Sifat Resin Akrilik Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Alat Profilometer Kerangka Teori

2.2.4 Kesalahan Pemanipulasian

Pemanipulasian yang salah akan menyebabkan porositi. Porositi terdiri atas dua yaitu : A. Internal Porosity Internal porosity terjadi karena pemanasan yang tinggi dan cepat. Oleh karena itu panas eksotermal menjadi tinggi. Terdapat sebagian monomer yang tidak sempat berpolimer langsung menguap membentuk bubbles. Bagian-bagian tebal pada resin akan menyebabkan bubbles tersebut terkurung dan menjadi poreus. 3 B. External Porosity External porosity dapat disebabkan oleh ketidakhomogenan bahan tersebut selama proses polimerisasi. Ini mungkin disebabkan monomer di satu bagian lebih banyak daripada bagian yang lain, sehingga bagian ini akan menyusut lebih banyak selama proses polimerisasi. Penyusutan ini akan membentuk ruang-ruang berupa porositi. 3 Selain itu, dapat juga terjadi akibat teknik pengepresan yang kurang tepat. Penekanan yang kurang lama atau resin akrilik terlalu cepat digodok. Hal ini menyebabkan diffusi monomer menjadi kurang baik. 3

2.3 Sifat Resin Akrilik

Resin akrilik terdiri atas tiga sifat. Sifat mekanis, sifat kemis dan sifat fisik. Sifat mekanis resin akrilik adalah kekuatan dan kekerasan. Sifat kemis adalah penyerapan air dan shrinkage resin akrilik. Sifat fisik resin akrilik adalah crazing dan kekasaran. 3

2.4 Kekasaran Permukaan Resin Akrilik

Kekasaran permukaan sesuatu restorasi, misalnya restorasi dari resin akrilik dapat mempengaruhi retensi biofilm, sehingga menyebabkan staining, inflamasi gingiva sehingga dapat mempengaruhi kinerja kerja dari sesuatu restorasi. 5 Menurut Bollen, dkk 1997 timbulnya konsentrasi yang tinggi dari kolonisasi bakteri jika kekasaran permukaan lebih dari 2,0 µm dan karakteristik suatu resin Universitas Sumatera Utara akrilik yang licin itu mempunyai kekasaran permukaan yang berkisar antara 0,03µm dan 0,75 µ m. 5

2.5 Pemolesan

Prosedur pemolesan merupakan proses penyelesaian yang paling halus dan akan menghasilkan goresan yang sangat halus sehingga tidak terlihat kecuali dilihat dengan menggunakan mikroskop. 3,19 Restorasi yang telah dipoles dengan baik dan halus akan meningkatkan kesehatan mulut dengan cara mencegah sisa makanan dan bakteri patogen melekat pada restorasi. Keadaan ini dapat dicapai dengan mengurangi kekasaran permukaan surface roughness restorasi. 3

2.5.1 Bahan-bahan Pemolesan Resin Akrilik

Pumice merupakan hasil dari aktivitas gunung berapi. Aktivitas gunung berapi menghasilkan bahan silika yang berwarna abu-abu muda. Secara umum, pumice digunakan dalam bentuk bubuk tetapi juga dapat ditemukan pada abrasif karet. Bubuk pumice berasal batu vulkanik yang sangat halus dari Italia dan digunakan untuk memoles banyak restorasi misalnya, resin akrilik, email gigi, amalgam gigi dan lempeng emas. 3,4 Gambar 4. Bubuk Pumice Universitas Sumatera Utara Bahan poles tripoli berasal dari endapan batu silika yang ringan dan rapuh. Tripoli terdapat dalam warna putih, merah muda, abu-abu, merah, atau kuning. Tripoli yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah tripoli yang berwarna merah dan abu-abu. Batu tripoli ini terlebih dahulu telah digiling menjadi partikel yang sangat halus dan kemudiannya dibentuk menjadi batang-batang senyawa pemoles. Tripoli banyak digunakan untuk memoles logam campur dan beberapa bahan plastik seperti akrilik. 3 Gambar 5. Tripoli 21 Tin oxide merupakan bahan poles yang sangat halus. Banyak digunakan dalam kedokteran gigi sebagai bahan pemoles untuk gigi, akrilik dan restorasi logam di dalam mulut. Bahan perlu dicampur dengan air, gliserin atau alkohol bagi membentuk suatu pasta abrasif ringan. 3 Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Tin Oxide 22

2.5.2 Alat-alat Pemolesan

a. Micromotor 7 b. Straight handpiece 7 c. Stone bur d. Kertas pasir e. Ragwheel Suatu ragwheel harus digunakan dengan salah satu bahan poles, tidak boleh digunakan secara bergantian dengan bahan abrasif yang berbeda. Ragwheel juga harus dibiarkan lembut dan basah untuk mencegah panas yang berlebihan. 4,12 Gambar 7. Ragwheel Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Cara Pemolesan

Pemolesan dilakukan dengan mempergunakan alat poles dibubuhi bahan poles dalam keadaan basah. Pemolesan juga dilakukan dalam waktu yang tertentu dapat mengurangi kekasaran permukaan yang akan menggangu fungsi dari sesuatu restorasi. Permukaan resin akrilik yang halus dapat mengurangi retensi biofilm, iritasi pada gingiva dan staining. 1-9,12-14,19

2.5.4 Manfaat Pemolesan

Restorasi yang telah melalui proses penyelesaian akhir dan pemolesan dengan sempurna akan memberikan tiga manfaat yaitu : a. Untuk mengurangi perlekatan bakteri sehingga, memelihara kesehatan mulut. Dalam hal ini, pemolesan dapat mengurangi perlekatan stain, plak, kalkulus karena sukar untuk lengket pada permukaan yang halus. b. Mencegah staining c. Nilai estetika. Permukaan yang halus dan mengkilap akan lebih terlihat estetis. Hal ini dapat dicapai dengan cara mengurangi kekasaran permukaan akrilik. Permukaan yang lebih halus memiliki area retensi yang kurang dan lebih mudah untuk mempertahankan kondisi higienis 3,4,7,8

2.6 Alat Profilometer

Kekasaran permukaan surface roughness dapat diukur dengan menggunakan profilometer. Profilometer terdiri dari tracer head dan amplifier. Tracer head terbuat dari stylus intan yang mempunyai radius 0,013 mm. Stylus merupakan peraba dari alat ukur kekasaran permukaan yang dapat digerakkan sepanjang permukaan benda kerja secara manual maupun menggunakan motor penggeraknya yaitu secara otomatis. Stylus akan bergerak apabila bersentuhan dengan permukaan yang tidak rata. Pergerakan stylus ini akan digambarkan dalam bentuk gelombang elektronik oleh treacer head yang kemudian akan diperbesar oleh amplifier sehingga bentuk kekasaran permukaan dapat dilihat dengan menggunakan mata. 20 Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Profilometer Universitas Sumatera Utara

2.7 Kerangka Teori

Resin akrilik Jenis Sifat Komposisi Swapolimerisasi Polimerisasi panas Aktivasi sinar Fisik Crazing Kekasaran Mekanis Kekuatan Kekerasan Kemis Penyerapan air Powder Polimer Inisiator Stabilisator Resin akrilik polimerisasi panas Zat warna Liquid Monomer Inhibitor Plasticizers Shrinkage Pemolesan Alat Bahan Waktu Micromotor Pumice Tripoli Tin oxide Straigth handpiece Ragwheel Stone bur Kertas pasir Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka konsep