menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika skor r alpha r tabel, maka dinyatakan reliabel dan jika skor r alpha r tabel, maka
dinyatakan tidak reliabel Riduwan, 2005. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan sebanyak 15 orang, pada
wilayah kerja Puskesmas Jangka Kabupaten Bireuen. Hasil analisis reliabilitas dengan Cronbach Alpha diperoleh nilai 0,534.
3.5 Metode Pengukuran
3.5.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas independent variabel dan variabel terikat dependent variabel. Variabel bebas meliputi umur, kebersihan,
budaya, dan dukungan keluarga, sedangkan variabel terikat adalah penyembuhan luka perineum.
3.5.2 Definisi Operasional
1. Data Responden Data identitas responden yang digunakan pada penelitian ini adalah nama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal melahirkan, dan jenis robekan jalan lahir. 2. Umur
Umur adalah lama waktu hidup ibu yang diukur dari tahun kelahiran. Umur diberikan 1 pertanyaan, dengan skala ukur ordinal. Kategori hasil ukur untuk
variabel umur yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Dewasa dini; jika umur 20-35 tahun
b. Dewasa madya; jika 36 - 45 tahun
3. Kebersihan Kebersihan adalah upaya membersihkan seluruh tubuh dan bagian-bagian tubuh
supaya tidak terdapat kotoran yang mengganggu penyembuhan luka dan kenyamanan. Dalam kuesioner untuk kebersihan diberikan 8 pertanyaan dengan
alternatif jawaban “ada” skor 2 dan “tidak” skor 1. Pada soal ke 5 dan 6 merupakan bentuk soal negatif, dengan alternatif jawaban “ada” skor 1 dan
“tidak” skor 2. Skala ukur ordinal, dengan kategori hasil ukur untuk variabel kebersihan yaitu:
a. Baik; jika responden memperoleh skor 12-16
b. Kurang baik; jika responden memperoleh skor 8-11
4. Budaya Budaya adalah suatu kebiasaan keluarga yang mempengaruhi perilaku seseorang
seperti tarak pantang sudah turun temurun dari nenek moyang. Dalam kuesioner untuk budaya diberikan 4 pertanyaan dengan alternatif jawaban “ya”
skor 2 dan “tidak” skor 1. Pada soal ke 3 merupakan bentuk soal negatif, dengan alternatif jawaban “ya” skor 1 dan “tidak” skor 2. Skala ukur ordinal,
dengan kategori hasil ukur budaya yaitu: a.
Baik; jika responden memperoleh skor 6 - 8 b.
Kurang baik; jika responden memperoleh skor 4 – 5
Universitas Sumatera Utara
5. Dukungan Keluarga Dukungan keluarga yaitu upaya keluarga suami, orangtua, saudara dan lain-
lain untuk membantu atau memenuhi kebutuhan ibu nifas. Dalam kuesioner untuk dukungan keluarga diberikan 3 pertanyaan dengan alternatif jawaban “ya”
skor 2 dan “tidak” skor 1, dengan skala ukur ordinal. Kategori hasil ukur dukungan keluarga yaitu:
a. Baik; jika responden memperoleh skor 5 - 6
b. Kurang baik; jika responden memperoleh skor 3 - 4
6. Penyembuhan Luka Perineum Penyembuhan luka perineum adalahmulaimembaiknya luka perineum dengan
terbentuknya jaringan baru yangmenutupi luka perineum dalam jangka waktu 10- 14 hari pasca persalinan. Pada variabel penyembuhan luka perineum ada 2
pernyataan dan peneliti didampingi oleh bidan melihat dan menilai penyembuhan luka perineum, dengan skala ukur ordinal. Kategori hasil ukur penyembuhan
luka adalah sebagai berikut : a. Baik ; jika penyembuhan luka 10-14 hari intensi primer, dengan tanda luka
tertutup dan kering. b. Kurang baik ; jika penyembuhan luka lebih dari 14 hari intensi sekunder,
dengan tanda luka terbuka dan belum kering.
3.6Metode Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Editing, yaitu penyuntingan data dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya
Universitas Sumatera Utara
kuesioner yang belum terisi, 2. Coding, yaitu untuk memudahkan proses entri data tiap jawaban diberi kode dan skor, 3. Entry, setelah diberi kode data dimasukkan ke
computer, 4. Cleaning, sebelum dilakukan analisa data, maka dilakukan pengecekan dan perbaikan. Kemudian data dianalisis secara :
a. Analisis Univariat yaitu analisa dilakukan untuk mendapatkan gambarantentang masing-masing variabel independen dan dependen dalam
bentukdistribusi frekuensi. b. Analisis Bivariat yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan variabel
independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan menggunakan derajat kepercayaan 95 α0,05. Hipotesis diterima
bila p 0,05 dan hipotesis ditolak bila p0.05. c. Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel
independen terhadap variabel dependen dilakukan uji multiple regresi logistik berganda pada taraf kesalahan 5.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Geografis dan Demografis Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen merupakan salah satu dari 23 KabupatenKotayang ada dalam wilayah Provinsi Aceh yang berada pada garis 5,2° - 5,8° lintang utara dan
98,0°- 95,8° bujur timur.Kabupaten Bireuen memiliki luas wilayah 1.901,21 km² 190.122 Ha, terdiri dari 17 Kecamatan. 69 Pemukiman, dan 609 Kampung.
Secara geografis Kabupaten Bireuen terletak pada garis 4°-54,18° Lintang Utara, dan 96,20°-97,21° Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah: sebelah utara
berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Bener Meriah, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara, dan sebelah barat dengan
Kabupaten Pidie Jaya. Topografi Kabupaten Bireuen terdiri dari pantaidaratan rendah di sebelah Utara dan daerah pegunungan disebelah Selatan.
Tabel 4.1. Distribusi Kecamatan di Wilayah Kabupaten Bireuen Tahun2012
No Kecamatan
Luas Wilayah
km
2
Jumlah Desa
Jumlah Penduduk
1 2
3 4
5 6
Samalanga Simpang Mamplam
Pandrah Jeunieb
Plimbang Peudada
156,22 218,49
89,33 114,52
64,15 391,33
46 41
19 43
22 52
26.791 27.635
8.650 25.570
11.800 27.416
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Lanjutan
No Kecamatan
Luas Wilayah
km
2
Jumlah Desa
Jumlah Penduduk
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 Jeumpa
Kota Juang Juli
Kuala Peusangan
Peusangan Siblah Krueng Peusangan Selatan
Jangka Kuta Blang
Makmur Gandapura
69,42 31,56
212,08 23,72
122,48 76,62
106,33 81,18
41,1 66,53
36,15 42
23 17
20 69
21 21
46 41
27 40
35.397 54.073
14.246 18.629
52.945 11.966
15.073 29.139
22.476 15.644
23.562
1.901,2 609
439.169 Jumlah Pasangan Usia Subur PUS di Kabupaten Bireuen pada tahun 2012
sebanyak 60.439. Adapun wilayah penelitian ini adalah Puskesmas Jeumpa, Puskesmas Gandapura, dan Puskesmas Kutablang.
4.1.2. Gambaran dan Geografis Puskesmas Jeumpa
Puskesmas Jeumpa merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Bireuen dalam wilayah Provinsi Aceh. Puskesmas Jeumpa mempunyai luas wilayah
kerja 69.420 km
2
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka . Batas-batas dari wilayah kerja Puskesmas Jeumpa adalah sebagai
berikut :
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Peudada 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Juli
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Juang
Universitas Sumatera Utara
Wilayah kerja Puskesmas Jeumpa dalam Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen mempunyai 5 mukim, 42 desa dengan jumlah penduduk 32.593 Jiwa. Luas
Puskesmas Jeumpa sekitar 3700 m², terdapat beberapa ruangan yaitu ruang Dokter, ruang Tata UsahaAdministrasi, ruang KIA, poli Umum, poli Gigi, Apotik, ruang
Kartu, ruang Bersalin, ruang KB, ruang PKRR, ruang Lansia, UGD, dan ruang Rawatan.
Tenaga kesehatan di Puskesmas Jeumpa terdiri dari dokter umum sebanyak 2 orang, bidan D-IV sebanyak 3 orang, SKM sebanyak 2 orang, perawat
D-IV sebanyak 6 orang, bidan D-3 sebanyak 8 orang, perawat gigi sebanyak 2 orang, dan juga tenaga bidan D-3 berkedudukan di 42 desa sebagai bidan desa bides
sebanyak 42 orang. Bides setiap hari Senin dan Sabtu berkumpul di Puskesmas Jeumpa untuk laporan ke bidan Koordinator. Puskesmas melakukan kegiatan
Posyandu setiap bulan di minggu kedua dan ketiga.
4.1.3. Gambaran dan Geografis Puskesmas Kuta Blang
Puskesmas Kuta Blang merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Bireuen dalam Provinsi Aceh. Puskesmas Kuta Blang mempunyai luas
wilayah kerja 41,1 km
2
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jangka . Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kuta Blang
sebagai berikut :
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Peusangan 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Peusangan Siblah Krueng
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gandapura
Universitas Sumatera Utara
Wilayah kerja Puskesmas Kuta Blang dalam Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen mempunyai 5 mukim, 41 desa dengan jumlah penduduk 22.476
Jiwa. Luas Puskesmas Kuta Blang sekitar 3000 m², terdapat beberapa ruangan yaitu ruang Dokter, ruang Tata UsahaAdministrasi, ruang KIA, ruang KB, poli Umum,
poli Gigi, Apotik, ruang Kartu, ruang Bersalin, ruang PKRR, dan ruang Lansia. Tenaga kesehatan di Puskesmas Kuta Blang terdiri dari dokter umum
sebanyak 2 orang, bidan D-IV sebanyak 1 orang, SKM sebanyak 2 orang, perawat D-3 sebanyak 4, bidan D-3 sebanyak 8 orang, perawat gigi sebanyak 2 orang, dan
juga tenaga bidan D-3 berkedudukan di 41 desa sebagai bidan desa bides sebanyak 41 orang. Bides setiap hari Senin dan Jum’at berkumpul di Puskesmas Kuta Blang
untuk laporan ke bidan Koordinator. Puskesmas melakukan kegiatan Posyandu setiap bulan di minggu kedua dan ketiga.
4.1.4. Gambaran dan Geografis Puskesmas Gandapura
Puskesmas Gandapura merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Bireuen dalam Provinsi Aceh. Puskesmas Gandapura mempunyai luas
wilayah kerja 36,15 km
2
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka . Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Gandapura
sebagai berikut :
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kuta Blang 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Makmur
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara.
Universitas Sumatera Utara
Wilayah kerjaPuskesmas Gandapuradalam Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen mempunyai 4 mukim, 40 desa dengan jumlah penduduk23.562 jiwa. Luas
Puskesmas Gandapura sekitar 3600 m², terdapat beberapa ruangan yaitu ruang Dokter, ruang Tata UsahaAdministrasi, ruang KIA, poli Umum, poli Gigi, Apotik,
ruang Kartu, ruang Bersalin, ruang PKRR, ruang Lansia, UGD, ruang KB, dan ruang Rawatan.
Tenaga kesehatan di Puskesmas Gandapura terdiri dari dokter umum sebanyak 2 orang dan spesialis kebidanan sebanyak 1 orang, bidan D-IV sebanyak 4
orang, SKM sebanyak 2 orang, perawat D-IV sebanyak 2 orang, bidan D-3 sebanyak 10 orang, perawat D-3 sebanyak 6 orang, perawat gigi sebanyak 3 orang, dan juga
tenaga bidan D-3 berkedudukan di 40 desa sebagai bidan desa bides sebanyak 40 orang. Bides setiap hari Selasa dan Sabtu berkumpul di Puskesmas Gandapura untuk
laporan ke bidan Koordinator. Puskesmas melakukan kegiatan Posyandu setiap bulan di minggu kedua dan ketiga.
4.2.Identitas Responden
Dari hasil penelitian selama 18 hari di ke 3 wilayah kerja Puskesmas, yaitu Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang diperoleh data sebagai berikut; di wilayah
Puskesmas Jeumpa jumlah ibu pasca persalinan normal 10-14 hari berjumlah 19 orang luka perineum dengan robekan spontan 14 orang dan episiotomi 5 oramg , di
wilayah Puskesmas Gandapura jumlah ibu pasca persalinan normal 10-14 hari berjumlah 12 orang luka perineum dengan robekan spontan 8 orang dan episiotomi
Universitas Sumatera Utara
4 orang, dan di wilayah Puskesmas Kuta Blang jumlah ibu pasca persalinan normal 10-14 hari berjumlah 13 orang luka perineum dengan robekan spontan 8 orang dan
episiotomi 5 oramg . Bila ada yang belum sembuh di hari kunjungan, maka peneliti mengunjungi kembali di hari ke 14 bersama dengan bidan penolong untuk
mengetahui apakah luka sudah kering di hari ke 14. Adapun pertimbangan peneliti datang di hari ke 14, karena sesuai teori dan kategori yang diukur batasan
penyembuhan baik adalah hari ke 14. Di wilayah Puskesmas Jeumpa jumlah ibu nifas hari ke 10 sebanyak 6 orang
robekan spontan 4 orang dan episiotomi 2 orang dan ada luka belum sembuh 4 orang 2 robekan spontan dan 2 episiotomi , nifas hari ke 11 sebanyak 5 orang 4
robekan spontan dan 1 episiotomi dan ada luka belum sembuh 2 orang 1 spontan dan 1 episiotomi, nifas hari ke 13 sebanyak 3 orang 2 robekan spontan dan
1 episiotomi dan ada luka belum sembuh 2 orang terbuka benang jahitan 1 orang dan ada 1 orang luka terinfeksi karena diberikan obat tradisional, nifas hari ke 14
sebanyak 6 orang 4 robekan spontan dan 1 episiotomi dan ada luka belum sembuh 2 orang 1 robekan spontan dan 1 episiotomi.
Ibu-ibu nifas yang di hari ke 10 dan 11 luka belum sembuh, peneliti mengunjungi kembali di hari ke 14 bersama dengan bidan penolong untuk
mengetahui apakah luka sudah kering dan tertutup sembuh, sedangkan ibu nifas yang dikunjungi hari ke 13 belum sembuh karena luka terbuka jahitan dan ada sedikit
pus tidak dikunjungi lagi. Ibu nifas yang belum sembuh pada kunjungan ke 1 hari 10, 11, 13, dan 14 di wilayah Puskesmas Jeumpa berjumlah 10 orang terdiri
Universitas Sumatera Utara
dari jenis robekan spontan 5 orang dan episiotomi 5 orang. Pada kunjungan ke 2 di hari ke 14 ibu nifas hari ke 10 dan 11 , terdapat ibu nifas sudah sembuh 4 orang
terdiri dari robekan spontan 2 orang dan episiotomi 2 orang. Kemudian yang belum sembuh sebanyak 6 orang terdiri dari robekan spontan 3 orang dan episiotomi 3
orang. Di wilayah Puskesmas Gandapura jumlah ibu nifas hari ke 10 sebanyak 4
orang robekan spontan 3 orang dan episiotomi 1 orang dan ada luka belum sembuh 1 orang robekan spontan , nifas hari ke 12 sebanyak 2 orang robekan spontan 1
orang dan episiotomi 1 orang dan keduanya luka belum sembuh, nifas hari ke 13 sebanyak 4 orang robekan spontan 3 orang dan 1 orang episiotomi dan ada luka
belum sembuh 2 orang 1 orang luka dengan episiotomi terlepas benang jahitan di hari ke 2, 1 orang robekan spontan derajat 1 tidak di jahit, dan diluka keduanya
terdapat sedikit pus , nifas hari ke 14 sebanyak 2 orang robekan spontan 1 orang dan episiotomi 1 orang, keduanya belum sembuh dan terdapat sedikit pus di tempat
tusukan jarum heating. Ibu-ibu nifas yang luka perineum di hari ke 10 dan 12 belum sembuh, peneliti
mengunjungi kembali di hari ke 14 bersama dengan bidan penolong untuk mengetahui apakah luka sudah kering dan tertutup sembuh, sedangkan ibu nifas di
hari ke 13 belum sembuh tidak di kunjungi lagi karena dilihat dari kondisi luka kemungkinan luka tersebut belum sembuh di esok hari. Ibu nifas yang belum sembuh
pada kunjugan ke 1 hari 10, 12, 13, dan 14 di wilayah Puskesmas Gandapura berjumlah 7 orang terdiri dari robekan spontan 4 orang dan episiotomi 3 orang. Pada
Universitas Sumatera Utara
kunjungan ke 2 di hari ke 14, terdapat 2 orang ibu nifas sudah sembuh yaitu ibu nifas robekan spontan 1 orang dan episiotomi 1 orang. Kemudian yang belum sembuh 5
orang terdiri dari robekan spontan 3 orang dan episiotomi 2 orang. Di wilayah Puskesmas Kuta Blang jumlah ibu nifas hari ke 10 sebanyak
4 orang robekan spontan 3 orang dan episiotomi 1 orang dan ada luka belum sembuh 2 orang robekan spontan 1 orang dan episiotomi 1 orang , nifas hari ke 11
sebanyak 6 orang robekan spontan 3 orang dan episiotomi 3 orang dan ada luka belum sembuh 4 orang robekan spontan 2 orang dan episiotomi 2 orang , nifas hari
ke 13 sebanyak 3 orang robekan spontan 2 orang dan episiotomi 1 orang dan ada luka robekan spontan belum sembuh 1 orang karena diberikan obat tradisional.
Ibu-ibu nifas yang luka perineum di hari ke 10 dan 11 belum sembuh, peneliti mengunjungi kembali di hari ke 14 bersama dengan bidan penolong untuk
mengetahui apakah luka sudah kering di hari ke 14, dan ternyata ada luka karena robekan spontan dan episiotomi belum juga sembuh di hari ke 14, sedangkan ibu
nifas di hari ke 13 belum sembuh tidak di kunjungi lagi karena dilihat dari kondisi luka kemungkinan luka tersebut belum sembuh di esok hari. Ibu nifas yang belum
sembuh pada kunjugan ke 1 hari 10, 11, dan 13 di wilayah Puskesmas Gandapura berjumlah 7 orang terdiri dari robekan spontan 4 orang dan episiotomi 3 orang. Pada
kunjungan ke 2 di hari ke 14, terdapat 2 orang ibu nifas sudah sembuh yaitu ibu nifas robekan spontan 1 orang dan episiotomi 1 orang. Kemudian yang belum sembuh 5
orang terdiri dari robekan spontan 3 orang dan episiotomi 2 orang.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan responden mayoritas menengah SMA sederajat sebesar 68,2,responden mayoritas tidak bekerja sebesar
88,6 dan responden mayoritas jenis robekan spontan sebesar68,2. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.2, seperti berikut ini :
Tabel 4.2. Identitas Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No Identitas Responden
n Pendidikan
1. Tinggi
4 9,1
2. Menengah
30 68,2
3. Dasar
10 22,7
Jumlah 44
100,0 Pekerjaan
1. Bekerja
5 11,4
2. Tidak Bekerja
39 88,6
Jumlah 44
100,0 Jenis Robekan
1. Episiotomi
14 31,8
2. Spontan
30 68,2
Jumlah 44
100,0
4.3. Umur
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa responden yang berumur 20-35 tahun sebesar56,8 dan yang berumur 36 - 45 tahun sebesar43,2. Frekuensi umur
ibu pasca persalinan normal dapat dilihat pada tabel 4.3, seperti berikut ini :
Tabel 4.3. Umur Ibu Pasca Persalinan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No Umur
n 1
20 - 35 tahun 25
56,8
2 36 - 45 tahun
19 43,2
Jumlah 44
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.4.Kebersihan
Hasil wawancara dengan ibu nifas tentang kebersihan berpedoman kuesioner diperoleh jawaban bahwa 77,3 responden mencuci luka daerah kemaluan setelah
buang air besar dan buang air kecil dengan memakai air dan sabun. Jawaban tentang kebersihan responden bervariasi, terlihat dari tabel 4.4, seperti berikut ini:
Tabel 4.4. Jawaban Ibu tentang KebersihanIbu dengan Luka Perineum Pasca Persalinan Normal di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa, Gandapura,
dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No. Kebersihan
Ya Tidak
Total n
n
1. Adakah ibu mandi sehari 2 kali atau lebih
selama luka belum kering dalam masa nifas
28 63,6
16 36,4
100,0
2. Apakah ibu mengganti duk atau kain
pembalut 3-4 kali dalam sehari,selama masa nifas 7 hari
13 29,5
31 70,5
100,0
3. Untuk mencuci luka daerah kemaluan
sampai ke anus setelah buang air besar dan buang air kecil, apakah ibu memakai air
dan sabun 34
77,3 10
22,7 100,0
4. Setelah buang air besar dan buang air
kecil, apakah ibu membersihkan kotorancebok dari arah depan ke belakang
30 68,2
14 31,8
100,0
5. Untuk mengeringkan luka setelah mandi
atau cebok, apakah ibu memakai kain keringhanduk yang sudah dipakai
28 63,6
16 36,4
100,0
6. Untuk pengobatan luka perineum di
kemaluan, apakah ibu ada memakai obat tradisional
18 40,9
26 59,1
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Lanjutan No.
Kebersihan Ya
Tidak Total
n n
7. Apakah ibu ada membersihkan terlebih
dahulu luka dengan air dan sabun, lalu dibilas bersih dengan air sebelum mandi
33 75,0
11 25,0
100,0
8. Untuk pengobatan luka perineum, apakah
ibu ada memakai obat betadine atau sejenisnya yang dianjurkan oleh tenaga
kesehatan 25
56,8 19
43,2 100,0
Berdasarkan Tabel 4.5, menunjukkan bahwa responden dengan kebersihan baik pada masa nifas sebesar 72,7, dan yang kurang baik sebesar 27,3.Untuk
lengkapnya hasil tentang kebersihan ibu pasca persalinan normal dapat dilihat pada
tabel 4.5, seperti berikut ini : Tabel 4.5.Kebersihan Ibu Pasca Persalinan Normal di wilayah Puskesmas
Jeumpa, Gandapura, dan Kutablang Kabupaten Bireuen No.
Kebersihan n
1 Baik
32 72,7
2 Kurang baik
12 27,3
Total 44
100,0 4.5. Budaya
Hasil penelitian jawaban responden tentang budaya dalam masa nifas adalah 59,1 responden tidak melakukan pantangan makanan tertentu selama dalam masa
nifas.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6, seperti berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel4.6. Jawaban Responden tentang Budaya Ibu dengan Luka perineum Pasca Persalinan Normal di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa,
Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No Budaya
Ya Tidak
Total n
n
1 Apakah keluarga memberikan
makanan khusus untuk penyembuhan luka yang disiapkan oleh keluarga
secara turun-temurun selama nifas 23 52,3 21
47,7 100,0
2 Apakah orangtuakeluarga menyuruh
ibu untuk minum ramuan rebusan rempah atau jamu selama masa nifas
19 43,2 25 50,0 100,0
3 Apakah ibu melakukan pantangan
makanan tertentu selama ibu dalam masa nifas
18 40,9 26 59,1 100,0
4 Apakah orangtuakeluarga menyuruh
ibu untuk meletakkan batu panas di perut dan duduk di atas batu panas
23 52,3 21
47,7 100,0
Berdasarkan Tabel 4.7, menunjukkan bahwa responden yang memiliki budaya
baik pada masa penyembuhan luka perineum sebesar 72,7, dan yang kurang baik sebesar 27,3.Untuk lebih jelastentang budaya dapat dilihat pada tabel 4.7, seperti
berikut ini:
Tabel 4.7. BudayaIbu Pasca Persalinan Normal di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No. Budaya
n
1 Baik
32 72,7
2 Kurang baik
12 27,3
Total 44
100,0 4.6. Dukungan Keluarga
Hasil wawancara berpedoman kuesioner didapatkan bahwa 81,8 responden menyatakan suamikeluarga menyediakan keperluan ibu untuk perawatan luka,
Universitas Sumatera Utara
seperti obat-obatan, kapas, perban. Untuk lebih jelas dapat terlihat pada tabel 4.8, seperti berikut ini:
Tabel 4.8. Jawaban Responden tentang Dukungan Keluarga Ibu dengan Luka Perineum Pasca Persalinan Normal di wilayah Puskesmas Jeumpa,
Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No Dukungan Keluarga
Ya Tidak
Total n
n
1 Apakah suamikeluarga mengajarkan
dan memberi informasi-informasi yang bermanfaat untuk pemulihan luka pada
kemaluan ibu dalam masa nifas. 26
59,1 18 40,9 100,0
2 Apakah suamikeluarga ikut membantu
perkerjaan rumah selama ibu dalam masa nifas.
35 79,5
9 20,5 100,0
3 Apakah suamikeluarga menyediakan
keperluan ibu untuk perawatan luka, seperti obat-obatan betadin, perban.
36 81,8
8 18,2 100,0
Berdasarkan Tabel 4.9, menunjukkan bahwa dari responden yang berjumlah 44 orang, memiliki dukungan keluarga baik sebesar75,0, dan yang memiliki
dukungan keluarga kurang baik sebesar25,0.Frekuensi dukungan keluarga terdapat pada tabel 4.9, seperti berikut ini :
Tabel4.9. Dukungan KeluargaIbu Pasca Persalinan Normal di wilayah kerjaPuskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten
Bireuen
No. Dukungan Keluarga
n
1 Baik
33 75,0
2 Kurang baik
11 25,0
Total 44
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.7.Penyembuhan Luka Perineum
Berdasarkan Tabel 4.10, menunjukkan bahwa dari responden yang berjumlah 44 orang mengalami penyembuhan luka baik sebesar 63,6, dan kurang baik
sebesar36,4.Penyembuhan luka perineum dapat dilihat padatabel 4.10, seperti berikut ini:
Tabel 4.10. Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Pasca Persalinan Normal di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang
Kabupaten Bireuen
No. Penyembuhan Luka Perineum
n
1 Baik
28 63,3
2 Kurang baik
16 36,4
Total 44
100,0 4.8. Analisis Bivariat
4.8.1.Pengaruh Jenis Robekan terhadap Penyembuhan Luka Perineum
Berdasarkan Tabel 4.11, menunjukkan bahwa dari responden yang berjumlah 30 orang dengan jenis robekan spontan mengalami penyembuhan luka baik sebesar
73,3, dan dibandingkan dengan jenis robekan episiotomi yang berjumlah 14 orang mengalami penyembuhan baik sebesar 42,9. Hasil uji chi-square diperoleh nilai
p=0.050 sama dengan nilai α=0,050, berarti ada pengaruh antara jenis robekan
dengan penyembuhan luka perineum. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 4.11, seperti berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Pengaruh Jenis Robekan terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Pasca Persalinan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas
Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No Jenis Robekan Penyembuhan Luka
Total p
Baik Kurang
Baik n
n
1 Spontan
22 73,3 8
26,7 30 100,0
0,050 2
Episiotomi 6
42,9 8 57,1 14
100,0
4.8.2. Pengaruh Umur terhadap Penyembuhan Luka Perineum
Berdasarkan Tabel 4.12, menunjukkan bahwa dari responden yang berjumlah 25 orang, berumur 20-35 tahun mengalami penyembuhan luka dengan baik sebesar
64,0 , dan dibandingkan dengan yang berumur 36-45 berjumlah 19 orang mengalami penyembuhan luka dengan baik sebesar 63,2 . Hasil uji chi-square
diperoleh nilai p=0,9540,05, berarti tidak ada pengaruh antara umur dengan penyembuhan luka perineum. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 4.12,
seperti berikut ini:
Tabel 4.12. Pengaruh Umur terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Pasca Persalinan Normal di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa,
Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No Umur
Penyembuhan Luka Total
p Baik
Kurang Baik
n n
1 20 - 35 thn
16 64,0 9
36,0 25 100,0
0,954 2
36 - 45 thn 12
63,2 7 36,8 19
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.8.3.Pengaruh Kebersihan terhadap Penyembuhan Luka Perineum
Berdasarkan Tabel 4.13, menunjukkan bahwa dari responden yang berjumlah 32 orang, kebersihan baik mengalami penyembuhan luka dengan baik
sebesar 78,1 , dan dibandingkan dengan kebersihan kurang baik berjumlah 12 orang mengalami penyembuhan luka dengan baik sebesar 25,0 . Hasil uji chi-square
diperoleh nilai p= 0,003 0,05, berarti ada terdapat hubungan antara kebersihan dengan penyembuhan luka perineum. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel
4.13, seperti berikut ini:
Tabel 4.13. Pengaruh Kebersihan terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Pasca Persalinan Normal di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa,
Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No Kebersihan
Penyembuhan Luka Total
p Baik
Kurang Baik
n n
1 Baik
25 78,1 7 21,9 32 100,0
0,003 2
Kurang Baik 3 25,0 9
75,0 12 100,0 4.8.4.
Pengaruh Budaya terhadap Penyembuhan Luka Perineum
Berdasarkan Tabel 4.14, menunjukkan bahwa dari responden yang berjumlah 32 orang, budaya dalam kategori baik mengalami penyembuhan luka dengan baik
sebesar 78,1 , dan dibandingkan dengan budaya yang kurang baik berjumlah 12 orang mengalami penyembuhan luka dengan baik sebesar 25,0 . Hasil uji chi-
square diperoleh nilaip= 0,003 0,05, berarti ada terdapat hubungan antara budaya dengan penyembuhan luka perineum. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel
4.14, seperti berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Pengaruh Budaya terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Pasca Persalinan Normal di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa,
Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No Budaya
Penyembuhan Luka Total
p Baik
Kurang Baik
n n
1 Baik
25 78,1 7 21,9 32 100,0 0,003
2 Kurang Baik
3 25,0 9 75,0 12 100,0 4.8.5.
Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Penyembuhan Luka Perineum
Berdasarkan Tabel 4.15, menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 33 orang dapat dukungan keluarga dalam kategori baik mengalami penyembuhan luka
baik sebesar 78,8 , dan dibandingkan dengan dukungan keluarga yang kurang baik berjumlah 11 orang mengalami penyembuhan luka baik sebesar 18,2 . Hasil uji chi-
square diperoleh nilaip= 0,001 0,05, berarti ada pengaruh antara dukungan keluarga dengan penyembuhan luka perineum. Hasil analisis bivariat dapat dilihat
pada tabel 4.15, seperti berikut ini:
Tabel 4.15. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Pasca Persalinan Normal di wilayah kerja
Puskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
No Dukungan Keluarga Penyembuhan Luka
Total p
Baik Kurang
Baik n
n
1 Baik
26 78,8 7 21,2 33 100,0 0,001
2 Kurang Baik
2 18,2 9 81,8 11 100,0
Universitas Sumatera Utara
4.9. Penyembuhan Luka Perineum dengan Robekan Spontan