .806

KELINGKING_KANAN .239 10 .112 .907 10 .260

JEMPOL_KIRI .161 10 .200(*) .955 10 .729

TELUNJUK_KIRI .235 10 .126 .862 10 .080

TENGAH_KIRI .190 10 .200(*) .920 10 .358

MANIS_KIRI .156 10 .200(*) .934 10 .491

KELINGKING_KIRI .139 10 .200(*) .954 10 .721

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

DATA SIANG

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

JEMPOL_KANAN .277 10 .028 .870 10 .100

TELUNJUK_KANAN .276 10 .030 .847 10 .053

TENGAH_KANAN .239 10 .111 .836 10 .039

MANIS_KANAN .118 10 .200(*) .949 10 .651

KELINGKING_KANAN .213 10 .200(*) .897 10 .204

JEMPOL_KIRI .185 10 .200(*) .900 10 .218

TELUNJUK_KIRI .144 10 .200(*) .929 10 .437

TENGAH_KIRI .287 10 .019 .790 10 .011

MANIS_KIRI .211 10 .200(*) .852 10 .061

KELINGKING_KIRI .195 10 .200(*) .923 10 .383

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction


(66)

DATA SORE

Tests of Normality & Homogenity

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

JEMPOL_KANAN .237 10 .119 .894 10 .190

TELUNJUK_KANAN .178 10 .200(*) .906 10 .252

TENGAH_KANAN .149 10 .200(*) .979 10 .957

MANIS_KANAN .176 10 .200(*) .931 10 .461

KELINGKING_KANAN .219 10 .191 .864 10 .085

JEMPOL_KIRI .174 10 .200(*) .933 10 .478

TELUNJUK_KIRI .180 10 .200(*) .951 10 .686

TENGAH_KIRI .215 10 .200(*) .854 10 .064

MANIS_KIRI .140 10 .200(*) .944 10 .593

KELINGKING_KIRI .263 10 .049 .832 10 .035

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction


(67)

Lampiran 7

T-Test (Uji beda rata-rata sebelumdan sesudah perlakuan)

DATA PAGI

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

JKNPR 28.6000 10 8.66923 2.74145

Pair 1

JKNPO 35.6000 10 7.44162 2.35325

JKRPR 28.0000 10 9.06765 2.86744

Pair 2

JKRPO 32.9000 10 8.33267 2.63502

TJKNPR 33.5000 10 11.90005 3.76313

Pair 3

TJKNPO 40.4000 10 9.99111 3.15947

TJKRPR 31.0000 10 12.52553 3.96092

Pair 4

TJKRPO 38.1000 10 9.72340 3.07481

TGKNPR 34.7000 10 10.18768 3.22163

Pair 5

TGKNPO 41.8000 10 8.39047 2.65330

TGKRPR 32.7000 10 8.48594 2.68349

Pair 6

TGKRPO 38.8000 10 7.65652 2.42120

MNKNPR 33.8000 10 7.17712 2.26961

Pair 7

MNKNPO 39.3000 10 7.07185 2.23632

MNKRPR 31.7000 10 8.17924 2.58650

Pair 8

MNKRPO 36.7000 10 7.64562 2.41776

KLKNPR 28.4000 10 6.39792 2.02320

Pair 9

KLKNPO 32.5000 10 7.04352 2.22736

KLKRPR 24.4000 10 5.69990 1.80247

Pair 10


(68)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 JKNPR &

JKNPO 10 .955 .000

Pair 2 JKRPR &

JKRPO 10 .957 .000

Pair 3 TJKNPR &

TJKNPO 10 .964 .000

Pair 4 TJKRPR &

TJKRPO 10 .928 .000

Pair 5 TGKNPR &

TGKNPO 10 .918 .000

Pair 6 TGKRPR &

TGKRPO 10 .926 .000

Pair 7 MNKNPR &

MNKNPO 10 .949 .000

Pair 8 MNKRPR &

MNKRPO 10 .869 .001

Pair 9 KLKNPR &

KLKNPO 10 .944 .000

Pair 10 KLKRPR &

KLKRPO 10 .595 .070

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the

Difference Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Lower Upper t df

Sig. (2-tailed) Pair 1 JKNPR - JKNPO

-7.00000 2.70801 .85635 -8.93720 -5.06280

-8.174 9 .000

Pair 2

JKRPR - JKRPO

-4.90000 2.64365 .83600 -6.79115 -3.00885

-5.861 9 .000

Pair 3

TJKNPR - TJKNPO

-6.90000 3.51030 1.11006 -9.41112 -4.38888

-6.216 9 .000

Pair 4

TJKRPR - TJKRPO

-7.10000 5.04315 1.59478 -10.70765 -3.49235

-4.452 9 .002

Pair 5

TGKNPR - TGKNPO

-7.10000 4.14863 1.31191 -10.06775 -4.13225

-5.412 9 .000

Pair 6

TGKRPR - TGKRPO

-6.10000 3.21282 1.01598 -8.39831 -3.80169

-6.004 9 .000

Pair 7

MNKNPR - MNKNPO

-5.50000 2.27303 .71880 -7.12603 -3.87397

-7.652 9 .000

Pair 8

MNKRPR - MNKRPO

-5.00000 4.08248 1.29099 -7.92043 -2.07957

-3.873 9 .004

Pair 9

KLKNPR - KLKNPO

-4.10000 2.33095 .73711 -5.76746 -2.43254

-5.562 9 .000

Pair 10

KLKRPR - KLKRPO

-6.80000 4.87169 1.54056 -10.28499 -3.31501


(69)

DATA SIANG

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

JKNPR 17.2000 10 7.50999 2.37487

Pair 1

JKNPO 23.9000 10 9.73482 3.07842

JKRPR 18.3000 10 7.76101 2.45425

Pair 2

JKRPO 23.9000 10 8.81224 2.78667

TJKNPR 20.5000 10 9.45457 2.98980

Pair 3

TJKNPO 30.0000 10 10.55146 3.33667

TJKRPR 18.9000 10 7.53437 2.38258

Pair 4

TJKRPO 26.6000 10 8.54010 2.70062

TGKNPR 22.6000 10 9.43045 2.98217

Pair 5

TGKNPO 29.6000 10 10.30857 3.25986

TGKRPR 22.4000 10 6.94742 2.19697

Pair 6

TGKRPO 27.8000 10 9.02835 2.85502

MNKNPR 20.3000 10 5.96378 1.88591

Pair 7

MNKNPO 29.4000 10 8.38252 2.65079

MNKRPR 21.9000 10 6.31489 1.99694

Pair 8

MNKRPO 26.5000 10 7.38241 2.33452

KLKNPR 16.5000 10 5.14782 1.62788

Pair 9

KLKNPO 23.5000 10 6.22272 1.96780

KLKRPR 16.5000 10 2.06828 .65405

Pair 10


(70)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 JKNPR &

JKNPO 10 .949 .000

Pair 2 JKRPR &

JKRPO 10 .883 .001

Pair 3 TJKNPR &

TJKNPO 10 .702 .024

Pair 4 TJKRPR &

TJKRPO 10 .792 .006

Pair 5 TGKNPR &

TGKNPO 10 .940 .000

Pair 6 TGKRPR &

TGKRPO 10 .921 .000

Pair 7 MNKNPR &

MNKNPO 10 .873 .001

Pair 8 MNKRPR &

MNKRPO 10 .962 .000

Pair 9 KLKNPR &

KLKNPO 10 .640 .046

Pair 10 KLKRPR &

KLKRPO 10 .953 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the

Difference Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Lower Upper t df

Sig. (2-tailed) Pair 1 JKNPR - JKNPO

-6.70000 3.52924 1.11604 -9.22467 -4.17533 -6.003 9 .000

Pair 2

JKRPR - JKRPO

-5.60000 4.14193 1.30979 -8.56296 -2.63704 -4.275 9 .002

Pair 3

TJKNPR - TJKNPO

-9.50000 7.79245 2.46419 -15.07438 -3.92562 -3.855 9 .004

Pair 4

TJKRPR - TJKRPO

-7.70000 5.27152 1.66700 -11.47102 -3.92898 -4.619 9 .001

Pair 5

TGKNPR - TGKNPO

-7.00000 3.52767 1.11555 -9.52354 -4.47646 -6.275 9 .000

Pair 6

TGKRPR - TGKRPO

-5.40000 3.77712 1.19443 -8.10199 -2.69801 -4.521 9 .001

Pair 7

MNKNPR - MNKNPO

-9.10000 4.30633 1.36178 -12.18056 -6.01944 -6.682 9 .000

Pair 8

MNKRPR - MNKRPO

-4.60000 2.17051 .68638 -6.15269 -3.04731 -6.702 9 .000

Pair 9

KLKNPR - KLKNPO

-7.00000 4.92161 1.55635 -10.52071 -3.47929 -4.498 9 .001

Pair 10

KLKRPR - KLKRPO

-3.80000 1.03280 .32660 -4.53882 -3.06118


(1)

Gambar : Sampel Diberi Intervensi Massage


(2)

Lampiran 9

Massage Mandiri

Stretch the fingers by either interlocking them or holding your fingers as one u and pull them downwards gently with the other hand.

nit

Take each finger with the opposite hand and squeeze and "coin-rub" the finger to increase. This technique is excellent to reduce swelling from overuse and repetitive use. The pressure you apply also eases the tension that accumulates after a day of actively using your hands, whether it is stitching, gardening, playing golf or tennis or any activity that required constant hand use.

Take your thumb and index finger and squeeze the 'web' part between thumb and index finger of opposite hand. This 'web' area is called the "hoku point" and is an acupressure point for relieving pain in your hand, arm, shoulder and neck. Repeat this technique between each finger on one hand and then do the other hand. Re-apply jojoba or massage oil as needed to keep skin lubricated to ensure an easy and non-friction massage.

This technique is particularly helpful to relieve tense fingers due to embroidery, crafts or any activity that involve a lot of small motor hand movement.

Squeeze the web between each finger.


(3)

As you complete this technique on both hands, you will begin to feel more relaxed. Remember to take deep breaths as you massage your hands. Breathing deeply helps to bring new air into your lungs and throughout your body as you exhale 'stale' air. Deep inhalation and exhalation is essential for any massage to provide maximum benefits.

Rest your hand on a firm yet cushioned table or bed. Take your fist and press it into the palm of your opposite hand. Apply firm pressure. This technique hits all of the reflexology points in your hand that promote relaxation and enhance circulation. Hold for a count of 10.

Begin by resting your hand on a cushioned yet firm table or bed. Place your thumb into the palm of your opposite hand and starting from the base of your hand, draw a line towards each finger, one at a time, until the entire palm is covered.

A lot of hand discomfort is caused by poor circulation and repetitive motions t leave the hands feeling stiff and sore. Apply Arnica ointment or Rheu balm if you should have pair or suffer from stiff joints.

hat malgia

If your thumb is too weak to press firmly into your palm, use a pencil eraser to press on the same acupressure points mentioned above. You can safely press on the web between each finger and then press points on your palm. Hold each movement for approximately 5-7 seconds. You do not need to press too firmly & do not hurt yourself.


(4)

Turn your hand over and use the pencil eraser to firmly press on the area at the base of the palm. Hold for 10 seconds.

Put pencil down and press your thumb into the "pad at the base of the thumb" on palm side. Hold for 10 seconds...and remember to breath deeply (smile).

Press down firmly on palm side below the thumb. Hold for 10 seconds.

Find the sore points on your palm and press firmly into them. Hold for 10 seconds.

To relieve tension and stress in hands, extend the fingers with the opposite hand. Excellent to relieve stiffness and tiredness in hands. Reapply jojoba or massage oil to hand as needed for easy and smooth movements over hand.

Now flex your fingers forward using your other hand. As you can see, when you massage one hand, you have engaged the other hand, so really you are h both hands at the same time. This and all of these movements will improve


(5)

Move each finger in the direction that your hands tell you. NEVER force your hands or fingers to move in the direction that causes pain. If you have pain in your hands, apply either the Arnica ointment or Rheumalgia balm at least 15-20 minutes before you begin to massage your hands. If pain continues to persist consult with your health care practitioner.

Measure three (3) fingers up from wrist crease.

Place your thumb on the inner 'gate' and middle finger on outer 'gate' and press gently. This technique is very good for wrist pain and carpal tunnel. Hold for a few minutes or until pain decreases.

Squeeze outer forearm and move downward, squeezing on different areas as you move your fingers. When you touch a tender area, decide if you want to u Arnica ointment or Rheumalgia balm to relieve pain and/or swelling. The massage will increase circulation & relax tendons and create a general sense o well-being.

se f


(6)

If desired, use your fist with long smooth strokes on your inner and outer arm. Excellent to stimulate circulation, ease tension and relieve pain in the forearms.

Press between the radius and the ulna...the two bones of your forearm.

For those who suffer from "tennis elbow" or use the computer 'mouse' for long extended periods of time, simply press on the 'crooked pond' point which is the outer end of the elbow crease. Press firmly...as this can relieve tense muscles and soreness from overuse.

For those who suffer from "golfer's elbow", press firmly on the inner medial end of the elbow crease.

This technique can relieve some of the pain and discomfort. Start gently and increase the pressure to suit your comfort level.

As with 'tennis elbow', many people suffer from 'golfer's elbow'. The primary difference between the two is the location of the pain and the activity that leads to injury. However, both conditions are caused by overuse of the muscles of the forearm leading to inflammation and pain around the elbow joint. While these massage techniques together with the natural remedies and the Healthy Hand Mitt accelerate healing, you should contact your health care practitioner. Tennis elbow and golfer's elbow are forms of tendonitis. Tendons are the ends of muscles that attach to the bone. People with golfer's elbow have inflammation of the tendons near the elbow joint.


Dokumen yang terkait

Pertemuan Penyusunan Rencana Kerja Tahun 2007 Puskom Publik - [PAPER - RESENTASI]

0 3 10

PENGARUH MASSAGE DAN HOT BATH TERHADAP PENURUNAN KELELAHAN PADA PEMAIN FUTSAL Pengaruh Massage Dan Hot Bath Terhadap Penurunan Kelelahan Pada Pemain Futsal.

1 4 13

PENGARUH MASSAGE DAN HOT BATH TERHADAP PENURUNAN KELELAHAN PADA PEMAIN FUTSAL Pengaruh Massage Dan Hot Bath Terhadap Penurunan Kelelahan Pada Pemain Futsal.

0 3 14

PENDAHULUAN Pengaruh Massage Dan Hot Bath Terhadap Penurunan Kelelahan Pada Pemain Futsal.

0 2 4

PENGARUH MASSAGE DAN CONTRASBATH TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA Pengaruh Massage Dan Contrasbath Terhadap Pemulihan Kelelahan Pada Anak Setelah Olahraga.

0 1 20

PENGARUH MASSAGE DAN CONTRASBATH TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA Pengaruh Massage Dan Contrasbath Terhadap Pemulihan Kelelahan Pada Anak Setelah Olahraga.

0 2 15

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE DAN COOLING DOWN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KELELAHAN PADA ATLET OLAHRAGA Pengaruh pemberian massage dan cooling down terhadap penurunan tingkat kelelahan pada atlet olahraga sepak bola di sekolah sepak bola angkasa surakarta.

0 1 17

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE DAN COOLING DOWN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KELELAHAN PADA ATLET OLAHRAGA Pengaruh pemberian massage dan cooling down terhadap penurunan tingkat kelelahan pada atlet olahraga sepak bola di sekolah sepak bola angkasa surakarta.

0 1 14

PENGARUH MUSIK TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENURUNAN TINGKAT KELELAHAN OPERATOR MESIN BORDIR.

1 2 5

EFEKTIFITAS TERAPI MASSAGE DENGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA LANSIA

0 0 8