22
3.4 Defenisi Operasional
S. mutans adalah bakteri yang berasal dari stem cell yang merupakan
perkembangan S. mutans diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Sirih hijau adalah sirih hijau yang tumbuh di Desa Purwojoyo Kabupaten
Deli Serdang, Sumatera Utara.
Ekstrak daun sirih hijau pelarut etanol adalah ekstrak yang diperoleh
dengan melakukan ekstraksi daun sirih hijau yang telah dimaserasi dengan pelarut
etanol 96 sehingga diperoleh ekstrak kental.
Diameter zona hambat adalah diameter zona dimana bakteri tidak tumbuh
ditandai dengan zona bening yang diukur dengan kaliper dengan satuan milimeter.
Konsentrasi efektif adalah konsentrasi yang memiliki daya hambat
terhadap pertumbuhan bakteri dengan diameter daya hambat berukuran 12-24 mm mengacu pada standar umum obat asal tanaman Departemen Kesehatan,1988.
8
Ekstrak daun sirih hijau konsentrasi 20 adalah 2 gr ekstrak daun sirih
hijau dalam 10 ml etanol 96 200 mgml.
Kadar hambat minimum adalah kadar hambat minimal yang masih memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan S. mutans, dimana konsentrasi dibawah
kadar hambat minimum tidak lagi menunjukkan daya hambat terhadap pertumbuhan S. mutans.
Universitas Sumatera Utara
23
3.5 Bahan dan Alat Penelitian
3. 5.1 Alat Penelitian
Cakram kosong Oxoid
Autoklaf Yamamoto SN 210
Oven Gallenkomp
Inkubator Fisher scientific Isotemp Incubator model 630-D
Kaliper Krisbow
Erlenmeyer 250ml pyrex
Gelas ukur 100ml pyrex
Vaccum Rotary Evaporator
Neraca Analitic Electric
Tabung reaksi Pyrex
Blender
Freeze Dryer
Vortex
Pisau
Aluminium foil 1 gulungan
Kertas saring
Rak tabung reaksi
Sprayer
Cotton bud steril
Hot Plate
Universitas Sumatera Utara
24
Cawan petri
Pipet micro dan tissue
Batang pengaduk
Bunsen
Ose
Gambar 3. Cakram Kosong Oxoid Gambar 4. Autoklaf Yamamoto SN 210
Gambar 5. Vaccum rotary evaporator
Universitas Sumatera Utara
25
3.5.2 Bahan Penelitian
Daun sirih hijau sebanyak 3,5 kg.
Pelarut etanol 96 7,5 liter
Biakan murni S.mutans
Media MHA Mueller Hinton Agar
Media Nutrient agar
Spritus
Alkohol 70
Wipol
Kapas Steril
Cotton Bud steril
Spritus
Aquades
NaCl 0,85
NaOCl 0,5
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian
3.6.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Farmasi USU, Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU, Laboratorium Mikrobiologi
FMIPA USU.
Universitas Sumatera Utara
26
3.6.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian:
Penulisan skripsi selama 11 bulan yaitu Agustus 2010- Juli 2011
Penelitian Laboratorium selama 3 bulan yaitu April-Juni 2011
3.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Tahap- tahap pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1 Pembuatan Media Bakteri
Sebelum spesimen dibiakkan, dibuat media Nutrient agar yang digunakan untuk pembiakan bakteri, sebanyak 2 gram Nutrient agar dilarutkan ke dalam 100 ml
akuades, lalu dipanaskan di atas tungku pemanas magnetik sampai mendidih. Kemudian dibuat media Mueller Hinton Agar MHA yang digunakan untuk uji
aktifitas antibakteri dari bahan coba. Sebanyak 15,2 gram Mueller Hinton Agar dilarutkan ke dalam 400 ml akuades, lalu dipanaskan di atas tungku pemanas
magnetik sampai mendidih. Setelah media masak, disterilkan ke dalam autoklaf selama 2 jam dengan tekanan udara 2 atm atau suhu 121
C. Setelah disterilkan, media disimpan di dalam kulkas. Jika akan digunakan, media dipanaskan kembali
hingga mendidih lalu dituangkan ke dalam cawan petri.
Universitas Sumatera Utara
27
Gambar 6. Penuangan media dalam cawan petri
3.7.2 Pembiakan Spesimen Biakan uji bakteri yang digunakan pada penelitian
S. mutans berasal dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara. Kegiatan pembiakan spesimen dilakukan dalam suasana aerob. Dilakukan pembiakan S.mutans pada cawan petri berisi media padat Nutrient
agar NA yang telah disiapkan pada prosedur sebelumnya. Biakan bakteri diinkubasi dalam suasana aerob pada suhu 37
C selama 24 jam, lalu diamati apakah bakteri S. mutans murni telah tumbuh subur. Apabila pertumbuhan bakteri tidak subur dan
terjadi kontaminasi bakteri lain, prosedur pembiakkan bakteri dan pengamatan diulang kembali.
3.7.3 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Pembuatan ekstrak daun sirih hijau dilakukan melalui tiga tahapan, pertama dengan metode perkolasi yaitu penyaringan ekstrak daun sirih dalam rendaman
etanol 96, tahap kedua yaitu rotari evaporator dengan tujuan untuk menguapkan
Universitas Sumatera Utara
28
etanol 96 yang telah mengikat ekstrak daun sirih sehingga akan diperoleh ekstrak yang kental, tahapan yang terakhir yaitu freeze dryer, tujuannya untuk mengeringkan
ekstrak yang masih mengandung etanol 96. Sebanyak 3,5 kg daun sirih hijau segar dicuci hingga bersih, dipotong kecil-
kecil dan kemudian dikeringkan selama 10 hari. Setelah dikeringkan maka diperoleh daun sirih yang kering dengan kadar air 10 dan disebut dengan simplisia.
Simplisia dihaluskan dengan blender dan diperoleh serbuk daun sirih sebanyak ±300gr. Serbuk ini kemudian dicampur dengan pelarut etanol 96 di dalam suatu
wadah sambil diaduk-aduk. Serbuk akan menyerap etanol sehingga serbuk akan terlihat mengembang, untuk itu perlu dilakukan penambahan etanol hingga serbuk
tidak menyerap etanol lagi. Setelah itu didiamkan selama 3 jam. Proses selanjutnya disebut dengan perkolasi yaitu menyaring campuran serbuk
dan etanol dalam suatu botol terbalik. Di dalam botol terdapat beberapa lapisan bahan. Mulai dari bagian bawah, diletakkan sebuah karet penutup botol sebagai
penahan infusa yang terhubung dengan botol penampung ekstrak, kemudian dilapisan selanjutnya diletakkan kapas dan kertas saring sebagai penyaring ekstrak agar
diperoleh ekstrak yang jernih. Kemudian campuran serbuk daun sirih dan etanol berada di atasnya dan dilapisi lagi oleh kertas saring. Larutan etanol yang digunakan
sepanjang 5 cm jika diukur dengan menggunakan penggaris. Botol ditutup dengan menggunakan aluminium foil dan plastik. Kemudian terus ditambahkan pelarut etanol
96 sampai diperoleh ekstrak daun sirih yang jernih dan dipantau untuk melihat larutan etanol tidak kering. Setelah diperoleh ekstrak yang jernih, dilakukan
rotavasasi dan freeze dryer untuk memperoleh ekstrak yang kental.
Universitas Sumatera Utara
29
3.7.4 Uji Efektifitas Anti Bakteri
Biakan uji bakteri yang digunakan pada penelitian adalah S.mutans pada media Nutrient agar yang diambil dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Urutan pengujian antibakteri S.mutans adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Suspensi Bakteri
Alat-alat yang akan digunakan pada proses uji aktivitas antibakteri terlebih dahulu dicuci bersih kemudian dikeringkan dan disterilkan dalam autoklaf pada suhu
121°C selama 15 menit. Kemudian sebanyak 1-2 ose dari biakan murni bakteri uji yang telah dikultur dan tumbuh subur, disuspensikan dengan menggunakan NaCl
0,85 sampai diperoleh kekeruhan yang sama dengan standard Mc.Farland 1x10
8
CFUml. Setelah itu sebanyak 400 ml MHA dibagi ke dalam 28 petri yang telah disediakan, dibiarkan sampai memadat, kemudian tiap cawan petri dibagi menjadi 4
area. Suspensi bakteri diambil dengan menggunakan cotton bud steril lalu diswab ke seluruh permukaan media secara merata dan dieramkan dalam inkubator selama 15
menit.
b. Peletakan Cakram yang Telah Ditetesi Bahan Coba pada Media