Landasan Filosofis Pembelajaran Yang Berhasil
b. Aliran Konstruktivisme
Konsep pengetahuan menurut aliran ini adalah sebagai hasil kontruksi construct = membentuk manusia. Pembentukan pengetahuan terjadi
karena adanya interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Dengan demikian pengetahuan siswa tidak terbentuk
begitu saja harus diberikan fasilitas agar terbentuk dapat melalui penggunaan metode yang tepat mamupun media yang mendukung
pembentukan pengetahuan itu sendiri. Implikasi dalam pembelajaran adalah setiap guru harus menyadari bahwa setiap siswa sebagai
subyek pembelajaran yang telah mendapat pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. Dengan demikian setiap guru
harus mampu mengembangkan pengetahuan yang telah ada secara maksimal.
c. Aliran Humanisme
Siswa adalah anak manusia yang unik dengan segala kelebihan. Setiap siswa, bagaimanapun mereka pasti memiliki potensi. Potensi yang
tampak tidak dapat menggambarkan sepenuhnya kemampuan laten yang dimilikinya. Seorang siswa yang memperoleh hasil Ujian
Semester mata pelajaran matematika di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal tidak serta merta dicap sebagai siswa bodoh. Kemungkinan
kemampuan numerikalnya agak kurang baik, namun guru yang bijaksana dapat menggali kemampuan lain, seperti: kemampuan
musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal, dan natural.
Aliran humanisme ini berupaya memandang siswa adalah makhluk yang harus dihargai dan dikembangkan karena kelebihannya.
Harapan-harapan siswa dalam pembelajaran juga harus dipenuhi. Implikasi dalam pembelajaran adalah guru melaksanakan tugas
sebagai pelayan yang harus mau mengerti siswa. Guru menyediakan fasilitas pembelajaran yang mengembangkan siswa menjadi manusia
yang berkehendak dan berpotensi.