Tujuan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Kerangka teori merupakan susunan dari beberapa anggapan, pendapat, cara, aturan, asas, keterangan sebagai satu kesatuan yang logis untuk menjadi landasan,
acuan, dan pedoman untuk mencapai tujuan dalam penelitian atau penulisan.
6
Kata teoritis adalah bentuk adjective dari kata “teori”. Teori adalah anggapan
yang teruji kebenarannya, atau pendapatcaraaturan untuk melakukan sesuatu, atau asahukum umum yang menjadi dasar ilmu pengetahuan, atau keterangan
mengenai suatu peristiwakejadian.
Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu Negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk:
7
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang
dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.
Unsur – Unsur yang mengakibatkan dapat dipidananya seorang terdakwa adalah :
8
a. Melakukan perbuatan pidana
b. Mampu bertanggungjawab
c. Dengan kesengajaankealpaan dan
d. Tidak adanya alasan pemaaf
6
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya, Bandung,2004, hlm. 73.
7
Moeljatno, 1987, Kejahatan-Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum, PT. Bina Aksara, Bandung, 1987, hlm. 1.
8
Roeslan Saleh, 1982, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana, Angkasa, Jakarta, 1982, hlm. 84.
Orang yang melakukan Perbuatan Pidana akan mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut dengan pidana apabila ia mempunyai kesalahan. Seseorang
mempunyai kesalahan apabila pada waktu melakukan perbuatan, dilihat dari segi masyarakat menunjukkan pandangan yang normatif mengenai kesalahan yang
telah dilakukan oleh orang tersebut.
Pertanggungjawaban adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang telah dilakukan, yaitu perbuatan yang tercela oleh masyarakat dan
itu dipertanggungjawabakan oleh si pembuatnya dengan kata lain kesadaran jiwa orang yang dapat menilai, menentukan kehendaknya, tentang perbuatan tindak
pidana yang dilakukan berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum tetap. Moeljatno menyatakan bahwa pertanggungjawaban pidana tidak cukup dengan
dilakukan perbuatan pidana saja, akan tetapi disamping itu harus ada kesalahan atau sikap batin yang dapat dicela, dan mengacu pada hukum yang tidak tertulis
yaitu tidak dipidana jika tidak ada kesalahan green straf zonder schuld, ohne schuld keine strafe.
9
Pertanggungjawaban pidana atas kesalahan dalam arti luas mempunyai 3 tiga bidang antara lain
10
: a.
Kemampuan bertanggungjawab orang yang melakukan perbuatan b.
Hubungan batin sikap psikis orang yang melakukan perbuatan dengan perbuatannya :
1. Perbuatan yang ada kesengajaan atau
9
Pipin Syarifin, Hukum Pidana di Indonesia, Pustaka Setia, Bandung,2000, hlm. 73.
10
Soedarto, Hukum Pidana Jilid I,. Badan Penyediaan Bahan Kuliah Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang,1975, hlm. 91.