4.2.3 Motivasi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012
Untuk melihat faktor motif, harapan dan insentif responden di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2012 dapat dilihat
pada tabel 4.6 : Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Motivasi di Wilayah
Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012
No Kategori Jumlah
Persentase
1. Motif
Tinggi Rendah
27 34
44,3 55,7
Total 61
100,0
2. Harapan
Tinggi Rendah
37 24
60,7 39,3
Total 61
100,0
3. Insentif
Tinggi Rendah
56 5
91,8 8,2
Total 61
100,0
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa motif responden paling banyak adalah dengan motif tinggi yaitu 27 orang 44,3, kategori harapan dan insentif paling
banyak pada kategori tinggi masing-masinng 37 orang 60,7 dan 56 orang 91,8.
4.2.4 Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Kunjungan Antenatal
Hasil penelitian tentang perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2012
dapat dilihat pada tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Distribusi Perilaku Responden dalam Melakukan Kunjungan
Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012
No Perilaku Melakukan Kunjungan Antenatal Jumlah Persentase
1 2
Sesuai standar Tidak sesuai standar
46 15
75,4 24,6
Jumlah 61
100,0
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah melakukan pemeriksaan antenatal sesuai standar yaitu 46 orang 75,4 dan tidak sesuai standar
sebanyak 15 orang 24,6.
4.2.5 Distribusi Ibu Hamil Menurut Usia Kehamilan dalam Trimester
Jumlah Responden menurut usia kehamilan dalam trimester dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8. Distribusi Responden yang Melakukan Kunjungan Antenatal di
Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012 Menurut Usia Kehamilan dalam Trimester
No Usia Kehamilan Jumlah Persentase
1 2
3 Trimester I
Trimester II Trimester III
16 25
20 26,23
40,98 32,7
Jumlah 61
100,0
Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian besar responden yang datang memeriksakan kehamilan adalah pada kehamilan trimester II yaitu 25 orang
40,98.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Tabulasi Silang Aksesibilitas Fisik, Aksesibilitas Sosial dan Motivasi Terhadap perilaku Ibu dalam Melakukan Kunjungan Antenatal di
Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012
Berdasarkan hasil analisis bivariat setelah dilakukan tabulasi silang dan uji statistik antara variabel faktor aksesibilitas fisik ketersediaan petugas, aksesibilitas
sosial pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap dan pengambilan keputusan dan motivasi motif, harapan dan insentif dengan perilaku ibu dalam melakukan
kunjungan antenatal dapat dilihat pada tabel 4.9:
Tabel 4.9. Tabulasi Silang Aksesibilitas Fisik, Aksesibilitas Sosial dan Motivasi Dengan Perilaku Ibu dalam Melakukan Kunjungan Antenatal di
Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012
No Variabel
Perilaku Melakukan Antenatal
Total Nilai
p Sesuai
Standar Tidak Sesuai
Standar n
n n
Aksesibilitas Fisik 1
Ketersediaan Petugas
Tinggi 42
76,4 13
23,6 55 100 0,461
Rendah 4
66,7 2
33,3 6
100
Aksesibilitas Sosial 2
Pendidikan
SDSMP 9
64,3 5
35,7 14 100 0,223
SMA DiplomaS1 37
78,7 10
21,3 47 100
3 Pekerjaan
Bekerja 10
90,9 1
9,1 11 100 0,178
Tidak bekerja 36
72,0 14
28,0 50 100
4 Pengetahuan
Baik 30
88,2 4
11,8 34 100 0,021
Buruk 16
59,3 11
40,7 27 100
5 Sikap
Positif 27
93,1 2
6,9 29 100 0,006
Negatif 19
59,4 13
40,6 32 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Lanjutan
No Variabel
Perilaku Melakukan Antenatal
Total Nilai
p Sesuai
Standar Tidak Sesuai
Standar n
n n
6 Pengambilan
Keputusan Istri
21 87,5
3 12,5
24 100 Bukan Istri
25 67,6
12 32,4
37 100 0,07
Motivasi 7
Motif
Tinggi 26
96,3 1
3,7 27 100 0,002
Rendah 20
58,8 14
41,2 34 100
8 Harapan
Tinggi 32
86,5 5
13,5 37 100 0,029
Rendah 14
58,3 10
41,7 24 100
9 Insentif
Tinggi 43
76,8 13
23,2 56 100 0,358
Rendah 3
60,0 2
40,0 5
100 Dari tabel di atas dapat dilihat hubungan antara masing-masing variabel
independen dengan variabel dependen adalah sebagai berikut: a. Hasil analisis hubungan antara ketersediaan petugas dengan perilaku ibu dalam
melakukan antenatal diperoleh bahwa ada sebanyak 42 dari 55 76,4 dengan ketersediaan petugas tinggi melakukan antenatal sesuai standar sedangkan
diantara responden yang mengatakan ketersedeiaan petugas rendah ada 4 dari 6 66,7 yang melakukan pemeriksaan antenatal sesuai standar. Hasil uji statistik
dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p = 0,461 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan petugas dengan perilaku
ibu dalam melakukan kunjungan antenatal.
Universitas Sumatera Utara
b. Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam melakukan antenatal diperoleh bahwa ada sebanyak 9 dari 14 64,3 responden yang
pendidikan SDSMP melakukan antenatal sesuai standar. Sedangkan diantara responden yang pendidikan SMA dan DiplomaS1 ada 37 orang 78,7 yang
melakukan pemeriksaan antenatal sesuai standar. Hasil uji statistik dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p = 0,223 maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal.
c. Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan perilaku ibu dalam melakukan antenatal diperoleh bahwa ada sebanyak 10 dari 11 90,9 ibu yang bekerja
melakukan antenatal sesuai standar sedangkan diantara responden yang tidak bekerja ada 36 dari 50 72,0 yang melakukan pemeriksaan antenatal sesuai
standar. Hasil uji statistik dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p = 0,178 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara status bekerja
dengan perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal. d. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
melakukan antenatal diperoleh bahwa ada sebanyak 30 dari 34 88,2 ibu yang pengetahuan baik melakukan antenatal sesuai standar sedangkan diantara
responden yang pengetahuan buruk ada 16 dari 27 59,3 yang melakukan pemeriksaan antenatal sesuai standar. Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,021 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal.
Universitas Sumatera Utara
e. Hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam melakukan antenatal diperoleh bahwa ada sebanyak 27 dari 29 93,1 ibu dengan sikap
positif melakukan antenatal sesuai standar sedangkan diantara responden dengan sikap negatif ada 19 dari 32 59,4 yang melakukan pemeriksaan antenatal
sesuai standar. Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,006 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan
perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal. f.
Hasil analisis hubungan antara pengambilan keputusan dengan perilaku ibu dalam melakukan antenatal diperoleh bahwa ada sebanyak 21 dari 24 87,5
dengan pengambil keputusan istri melakukan antenatal sesuai standar sedangkan diantara responden yang pengambil keputusan bukan istri ada 25 dari 37 67,6
yang melakukan pemeriksaan antenatal sesuai standar. Hasil uji statistik dengan uji Pearson Chi-Square diperoleh nilai p = 0,07 maka dapat disimpulkan tidak
ada hubungan yang bermakna antara pengambil keputusan dengan perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal.
g. Hasil analisis hubungan antara motif dengan perilaku ibu dalam melakukan antenatal diperoleh bahwa ada sebanyak 26 dari 27 96,3 responden dengan
motif tinggi melakukan antenatal sesuai standar sedangkan diantara responden yang motif rendah ada 20 dari 34 58,8 yang melakukan pemeriksaan
antenatal sesuai standar. Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara motif
dengan perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal.
Universitas Sumatera Utara
h. Hasil analisis hubungan antara harapan dengan perilaku ibu dalam melakukan antenatal diperoleh bahwa ada sebanyak 32 dari 37 86,5 responden dengan
harapan tinggi melakukan antenatal sesuai standar sedangkan diantara responden yang harapan rendah ada 14 dari 24 58,3 yang melakukan pemeriksaan
antenatal sesuai standar. Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,029 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara harapan
dengan perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal. i.
Hasil analisis hubungan antara insentif dengan perilaku ibu dalam melakukan antenatal diperoleh bahwa ada sebanyak 43 dari 56 76,8 responden dengan
insentif tinggi melakukan antenatal sesuai standar sedangkan diantara responden yang insentif rendah ada 3 dari 5 60,0 yang melakukan pemeriksaan antenatal
sesuai standar. Hasil uji statistic dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p = 0,358 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara insentif
dengan perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal.
4.4 Pengaruh Aksesibilitas Fisik, Aksesibilitas Sosial dan Motivasi terhadap Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Kunjungan Antenatal di Wilayah
Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012
Untuk menganalisis pengaruh aksesibilitas fisik ketersediaan petugas, faktor aksesibilitas sosial pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, pengambilan
keputusan dan faktor motivasi motif, harapan dan insentif terhadap perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar
Kecamatan Medan Tuntungan digunakan uji regresi logistik berganda.
Universitas Sumatera Utara
Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan uji regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh
beberapa variabel independen lebih dari satu terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi
regresi logistik ganda adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis bivariatnya.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh ada lima variabel yaitu faktor aksesibilitas fisik ketersediaan petugas, faktor aksesibilitas sosial pengetahuan dan
sikap dan faktor motivasi motif dan harapan mempunyai nilai p0,25, maka dapat diidentifikasi variabel independen tersebut dapat dimasukkan dalam analisis
multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda seperti terlihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Variabel
Nilai B
Nilai P
ExpB OR
95 C.l.for Exp B
Lower Uppr
Pengetahuan 3,644
0,005 38,241 3,044
480,474 Sikap
2,863 0,023
17,506 1,489
205,763 Motif
4,147 0,005 63,233
3,527 1133,758
Harapan 2,381
0,019 10,813
1,484 78,762
Constant -3,844
0,004 0,021
Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh hasil bahwa variabel yang berpengaruh signifikan adalah pengetahuan koefisien regresi=
3,644, sig= 0,005, sikap koefisien regresi= 2,863, sig= 0,023, motif koefisien regresi= 4,147, sig= 0,005, harapan koefisien regresi= 2,381, sig= 0,019.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda tersebut dapat ditentukan nilai probabilitas ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal sesuai standar dengan
rumus sebagai berikut:
1 f Z =
1 + e
– α+β
1 x
1 + β
2 x
2 +
...+ β i
x i
fZ = Probabilitas perilaku dalam melakukan kunjungan antenatal α = Konstanta
ß
1
- ß
4
= Koefisien regresi X
1
X = Pengetahuan
2
X = Sikap
3
X = Motif
4
1 = Harapan
f Z =
1 + e Hasil analisis didapatkan bahwa jika pengetahuan baik, sikap positif, motif
tinggi dan harapan tinggi maka probabilitas ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal sesuai standar adalah sebesar 99,99 sebaliknya jika pengetahuan buruk,
sikap negatif, motif dan harapan rendah maka probabilitas ibu hamil untuk
melakukan kunjungan antenatal sesuai standar adalah 2,10.
–-3,844+3,644 pe + 2,863si + 4,147mo+ 2,381ha
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Perilaku Ibu dalam Melakukan Kunjungan Antenatal
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 75,4 ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal sesuai standar dan 24,6 tidak sesuai standar. Penelitian ini
sesuai dengan penelitian Deswani 2003 yang meneliti tentang kedatangan pada kunjungan pertama ke pelayanan antenatal menemukan 22,9 ibu hamil terlambat
datang ke pelayanan antenatal. Penelitian Ginting 2001 di Kecamatan Pesangrahan Jakarta Selatan menemukan hampir 40,2 ibu hamil tidak memanfaatkan pelayanan
antenatal sesuai standar dan 11,4 tidak pernah memanfaatkan pelayanan antenatal. Demikian juga dengan hasil penelitian Adri 2008 ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan kategori sesuai standar sebesar 69,4 dan 30,6 melakukan pemeriksaan kehamilan tetapi frekuensinya tidak sesuai dengan umur
kehamilannya sehingga dikategorikan tidak sesuai standar. Perilaku ibu dalam melakukan kunjungan antenatal dikatakan sesuai standar
apabila ibu melakukan pemeriksaan pertama kali ke petugas kesehatan pada usia kehamilan kurang dari 14 minggu minimal 1 kali, pada usia kehamilan antara 14-28
minggu minimal 1 kali pemeriksaan dan pada saat usia kehamilan setelah 28 minggu sampai menjelang persalinan minimal 2 kali melakukan pemeriksaan Depkes RI,
2009.
Universitas Sumatera Utara