2
X = N-gain rata-rata kelas kontrol s
2
= Varians n
1
= Jumlah siswa kelas eksperimen n
2
= Jumlah siswa kelas kontrol
2 1
s = Varians kelas eksperimen
2 2
s = Varians kelas kontrol Dengan kriteria pengujian: terima H
jika t t
1-α
dengan derajat kebebasan dk = n
1
+ n
2
– 2 dan tolak H untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α =
5 peluang 1- α .
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam pene-
litian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1.
Model pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan keteram- pilan prediksi dan inferensi pada materi pokok larutan elektrolit dan non-
elektrolit serta redoks. 2.
Model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan keterampilan prediksi dan inferensi pada materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit
serta redoks dikarenakan pada setiap tahap pembelajarannya dapat melatih keterampilan prediksi dan inferensi terutama pada tahap merumuskan hipo-
tesis, siswa dilatih untuk dapat merumuskan hipotesis dengan meramalkan berdasarkan polapola hasil pengamatan serta mengemukakan apa yang
mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan pengetahuan awal yang mereka miliki, dan pada tahap menarik kesimpulan, siswa dilatih
untuk dapat menyimpulkan menginferensi suatu konsep berdasarkan data atau fakta yang ada.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
1. Model pembelajaran problem solving sebaiknya diterapkan dalam pem-
belajaran kimia, terutama pada materi pokok larutan elektrolit dan non- elektrolit serta redoks karena telah terbukti efektif dalam meningkatkan kete-
rampilan prediksi dan inferensi siswa. 2.
Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian hendaknya lebih memperhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran lebih maksimal dan dapat menyediakan berbagai sumber belajar bagi siswa agar dapat mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk
memecahkan masalah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara.
Jakarta. Basori, H. 2011. Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving pada
Pembelajaran Konsep Cahaya untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Volum 5 Nomor 3. UPI.
Bandung.
Budiningsih, A. C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Dahar, R.W. 1989. Teori-teori belajar. Erlangga. Jakarta.
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian
Kurikulum 2004 . Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Diawati, C. 2010. Pembelajaran Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Laju Reaksi.
Laporan Penelitian . Unila. Bandar Lampung.
Dimyati dan Moedjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Djamarah dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pelajar Tentang Struktur Atom
Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. UPI. Bandung. Fitriani, D. 2009. Penerapan Model Siklus Belajar Empiris-Induktif SBEI
Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelompokkan Laju Reaksi PTK Pada siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 1
Bandar Lampung TP 2009-2010. Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung.
Hake, R. R. 1999. Analyzing Change Gain Scores. [online]. Tersedia : http:lists.asu.educgi-binwa?A2=ind9903L=area-dP=R6855.
Diakses pukul 04.05 pm tanggal 23 Februari 2012.
Hidayati, M. 2006. Model Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kalor dan Perpindahannya pada Siswa MTsN 1 Tanjung Karang. Skripsi.
FKIP Unila. Bandar Lampung.