2.2.6 Sektor Pertanian
2.2.6.1 Tanaman Bahan Makanan
Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, sayur-sayuran,
buah-buahan, kentang, kacang hijau, tanaman pangan lainnya dan hasil-hasil produk ikutannya. Data produksi diperoleh dari BPS Kabupaten Cilacap dan
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap, untuk data harga seluruhnya bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten Cilacap.
NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yakni mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan masing-
masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga berlaku pada setiap tahun. Biaya antara tersebut diperoleh dengan
menggunakan rasio biaya antara terhadap output. Nilai tambah atas dasar harga konstan dihitung dengan cara revaluasi yakni mengalikan produk pada masing-
masing tahun dengan harga pada tahun dasar kemudian dikurangi lagi dengan biaya antara atas dasar harga konstan.
2.2.6.2 Tanaman Perkebunan
1. Tanaman Perkebunan Rakyat Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan
yang diusahakan oleh rakyat dengan luas garapannya kurang dari 25 Ha seperti karet, kopra kopi, kapok, teh, tebu, tembakau, cengkeh dan
sebagainya termasuk produk ikutannya. Data produksi diperoleh dari
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap sedangkan data harga berupa harga perdagangan besar diperoleh dari BPS Kabupaten
Cilacap. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara
pendekatan produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transpor yang digunakan diperoleh dari tabel I-
O, nilai tambah atas dasr konstan dihitung dengan cara revaluasi sama seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan.
2. Tanaman Perkebunan Besar Sub sektor ini mencakup semua jenis kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan perkebunan yang berbentuk badan hukum dengan luas garapannya lebih dari 25 Ha. Komoditi yang dihasilkan adalah cengkeh,
kakaocoklat, karet, kopi, pala, kelapa, dan teh. Baik data produksi maupun harga diperoleh dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap
dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cilacap. Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan
2000 sama seperti yang dilakukan pada tanaman perkebunan rakyat.
2.2.6.3 Kehutanan
Sub sektor kehutanan mencakup tiga jenis kegiatan seperti penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan lainnya. Penebangan kayu menghasilkan kayu
gelondongan, kayu bakar, arang, dan bambu. Sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa kulit kayu, kopal, akar-akaran, dan
sebagainya. Sebagaimana dengan sub sektor lainnya dalam sektor pertanian,
output sektor kehutanan dihitung dengan cara mengalikan produksi dengan harga masing-masing. Penggunaan harga yang berlaku pada masing-masing tahun
menghasilkan output atas dasar harga berlaku, dan penggunaan harga pada tahun dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan 2000. Data harga didapat dari
Perum Perhutani Banyumas. Nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan rasio nilai tambah terhadap output. Rasio tersebut diperoleh dari tabel I-O.
2.2.6.4 Peternakan dan Hasil-Hasilnya