Pemurnian refining Pemucatan bleaching Pemucatan bleaching adalah perlakuan yang dimaksudkan untuk memucatkan Deodorasi deodorization Deodorasi merupakan perlakuan dengan tujuan untuk menghilangkan Penyulingan Asam Lemak

2.6.1 Pemurnian refining

Proses utama yang dilakukan pada pengolahan minyak makan cair adalah pemurnian. Pemurnian refining diartikan sebagai segala perlakuan yang ditujukan untuk menyisihkan ALB, fosfatida, atau senyawa berlendir maupun kotoran lainnya di dalam minyak Suyitno, 1985. Tujuan pemurnian minyak sawit yaitu merubah minyak sawit kasar menjadi kualitas minyak makan secara efisien dengan membuang kotoran-kotoran yang tidak diinginkan sampai pada tingkat yang dapat diterima. Hal ini berarti juga kerugian komponen yang diinginkan diusahakan tetap minimal Pahan, 2010.

2.6.2 Pemucatan bleaching Pemucatan bleaching adalah perlakuan yang dimaksudkan untuk memucatkan

warna dari minyak, selama pemucatan hanya sedikit sekali bahan yang disisihkan dari minyak, dan perlakuan ini biasanya dikerjakan setalah proses pemurnian Suyitno, 1985. Proses pemucatan berupa penjerapan secara fisik dengan menggunakan bleaching eart dan karbon aktif untuk membuang zat-zat yang tidak diinginkan, seperti residu sabun untuk menetralkan minyak, presipitasi gum dari pra perlakuan asam, logam, produk-produk oksidasi, dan pigmen warna seperti klorofil Pahan, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.6.3 Deodorasi deodorization Deodorasi merupakan perlakuan dengan tujuan untuk menghilangkan

komponen-komponen penyebab “flavor” dan “aroma” yang tidak dikehendaki, umumnya dilakukan setelah pemurnian dan pemucatan Suyitno, 1985. Proses deodorasi dipengilangan dilakukan dengan teknologi film tipis Lipico untuk mengikat FFA. Fungsi deodorizer yaitu untuk mengikat FFA, menghilangkan bau, melakukan pemucatan dengan panas, dan recovery PFAD Pahan, 2010.

2.6.4 Penyulingan Asam Lemak

Distilasi adalah inti dari proses pemurnian minyak dan lebih spesifik lagi adalah distilasi kolom. Distilasi dilakukan dengan metode berdasarkan produksi uap dengan merebus campuran cairan yang akan dipisahkan dan mengkondensasikan uap tanpa menyisakan cairan apapun. 2.6.5 Praksinasi Kering Fraksinasi minyak sawit, olein sawit merupakan produk premium dan stearin sawit merupakan produk sampingan. Fraksinasi minyak sawit menjadi di Indonesia dilakukan dengan dua proses yang dikenal sebagai fraksinasi kering dan fraksinasi basah. Umumnya, perusahaan pengilangan memilih teknologi fraksinasi kering dalam proses pengolahan minyak sawit yang menunjukkan komitmen perusahan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup circumstance. Produk minyak goreng dari minyak sawit yaitu “keras” stearin dan “lebih cair” olein. Kedua jenis produk ini dihasilkan dari proses fraksinasi sederhana berdasarkan dua operasional yang mendasar, yaitu pemisahan dan penyaringan. Universitas Sumatera Utara Fraksinasi minyak sawit dapat dilakukan karena trigliserida di dalam minyak mempunyai titik leleh yang berbeda. Pada temperatur tertentu, trigliserida yang mempunyai titik leleh lebih rendah akan menjadi padat sehingga minyak sawit terpisah menjadi fraksi cair olein dan fraksi padat stearin. Fraksi yang terbentuk kemudian dipisahkan dengan penyaringan Pahan. 2010.

2.7 Penyimpanan Minyak