Indeks Glikemik Beban Glikemik

27 Berdasarkan hasil yang di dapat, ternyata kedua makanan uji memiliki indeks glikemik jauh lebih tinggi daripada makanan standar. Hal ini disebabkan oleh kandungan bubur dan proses pengolahan bubur itu sendiri. Berdasarkan analisis nutrient kandungan bubur instan dan bubur tradisional, kedua makanan uji ini memiliki serat yang sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Berdasarkan penelitian, serat dapat menjadi kontrol glikemik yang baik. Serat juga memiliki fungsi menurunkan peningkatan glukosa darah dan respon insulin. Serta berperan menurunkan resiko DM tipe dua. Normalnya jumlah serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi yaitu 25-35 gram per hari 24 . Proses masak dan pengolahan bubur menjadi peran penting terhadap peningkatan glukosa darah pada penelitian ini.Panas dan air menyebabkan pati membengkak dan melunak, awalnya memiliki struktur yang intak hingga akhirnya granulnya rusak sehingga melepaskan molekul-molekul dari pati sederhana.Proses lamanya makanan dimasak, membuat proses penghancuran karbohidrat atau serat yang berakibat proses absorpsi karbohidrat dalam tubuh semakin tinggi. Sehingga respon glikemik tubuh semakin tinggi.Glukosa yang mudah diserap juga akan berada di dalam aliran darah lebih sebentar, oleh karena itu rasa lapar semakin cepat dirasakan kembali 25,26 .

4.4 Indeks Glikemik

Perhitungan luas area bawah kurva dihitung dengan metode trapezoid. Setelah dirata-ratakan, didapatkan nilaiindeks glikemik makanan uji yang dilampirkan dalam tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Indeks Glikemik Makanan Uji Makanan IG Mean ± SD Klasifikasi Tinggi 70 Sedang 55-69 Rendah 55 P-value Roti tawar putih 100± 0,00 Tinggi 0,000 Bubur Ayam Instan 112,2± 6,2 Tinggi Roti tawar putih 100± 0,00 Tinggi 0, ,001 Bubur Ayam Tradisional 109,24± 8,01 Tinggi 28 Bubur Ayam Instan 112,2± 6,2 Tinggi 0,271 Bubur Ayam Tradisional 109,24± 8,01 Tinggi berdasarkan uji statistik Paired T Test Secara keseluruhan bedasarkan tabel diatas, indeks glikemik tertinggi adalah bubur ayam instan yaitu 112,2 SD±6,20, disusul oleh bubur ayam tradisional yaitu 109,24 SD±8,01. Makanan berbahan dasar beras yang dijadikan makanan uji dalam penelitian ini keduanya termasuk dalam makanan yang berindeks glikemik tinggi 70.

4.5 Beban Glikemik

Perhitungan nilai beban glikemik makan uji berbahan dasar bubur ini dengan menggunakan rumus : Beban Glikemik = � � � 100 × ℎ ℎ� � Berdasarkan rumus ini, nilai beban glikemik makanan uji berbahan dasar bubur didapatkan sebagai berikut : Tabel 4.6 Beban glikemik Makanan Uji Makanan BG Mean ± SD Klasifikasi Tinggi Sedang Rendah P-value Roti tawar putih 17± 0,00 Tinggi 0,000 Bubur Ayam Instan 34,78± 1,92 Tinggi Roti tawar putih 17± 0,00 Tinggi 0,000 Bubur Ayam Tradisional 43,48±3,19 Tinggi Bubur Ayam Instan 34,78± 1,92 Tinggi 0,000 Bubur Ayam Tradisional 43,48±3,19 Tinggi berdasarkan uji statistik Paired T Test Beban glikemik bubur ayam instan yaitu 34,78 SD±1,92dan bubur ayam tradisional yaitu 43,49 SD±3,19. Dari data nilai beban glikemik yang didapatkan ini, bubur ayam instan dan bubur ayam tradisional termasuk dalam kategori tinggi 20. Walaupun dalam literatur mengatakan bahwa hubungan antara indeks 29 glikemik dan beban glikemik tidak selalu harus selaras satu sama lain, namun pada penelitian ini peneliti mendapatkan informasi bahwa indeks glikemik dan beban glikemik pada bubur ayam instan dan bubur ayam tradisional termasuk dalam kategori tinggi.

4.6 Keterbatasan Penelitian